BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

Dr. Hamidie Ronald M.Pd

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan,

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Dekan Cup Review Maret

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

Online di :

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN. Penelitian yang berjudul : Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran pada siswa kelas XI SMAN 1 Palimanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. melakukan jogging, berlari, berjalan, bersepeda, bermain basket, futsal,

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN PEDESAAAN NASKAH PUBLIKASI

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

r. Or. Mansur, M.S. NIP (f

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN STATUS HIDRASI SETELAH LATIHAN PADA ATLET RENANG DI KOTA SEMARANG

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Negeri Jakarta (UNJ) atau dikenal dengan nama kampus hijau adalah perguruan tinggi negeri yang beralamat di jalan Pemuda no. 10 Rawamangun, Jakarta Timur yang didirikan pada tahun 1964. Universitas Negeri Jakarta memiliki beberapa kegiatan bagi mahasiswa/i yang sedang menempuh jalur pendidikan, sebagai tempat bagi mahasiswa/i untuk mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan di luar kelas. Universitas Negeri Jakarta memiliki organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang olahraga disebut dengan Unit Kegiatan Olahraga (UKO) mahasiswa UNJ didirikan pada tanggal 12 Desember 1984 oleh Drs. Octavianus Matakupan yang mewadahi 27 cabang olahraga, tak terkecuali Kuliah Olahraga Prestasi (KOP) rugby. KOP rugby di Universitas Negeri Jakarta lebih dikenal dengan nama rugby UNJ. Olahraga sepakbola rugby adalah permainan dengan cara berlari membawa bola di tangan pemain sampai ke area lawan, pemain boleh memegang, melempar ataupun menendang bola rugby, dalam permainan ini diperbolehkan melakukan tubrukan dengan lawan pemain hingga terjatuh (Pook, 2012). Rugby adalah salah satu contoh aktivitas olahraga yang memerlukan status hidrasi yang baik, dibutuhkan konsentrasi (menyusun strategi bermain), kebugaran fisik (tidak cepat lelah), kekuatan (rugby termasuk olahraga yang keras, karena boleh menjatuhkan lawan dengan menerjangnya), ketahanan dan tenaga, dan juga proses pemulihan (recovery) yang cepat (Benardot, 2012). Rugby UNJ berlatih setiap hari selasa dan kamis pukul 16:00 WIB di GOR Velodrome Rawamangun dan hari sabtu pukul 06:00 WIB di GOR Velodrome Rawamangun. Prestasi rugby UNJ berhasil meraih posisi winner plate pada Kejuaraan Inter Ploly 10 s 2016, Malaka, Malaysia, dan pada tanggal 19 November 2016 dalam Kejuaraan Nasional Rugby 7 s antar Perguruan Tinggi ke-3 di stadion Velodrome, rugby UNJ memperoleh kemenangan dengan menjadi juara 1 posisi winner cup putri, juara 1 posisi winner cup putra, dan 1

2 juara 3 posisi winner bowl putra. Pencapaian prestasi yang baik dapat diawali dengan memiliki kebugaran tubuh yang baik, kebugaran dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami rasa lelah yang berarti (Nenggala, 2006). Faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran seseorang adalah faktor usia, jenis kelamin yang dimiliki, faktor genetik, aktivitas fisik sehari-hari, kebiasaan merokok, status gizi yang dimiliki (Ikrami, 2013). Kebugaran pada atlet rugby UNJ dapat dilihat dari hasil uji tes menggunakan tes kebugaran cooper test atau lari selama 12 menit, merupakan sebuah metode untuk menetapkan konsumsi oksigen maksimal, yang hasilnya tepat, mudah dilaksanakan serta tidak memerlukan alat, yang dibutuhkan hanya lintasan, atau jarak yang telah diukur (Majohan, 2016). Pemenuhan asupan cairan dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang terhadap pentingnya mengonsumsi air. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya pada mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan merupakan domain terpenting untuk menciptakan sebuah perilaku bagi manusia (Sunaryo, 2004). Jika pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang konsumsi cairan baik maka informasi yang didapat mengenai pentingnya mengonsumsi air juga akan baik dan akan mempengaruhi kebiasaan untuk memenuhi asupan cairan sehingga didapatkan status hidrasi yang baik yang akan membuat tingkat kebugaran tubuh menjadi baik pula. Asupan cairan diperlukan oleh atlet rugby UNJ untuk menjaga status hidrasi tubuh mereka. Keseimbangan cairan atau yang dikenal dengan kata hidrasi adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh, tubuh akan selalu berupaya agar cairan di dalam tubuh bersifat konstan/tetap (Murray, 2007). Status hidrasi dapat di cek dengan menggunakan kartu PURI (Periksa Urin Sendiri) sebagai indikator untuk menentukan tingkat hidrasi dan mengetahui gambaran mengenai jumlah cairan yang dikonsumsi, dengan melihat warna urin yang dihasilkan dan dibandingkan dengan klasifikasi warna yang ada di dalam kartu PURI. Status hidrasi akan baik jika atlet rugby UNJ mengonsumsi cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhan cairan yang pada umumnya minimal 2-4 liter, tetapi yang paling baik adalah 30-40 ml/kg

3 berat badan (Bompa & Claro, 2009). Di Indonesia, air termasuk ke dalam pesan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang tercantum pada no.7 yaitu Biasakan minum air putih cukup dan aman (Departemen Kesehatan, 2014). Air merupakan bagian utama dalam tubuh, sekitar 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass) (Yulia, 2015). Atlet rugby UNJ sangat memerlukan air, aktivitas rugby yang berat ditambah dengan kondisi suhu yang meningkat dapat meningkatkan aktivitas otot untuk mengaktifkan sistem pendingin tubuh (menjaga tubuh agar tidak panas) dengan melakukan peningkatan pengeluaran keringat, keringat akan keluar bersama air dan mineral yang penting bagi tubuh, ini akan terlihat ketika tubuh mengalami dehidrasi sebanyak 2% dari berat tubuh (Bompa & Claro, 2009). Dehidrasi sebanyak 2% dari berat tubuh juga dapat menurunkan tingkat konsentrasi melihat (visual-motor tracking), dan daya ingat sesaat (short-team memoy) (Lieberman H. R., 2007). Dehidrasi pada atlet rugby UNJ dapat membuat prestasi dan performa latihan ataupun pertandingan akan menurun, sehingga pada atlet rugby UNJ diharuskan tidak mengalami dehidrasi. Menurut penelitian yang dilakukan Dittasari Putriana mengenai konsumsi cairan periode latihan dan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepakbola remaja di Sekolah Sepak Bola Universitas Diponegoro Semarang sebanyak 47 atlet, didapatkan hasil konsumsi cairan sehari berkisar antara 1641.8 ml-4534.6 ml dengan rerata 3050.92±631.70 ml, sedangkan konsumsi cairan periode latihan berkisar antara 929.8 ml-2846.7 ml dengan rerata 1678.7±457.99 ml dan 42 dari 47 atlet mengalami significant dehydration (89.4%) dan sebanyak 5 atlet mengalami minimal dehydration (10.6%), hal ini menunjukkan bahwa pada atlet sepakbola remaja di SSB Universitas Diponegoro masih mengalami kurang asupan cairan (Putriana, 2014). Penelitian lainnya yang dilakukan Reza Imam Ramdhan mengenai hubungan antara status hidrasi dan konsumsi cairan pada atlet bola basket putra dan putri Kejurda kelompok usia 18 tahun Kabupaten Indramayu dengan menggunakan atlet sebanyak 23 atlet, didapatkan hasil sebanyak 12 dari 23 atlet mengalami status hidrasi kurang (52.2%), sebanyak 11 dari 23 atlet memiliki konsumsi cairan yang kurang (47.0%) (Ramdhan, 2016).

4 B. Identifikasi Masalah Rugby merupakan olahraga yang memerlukan asupan cairan yang baik guna menjaga hidrasi. Apabila asupan cairan dan status hidrasi tidak terjaga dengan baik, maka akan menurunkan tingkat kebugaran dalam melakukan latihan ataupun pertandingan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya prestasi atlet rugby UNJ. Atlet rugby rentan mengalami kekurangan asupan cairan yang sesuai dengan kebutuhan. C. Pembatasan Masalah Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan tidak semua faktor diteliti oleh peneliti, agar penelitian terarah maka penelitian ini memiliki pembatasan masalah yang akan membahas pengetahuan tentang cairan, asupan cairan, status hidrasi, status gizi, aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran fisik yang dimiliki oleh atlet rugby UNJ. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah mengenai pengetahuan tentang cairan, asupan cairan, status hidrasi, status gizi, aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran fisik pada atlet rugby UNJ. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi pengetahuan tentang cairan, asupan cairan, status hidrasi, status gizi, aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran fisik pada atlet rugby di Universitas Negeri Jakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui data karakteristik atlet rugby UNJ. b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan atlet rugby UNJ tentang cairan yang diperlukan bagi tubuh. c. Menganalisa asupan cairan pada atlet rugby UNJ berdasarkan hasil pengisian form SQ-FFQ (Semi Quantitatif Food Frequency Questionnaire).

5 d. Menganalisa status hidrasi atlet rugby UNJ berdasarkan warna urin yang dihasilkan dan dibandingkan dengan klasifikasi skala warna dari kartu PURI sebagai indikator untuk menentukan status hidrasi. e. Mengetahui status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) yang dimiliki atlet rugby UNJ. f. Mengidentifikasi kategori aktivitas fisik yang dimiliki atlet rugby UNJ dengan melakukan pengisian form recall aktivitas fisik. g. Mengidentifikasi tingkat kebugaran atlet rugby UNJ dengan melakukan uji kebugaran cooper test. h. Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang cairan, asupan cairan, status hidrasi, aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran pada atlet rugby UNJ. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi atlet rugby UNJ Dengan adanya hasil penelitian ini, dapat menambah pengetahuan atlet mengenai pentingnya mencukupi asupan cairan sesuai yang dianjurkan, mengetahui pentingnya hidrasi, dan menjaga level hidrasi bagi tubuh dalam rangka menjaga tingkat kebugaran pada saat latihan maupun pada saat pertandingan. 2. Bagi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dengan adanya hasil penelitian ini, dapat menjadi pelengkap kepustakaan ilmiah yang ada pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Gizi di Universitas Esa Unggul yang dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan. 3. Bagi peneliti Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama menjalankan kuliah di Universitas Esa Unggul program studi Ilmu gizi serta menambah pengalaman tentang penelitian ilmiah.

6 G. Keterbaruan Penelitian No Tahun Judul Penelitian 1 2016 Reza Iman Ramdhan /Hubungan Antara Status Hidrasi Serta Konsumsi Cairan Pada Atlet Bola Basket Putra dan Putri Kejurda Kelompok Usia-18 Tahun Kabupaten Indramayu 2 2015 Dittasari Putriana/ Status Hidrasi Sebelum dan Sesudah Latihan Atlet Sepak Bola Remaja Rancangan Penelitian Mixed Methods Hasil - Sampel jenuh berjumlah 23 atlet basket putra dan putri. 12 atlet lakilaki dan 11 atlet perempuan. - Status hidrasi menggunakan tes urin didapatkan hasil status hidrasi baik sebanyak 2 atlet (8.7%), status hidrasi sedang sebanyak 5 atlet (21.7%), status dehidrasi sebanyak 12 atlet (52.2%), dan status sangat dehidrasi sebanyak 4 atlet (17.4%). - Asupan cairan menggunakan food beverage, asupan cairan pada atlet laki-laki didapatkan hasil asupan cairan kurang sebanyak 7 atlet (30.4%), asupan cairan cukup sebanyak 1 atlet (4.4%), dan asupan cairan lebih sebanyak 4 atlet (17.4%). Asupan cairan pada atlet perempuan didapatkan hasil asupan cairan kurang sebanyak 4 atlet (17.4%), asupan cairan cukup sebanyak 3 atlet (13%), dan asupan cairan lebih sebanyak 4 atlet (17.4%). - Tidak ada hubungan antara jumlah asupan cairan dan status hidrasi (p=0.339, r= -0.185). - Sampel random sampling sebanyak 47 atlet, populasi seluruh atlet sepakbola laki-laki usia 13-16 tahun di Sekolah Sepak Bola Undip Semarang. - Hasil ukur berat jenis urin sebelum latihan didapatkan hasil status hidrasi baik sebanyak 1 atlet (2.1%), status dehidrasi sedang sebanyak 13 atlet (21.1%), dan status dehidrasi berat sebanyak 33 atlet (68%).

7 No Tahun Judul Penelitian 3 2015 Ben G. Piggot, Mc. Guigan, dan Newton/Hubungan Antara Kapasitas Fisik dan Kecocokan Kinerja di Semiprofessional Sepakbola Australia 4 2015 Gandis Asti Rizkiyanti/Status Hidrasi, Aktivitas Fisik, dan Tingkat Kebugaran Atlet Futsal Remaja Putri Rancangan Penelitian Hasil - Atlet kurang mengonsumsi cairan selama latihan sebanyak 38 atlet (80.9%) maupun setelah latihan sebanyak 42 atlet (89.4%). - Rerata konsumsi cairan pada periode latihan 1678.77+457.9 ml lebih rendah dari kebutuhan yang dianjurkan 2400-3400 ml. - Ada hubungan konsumsi cairan pada periode latihan (p=0.043, r=- 0.297) dan status hidrasi sebelum latihan (p=0.006, r=0.392) dengan status dehidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja. Experimental - Sampel sebanyak 36 atlet laki-laki berusia 19-30 tahun yang bergabung di WAFL (West Australian Football League). - Ada hubungan yang signifikan antara kapasitas fisik atlet dan performa atlet pada saat pertandingan (p<0.05). - Ada hubungan antara tingkat kebugaran fisik atlet terhadap performa pada saat pertandingan (p<0.05). - Sebanyak 21 atlet remaja berjenis kelamin perempuan yang tergabung dalam NLFC (Netic Ladies Futsal Club) di Bogor. - Status gizi didapatkan hasil status gizi normal sebanyak 20 atlet (95.2%), dan status gizi gemuk sebanyak 1 atlet (4.8%). - Pengetahuan Gizi didapatkan hasil pengetahuan kurang sebanyak 2 atlet (9.55), pengetahuan cukup sebanyak 13 atlet (61.9%), dan pengetahuan baik sebanyak 6 atlet (28.6%). - Aktivitas fisik didapatkan hasil aktivitas sedang sebanyak 3 atlet (14.29%), dan aktivitas berat sebanyak 18 atlet (85.71%).

8 No Tahun Judul Penelitian 5 2014 Normah Jusoh /Hubungan Antara Status Hidrasi, Pengetahuan Hidrasi, dan Kebiasaan Konsumsi Cairan Selama Atlet Sekolah di Perak Sekolah Olahraga Rancangan Penelitian Hasil - Status hidrasi didapatkan hasil terhidrasi sebanyak 6 atlet (28.57%), dan dehidrasi ringan sebanyak 15 atlet (71.43%). - Tingkat kebugaran didapatkan hasil tingkat kebugaran baik sekali sebanyak 11 atlet (52.4%), kebugaran baik sebanyak 4 atlet (19.0%), dan kebugaran cukup sebanyak 6 atlet (28.0). - Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan cairan (p=0.401, r=-0.193). - Tidak ada hubungan antara asupan cairan dan status hidrasi (p=0.836, r=-0.048). - Tidak ada hubungan antara status hidrasi dan tingkat kebugaran fisik (p=0.356, r=0.212). - Tidak ada hubungan antara status gizi dan tingkat kebugaran (p=0.603, r=-0.120). - Sampel sebanyak 80 atlet, 45 atlet laki-laki dan 25 atlet perempuan dengan rentang usia 13-17 tahun, diambil secara random sampling pada sekolah atlet di Perak, Malaysia. - Tidak ada hubungan antara status hidrasi, pengetahuan tentang hidrasi, dan asupan cairan (p>0.05). - Tidak ada perbedaan antara status hidrasi, pengetahuan tentang hidrasi, dan asupan cairan pada atlet laki-laki dan perempuan (p>0.05).

9 No Tahun Judul Penelitian 6 2014 Nikolaidis dan Theodoropoulou /Hubungan Antara Pengetahuan Gizi dan Tingkat Kebugaran pada Pemain Bola Semiprofesional 7 2013 Khoirunnisa Andayani/ Hubungan Konsumsi Cairan dengan Status Hidrasi Pada Pekerja Industri Laki-Laki 8 2012 Dika Aning Diyani/ Hubungan Pengetahuan, Aktivitas Fisik, dan Faktor Lain Terhadap Konsumsi Air Minum Pada Mahasiswa FKMUI Tahun 2012 Rancangan Penelitian Hasil - Sampel sebanyak 185 atlet yang diuji pada masa 2011-2012 dan 2013-2014. - Ada hubungan yang lemah antara pengetahuan tentang gizi dan tingkat kebugaran fisik (p=0.05, r=0.34) - Sampel random sampling sebanyak 73 pekerja laki-laki. - Hasil recall 3x24 jam didapatkan hasil mengonsumsi cairan 6.0-7.9 liter/hari sebanyak 2 pekerja (2.7%), mengonsumsi cairan 4.0-5.9 liter/hari sebanyak 40 pekerja (53.4%), dan mengonsumsi cairan 2.0-3.9 liter/hari sebanyak 32 pekerja (43.9%). - Status hidrasi didapatkan hasil status hidrasi baik sebanyak 21 pekerja (28.8%), dehidrasi ringan sebanyak 27 pekerja (37.0%), dehidrasi sedang sebanyak 11 pekerja (15.0%), dan dehidrasi berat sebanyak 14 pekerja (19.2%). - Ada hubungan antara konsumsi cairan dan status hidrasi (p=0.006, r=-0.319), dan tidak ada hubungan antara status gizi dan status hidrasi (p=0.072, r=0.212) - Jumlah sampel sebanyak 123 orang. - Konsumsi cairan didapatkan hasil mengonsumsi cairan cukup sebanyak 62 mahasiswa (50.4%), dan mahasiswa yang mengonsumsi cairan kurang sebanyak 61 mahasiswa (49.6%).

10 No Tahun Judul Penelitian Rancangan Penelitian Hasil - Aktivitas fisik didapatkan hasil aktivitas berat sebanyak 70 mahasiswa (56.9%), aktivitas sedang sebanyak 37 mahasiswa (30.1%), dan aktivitas kurang sebanyak 16 mahasiswa (13%). - Gambaran pengetahuan didapatkan hasil pengetahuan baik sebanyak 75 mahasiswa (61%), dan pengetahuan kurang sebanyak 48 mahasiswa (39%). - Ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan cairan (p=0.024), dan ada hubungan antara pengetahuan dan konsumsi cairan (p=0.013). Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah : a. Keterbaruan dengan membahas tentang tingkat pengetahuan responden mengenai pengetahuan tentang cairan. b. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tentang tingkat kebugaran dan belum ada penelitian tentang tingkat kebugaran yang dipengaruhi asupan cairan dan status hidrasi. Subjek penelitian yaitu atlet rugby, karena rugby adalah olahraga yang lengkap yaitu memerlukan status hidrasi yang baik, dibutuhkan konsentrasi (menyusun strategi bermain), kebugaran fisik (tidak cepat lelah), kekuatan (rugby termasuk olahraga yang keras, karena boleh menjatuhkan lawan dengan menerjangnya), ketahanan dan tenaga, dan juga proses pemulihan (recovery) yang cepat.