Dr. Hamidie Ronald M.Pd

Transkripsi

1 Pengaruh Rehidrasi Menggunakan Air Putih (Biasa) dan Cairan Elektrolit Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional (Studi Eksperimen Pada Perkuliahan Atletik Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ) Dr. Hamidie Ronald M.Pd

2 Latar Belakang Masalah Pengeluaran keringat yg banyak pd pelaku olahraga di daerah panas Penurunan performance bila terjadi penurunan berat badan 2%. Atlet/pelaku olahraga tidak berhasil memulihkan kelelahan. Pemilihan jenis cairan rehidrasi (pengganti) yang kurang tepat.

3 Perumusan Masalah Pengeluaran keringat diperlukan untuk mempertahankan homeostasis tetapi pengeluaran keringat yang banyak akan menganggu penampilan sehingga pemilihan jenis cairan sangat memegang peranan penting dalam pemulihan kemampuan fungsional.

4 Perumusan Masalah (Lanjutan) Pertanyaan penelitian : 1. Adakah pengaruh penggantian cairan (rehidrasi) dengan air putih (biasa) terhadap pemulihan kemampuan fungsional? 2. Adakah pengaruh penggantian cairan (rehidrasi) dengan elektrolit terhadap pemulihan kemampuan fungsional? 3. Manakah yang lebih efektif memulihkan kemampuan fungsional antara penggantian air putih (biasa) dan cairan elektrolit?

5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian cairan (rehidrasi) dengan air biasa terhadap pemulihan kemampuan fungsional. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian cairan elektrolit terhadap pemulihan kemampuan fungsional 3. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara pemberian cairan (rehidrasi) dengan menggunakan air biasa dengan cairan elektrolit terhadap pemulihan kemampuan fungsional.

6 Hipotesa Penelitian 1. Rehidrasi dengan air biasa saja tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam memulihkan kemampuan fungsional dengan baik. 2. Rehidrasi dengan cairan elektrolit memberikan pengaruh yang berarti dalam mempercepat pemulihan kemampuan fungsional. 3. Rehidrasi dengan elektrolit merupakan moda pemulihan yang efektif dibandingkan dengan rehidrasi dengan air biasa (putih) dalam memulihkan kemampuan fungsional.

7 Metoda Penelitian Eksperimen yaitu suatu metode yang memberikan manipulasi dan kontrol terhadap variabel yang diteliti yang dimaksudkan untuk memperoleh bukti yang meyakinkan dari variabel tersebut.

8 Desain Penelitian Rehidrasi cairan biasa Rehidrasi Cairan elektrolit Perkuliahan atletik dg intensitas tinggi Kemampuan Fungsional

9 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi : Mhsw FPOK UPI Kepelatihan yang melakukan praktek perkuliahan atletik jumlah 48 orang (25 laki-laki, 23 perempuan). Sampel : 20 orang ( 14 laki-laki, 6 orang perempuan)

10 Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : a. Rehidrasi dengan air putih biasa b. Rehidrasi dengan cairan elektrolit 2. Variabel Terikat : Pemulihan Kemampuan Fungsional (dilihat dari tes 12 menit pertama, aktifitas OR berat, tes 12 menit kedua)

11 Tehnik Pengumpulan Data Tehnik Observasi dan Pengumpulan Data Administrasi Pengambilan Data

12 Pengambilan Data Pelaksanaan tes dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2007, tes dilaksanakan pada pukul 9.50 bertempat di Lapangan Sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Setia Budhi 226 Bandung indeks WBGT menunjukkan angka 21,3 0 C

13 Pengambilan Data Adapun tata tertib pelaksanaan tes sebagai berikut : 1.Sampel diberi pengarahan terlebih dahulu. 2. Sampel di timbang berat badannya. 3. Sampel kemudian melakukan tes lari 12 menit pertama. 4. Setelah melakukan tes lari 12 menit pertama sampel dilarang minum tetapi langsung melakukan kegiatan perkuliahan atletik yang berdurasi 100 menit.

14 Pengambilan Data (Lanjutan) 5. Peneliti berdasarkan hasil ranking dari tes lari 12 menit pertama membagi sampel menjadi 2 kelompok yang seimbang dimana masing-masing terdiri dari 10 orang. 6. Adapun pembagian kelompoknya adalah sebagai berikut: a.kelompok I adalah yang meminum cairan rehidrasi air biasa. b. Kelompok II adalah yang meminum cairan rehidrasi yang mengandung elektrolit. 7. Setelah selesai perkuliahan atletik 100 menit maka sampel ditimbang kembali berat badannya.

15 Pengambilan Data (Lanjutan) 8. Sampel diberi waktu 1 jam untuk beristirahat dan diperbolehkan minum berdasarkan jenis minuman yang telah dibagi berdasarkan 2 kelompok tersebut diatas dan jumlah cairan yang diminum berdasarkan kekurangan berat badan akibat kehilangan keringat selama aktifitas (hasil berat badan sebelum tes 12 menit pertama dikurangi hasil berat badan sesudah selesai perkuliahan) menit kemudian sampel kembali ditimbang berat badannya dan setelah itu sampel tidak diperkenankan untuk minum lagi. 10.Setelah 1 jam beristirahat sampel kemudian melakukan tes lari 12 menit kedua.

16 Analisis Data Data dianalisis dengan cara : Melakukan uji statistik dengan mengggunakan tehnik uji korelasi untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis rehidrasi pada olahraga berat dengan pemulihan kemampuan fungsional Analisis uji korelasi yang dilakukan dalam menginterprestasikan hasil penelitian adalah dengan menggunakan signifikansi korelasi digunakan rumus uji t.

17 Tabel 1.Hasil Uji t Penurunan Berat Badan (Setelah Perkuliahan Atletik (Intensitas Berat) Dibandingkan dengan Sebelum Pre Test) Masing-masing Kelompok Kelompok t- hit t- tab Kesimpulan Kelompok Cairan Air Putih Biasa 4,10-2,10 <t< 2,10 Signifikan Kelompok Cairan Elektrolit 5,15-2,10<t<2,10 Signifikan

18 1. Pengaruh Penggantian Cairan Dengan Air Putih (Biasa) Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Tabel 2.: Hasil Uji t Kelompok Rehidrasi Air Putih (Biasa) Pada tes 12 Menit Pertama (post Test) dibandingkan dengan Tes 12 Menit Kedua (Post Test) Kelompok T-hit T-tab Kesimpulan Cairan air putih biasa 3,59-2,10<t<2,10 (Signifikan)

19 2 Pengaruh Penggantian Cairan Dengan Cairan Elektrolit Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Tabel 3: Hasil Uji t Kelompok Rehidrasi Cairan Elektrolit Pada tes 12 Menit Pertama (post Test) dibandingkan dengan Tes 12 Menit Kedua (Post Test) Kelompok T-hit T-tab Kesimpulan Cairan elektrolit 1,60-2,10<t<2,10 Tidak Signifikan

20 3 Perbedaan Pengaruh Kedua Macam Rehidrasi Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Tabel 4: Hasil Uji t Kemampuan Fungsional Pada Tes 12 Menit Kedua (Post Test) Antara Masing-masing kelompok Rehidrasi Kelompok T-hit T-tab Kesimpulan Cairan Air Putih Biasa dan Cairan Elektrolit -2,36-2,10<t<2,10 Signifikan

21 Diskusi Penemuan 1. Pengaruh Rehidrasi dengan Cairan Biasa Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Hasil perhitungan uji t kelompok rehidrasi antara kelompok rehidrasi dengan air biasa (putih) pada tes 12 menit pertama dengan kelompok rehidrasi dengan air biasa (putih) pada tes 12 menit kedua diperoleh t hitung = 3,59 sedangkan t tabel = 2,10, maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan fungsional kelompok rehidrasi dengan air putih (biasa) pada hasil post test dan pre testnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rehidrasi dengan air bputih (biasa) tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam memulihkan kemampuan fungsional dalam interval waktu 120 menit ( mulai dari pre test sampai post test).

22 Diskusi Penemuan (Lanjutan) 2. Pengaruh Rehidrasi dengan Cairan Elektrolit Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Hasil uji t kemampuan fungsional dua kelompok rehidrasi antara kelompok rehidrasi dengan cairan elektrolit pada tes 12 menit pertama (pre test) dengan kelompok rehidrasi cairan elektrolit pada tes 12 menit kedua (post test) diperoleh t-hitung = 1,60 sedangkan interval t tabel: -2,10 < t < 2,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan fungsional kelompok rehidrasi dengan cairan elektrolit pada post test dengan kelompok rehidrasi dengan cairan elektrolit pada pre test. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kemampuan fungsional post test kelompok rehidrasi cairan elektrolit tidak mengalami penurunan prestasi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan fungsional pada tes 12 menit pertama (pre test). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rehidrasi dengan cairan elektrolit cukup baik dalam memulihkan kemampuan fungsional.

23 Diskusi Penemuan (Lanjutan) 3. Pengaruh Kedua Macam Rehidrasi Terhadap Pemulihan Kemampuan Fungsional Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari kemampuan fungsional yang dilihat dari tes 12 menit ke dua pada kelompok rehidrasi maka dilakukan uji kesamaan rata-rata (Uji t ) dengan hasil t-hitung = - 2,36 sedangkan t-tabel = 2,10 ternyata t hitung = -2,36 sedang t tabel: -2,10 < t < 2,10. Terlihat bahwa terdapat hasil perbedaan yang signifikan terjadi pada perhitungan uji t post test kelompok rehidrasi dengan cairan elektrolit dengan post test kelompok rehidrasi dengan cairan biasa (putih). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terbukti bahwa rehidrasi dengan cairan elektrolit merupakan cara rehidrasi yang efektif dalam memulihkan kemampuan fungsional.

24 KESIMPULAN 1. Kelompok dengan rehidrasi air putih (biasa) tidak menunjukkan pengaruh yang berarti untuk memulihkan kemampuan fungsional. 2. Kelompok dengan rehidrasi cairan elektrolit menunjukkan pengaruh yang berarti untuk memulihkan kemampuan fungsional. 3. Rehidrasi dengan menggunakan cairan elektrolit lebih efektif untuk memulihkan kemampuan fungsional dibandingkan dengan rehidrai dengan memakai air putih (biasa) saja.

25 REKOMENDASI 1. Pelaku Olahraga dibiasakan untuk mengganti kehilangan keringat dengan melakukan rehidrasi dengan minum cairan sebanyak penurunan berat badan yang terjadi. 2. Jenis Rehidrasi yang terbaik adalah cairan yang mengandung elektrolit. 3. Memberikan penjelasan bahwa memilih minuman yang mengandung elektrolit tidak harus dengan jenis yang mahal karena cukup dengan memakai ½ bungkus oralit untuk 200 cc air putih.

26 Rekomendasi (lanjutan) 4. Untuk para dosen / pelatih yang mengajar pada perkuliahan praktek olahraga agar selalu mengingatkan mahasiswa/ atlet untuk segera mengganti keringat yang keluar dengan cairan elektrolit agar pemulihan fungsional lebih baik dan mahasiswa/atlet sudah siap kembali melakukan aktivitas fisik pada keesokan harinya. 5. Penulis menyarankan agar penelitian dilanjutkan dengan intensitas olahraga yang lebih berat dan durasi yang lebih lama sehingga terjadi pengurasan karbohidrat pada otot sehingga bisa membandingkan lebih baik jenis rehidrasi yang terbaik apakah cukup dengan cairan elektrolit atau perlu ditambah sumber energi (karbohidrat) dan massage.