BUPATI KARANGANYAR PROVINSI J A W A TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOM OR4 TAHUN 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 12 TAHUN 2015

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 14 TAHUN 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POHUWATO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TkWm 2016 TENTANG

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPAT1 POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 7TAHUN 2015 TENTANG BANGUNAN GEDIJNG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PER A T U R A N D A ER A H KA BU PA T EN SER D A N G BED A G A I

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PEM BERITAHUAN PERTANYAAN BAGI JAW AB LISAN DEW AN R AKYAT D A R IPADA : DR. HAJAH SITI MARIAH BINTI M A H M U D [KOTA RAJA] TA R IKH : 14 MAC 2016

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 381 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB V. K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i. suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

P E R A T U R A N W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A N O M O R 67 T A H U N T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN TENTANG TATA CARA PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

E K R E T A R I A T J E N D E R A L K E M E N T E R

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L embaran Negara Nomor 4355) ; 6. Und

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

B A L A N G A N GGULANGAN KEMISKINAN BALANGAN, masyarakat

Buku Panduan BUKU PANDUAN. Ukuran : A5. Pelaksanaan Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

MENTERILIVGKIJNG AN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

REPUBLIK INDONESIA K E P U TU S A N M E N T E R I P E R M U K IM A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H NOMOR 341 /K PTS/M/2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2006

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

P R O G R A M K ER J A T A H U N A N TIM P EN G G ER A K P K K D E SA P R IN G G O W IR A W A N TA H U N 2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR PM 180 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENGOPERASIAN SISTEM PESAW AT UDARA TANPA

KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

S t a u Ura a i n Keg a i tan Vo u m B a i ya Ju a m p B W B a i ya ( RP) (R ) p Ba t n a u n Ba a h n Pe m a l jara W rga Be a l jar

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NOMOR 12 TAHUN TENTANG PENGAMANAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK

N O M O R 10 TAH U N 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDAN G BEDAGAI N O M O R 10 TAHUN 2006 TEN TAN G

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

Bahwa pada hari ini Kamis tanggal Dua puluh dua bulan Septem ber tahun Dua Ribu Enam Belas

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA

Walaupun AADK melaksanakan kempen dan mengambil langkah-langkah lain menangani isu ini. NO. SOALAN: 29 TAR IKH 17 M A C 2016

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 5 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

lintas program dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II. DESKRIPSI PERUSAHAAN PT. IALK JAKARTA

P R O G R A M K ER J A T A H U N A N TIM P EN G G ER A K P K K D E SA P R IN G G O W IR A W A N TA H U N 2011

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

MENUTUP CELAH. Mengatasi ketimpangan di indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI J A W A TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN M enim bang M engingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, : a. bahw a u n tu k m engurangi ju m lah p enduduk m iskin dan m em enuhi h ak d a sar setiap w arga m asy arak at sebagaim ana d iam anatk an dalam k eten tu an U ndang-u ndang D asar Negara R epublik Indonesia T ahun 1945 diperlukan adanya upaya dalam penanggulangan kem iskinan di D aerah; b. bahw a kem iskinan m erupakan m asalah yang bersifat m ulti dim ensi, m ulti sektor dengan beragam karakteristik yang h a ru s segera diatasi k arena m enyangkut h a rk a t dan m artab a t m anusia, m ak a perlu k eterp ad u an program dan m elibatkan partisipasi m asyarakat; c. bahw a agar upay a penanggulangan kem iskinan d ap at berjalan optim al, efektif, efisien, terprogram secara terp ad u dan berkelanjutan, m aka diperlukan keterlibatan m asy arak at u n tu k m ew ujudkan m asy arak at yang sejah tera di D aerah; d. bahw a b erd asark an pertim bangan sebagaim ana dim aksud dalam h u ru f a, h u ru f b d an h u ru f c, perlu m enetapkan P eraturan D aerah ten tan g Penanggulangan Kem iskinan; : 1. Pasal 18 ayat (6) U ndang-u ndang D asar Negara Republik Indonesia T ahun 1945; 2. U ndang-u ndang Nomor 13 T ahun 1950 ten tan g P em bentukan D aerah-d aerah K abupaten dalam Lingkungan Propinsi Jaw a Tengah; 3. U ndang-u ndang Nomor 17 T ahun 2003 tentang K euangan Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2003 Nomor 47, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. U ndang-u ndang Nomor 1 T ahun 2004 ten tan g P em bendaharaan Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2004 Nomor 5, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. U ndang-u ndang Nomor 25 T ahun 2004 tentang Sistem P erencanaan P em bangunan Nasional (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2004 Nomor 104, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

17. P eratu ran Pem erintah Nomor 42 T ahun 1981 tentang Pelayanan K esejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin (Lem baran Negara R epublik Indonesia T ahun 1981 Nomor 59, T am bahan Lem baran N egara Republik Indonesia Nomor 3206); 18. P eratu ran Pem erintah Nomor 55 T ahun 2005 ten tan g D ana Perim bangan (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2005 Nomor 137, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nom or 4575); 19. P eratu ran Pem erintah Nomor 58 T ahun 2005 tentang Pengelolaan K euangan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2005 Nomor 140, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 20. P eratu ran Pem erintah Nomor 12 T ahun 2017 ten tan g Pem binaan d an Pengaw asan Penyelenggaraan Pem erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2017 Nomor 73, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 21. P eratu ran Presiden Nomor 15 T ahun 2010 ten tan g Percepatan P enanggulangan K em iskinan sebagaim ana telah diubah dengan P eratu ran Presiden Nomor 96 T ahun 2015 ten tan g P erubahan A tas P eratu ran Presiden Nomor 15 T ahun 2010 tentang P ercepatan Penanggulangan K em iskinan; 22. P eratu ran Presiden Nomor 166 T ahun 2014 ten tan g Program Percepatan Penanggulangan K em iskinan (Lem baran Negara R epublik Indonesia T ahun 2014 Nomor 341, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor ); 23. P eratu ran D aerah K abupaten K aranganyar Nomor 2 T ahun 2014 ten tang R encana Pem bangunan Ja n g k a M enengah D aerah T ahun 2014-2018 (Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar T ah u n 2014 Nomor 2); 24. P eratu ran D aerah K abupaten K aranganyar Nomor 16 T ah u n 2016 ten tan g Pem bentukan dan S u su n a n Perangkat D aerah K abupaten K aranganyar (Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar T ahun 2016 Nomor 16, T am bahan Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar Nomor 67); D engan P ersetujuan B ersam a DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR dan BUPATI KARANGANYAR M en etap k an MEMUTUSKAN: : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D alam P eratu ran D aerah ini, yang dim aksud dengan: 1. D aerah adalah K abupaten K aranganyar. 2. P em erintah Provinsi adalah Pem erintah Provinsi Jaw a Tengah.

6. U ndang-u ndang Nomor 33 T ahun 2004 ten tan g Perim bangan K euangan A ntara Pem erintah P u sat dan P em erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2004 Nomor 126, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. U ndang-u ndang Nomor 40 T ahun 2004 tentang Sistem Jam in an Sosial Nasional (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2004 Nomor 150, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 8. U ndang-u ndang Nomor 11 T ahun 2005 ten tan g Pengesahan Intem asional Convenant On Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Intem asional T entang H ak - Hak Ekonom i, Sosial dan Budaya) (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2005 Nomor 118, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4557); 9. U ndang-u ndang Nomor 12 T ahun 2005 ten tan g Pengesahan Intem asional Convenant On Civil and Politic Rights (Kovenan In tem asio n al T entang H ak-h ak Sipil dan Politik) (Lem baran N egara Republik Indonesia T ahun 2005 Nomor 119, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 10. U ndang-u ndang Nomor 17 T ahun 2007 tentang R encana P em bangunan Ja n g k a Panjang N asional 2005-2025 (Lem baran N egara Republik Indonesia T ahun 2007 Nomor 33, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. U ndang-u ndang Nomor 11 T ahun 2009 ten tan g K esejahteraan Sosial (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009 Nomor 12, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nom or 4967); 12. U ndang-u ndang Nomor 25 T ahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009 Nomor 112, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 13. U ndang-u ndang Nomor 52 T ahun 2009 ten tan g Perkem bangan K ependudukan d an Pem bangunan K eluarga (Lem baran Negara R epublik Indonesia T ahun 2009 Nomor 161, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5080); 14. U ndang-u ndang Nomor 12 T ahun 2011 ten tan g P em bentukan P eratu ran P erundang-undangan (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2011 Nomor 82, T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 5234); 15. U ndang-u ndang Nomor 13 T ahun 2011 ten tan g P enanganan Fakir M iskin (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2011 Nomor 83, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 16. U ndang-u ndang Nomor 23 T ahun 2014 ten tan g Pem erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2014 Nomor 244, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaim ana telah d iu b ah beberapa kali terakhir dengan dengan U ndang-u ndang Nomor 9 T ahun 2015 P eru b ah an K edua Atas U ndang-u ndang Nomor 23 T ahun 2014 T entang P em erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ah un 2015 Nomor 58 T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 5679);

3. P em erintah D aerah adalah B upati dan perangkat daerah sebagai u n s u r penyelenggara Pem erintahan D aerah yang m em im pin p elaksanaan u ru sa n pem erintahan yang m enjadi kew enangan d aerah otonom. 4. B upati ad alah B upati K aranganyar. 5. M iskin adalah kondisi dim ana seseorang tidak m am pu m em enuhi h a k -h a k d a sa r a n ta ra lain k eb u tu h a n pangan, tem pat tinggal, pakaian, pendidikan, dan k eseh atan sesuai sta n d a r m inim al. 6. M iskin Tidak Produktif adalah kondisi di m an a seseorang yang tergolong m iskin dan secara fisik tidak m am pu lagi u n tu k m elakukan u sa h a produktif baik k arena u sia m au p u n karena k ecacatan fisik. 7. M iskin Produktif adalah seseorang yang tergolong m iskin nam u n secara fisik m asih m em ungkinkan u n tu k diberi kegiatan produktif d an u sa h a m andiri. 8. K em iskinan adalah su a tu kondisi sosial ekonom i seseorang a ta u sekelom pok orang yang tidak terp en u h i h ak -h ak d asarn y a u n tu k m em p ertah an k an dan m engem bangkan kehidupan yang berm artabat. 9. K eluarga adalah suam i, istri, a n ak -a n ak yang belum kawin term asu k an ak tiri, an ak angkat, orang tu a /m e rtu a, kakek, nenek, d an m ereka yang secara kem asy arak atan m enjadi tanggung jaw ab kepala keluarga yang tinggal sa tu rum ah. 1 0. W arga M iskin adalah orang m iskin sesuai kriteria yang telah d ite n tu k an dan berdom isili di K abupaten K aranganyar serta m em iliki KTP d a n /a ta u K artu K eluarga K abupaten K aranganyar. 11. R um ah Tangga adalah sekelom pok orang yang m endiam i sebagian a ta u selu ru h b angunan fisik dan biasanya tinggal serta m ak an dari sa tu dapur. 12. P e ru sa h aan adalah setiap b en tu k u sa h a yang berbadan h ukum a ta u tidak, milik orang perseorangan, milik p ersek u tu n, a ta u m ilik b ad an hukum, baik milik sw asta m au p u n milik negara yang m em pekrjakan pekerja dengan m em bayar u p a h a ta u im balan dalam b e n tu k lain a ta u u sa h a -u sah a sosial d an u sa h a -u sah a lain yang m em punyai pen g u ru s dan m em pekerjakan orang lain dengan m em bayar u p a h a ta u im balan dalam b en tu k lain. 13. P enanggulangan K em iskinan adalah kebijakan dan program pem erintah dan pem erintah d aerah yang dilakukan secara sistem atis, terencana, dan bersinergi dengan d u n ia u sa h a dan m asy arakat u n tu k m engurangi ju m lah p enduduk m iskin dalam ran g k a m eningkatkan derajat k esejahteraan rakyat. 14. Program Penanggulangan K em iskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pem erintah, pem erintah d a era h, d u n ia u s a h a, se r ta m a sy a r a k a t u n tu k m e n in g k a tk a n k e seja h te r a a n m asy arak at m iskin m elalui b a n tu a n sosial, pem berdayaan m asyarakat, pem berdayaan u sa h a ekonom i m ikro dan kecil, serta program lain dalam rangka m eningkatkan kegiatan ekonomi. 15. P erangkat D aerah adalah organisasi perangkat d aerah di lingkungan Pem erintah D aerah sebagai u n s u r pem bantu B upati dalam penyelenggaraan pem erintahan daerah.

16. Tim Koordinasi Penanggulangan K em iskinan D aerah yang selan ju tn y a disingkat TKPKD adalah forum lintas pelaku di K abupaten K aranganyar sebagai w adah koordinasi penanggulangan kem iskinan yang b erada di baw ah dan bertanggung jaw ab kepada B upati. 17. Tim N asional Percepatan Penanggulangan K em iskinan yang selan ju tn y a disingkat dengan TNP2K ad alah Tim Nasional P ercepatan Penanggulangan K em iskinan di K abupaten K aranganyar. BAB II ASAS Pasal 2 P enanggulangan K em iskinan di D aerah b erd asark an asas: a. adil dan m erata; b. p artisip atif; c. dem okratis; d. koordinatif; e. k eterpaduan; f. tertib hukum ; g. saling percaya yang m enciptakan ra s a am an; h. m anfaat; i. keberlanjutan; j. k eterbukaan; k. k epatu tan ; l. b eb as korupsi, kolusi dan nepotism e; m. pem berdayaan; n. n o n diskrim inatif. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Bagian K esatu M aksud Pasal 3 P engaturan Penanggulangan K em iskinan dalam P eratu ran D aerah ini d im ak su d k an sebagai acu an dalam m em berikan kepastian h u k u m m engenai p en y u su n an strategi, program, dan prioritas kegiatan P enanggulangan K em iskinan di D aerah. B a g ia n K edua T ujuan Pasal 4 P enanggulangan K em iskinan di D aerah b ertu ju an u n tu k : a. m enjam in perlindungan dan p em enuhan h ak -h ak d a sar w arga m iskin; b. m em percepat p e n u ru n a n ju m lah W arga Miskin; c. m eningkatkan partisipasi m asyarakat; dan

d. m enjam in konsistensi, integrasi, sinkronisasi d an sinergi dalam P enanggulangan Kem iskinan di D aerah. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Bagian K esatu H ak dan Kewajiban W arga Miskin Setiap W arga M iskin berhak: Pasal 5 a. m em peroleh kecukupan pangan, sandang, d an perum ahan; b. m em peroleh pelayanan kesehatan; c. m em peroleh pendidikan yang d ap at m eningkatkan m artabatnya; d. m en d apatk an perlindungan sosial dalam m em bangun, m engem bangkan, dan m em berdayakan diri dan keluarganya sesu ai dengan k arak ter budayanya; e. m en d apatk an pelayanan sosial m elalui jam in an sosial, pem berdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial dalam m em bangun, m engem bangkan, serta m em berdayakan diri d an keluarganya; f. m em peroleh deraj at kehidupan yang layak; g. m em peroleh lingkungan hidup yang sehat; h. m eningkatkan kondisi k esejahteraan yang berkesinam bungan; d an i. m em peroleh pekerjaan dan kesem patan beru sah a. Pasal 6 P em enuhan a ta s h ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 d isesu aik an dengan kem am puan sum berdaya d an kew enangan P em erintah D aerah. Pasal 7 (1) W arga M iskin Produktif berkew ajiban m engusahakan p eningkatan tara f kesejah teraan n y a u n tu k m em enuhi h ak-h ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 serta berperan aktif dalam u p aya Penanggulangan Kem iskinan. (2) D alam m em enuhi h ak d asarn y a W arga M iskin berkew ajiban m entaati norm a, etika, estetika d an k e ten tu an p e ra tu ran p eru n d ang-u n d angan. Bagian K edua Kewajiban Pem erintah D aerah, M asyarakat d an P eru sahaan P a sa l 8 (1) P e m erin tah D aerah berkew ajiban: a. m engupayakan terpenuhinya h ak W arga M iskin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5; dan b. m en y u su n dan m erealisasikan program /kegiatan Penanggulangan Kem iskinan.

(2) U ntuk m em enuhi kew ajiban Pem erintah D aerah sebagaim ana dim ak su d pada ayat (1), disesuaikan dengan kem am puan k euangan dan sum ber daya yang dimilliki Pem erintah D aerah. (3) Pem erintah D aerah m engupayakan integrasi program P enanggulangan K em iskinan dari berbagai sum ber d ana m ulai dari p eren can aan, pelaksanaan, pengaw asan d an evaluasi. (4) U paya Pem erintah D aerah sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), ayat (2), d an ayat (3) diw ujudkan dalam program dan kegiatan yang bersifat terpadu dan berkelanjutan. Pasal 9 M asyarakat berkew ajiban berperan se rta dalam Penanggulangan K em iskinan di lingkungannya dengan prinsip gotong royong m elalui m ekanism e yang berlaku. Pasal 10 P eru sah aan di D aerah berkew ajiban: a. tu ru t serta bertanggung jaw ab terh adap pem enuhan h ak W arga M iskin m elalui m ekanism e yang berlaku sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5; dan b. berpartisipasi dalam peningkatan k esejah teraan dan kepedulian terh ad ap w arga m iskin. BAB V PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bagian K esatu T ahapan Kegiatan Pasal 11 (1) P em erintah D aerah m elaksanakan ta h a p an Penanggulangan K em iskinan di D aerah. (2) T ah ap an kegiatan Penanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) terdiri dari : a. identifikasi; b. p e n y u su n an strategi, program, dan prioritas kegiatan Penanggulangan Kem iskinan; c. p elaksanaan dan pengaw asan kegiatan Penanggulangan K em iskinan di D aerah; dan d. P em an tau an dan evaluasi kegiatan Penanggulangan K em iskinan di D aerah. Bagian Kedua Id en tifik a si W arga M isk in Pasal 12 (1) Identifikasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11 ayat (2) h u ru f a, d ilakukan m elalui : a. p en en tu an kriteria W arga Miskin; b. pengkajian d a ta Kem iskinan;

c. validasi dan pem utakhiran d a ta sesuai k e ten tu an p eratu ran perundang-undangan; dan d. p enetap an W arga Miskin. (2) K etentuan lebih lanjut m engenai p e n en tu an kriteria W arga M iskin, sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a, d iatu r dalam P eratu ran B upati sesuai dengan k e te n tu an p eratu ran p eru n d a n g -u n d a n g an. Pasal 13 (1) U ntuk m em peroleh d ata yang ak u rat, Pem erintah D aerah m elakukan pengkajian d ata K em iskinan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (1) h u ru f b. (2) Pengkajian d a ta K em iskinan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d ilak u k an dengan m engacu d an m enggunakan d ata TNP2K. (3) Selain m elakukan pengkajian d a ta K em iskinan sebagaim ana dim ak su d pada ayat (1) u n tu k m em peroleh d a ta yang akurat, P em erintah D aerah m elakukan pem u takhiran d ata sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (1) h u ru f c paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) T ahun. (4) P em u tak h iran d a ta sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (1) h u ru f c h a ru s dilakukan se c a ra ju ju r, adil, objektif, tran sp ara n d an akuntabel. (5) Hasil pem u takhiran d ata sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), sebelum ditetapkan dilakukan uji publik dari tingkat d u su n /lin g k u n g a n dan sam pai tingkat K abupaten u n tu k m em peroleh m asu k an dari m asyarakat. (6) Hasil p em u takhiran d ata sebagaim ana dim aksud pada ayat (3), d itetap k an dengan K eputusan B upati dan dikelola dalam Sistem Inform asi Penanggulangan Kem iskinan. Pasal 14 P enetapan W arga M iskin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat (1) h u ru f d, m enjadi d a sar p e n y u su n an strategi dan program P enanggulangan K em iskinan. Pasal 15 (1) P em utakhiran d a ta sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13, dikoordinasikan oleh Perangkat D aerah yang m em punyai u ru sa n dalam penyiapan d a ta Penanggulangan K em iskinan di D aerah. (2) U ntuk m elakukan pem u tak h iran d a ta sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), B upati m em bentuk tim pem u takhiran data. (3) Tim p em u takhiran d ata sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) terdiri dari u n su r: a. P erangkat D aerah yang terkait; b. m asyarakat; dan c. pem angku kepentingan lainnya.

B agian Ketiga Strategi Penanggulangan K em iskinan Pasal 16 (1) Strategi Penanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim ak su d dalam Pasal 11 ayat (2) h u ru f b dilakukan dengan: a. m engurangi beban pengeluaran W arga Miskin; b. m eningkatkan kem am puan dan p en d ap atan W arga Miskin; c. m engem bangkan dan m enjam in k eberlanjutan u sa h a mikro; d. pem berdayaan W arga M iskin u n tu k m em enuhi k ebutu h an d asar; dan e. m ensinergikan kebijakan dan program Penanggulangan K em iskinan. (2) Strategi Penanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dijabarkan ke dalam ren cana strategis P enanggulangan K em iskinan m asing-m asing Perangkat D aerah. (3) R encana strategis Penanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) digunakan sebagai d asar p en y u su n an R encana Kerja Pem erintah D aerah di bidang P enanggulangan Kem iskinan. Bagian Keem pat S asaran Penanggulangan K em iskinan Pasal 17 S asaran Penanggulangan K em iskinan di D aerah m eliputi: a. W arga Miskin; b. K eluarga Miskin; dan c. m asy arak at Miskin. B agian Kelima Program Penanggulangan K em iskinan Paragraf 1 R uang Lingkup Pasal 18 Program Penanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim ak su d dalam Pasal 11 ayat (2) h u ru f b, terdiri dari: a. program Penanggulangan K em iskinan berbasis Keluarga; b. program Penanggulangan K em iskinan berbasis pem berdayaan m asyarakat; c. program Penanggulangan K em iskinan berbasis pem berdayaan u s a h a ekonom i mikro; dan d. program -program lainnya yang baik secara langsung a ta u p u n tidak langsung d ap at m eningkatkan kegiatan ekonom i dan k esejah teraan m asy arak at Miskin.

Paragraf 2 Program Penanggulangan K em iskinan B erbasis Keluarga Pasal 19 Program Penanggulangan K em iskinan berbasis Keluarga sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 h u ru f a, m eliputi: a. b a n tu a n pangan dan sandang; b. b a n tu a n kesehatan; c. b a n tu a n pendidikan; dan d. b a n tu a n perum ahan. Pasal 20 (1) Program b a n tu a n pangan dan san d an g sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19 h u ru f a, d ilak san ak an m elalui: a. p e n u ru n a n /p e n g u ra n g a n angka kek u ran g an gizi pada balita; dan b. peningkatan kecukupan san d an g d an pangan dengan kalori d an gizi bagi Keluarga Miskin. (2) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elak san aan program b a n tu a n pangan dan sandan g sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d iatu r dalam P eratu ran B upati. Pasal 21 (1) Program b a n tu a n k eseh atan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19 h u ru f b, d ilak san ak an melalui: a. p e n u ru n a n angka kem atian ibu, bayi dan balita; b. p e n u ru n a n k a su s balita gizi k u ran g dan gizi buruk; c. p e n u ru n a n angka kesakitan dan kem atian akibat penyakit m en u lar dan penyakit tidak m enular; d. peningkatan alokasi d a n a pem biayaan k eseh atan daerah; e. peningkatan kepesertaan jam in an kesehatan; dan f. peningkatan ju m lah p enduduk m iskin yang memiliki akses terh adap air bersih dan jam b an Keluarga. (2) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elaksanaan program b a n tu a n k eseh atan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d iatu r dalam P eratu ran Bupati. Pasal 22 (1) Program b a n tu a n pendidikan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19 h u ru f c, meliputi: a. peningkatan partisipasi m engikuti pendidikan d a sar bagi sisw a dari K eluarga Miskin; b. p e n u ru n a n /p e n g u ra n g a n b u ta a k sa ra bagi selu ru h warga; c. peningkatan k u alitas sa ra n a dan p ra sa ra n a pendidikan dasar; d. peningkatan k u a n titas dan kualitas Kelompok Belajar Paket A d an Paket B; dan e. beasisw a pendidikan bagi K eluarga M iskin pada jenjang Pendidikan D asar. (2) S a tu an pendidikan yang diselenggarakan oleh m asyarakat berkew ajiban m enerim a sisw a dari K eluarga Miskin.

(3) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elak san aan program b a n tu a n pendidikan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dan ayat (2) d iatu r dalam P eraturan B upati. Pasal 23 (1) Program b a n tu a n p eru m ahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19 h u ru f d, yaitu dengan peningkatan ru m ah seh at dan layak h u n i melalui: a. b a n tu a n perbaikan rum ah; dan b. b a n tu a n sa ra n a dan p ra sara n a pem ukim an. (2) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elak san aan program b a n tu a n p eru m ahan sebagaim ana dim ak su d pada ayat (1) d iatu r dengan P eratu ran B upati. Paragraf 3 Program Penanggulangan K em iskinan B erbasis Pem berdayaan M asyarakat Pasal 24 (1) Program Penanggulangan K em iskinan berbasis pem berdayaan m asy arak at sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 h u ru f b, d ilakukan dengan kegiatan meliputi: a. pelatihan keteram pilan dalam berbagai jen is dan jenjang pelatihan; b. bim bingan pengelolaan/m anajem en u saha; c. fasilitasi peningkatan partisipasi d an sw adaya m asyarakat; d. fasilitasi pengorganisasian relaw an/ pem erhati P enanggulangan K em iskinan; e. fasilitasi pengelolaan u sa h a kelom pok; dan f. fasilitasi kem itraan Pem erintah D aerah d an Sw asta. (2) P elatihan keteram pilan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a d ilaksanak an secara periodik sam pai teram pil dan m andiri. (3) Setiap W arga M iskin yang m engikuti pelatihan keteram pilan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) diberikan sertifikat pelatihan dan b a n tu a n m odal u n tu k u saha. (4) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elaksanaan program peningkatan keteram pilan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a d iatu r dengan P eratu ran Bupati. Paragraf 4 Program Penanggulangan K em iskinan B erbasis Pem berdayaan U saha Ekonom i Mikro Pasal 25 (1) Program Penanggulangan K em iskinan berbasis pem berdayaan u s a h a ekonom i m ikro sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 h u ru f c, d ilakukan dengan pem berian b a n tu a n m odal u sa h a yang m eliputi:

a. peningkatan perm odalan bagi W arga Miskin; b. p erlu asan akses pinjam an m odal m u rah oleh lem baga k euangan bagi w arga m iskin; dan c. peningkatan sa ra n a dan p ra sa ra n a u sa h a W arga Miskin. (2) P em erintah D aerah m em berikan b a n tu a n m odal u sa h a bagi W arga M iskin yang telah m engikuti pelatihan keteram pilan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 24. (3) K etentuan lebih lanjut m engenai ta ta cara dan persyaratan p elaksanaan program b a n tu a n m odal u sa h a sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) d iatu r dengan P eratu ran Bupati. Paragraf 5 Program Penanggulangan K em iskinan Lainnya Pasal 26 Program Penanggulangan K em iskinan lainnya sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 h u ru f d, m eliputi: a. program peningkatan p erlu asan kesem patan kerja d an berusaha; b. program pem berdayaan m asy arak at dalam ran g k a m eningkatkan k esejah teraan hidup; dan c. program pengem bangan in frastru k tu r penunjang bagi Penanggulangan K em iskinan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pasal 27 Program peningkatan perlu asan kesem patan kerja dan b eru sah a sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 26 h u ru f a, m eliputi: a. p eningkatan pengetahuan d an keteram pilan b e ru sah a W arga Miskin; b. peningkatan kem itraan global; c. peningkatkan perlindungan kerja; d. pen cip taan iklim investasi yang kondusif d an pelayanan prim a bagi investor; e. p e rk u a tan jarin g an p em asaran produk u s a h a dan pelatihan pengelolaan u saha; dan f. b a n tu a n m odal u sah a. Pasal 28 Program pem berdayaan m asy arak at dalam ran g k a m eningkatkan k esejah teraan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 26 h u ru f b, m eliputi: a. penyediaan anggaran Pem erintah D aerah u n tu k m endukung program dan kegiatan pem berdayaan m asy arakat yang d ilaksanak an oleh Pem erintah dan Pem erintah Provinsi; b. p eningkatan keterlibatan W arga M iskin dalam berbagai program d an kegiatan pem berdayaan m elalui d a n a Pem erintah, P em erintah Provinsi d a n /a ta u Pem erintah D aerah m aupun sw asta; c. p erlu asan akses W arga M iskin dalam pengelolaan sum ber daya alam dan lingkungan hidup; dan

d. pengem bangan pola perencanaan, p elaksanaan, pengelolaan dan pengaw asan kegiatan secara sw akelola oleh m asyarakat. Pasal 29 Program pengem bangan in frastru k tu r penunjang bagi P enanggulangan K em iskinan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 26 h u ru f c, meliputi: a. pengem bangan in frastru k tu r u n tu k m em perlancar akses teru tam a w ilayah yang sulit dijangkau; b. p eningkatan kerjasam a pengelolaan h u ta n a n ta ra W arga Miskin sekitar h u ta n dengan P eru sah aan U m um P erhutani; dan c. pengem bangan pola pengelolaan sanitasi yang baik. BAB VI PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN Pasal 30 (1) Prioritas Penanggulangan K em iskinan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11 ayat (2) h u ru f b, m eliputi: a. Program Sim panan Keluarga Sejahtera; b. Program Indonesia Pintar; dan c. Program Indonesia Sehat. (2) K etentuan lebih lan ju t m engenai prioritas penanggulangan kem iskinan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d iatu r dengan P eratu ran Bupati. BAB VII PELAKSANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Pasal 31 (1) P enanggulangan K em iskinan d ilak san ak an secara bertahap, terp adu, konsisten dan k eberlanjutan sesu ai skala prioritas dengan m em pertim bangkan kem am puan sum ber daya P em erintah D aerah d an k e b u tu h a n W arga Miskin. (2) P enanggulangan K em iskinan d ilak san ak an oleh Perangkat D aerah yang m em punyai kew enangan m elak san ak an tugas pokok d an fungsi sesuai program sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16. (3) P elak san aan Penanggulangan K em iskinan di D aerah dikoordinasikan oleh TKPKD. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai p elaksanaan teknis P enanggulangan K em iskinan di D aerah sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1) d iatu r dengan P eratu ran B upati. BAB VIII TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH Pasal 32 (1) D alam upay a m eningkatkan koordinasi Penanggulangan K em iskinan di D aerah, dibentuk TKPKD.

(2) TKPKD sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), b erkedudukan di baw ah d an bertanggung jaw ab kepada B upati. (3) K etentuan lebih lan ju t m engenai pem bentukan, tugas fungsi dan ta ta kerja TKPKD sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1) d iatu r dengan P eratu ran B upati b erd asark an p e ra tu ra n perundangu n d angan. BAB IX PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI Pasal 33 D alam rangka pengaw asan, p elak san aan Penanggulangan K em iskinan, Pem erintah D aerah m em bangun sistem m onitoring dan evaluasi yang terpadu. Pasal 34 TKPKD m elakukan pengaw asan, m onitoring d an evaluasi serta m en y u su n laporan p elaksanaan Penanggulangan Kem iskinan. Pasal 35 (1) TKPKD m enyam paikan Laporan T ah u n an P elaksanaan Program P enanggulangan K em iskinan kepada Bupati. (2) Dewan Perw akilan R akyat D aerah d a p at m em inta hasil Laporan T ah u n an P elaksanaan Program Penanggulangan Kem iskinan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) kepada B upati. BAB X PEMBIAYAAN Pasal 36 Pem biayaan kegiatan penanggulangan kem iskinan di daerah b ersu m b er dari: a. A nggaran P en d ap atan dan Belanja Desa; b. A nggaran P endapatan dan Belanja D aerah; c. Kewajiban T anggungjaw ab Sosial P e ru sa h a a n / Corporate Social Responsibility P eru sah aan di daerah; d. m asyarakat; d a n /a ta u e. su m b er d a n a lainnya yang sah dan tidak m engikat. BAB XI PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 37 (1) M asyarakat diberikan kesem patan selu as-lu asn y a u n tu k berperan aktif dalam Penanggulangan K em iskinan baik yang d ilaksanak an Pem erintah, Pem erintah Provinsi, Pem erintah D aerah m au p u n m asy arakat dari proses perencanaan, p elak san aan, pengaw asan, m onitoring dan evaluasi.

(2) M asyarakat sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi perorangan, Keluarga, kelom pok, organisasi sosial, yayasan, lem baga sw adaya m asyarakat, organisasi profesi, P eru sahaan, d an organisasi kem asyarakatan. (3) P e ru sa h aan berperan serta dalam penyediaan d ana d a n /a ta u barang d a n /a ta u ja s a u n tu k Penanggulangan Kem iskinan sebagai perw ujudan dari tanggung jaw ab sosial. (4) Program Penanggulangan K em iskinan yang dilakukan oleh m asy arak at dan P eru sah aan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dan ayat (3) h a ru s diselaraskan dengan strategi dan program P enanggulangan K em iskinan dan berkoordinasi dengan TKPKD. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 P eratu ran D aerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan P eratu ran D aerah ini dengan penem patannya dalam Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar. D itetapkan di K aranganyar pada tanggal 13 O ktober 2017 BUPATI KARANGANYAR, ttd JULIYATMONO D iundangkan di K aranganyar pada tanggal 31 O ktober 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR ttd SAMSI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2017 NOMOR 11 NOREG. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR, PROVINSI JAWA TENGAH : (11/2017) S alinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Kepala Bagfan H ukum ZULFIKAR NIP. 19730311 HADIDH 199903 1 009

PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN I. UMUM K em iskinan m enjadi salah sa tu u k u ra n terpenting u n tu k m engetahui tingkat k esejahteraan su a tu ru m ah tangga. Sebagai su a tu u k u ra n agregat, tingkat kem iskinan di su a tu wilayah lazim digunakan u n tu k m engukur tingkat kesejahteraan di w ilayah tersebut. D engan dem ikian, kem iskinan m enjadi salah sa tu tem a u ta m a pem bangunan. K eberhasilan dan kegagalan pem bangunan sering kali d iu k u r b erd asark an p eru b ahan pada tingkat kem iskinan. K em iskinan m eru p ak an p erm asalahan b angsa yang m endesak dan m em erlukan langkah-langkah p enan g anan dan pendekatan yang sistem ik, terpadu dan m enyeluruh. Dalam rangka m em enuhi h ak-h ak d a sa r w arga negara secara layak, diperlukan langkah-langkah strategis, kom prehensif dan aplikatif. K em iskinan terjadi k arena kem am puan m asy arakat pelaku ekonom i tidak sam a, sehingga terd a p at m asy arak at yang tidak d ap at ikut serta dalam proses pem bangunan a ta u m enikm ati hasil-hasil pem bangunan. U ntuk m elakukan percepatan penanggulangan kem iskinan diperlukan upaya penajam an yang m eliputi penetapan sasaran, perancangan dan k eterp ad u an program, m onitoring dan evaluasi, serta efektifitas anggaran, perlu dilakukan p enguatan kelem bagaan di tingkat daerah yang m enangani penanggulangan kem iskinan. D engan telah diberlakukannya P eratu ran Presiden Nomor 15 T ahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan K em iskinan d an P eratu ran M enteri Dalam Negeri Nomor 42 T ahun 2010 ten tan g Tim Koordinasi Penanggulangan K em iskinan Provinsi d an K abupaten/k ota, m aka P eratu ran Presiden dan P eratu ran M enteri D alam Negeri terseb u t m eru p akan lan d asan bagi D aerah dalam m enangani penanggulangan kem iskinan. D alam ran g k a m em berikan pedom an penanggulangan kem iskinan di D aerah, m aka dipandang perlu m em bentuk P eratu ran D aerah tentang Penanggulangan K em iskinan di K abupaten K aranganyar. A dapun a sa s yang digunakan sebagai d a sa r dalam penanggulangan kem iskinan m eliputi: a. adil d an m erata; b. p artisip atif; c. dem okratis; d. k o o rd in atif/k eterp aduan ; e. tertib hukum ; f. sa lin g p erca y a y a n g m e n c ip ta k a n r a sa am an; g. m anfaat; dan h. keberlanjutan. S edangkan tu ju a n penanggulangan kem iskinan di d aerah an ta ra lain : a. m enjam in perlindungan dan pem enuhan hak -h a k d a sa r w arga m iskin; b. m em percepat p e n u ru n a n ju m lah w arga m iskin; c. m eningkatkan partisipasi m asyarakat; dan

d. m enjam in konsistensi, integrasi, sinkronisasi d an sinergi dalam penanggulangan kem iskinan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 h u ru f a Yang dim aksud dengan adil dan m erata adalah penanggulangan kem iskinan diselenggarakan sebagai u sa h a bersam a h a ru s m erata di sem ua lapisan m asy arakat d an diselu ru h d aerah terkait, dim ana setiap m asyarakat di daerah b erh ak m em peroleh kesem patan berperan d an m enikm ati hasilhasilnya secara adil. h u ru f b Yang dim aksud dengan partisipatif adalah m asy arak at bisa ikut m enyam paikan b eru p a gagasan, ide dan sa ran secara langsung m au p u n tidak langsung yang berkaitan dengan kebijakan penaggulangan kem iskinan. h u ru f c Yang dim aksud dengan dem okratis adalah kebijakan penanggulangan kem iskinan d ilakukan dengan sem angat kekeluargaan yang bercerikan kebersam aan, gotong-royong, p e rsatu a n dan kesatu a n m elalui m usyaw arah u n tu k m encapai m ufakat. h u ru f d Yang dim ak su d dengan koordinatif adalah upaya penanggulangan kem iskinan h a ru s a d a koordinatif a n ta ra individu, m asyarakat, pem erintah daerah. h u ru f e h u ru f f Yang dim ak su d dengan tertib h u k u m adalah penyelenggaraan penanggulangan kem iskinan setiap m asy arakat d an pem erintah h a ru s ta a t pada h u k u m yang berintikan keadilan dan kebenaran, serta m enegakkan dan m enjam in kep astian hukum. h u ru f g Yang dim aksud dengan saling percaya dan m enciptakan ra sa am an adalah penyelenggaraan penanggulangan kem iskinan dilakukan dengan sem angat saling percaya d an kebersam aan u n tu k m enciptakan ra s a am an. h u ru f h Yang dim ak su d dengan m anfaat adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kem iskinan h a ru s m em beri m anfaat bagi peningkatan kualitas hidup w arga m iskin. h u ru f i Yang dim aksud dengan keberlanjutan adalah dalam m enyelenggarakan penanggulangan kem iskinan d ilak san ak an secara berkesinam bungan, sehingga tercapai kem andirian. h u ru f j C ukup Jelas. h u ru f k C ukup Jelas.

h u ru f 1 C ukup Jelas. h u ru f m C ukup Jelas. h u ru f n C ukup Jelas. Pasal 3 Pasal 4 H uruf a H uruf b H uruf c H uruf d Yang dim aksud dengan konsistensi adalah sebuah u sa h a u n tu k teru s dan teru s m elakukan se su a tu sam pai pada tercapai tu ju a n penanggulangan kem iskinan. Yang dim aksud dengan integrasi adalah penyelenggaraan fungsi-fungsi p em erintahan d aerah dalam penanggulangan kem iskinan yang d ilak san ak an secara terp adu dalam su a tu organisasi perangkat daerah. Yang dim ak su d dengan sinkronisasi adalah konsistensi dalam p e n y u su n an pro sedur p elak san aan tugas dan tanggung jaw ab organisasi perangkat d aerah dalam penanggulangan kem iskinan sesuai dengan norm a, prinsip d an standar. Yang dim aksud dengan sinergi adalah m em bangun d an m em astikan h u b u n g an kerjasam a yang produktif serta kem itraan yang harm onis dengan p ara pem angku kepentingan dalam penanggulangan kem iskinan. Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 C ukup jelas Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1) Ayat (2)

Ayat (3) Ayat (4) Yang dim ak su d ju ju r adalah dalam m elaksanakan survei p endataan w arga m iskin sesu ai dengan k o n d isi/k ead aan yang sebenarnya, tan p a ad a u n s u r rekayasa, dan sesuai k e ten tu an p e ra tu ran perundangu n d an g an. Yang dim aksud adil adalah dalam m elaksanakan survei p endataan w arga m iskin tidak m em ihak pada golongan/kelom pok terten tu tetapi berdiri di a ta s sem u a golongan/kelom pok. Yang dim aksud objektif adalah dalam m elakukan survei p endataan w arga m iskin sesu ai dengan keadaan yang sebenarnya tan p a pengaruh pihak lain a ta u p andan g an pribadi yang bersifat negatif. Yang dim ak su d tra n sp a ra n adalah dalam m elaksan aan survei p en d ataan w arga m iskin dilakukan secara terb u k a d an d ap at m em beri ak ses p ada sem ua orang dan tidak terb atas pada orang terten tu saja. Yang dim aksud ak u n tab el adalah dalam m elak san ak an survei p e n d ataan w arga m iskin m engikuti kaidah dan k eten tu an p eratu ran p e ru n d ang-u n d angan sehingga d ap at dipertanggungjaw abkan. Ayat (5) Ayat (6) Pasal 14 Pasal 15 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) H uruf a H uruf b H uruf c Yang dim aksud pem angku kepentingan adalah kelom pok a ta u individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup berm asyarakat. Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20

(? X - i i

Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Ay at (1) Ayat (2) C ukup jelas Ayat (3) B an tu an m odal diberikan agar setelah m engikuti pelatihan w arga m iskin d a p at m elakukan u sa h a m andiri sesuai keteram pilan yang dimiliki. Ayat (4) Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 26 Pasal 37 P a sa l 3 8 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 77