BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada jenjang perguruan tinggi, dengan adanya jenjang yang lebih tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan dewasa dari pada pendidikan sebelumnya. Mahasiswa sebagai sumber daya manusia (SDM) harus mampu untuk menempatkan dirinya sesuai kondisi fisik dan psikologisnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dapat masuk pada perguruan tinggi yang mampu untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya-upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa senantiasa dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahan-perubahan perilaku yang bersifat positif yang berorientasi pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. 1
2 Sebagai suatu proses, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar seperti lingkungan, sarana dan fasilitas pendidikan, kondisi fisiologis dan psikologis merupakan hal-hal yang di proses, sedangkan hasil dari pemrosesan adalah prestasi belajar (Purwanto, 2006). Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi pembelajaran termasuk faktor-faktor yang juga menentukan tingkat keberhasilan proses belajar. Keberhasilan proses belajar didukung oleh kemampuan pengajar dalam membangkitkan minat peserta didik (mahasiswa) dengan melakukan berbagai strategi pembelajaran yang efektif. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (Jalaludin Rakhmat, 2011). Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses aktif dimana yang berperan bukan hanya stimulus tetapi juga keseluruhan pengalaman, motivasi, dan sikap yang relevan dengan stimulus tersebut. Seseorang yang mempunyai persepsi kuat terhadap sesuatu, maka persepsi tersebut akan menghasilkan citra pengamatan terhadap objek. Fakultas Keperawatan sebagai salah satu instansi pendidikan yang bergerak dalam bidang kesehatan. Instansi ini telah menerapkan dua proses pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan non-kbk (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
3 Sistem pembelajaran non-kbk (Kurikulum Berbasis Kompetensi) telah lama diterapkan di fakultas ini dan baru membenahi sistem pembelajarannya dengan sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada mahasiswa pendidikan sarjana sejak tahun ajaran 2010/2011. Mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak terlepas dari tuntutan dan masalah akademik, begitu juga dengan mahasiswa dengan sistem pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Tuntutan dapat berasal dari sistem pembelajaran yang dijalani, yaitu problem based learning (PBL), pembelajaran berdasarkan masalah, sehingga mahasiswa dituntut untuk mahir memecahkan dan menganalisis strategi pemecahan masalah. Berbagai macam metode yang dipakai dalam pengaplikasian sistem pembelajaran problem based earning antara lain, metode ceramah, metode dengan tutorial, skills lab, dan sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) bertujuan agar kualitas lulusan dapat menunjukkan hasil yang lebih baik lagi sesuai dengan kompetensi praktik keperawatan yang diharapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dan tuntutan pasar serta pengguna jasa keperawatan (Nurhidayah, 2009). Sistem pembelajaran problem based learning ini tentunya memunculkan persepsi yang berbeda-beda dikalangan mahasiswa karena tidak semua mahasiswa mampu dengan cepat beradaptasi dengan sistem pembelajaran ini.
4 Hal ini bisa dipengaruhi karena beberapa hal, yakni metode yang digunakan dalam pembelajaran, khususnya metode yang digunakan di kelas seperti metode ceramah. juga dapat disebabkan karena mahasiwa belum terbiasa menyelesaikan masalah dan menganalisa. Namun sekalipun demikian, mahasiwa diwajibkan untuk mengikuti sistem pembelajaran ini karena ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan perawat berkompeten dan terampil. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa persepsi merupakan suatu proses aktif dimana yang berperan bukan hanya stimulus tetapi juga keseluruhan pengalaman, motivasi, dan sikap yang relevan dengan stimulus tersebut dan persepsi terhadap suatu objek akan menghasilkan citra pengamatan terhadap objek. Jadi ketika mahasiswa mempersepsikan sistem pembelajaran problem based learning dengan metode ceramah adalah hal yang positif maka ini akan memberikan dampak yang positif juga dalam prestasinya dan demikian sebaliknya, apabila dipersepsikan negatif maka akan memberikan dampak yang negatif pula. Hasil pengkajian data awal melalui wawancara yang dilakukan terhadap 8 mahasiswa keperawatan tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan pada tanggal 6 April 2015 didapatkan data sebagai berikut: (i) Dua orang mahasiswa beranggapan baik atau positif tentang pembelajaran karena kurikulum yang digunakan fakultas sangat bagus dan membuat mahasiswa menjadi lebih aktif. (ii) Dua orang mahasiswa mengatakan cukup baik sistem pembelajarannya hanya saja
5 terkadang ada jadwal perkuliahan atau praktikum yang kurang terkoordinir. (iii) Empat orang mahasiswa yang lain beranggapan buruk atau negatif tentang pembelajaran di Fakultas Keperawatan. Mereka beranggapan demikian karena kegiatan ceramah yang terasa monoton dan membosankan, banyaknya jadwal pengganti kuliah, fasilitas ruangan yang kurang mendukung dan mahasiswa merasa jumlah dosen kurang disebabkan ada beberapa dosen memiliki kegiatan yang sangat banyak karena tuntutan profesinya. Beberapa fenomena yang dialami mahasiswa tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi mahasiwa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu pertanyaan yaitu bagaimana persepsi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?
6 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran metode ceramah di Fakultas Keperawatan. 1.3.2 tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa S1 Keperawatan Reguler tentang sistem pembelajaran problem based learning dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 bagi Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa dapat mengungkapkan persepsinya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan. 1.4.2 bagi Pendidikan Keperawatan a. sebagai informasi kepada pendidik tentang keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan; b. sebagai bahan pertimbangan manajemen pendidikan keperawatan dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah di Fakultas Keperawatan.
7 1.4.3 bagi Penelitian Keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan data dasar bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.