KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Transkripsi

1 KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : KEPALA DESA PASIR, a. bahwa urusan penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu kewenangan desa yang dapat diatur dan diurus sendiri oleh desa; b. bahwa untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan diperlukan langkah-langkah strategis yang dapat mempercepat penurunan angka kemiskinan sesuai kewenangan desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social And Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-

2 hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Civil and Politic Right (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Sebagaiman Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

3 Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558); 22. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; 23. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 24. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara

4 Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Proses Kebijakan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2004 Nomor 64); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2008 Nomor 11); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 20 Tahun 2012 tentang Percepatan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2012 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 93); 31. Peraturan Bupati Kabupaten Kebumen Nomor 31 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Pendataan Kemiskinan Kabupaten Kebumen (Berita Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 Nomor 31); 32. Peraturan Desa Pasir Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Tahun ; Dengan Kesepakatan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PASIR dan KEPALA DESA PASIR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DESA PASIR KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKNAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang di maksud dengan: 1. Desa adalah Desa Pasir. 2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Pasir. 3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Pasir. 4. Badan Permusyawaratan Desa yang disingkat BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa Pasir. 5. Masyarakat adalah Perseorangan, Keluarga, Kelompok, dan Organisasi Sosial dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. 6. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan

5 merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat, 7. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari Suami Istri, atau Suami, Istri dan anaknya, atau Ayah dan Anaknya, Atau Ibu dan Anaknya 8. Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur 9. Rumah Tangga Miskin adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya 10. Penanggulangan kemiskinan desa adalah kebijakan pemerintah desa yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat desa. 11. Masyarakat miskin adalah Perseorangan, Keluarga, Kelompok, dan Organisasi Sosial dan/atau Organisasi Kemasyarakatan yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya. 12. Kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pokok hidup seharihari, seperti pemenuhan hak dasar, sandang pangan dan papan yang harus segera terpenuhi. 13. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. 15. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 17. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. 18. Sistem Informasi Desa, yang selanjutnya disingkat SID adalah perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia. 19. Data adalah informasi yang belum diolah berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri khusus) suatu populasi, menggambarkan kondisi suatu populasi pada suatu waktu tertentu, serta capaian suatu program dan kegiatan. 20. Data agregat adalah kumpulan data peristiwa penting dan kependudukan berupa data jenis kelamin, pendidikan, agama, dan pekerjaan. 21. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. 22. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang dtetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan

6 Desa maupun Peraturan Kepala Desa. 23. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. 24. Hak dasar adalah hak masyarakat yang harus dilindungi dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat terutama hak ekonomi, sosial dan budaya. 25. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan. 26. Tim Koordinasi Percepatan Percepatan penanggulangan kemiskinan Desa, yang selanjutnya disingkat TKP2KDes, adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk percepatan percepatan penanggulangan kemiskinan di desa. 27. Musyawarah Perencenaan Pembangunan Desa selanjutnya disingkat dengan Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) desa/ kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Percepatan penanggulangan kemiskinan di desa berasaskan: a. partisipasi, adalah dalam setiap penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus melibatkan seluruh komponen masyarakat; b. keterbukaan, adalah keterbukaan dalam segala hal maksudnya terbuka tentang anggaran yang digunakan dalam penanggulangan kemiskinan, program dan kegiatan yang dilakukan oleh TKP2KDes dan keterbukaan atas hasil monitoring dan evaluasi selama dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan selama 1 (satu) tahun; c. keadilan, adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus menekankan pada aspek pemerataan, tidak diskriminatif dan keseimbangan antara hak dan kewajiban; d. pemberdayaan, adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia untuk meningkatkan kemandirian; e. keberlanjutan, adalah dalam menyelenggarakan penanggulangan kemiskinan dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga tercapai kemandirian; f. akuntabel, adalah dalam setiap penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. keterpaduan, adalah dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan harus mengintegrasikan berbagai komponen yang terkait sehingga dapat berjalan secara terkoordinir dan sinergis; h. gotong royong, adalah asas kekeluargaan dan kebersamaan tanpa adanya

7 pamrih dalam penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan secara bersama-sama bekerja atau berjuang tanpa adanya maksud untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama; i. efektif dan efisien, adalah memanfaatkan semua sumber daya baik sumber daya alam atau manusia dan tidak menggunakannya secara berlebihan atau dikatakan dengan ekonomi biaya tinggi agar dalam pelaksanaannya mencapai sasaran; dan j. musyawarah mufakat, adalah menghargai dan juga memperhatikan seluruh aspirasi yang datang dari masyarakat untuk dibahas dalam suatu forum masyarakat guna melakukan pembahasan dan menyatukan berbagai aspirasi tersebut agar mencapai mufakat, sehingga akan menimbulkan kepuasaan dan kesenangan untuk bersama. Pasal 3 Tujuan disusunnya Peraturan Desa ini adalah sebagai berikut: a. mempercepat penurunan angka kemiskinan di desa; b. memberikan perlindungan dan pemenuhan hak dasar masyarakat miskin; c. memperkuat partisipasi masyarakat miskin; d. mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin; dan e. sebagai dasar untuk menyusun strategi, program dan kegiatan yang efektif. BAB III SASARAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 4 Sasaran percepatan penanggulangan kemiskinan adalah untuk menurunkan angka kemiskinan pada Rumah Tangga Miskin. Pasal 5 Ruang lingkup percepatan penanggulangan kemiskinan adalah : a. perlindungan dan pemenuhan terhadap hak dasar masyarakat miskin; b. keselarasan dan keterpaduan program-program penanggulangan kemiskinan; dan c. membangun kerjasama percepatan penanggulangan kemiskinan. BAB IV HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 6 Masyarakat miskin berhak : a. memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan; b. memperoleh pelayanan kesehatan; c. memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya; d. mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun, mengembangkan, dan memberdayakan diri dan keluarganya sesuai dengan karakter budayanya; e. mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri dan keluarganya; f. memperoleh derajat kehidupan yang layak;

8 g. memperoleh lingkungan hidup yang sehat; h. memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha. i. meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan; j. mendapatkan informasi kebijakan penanggulangan kemiskinan; k. terlibat dalam proses pengambilan kebijakan penanggulangan kemiskinan; dan l. melakukan monitoring dan evaluasi program penanggulangan kemiskinan; Pasal 7 Pemerintah desa berkewajiban : a. melindungi hak dasar masyarakat miskin; b. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; c. membuka ruang informasi dan partisipasi masyarakat miskin; d. menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin; e. menyusun strategi, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan; f. mempermudah pelayanan masyarakat miskin; g. melaksanakan program penanggulangan kemiskinan secara efektif dan efisien; dan h. membentuk dan memberdayakan TKP2KDes. Pasal 8 Masyarakat miskin bertanggung jawab meningkatkan taraf hidupnya dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. BAB V STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN Pasal 9 Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan terintegrasi dengan RKP Desa dan RPJM Desa. Pasal 10 (1) Strategi sebagaimana dimaksud Pasal 9 meliputi : a. melindungi hak dasar masyarakat miskin; b. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; c. meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; d. mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan e. mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. (2) Melindungi hak dasar masyarakat miskin sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui : a. Perlindungan terhadap kerawanan bencana 1. pembuatan jalur evakuasi. 2. pembangunan shelter dan posko pemantauan bencana. 3. pembentukan tim kampung siaga bencana. 4. pengadaan alat deteksi dini bencana alam. b. penyebaran informasi prakiraan cuaca secara berkala; c. koordinasi lintas sektor untuk menstabilkan harga produksi lokal dan kebutuhan pokok. d. penerapan tenaga kerja lokal melalui program padat karya pemerintah desa;

9 e. Pembentukan bursa kerja; ; dan/ atau f. Pengaturan lainya yang dapat melindungi hak dasar warga miskin (3) Pembentukan bursa tenaga kerja sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e angka 1 dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Pemerintah desa secara aktif melakukan pendataan angkatan kerja. b. pendataan angkatan kerja meliputi identitas dasar, tingkat pendidikan, ketrampilan, minat bidang kerja dan informasi lain yang dibutuhkan. c. Hasil pendataan angkatan kerja dikelola oleh pemerintah desa dan dimanfaatkan oleh pemerintah desa dan/ atau pihak lainnya yang berkepentingan. d. Pemerintah desa menginformasikan bursa kerja kepada angkatan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan minat bidang kerja. e. Angkatan kerja yang belum dilakukan pendataan dan telah berusia diatas 18 tahun dapat melaporkan kepada pemerintah desa tentang identitas dasar, tingkat pendidikan, ketrampilan, minat bidang kerja dan informasi lain yang dibutuhkan. Pasal 11 Program percepatan penanggulangan kemiskinan meliputi : a. kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga; b. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; c. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro, kecil; dan d. kelompok program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Pasal 12 (1) Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga sebagaimana dimaksud Pasal 11 huruf a bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. (2) Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : a. program pendidikan dasar meliputi kegiatan : 5. beasiswa miskin; dan/ atau 6. kegiatan lain... b. program pembangunan infrastruktur dasar meliputi kegiatan : 1. pemugaran rumah tidak layak huni; 2. bantuan jamban; dan/ atau 7. kegiatan lain... c. program keluarga berencana meliputi kegiatan : 1. fasilitasi pelayanan kesehatan; 2. mengusahakan jaminan kesehatan ; dan/ atau 3. kegiatan lain... d. program perbaikan gizi meliputi kegiatan : 1. pemberian makanan tambahan balita dan lansia; dan/ atau 2. kegiatan lain... e. program Pemberdayaan Fakir Miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya meliputi kegiatan :

10 1. santunan anak yatim piatu dan diffabel; 2. santunan janda dan warga jompo miskin; dan/ atau 3. kegiatan lain... f. program pelayanan administrasi pemerintahan meliputi kegiatan : 1. pelayanan administrasi kependudukan gratis; 2. pelayanan surat menyurat; dan/ atau 3. kegiatan lain... g. program dan kegiatan lain yang baik secara langsung ataupun tidak langsung yang berkaitan dengan bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. Pasal 13 (1) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 11 huruf b dimaksudkan agar masyarakat miskin dapat keluar dari kemiskinan dengan menggunakan potensi dan sumberdaya yang dimilikinya. (2) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : a. program pemberdayaan fakir miskin, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Lainnya meliputi kegiatan : 1. pelatihan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan; 2. penguatan kelompok perempuan dan warga miskin; dan/ atau 3. kegiatan lain... b. program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat meliputi kegiatan : 1. penguatan kader peduli HIV dan AIDS; dan/ atau 2. kegiatan lain... c. program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana kesehatan meliputi kegiatan : 1. pengadaan ambulance desa. 2. penguatan kader POSYANDU; dan/ atau 3. kegiatan lain... d. program pembangunan infrastruktur dasar meliputi kegiatan : 1. pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Irigasi 2. pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase; dan/ atau 3. pembangunan infrastruktur dasar di daerah terpencil. 4. pembangunan sarana dan prasarana air bersih. 5. pembangunan sumur resapan 6. pembuatan sumur gali untuk lahan pertanian 7. pengadaan mesin pompa air 8. kegiatan lain... e. program ketenagakerjaan meliputi kegiatan: 1. fasilitasi penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja; dan/ atau 2. kegiatan lain... f. program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah meliputi kegiatan : 1. pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif; 2. penguatan kapasitas kelompok UMK; dan/ atau 3. kegiatan lain... g. Program Pendirian dan penguatan BUMDesa meliputi kegiatan : 1. Pendirian dan penguatan BUMDesa; dan/ atau 2. kegiatan lain... h. program dan kegiatan lain yang baik secara langsung ataupun tidak

11 langsung yang berkaitan dengan bantuan sosial terpadu berbasis keluarga.. Pasal 14 (1) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil sebagaimana dimaksud Pasal 11 huruf c bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. (2) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro, kecil sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : a. program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah meliputi kegiatan : 1. fasilitasi permodalan bagi UMK (usaha mikro kecil); dan/ atau 2. kegiatan lainnya... b. program penguatan kemandirian berusaha dan akses pada pasar meliputi kegiatan : 1. fasilitasi pemasaran usaha kecil; 2. fasilitasi pengajuan ijin usaha kecil; dan/ atau 3. kegiatan lainnya... c. program peningkatan keterampilan dan manajemen usaha meliputi kegiatan : 1. pelatihan ketrampilan kepada pelaku usaha mikro 2. pelatihan manajemen kepada pelaku usaha mikro; dan/ atau 3. kegiatan lainnya... BAB VI TKP2KDes Pasal 15 (1) Percepatan penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dengan menyusun kebijakan dan program yang bertujuan mensinergikan program penanggulangan kemiskinan di desa, serta melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaannya. (2) Untuk melaksanakan percepatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk TKP2KDes. Pasal 16 (1) TKP2KDes sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (2) dibentuk melalui Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (2) Keanggotaan TKP2KDes sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang dengan melibatkan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) unsur perempuan. (3) Keanggotaan TKP2KDes sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi unsur : a. pemerintah desa; b. Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. masyarakat miskin; d. perempuan; e. tokoh masyarakat; f. tokoh agama; dan/ atau g. masyarakat lainnya.

12 (4) Masa kerja TKP2KDes adalah 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya Keputusan Kepala Desa. (5) Anggota TKP2KDes dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan dalam Musyawarah Desa. Pasal 17 (1) Susunan kepengurusan TKP2KDes sebagai berikut: a. Ketua b. Pokja I Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat c. Pokja II Pemberdayaan Perempuan dan Warga Miskin d. Pokja III Pemberdayaan Ekonomi e. Pokja IV Pengaduan Masyarakat (2) Kepengurusan TKP2KDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih melalui musyawarah anggota yang terpilih dalam Musyawarah Desa. (3) Hasil musyawarah anggota yang terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara dan dijadikan sebagai dasar pembuatan Keputusan Kepala Desa. Pasal 18 (1) TKP2KDes mempunyai tugas : a. mengkoordinasikan dan memfasilitasi pendataan penduduk miskin secara periodik; b. mengkoordinasikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian program penanggulangan kemiskinan di tingkat desa; c. melaksanakan koordinasi dengan Pemerintahan Desa, Kecamatan, dan TKP2KD serta pihak lain yang terkait; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta memberikan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi program penanggulangan kemiskinan secara periodik; e. mendorong partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan proses pengambilan kebijakan percepatan penanggulangan kemiskinan; dan f. membentuk Tim Pendataan. Pasal 19 (1) Ketua sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf a bertugas : a. memimpin jalannya rapat-rapat TKP2Kdes; b. melakukan pembinaan kepada pengurus; c. memimpin penyusunan strategi, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan; d. Menjaga kekeluargaan dan kekompakan TKP2KDes; e. Memimpin tindak lanjut pelaksanaan dari hasil monitoring dan evaluasi strategi, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;dan/ atau f. tugas lain yang diperlukan (2) Pokja I Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf b bertugas : a. mengkoordinasikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga; b. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta memberikan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat secara periodik; dan c. tugas lain yang berikan oleh Ketua.

13 (3) Pokja II Perempuan dan Warga Miskin sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf c bertugas a. mengkoordinasikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; b. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta memberikan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; dan c. tugas lain yang berikan oleh Ketua. (4) Pokja III Pemberdayaan ekonomi sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf d bertugas : a. mengkoordinasikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil; b. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta memberikan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan c. tugas lain yang berikan oleh Ketua. (5) Pokja IV Pengaduan Masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (1) huruf e bertugas: a. memberikan sarana dan prasarana pengaduan kepada masyarakat; b. menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengaduan; c. menampung, mengelola dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat; dan d. tugas lain yang diberikan Ketua. Pasal 20 (1) TKP2KDes dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sekretariat. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Kepala Sekretariat dijabat oleh Sekretaris Desa; b. Bidang Data dan Informasi; c. Bidang Perencanaan; dan d. Bidang Keuangan. (3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Kepala Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa (4) Tugas Sekretariat diatur dalam Keputusan Kepala Desa BAB VII PENDATAAN PENDUDUK MISKIN Pasal 21 (1) Pendataan penduduk miskin dimaksudkan untuk mendapatkan data rumah tangga miskin yang sesuai dengan kondisi di Desa dan dilaksanakan secara partisipatif. (2) Pendataan penduduk miskin sebagaimana dimaksud ayat (1) dikoordinasikan oleh TKP2KDes Pasal 22 (1) Untuk melaksanakan pendataan penduduk miskin sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat (1) dibentuk Tim Pendataan oleh TKP2KDes dan

14 ditetapkan dengan Keputusan Ketua TKP2KDes. (2) Tim Pendataan berjumlah 10 (sepuluh) dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan dengan melibatkan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) unsur perempuan orang. (3) Tim Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi unsur : a. pemerintah desa; b. Lembaga Kemasyarakatan Desa; c. masyarakat miskin; d. perempuan; e. tokoh masyarakat; f. tokoh agama; dan/ atau g. masyarakat lainnya. (4) Masa tugas Tim Pendataan selama 1 (satu) kali dan dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. (5) Tim Pendataan bertanggungjawab kepada TKP2KDes. (6) Tugas Tim Pendataan diatur dalam Keputusan Ketua TKP2KDes. Pasal 23 (1) Tahapan pendataan penduduk miskin meliputi: a. sosialisasi dan pembentukan Tim Pendataan; b. penguatan kapasitas Tim Pendataan; c. Musyawarah RT, Dusun, dan Desa dalam rangka mendapatkan Daftar Calon Rumah Tangga Miskin Sementara oleh TKP2KDes; d. pengumuman, penyanggahan dan verifikasi Daftar Calon Rumah Tangga Miskin Sementara hasil Musyawarah RT, Dusun, dan Desa oleh TKP2KDes; e. penetapan Daftar Calon Rumah Tangga Miskin Sementara menjadi Daftar Rumah Tangga Miskin Sementara; f. pendataan menggunakan kuesioner kepada Daftar Rumah Tangga Miksin Sementara oleh Tim Pendataan; g. verifikasi kuesioner hasil pendataan oleh TKP2KDes; h. pemasukkan dan pengolahan kuesioner menggunakan sistem aplikasi berbasis komputer; i. pengumuman, penyanggahan dan verifikasi sanggahan data hasil pemasukkan dan pengolahan kuesioner oleh TKP2KDes; j. pelaporan hasil pendataan oleh TKP2KDes kepada pemerintah desa; k. penetapan Daftar Rumah Tangga Miskin oleh Kepala Desa; l. pengumuman Daftar Rumah Tangga Miskin; dan m. penyampaian dan pelaporan Daftar Rumah Tangga Miskin oleh Kepala Desa kepada Bupati. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf i dan huruf l dilakukan melalui : a. media forum pertemuan; b. media papan informasi; c. media sosial; d. media cetak; e. media elektronik; dan/ atau f. media lainnya. BAB VIII PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 24

15 (1) Masyarakat dapat ikut berpartisipasi baik secara individu dan/atau kelompok dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. (2) Partisipasi masyarakat dilakukan mulai dari tahapan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan program penanggulangan kemiskinan. (3) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk tenaga, pikiran dan/atau dana. (4) Dalam hal adanya partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di prioritaskan berkoordinasi dengan TKP2KDes. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 25 (1) Pembiayaan bagi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, APB Desa dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pembiayaan program penanggulangan kemiskinan yang bersumber dari APB Desa sekurang-kurangnya 8% (delapan perseratus) dari total belanja desa. (3) Seluruh pembiayaan program penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dalam dokumen tersendiri. BAB X MONITORING DAN EVALUASI Pasal 26 (1) Pengawasan, monitoring dan evaluasi program penanggulangaan kemiskinan dilakukan secara partisipatif. (2) Pelaksanaan pengawasan, monitoring, dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pemerintah desa, BPD, TKP2KDes, dan masyarakat. (3) Hasil pengawasan, monitoring, dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan dasar dalam perbaikan penyusunan kebijakan percepatan penanggulangaan kemiskinan di Desa. (4) Pelaksanaan pengawasan, monitoring, dan evaluassi dilakukan secara periodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Hal yang tidak diatur dalam Peraturan Desa ini diatur dalam peraturan lain dan/atau disesuaikan dengan kearifan lokal.

16 BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Pasir. Ditetapkan di Pasir pada tanggal 23 Maret 2015 KEPALA DESA PASIR, Diundangkan di PASIR pada tanggal 23 Maret 2015 SEKRETARIS DESA, Ttd KASIMAN LEMBARAN DESA PASIR TAHUN 2015 NOMOR 1 SUKAMSO

17 KEPALA DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN PERATURAN DESA PASIR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN