Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkabunan Kelapa Sawit
Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit Penyusun : Bambang Setiadi Wisri Puastuti IGAP Mahendri Kusuma Diwyanto Penyunting : Ismeth Inounu PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
Cetakan 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2012 Katalog dalam terbitan. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN Budidaya sapi potong berbasis agroekosistem perkebunan kelapa sawit/penyusun, Bambang Setiadi... [et a/.], Penyunting, Ismeth Inounu. -- Jakarta : IAARD Press, 2012 xii, 170 him. : ill. ; 21 cm 636.2.033 1. Sapi Potong-Budidaya 2. Agroekosistem 3. Kelapa Sawit I Judul II. Setiadi, Bambang ISBN 978-602-8475-72-3 Tata Letak : Ruliansyah Rancangan Sampul : Ahmadi Riyanto IAARD Press Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jalan Ragunan No. 29, Pasarminggu, Jakarta 12540 Telp : +62 21 7806202, Faks. : +62 21 7800644 Alamat Redaksi : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 Telp. : +62 251 8321746, Faks. : +62 251 8326561 e-mail : iaardpress@litbang.deptan.go.i d
KATA PENGANTAR Pada tahun 2014, Pemerintah bertekad dapat berswasembada daging sapi dan kerbau yang berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut Kementerian Pertanian sedang melaksanakan program yang dikenal dengan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014 (PSDSK-2014). Upaya untuk mencukupi kebutuhan daging sapi secara nasional harus dipenuhi dari ketersediaan sapi bakalar+. Jumlah sapi betina produktif, peningkatan efisiensi reproduksi, menekan laju mortalitas, dan menekan pemotongan sapi betina produktif akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan sapi bakalan yang slap digemukkan. Sapi bakalan yang dihasilkan akan menunjukkan performa yang baik apabila dilakukan usaha pembibitan yang menerapkan prinsip-prinsip pembibitan yang baik. Namun demikian kelayakan usaha budidaya sapi lebih rendah dibandingkan usaha penggemukan, sehingga diperlukan upaya-upaya efisiensi usaha budidaya dan pembibitan sapi. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha perkembangbiakan dan pembibitan, yang untuk selanjutnya disebut dengan usaha budidaya, adalah dengan melakukan integrasi usaha budidaya sapi dengan usaha pertanian. Salah satu peluang sistem integrasi yang dapat menampung usaha budidaya sapi potong adalah dengan perkebunan kelapa sawit yang luasnya hampir mencapai 9 juta hektar. Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA) merupakan salah satu jawaban pengembangan budidaya sapi, dengan menerapkan optimalisasi pemanfaatan inovasi teknologi terkait. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan melalui kegiatan Penguatan Model Pengembangan Integrasi Sapi-Sawit Tahun 2012, telah menyusun buku Panduan "Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit", dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang budidaya sapi potong dengan V
pendekatan SISKA. Diharapkan buku ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan usaha budidaya sapi potong terutama di wilayah dengan basis agroekosistem perkebunan kelapa sawit. Penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada Tim Penyusun dan Penyunting, serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya buku ini. Semoga buku ini dapat berguna bagi para pembaca untuk pengembangan sapi potong di Indonesia.. Bogor, Desember 2012 Kepala Pusat Penelitian dan Pengemba Peternakan. Dr. Bess Tiesnamurti vi
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. SEKILAS MENGENAL BEBERAPA RUMPUN SAPI ASLI/LOKAL DAN SAPI INTRODUKSI 4 1. Rumpun Sapi Asli/Lokal Indonesia 4 2. Rumpun Sapi Introduksi 17 BAB III. PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA 20 1. Pengertian Umum : 20 2. Prinsip-Prinsip Pembibitan 22 3. Prinsip-Prinsip Budidaya 27 BAB IV. MANAJEMEN PEMELIHARAAN 32 1. Manajemen Bibit 32 2. Manajemen Reproduksi 49 3. Manajemen Pemberian Pakan 54 4. Manajemen Perkandangan dan Bangunan Pendukung 88 5. Manajemen Kesehatan 98 6. Tenaga Kerja Ternak 105 7. Kompos 110 8. Biourine 117 9. Biogas 119 BAB V. KELAYAKAN USAHA 137 1. Analisis Usaha 138 2. Upaya Meningkatkan Efisiensi Usaha 143 vii
BAB VI. PENGEMBANGAN WILAYAH SENTRA PRODUKSI 147 1. Wilayah Produsen Bakalan dan Calon Induk 148 2. Wilayah Produsen Bibit 154 BAB VILPENUTUP 162 DAFTAR PUSTAKA 167 v.,j
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Beberapa sifat sapi Bali 8 2 Ukuran tubuh sapi Bali dewasa di Sulsel, NTT, NTB, dan Bali 9 3 Kemampuan reproduksi sapi Bali di berbagai daerah.. 10 4 Persyaratan kuantitatif sapi Bali betina berdasarkan SNI 11 5 Persyaratan kuantitatif sapi Bali jantan berdasarkan SNI 11 6 Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO betina menurut SNI 13 7 Persyaratan kuantitatif sapi bibit PO jantan menurut SNI 13 8 Kebutuhan zat gizi untuk sapi potong 62 9 Komposisi gizi beberapa jenis rumput 70 10 Komposisi kimia bahan pakan sumber serat 72 11 Komposisi kimia bahan pakan konsentrat 74 12 Contoh komposisi komposisi nutrisi konsentrat 82 13 Hasil perhitungan kebutuhan bahan konsentrat 82 14 Hasil perhitungan kebutuhan konsentrat 83 15 Komposisi nutrisi bahan ransum 84 16 Performa produksi dan produksi susu sapi Malawi induk menurut perlakuan 106 17 Kebutuhan energi pada ternak sapi untuk hidup pokok dan persen kebutuhan energi ekstra untuk kerja 108 18 Kandungan hara faeces dan urine pada beberapa jenis ternak 110 19 Standar kualitas kompos (SNI 19-7030-2004) 115 20 Analisis kelayakan usaha penggemukan sapi potong... 140 21. Analisis kelayakan usaha CCO sapi potong 144 22 Luas areal perkebunan kelapa sawit menurut provinsi dan pengelola di Indonesia 150 ix
DAFTAR GAM BAR Gambar Halaman 1 Sapi Bali betina (kid) dan jantan (kanan) digunakan sebagai sumber tenaga kerja mengangkut tandan buah segar sawit di perkebunan kelapa sawit (PT Agricinal, Bengkulu) 6 2 Pejantan pemacek sapi Bali 7 3 Sapi Peranakan Ongole (Loka Penelitian Sapi Potong Grati) 12 4 Sapi Madura jantan 14 5 Pejantan sapi Madura pemacek (kiri) dan sapi madura betina (kanan) 17 6 Sapi Brahman Cross (BX) dari Australia 18 7 Sapi Limousine (kiri) dan sapi Simmental (kanan) 18 8 Sapi American Brahman (kiri) dan sapi Brangus (kanan) 19 9 Diagram alir usahaternak sapi potong 21 10 Skematis pemilihan pejantan dan induk untuk program perbibitan dari suatu populasi sapi potong di suatu kawasan 23 11 Skema pengelompokan bibit ternak pada sapi potong... 24 12 Penyederhanaan pilihan program pembibitan sapi 25 13 Diagramatik konsep heterosis 28 14 Cara melihat keadaan gigi seri sapi untuk menaksir umur 34 15 Keadaan gigi seri dari gigi susu berganti gigi tetap 35 16 Foto keadaan gigi seri sapi menurut umur 35 17 Skematis berahi sapi dan manajemen perkawinan 53 18 a. Skema alat pencernaan sapi ; b. Potongan alat pencernaan atas 55 19 Penampang susunan bahan pakan tampak samping dan atas 87 x
20 Tipe kandang individu : a. Model stall tunggal, b. Model stall ganda face to face 92 21 Bentuk atap kandang sapi : a. Beratap penuh ; b. beratap sebagian 93 22 Model atap kandang 95 23 Model atap kandang 98 24 Model atap kandang 109 25 Kompos 116 26 Skema instalasi biogas 126 27 Bagian penampung bahan/kotoran ternak 130 28 Pembuatan digester dari bats 132 29 Instalasi biogas dari plastik 133 30 Instalasi biogas yang sudah dipasarkan (a). plastik, (b). Fiber 134 31 Diagram SISKA (peluang dan kendala) 152 32 Skematik sikius reproduksi sapi induk : 153 xi