PENDAHULUAN. sudah harus dikantongi oleh wisatawan ketika akan berkunjung ke suatu tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

Kita tentunya tidak ingin kota Jakarta menjadi sepi wisatawan hanya karena sulitnya mendapatkan informasi dan sedikitnya fasilitas yang membantu merek

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk liburan, bersenang-senang ataupun dengan tujuan lain yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik wisata. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

LAMPIRAN 1 KUESIONER PELANGGAN PT. BUMANTARA TOUR & TRAVEL. Mohon bantuandan kesediaan anda untuk menjawab seluruh pertanyaan dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat (Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia)

Kuesioner untuk Pelanggan PT Kuwera Jaya Tour and Travel. 1. Latar belakang pendidikan Anda adalah :

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Dalam sebuah kegiatan wisata, informasi menjadi sebuah hal pokok yang sudah harus dikantongi oleh wisatawan ketika akan berkunjung ke suatu tujuan destinasi wisata. Wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi wisata pasti memerlukan informasi yang rinci mengenai apa dan bagaimana destinasi tersebut, tidak terbatas hanya kepada wisatawan mandiri tetapi juga para wisatawan yang menggunakan agen atau biro perjalanan dalam kunjungannya. Hal ini menunjukkan bahwa, informasi pariwisata yang akurat, jelas, dan dengan akses yang mudah adalah sebuah kebutuhan yang menjadi prioritas utama. Keselamatan dan kejelasan rencana perjalanan mungkin menjadi alasan mengapa para wisatawan lebih memilih agen yang telah ditunjuk dibanding melakukan perjalanan secara individual atau mandiri. Namun demikian, para wisatawan tetap memerlukan informasi pariwisata yang tentunya tidak hanya tergantung kepada agen perjalanan ataupun pemandu wisata. Akan tetapi, ketersediaan sebuah lembaga atau organisasi resmi yang merupakan representasi pemerintah yang mampu memberikan informasi tentang suatu destinasi wisata juga menjadi hal yang penting. Hal ini juga menjadi salah satu poin penting jika pariwisata di Indonesia ingin berkembang luas yaitu ketersediaan pusat informasi yang bekerja secara maksimal melayani wisatawan domestik dan internasional dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. 1

1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Pariwisata Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia telah mengalami perkembangan, bahkan di beberapa daerah telah menjadikan sektor industri pariwisata sebagai sektor penggiat kegiatan ekonomi utama diatas sektor yang lain. Berdasarkan definisi yang tercantum dalam UU No.10 Th. 2009 tentang Kepariwisataan, dijelaskan bahwa pariwisata memerlukan berbagai macam layanan dari semua komponen. Untuk melayani kebutuhan wisatawan inilah maka disediakan berbagai fasilitas pokok pariwisata, fasilitas pelengkap pariwisata, dan fasilitas pendukung pariwisata antara lain: akomodasi, restoran, angkutan wisata, kawasan wisata, dan biro perjalanan wisata. Data dari World Tourism Council (2004), mengemukakan bahwa pariwisata merupakan sektor yang paling berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi dunia baik itu pada level internasional, domestik, maupun regional dan dalam beberapa dekade terakhir menjadi salah satu industri yang berkembang sangat pesat. Dalam industri pariwisata, terdapat dua sisi yang saling terkait erat, yaitu demand dan supply. Demand merupakan permintaan terhadap produk pariwisata (jumlah dan jenis wisatawan) sedangkan supply merupakan pelayanan pariwisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata. Ditandai dengan semakin banyaknya destinasi-destinasi baru yang menjadi unggulan di beberapa daerah di Indonesia. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya 2

perusahaan, lokasi tempat kedudukan, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya. 1.1.2 Perkembangan Informasi dalam Pariwisata Saat ini, pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi secara signifikan turut berkontribusi terhadap perkembangan pasar kepariwisataan dunia. Pasar yang semula terbagi menjadi pasar yang flat dan smart, yang memungkinkan wisatawan mampu mencari informasi langsung tentang produk yang dikehendaki melalui website (internet). (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009). Informasi menjadi sebuah kebutuhan pokok ketika berhubungan dengan dunia kepariwisataan. menjadi sebuah tonggak utama bagi wisatawan untuk memperoleh pengetahuan dalam berwisata. Dikemukakan oleh Sheldon (1997), salah satu faktor penting yang mendorong globalisasi pariwisata adalah revolusi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, informasi adalah nyawa dari industri perjalanan. Teknologi informasi membuat banyak hal menjadi lebih efisien, sebagai contoh pemesanan tiket maupun pemesanan hotel/penginapan dapat dilakukan secara online, konsumen tanpa perlu datang ke tempat pembelian tiket. Pemanfaatan internet, informasi pariwisata dapat secara mudah diakses dan disebarluaskandibandingkan dengan mencari informasi melalui media cetak atau dari mulut ke mulut. Pariwisata sangat erat kaitannya dengan informasi wisata sebelum, selama, dan terkadang setelah berwisata. Selain itu, kemudahan akses informasi tentang destinasi wisata sangat mutlak untuk meningkatkan publisitas dan eksposur. Hal ini dapat terwujud jika pengelola wisata memiliki divisi teknologi informasi yanag bukan hanya melayani informasi secara on-site, tetapi juga 3

memperbarui (update) data dan informasi pariwisata di website. Informasi tentang daya tarik wisata di sebuah destinasi wisata merupakan salah satu unsur penting dalam promosi dan pemasaran pariwisata. Tourist Information Center menjadi salah satu akses dan media bagi wisatawan dalam menentukan sikap dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika berwisata, hal ini yang berdampak pada berapa lama tinggalnya wisatawan di suatu daerah objek wisata, jumlah objek wisata yang mereka kunjungi, tujuan berwisata, dan karakteristik wisatawan itu sendiri dilihat dari kategori umur, pendapatan, dan motivasi kunjungan. Karakter dari wisatawan tersebut, dapat dijadikan bahan acuan bagi pelaku industri pariwisata untuk menentukan segmen pasar mereka dalam mempromosikan suatu produk wisata. 1.1.3 Tourist Information Center sebagai Fasilitas Informasi Pariwisata di D.I Yogyakarta Tourist Information Center merupakan bagian dari salah satu elemen destinasi wisata dimana berperan sebagai fasilitas pariwisata khususnya fasilitas informasi. Fasilitas ini berhubungan langsung dengan destinasi yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal di destinasi tersebut untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan. Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia memiliki keragaman warisan budaya, sejarah bahkan alam yang menjadikannya sebagai produk-produk pariwisata yang menjanjikan. Perkembangan pariwisata Yogyakarta tidak saja ditentukan oleh sarana akomodasi, transportasi, dan infrastruktur yang baik, tetapi juga oleh jasa pelayanan seperti Tourist Information Center. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung meningkat setiap 4

tahunnya. Pertumbuhan angka yang fluktuatif terjadi pada rentang tahun 2011-2012. Ini menunjukkan bahwa D.I Yogyakarta masih menjadi primadona tujuan wisata bagi turis domestik maupun mancanegara. Dengan jumlah angka pertumbuhan 14.6% setiap tahunnya. Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahunnya maka kebutuhan wisatawan akan ketersediaan fasiltas dan prasarana pelayanan pariwisata memegang peranan penting sebagai pendukung potensi pariwisata yang ada, memungkinkan semua proses kegiatan kepariwisatan dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan wisatawan mememnuhi kebutuhannya. Pelayanan informasi pariwisata D.I Yogyakarta merupakan suatu tuntutan utama yang harus dipenuhi.. Salah satu strategi dalam mengatasi hal ini yaitu dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan informasi yang mampu mengakomodasi kebutuhan wisatawan dalam mengakses informasi pariwisata yaitu Tourist Information Center (Pusat Informasi Pariwisata). Pembangunan Tourist Information Center yang disediakan untuk pengunjung pada tempat-tempat atau objek wisata yang menjadi daya tarik wisata di Yogyakarta akan menjadi instrumen kesungguhan pembangunan pariwisata yang berstandar internasional. Pelayanan dan informasi yang tidak berstandar internasional juga memberikan persepsi buruk bagi wisatawan tentang kesiapan Yogyakarta dalam mengembangkan industri pariwisata. Agenda aktivitas wisata yang hampir tanpa publikasi yang memadai juga menjadi kelemahan pemasaran pariwisata Yogyakarta. berdasarkan argument tersebut, maka Tourist Information Center akan memainkan peran penting dalam konteks pemasaran internal untuk menambah loyalitas wisatawan atau pengunjung 5

karena dengan layanan TIC diharapkan memberikan pengalaman yang berharga dan membawa kesan tentang kesiapan pengelolaan destinasi. Fasilitas pelayanan informasi pariwisata dikelola oleh pemerintah daerah yaitu Dinas Pariwisata D.I Yogyakarta antara lain TIC Malioboro, Stasiun Tugu, dan Bandara Adi Sucipto. Tourist Information Center (Pusat Informasi Pariwisata) di D.I.Yogyakarta dituntut untuk dapat memberikan kemudahan dan pelayanan di dalam mengakses kebutuhan informasi pariwisata secara efektif dan efisien. Keberadaan TIC menjadi penting bagi sebuah destinasi wisata yaitu sebagai media pertukaran informasi tentang ODTW antara wisatawan dengan host (narasumber/tuan rumah) maupun antar wisatawan. Pelayanan informasi yang diberikan oleh unit Tourist Information Center di Yogyakarta kepada pengguna jasa dilakukan secara langsung (face to face) maupun secara tidak langsung, yaitu melalui telepon, brosur, internet dan lainlain. Informasi yang diberikan oleh unit pusat informasi berupa informasi mengenai berbagai macam travel agent, hotel, transportasi, dan informasi mengenai berbagai macam objek wisata seperti amenitas, aksesbilitas, aktivitas, atraksi yang ada di objek serta informasi lainnya. Adanya unit Tourist Information Center, maka diharapkan dapat memberi bantuan ataupun kemudahan bagi para pengguna jasa (costumer), khususnya wisatawan. Perkembangan jumlah wisatawan yang menggunakan pelayanan TIC berdasarkan data statistik Dinas Pariwisata Yogyakarta tahun 2014 yang dapat dilihat di lampiran 1, menunjukan kecendrungan bahwa pengguna jasa layanan Tourist Information Center cukup dibutuhkan oleh sebagian wisatawan khususnya wisatawan mancanegara yang terlihat lebih mendominasi daripada wisatawan domestik. Ini menjadi dasar bahwa paradigma adanya Tourist 6

Information Center sebagai area pusat informasi di suatu daerah objek wisata masih menjadi suatu kebutuhan utama wisatawan dalam memperoleh edukasi dan informasi pariwisata. Selain itu juga, TIC di area pintu masuk wisatawan mancanegara khususnya bandara memiliki potensi untuk meningkatkan angka kunjungan di suatu wilayah destinasi wisata. Sehingga, kesiapan pelayanan baik dari segi fasilitas dan sumber daya manusia perlu diperhatikan secara menyeluruh. Kinerja maupun kualitas layanan dipandang sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan oleh suatu organisasi/lembaga karena memiliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah ke penyedia jasa lain. Untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja layanan TIC, diperlukan adanya suatu indikator dalam penilaian kinerja pelayanan informasi. Indikator pelayanan tersebut antara lain faktor kepuasaan pelanggan dan faktor kualitas pelayanan. Tingkat kepuasan wisatawan dapat diukur oleh adanya keluhan-keluhan yang dihadapi oleh pihak TIC dari wisatawan yang menggunakan fasilitas tersebut. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pengunjung yang khususnya merupakan wisatawan domestik maupun mancanegara antara lain seperti kurang nyamannya tempat, kurangnya fasilitas seperti minimnya peta, brosur, dan pamflet yang tersedia di TIC, lokasi TIC yang kecil dan tidak terjangkaunya penanda lokasi yang baik, letak TIC yang tersembunyi, dan pelayanan yang cukup lama. Selain itu, permasalahan yang dihadapi TIC di D.I.Yogyakarta saat ini yaitu ketersediaan dan kelengkapan informasi wisata yang belum akurat, up-to-date dan informatif. Teknologi informasi belum dimanfaatkan secara maksimal dan TIC belum memiliki standar 7

pelayanan yang terkelola secara menyeluruh di dalam pengelolaan sumber daya manusianya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan indikator-indikator permasalahan yang sudah dijelaskan, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas kinerja layanan dengan menganalisis tingkat kesesuaian antara kepentingan faktorfaktor pelayanan menurut wisatawan dengan kualitas pelayanan yang diberikan pada Tourist Information Center maupun Tourist Information Service yang ada di kota Yogyakarta, dapat dirumuskan bahwa kondisi TIC dan TIS di Yogyakarta saat ini masih memiliki kekurangan aspek fisik, fasilitas, pengelolaan, dan pelayanan. Oleh karena itu, diperlukan kajian dan evaluasi lebih mendalam terkait kualitas dari kinerja layanan TIC saat ini dan kebutuhan strategi pada masa yang akan datang. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Seberapa jauh tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja layanan TIC/TIS di D.I Yogyakarta? 2. Faktor-faktor layanan apa saja yang dapat membuat pelanggan merasa puas/tidak puas terhadap kinerja layanan TIC/TIS di D.I Yogyakarta? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis kualitas kinerja layanan TIC/TIS dilihat dari tingkat kepuasan wisatawan. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor layanan apa saja yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap layanan TIC/TIS. 8

3. Mengetahui atribut yang perlu mendapat prioritas untuk ditingkatkan dengan mengintegrasikan IPA 4. Memberikan usulan perbaikan sistem pelayanan terhadap pelanggan 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan mengenai kualitas layanan informasi pada TIC maupun TIS yang berada di D.I Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan dan memberikan pemikiranpemikiran terhadap perkembangan ilmu pariwisata, khususnya mengenai kualitas performa layanan Yogyakarta dan memberikan acuan untuk memperhatikan kualitas pelayanan Tourist Information Center pada masa yang akan datang. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat kebijakankebijakan mengenai indikator maupun standar kualitas dan performa layanan suatu pusat informasi pariwisata. 2. Bagi industri pariwisata, dapat digunakan sebagai acuan untuk memperhatikan kualitas pelayanan informasi, ekspektasi maupun kepuasaan wisatawan dalam memperoleh suatu informasi. 3. Bagi dunia pendidikan, dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian empiris selanjutnya. 9

1.6 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Peneliti Judul Fokus Lokus Metoda Rayendi Nur Pengembangan Evaluasi model D.I Deskriptif Salam (2012) Model Tourist kualitas layanan Yogyakarta Kualitatif Information Center TIC di Yogyakarta di D.I Yogyakarta I Gusti Ayu Kepuasan Mengetahui Legian, Kuta, Deskriptif Eka Wisatawan tingkat kepuasan Bali Kuantitatif Suwintari terhadap Kualitas wisatawan Kualitatif (2012) Pelayanan Tourist terhadap kualitas Information Center layanan TICs di Jalan Padma (swasta dan Utara Legian, Kuta. pemerintah) di Legian, Kuta. Arisa (2011) Tingkat kepuasan Mengukur tingkat D.I Deskriptif wisatawan kepuasan Yogyakarta Kualitatif mancanegara wisatawan terhadap kualitas mancanegara pelayanan Tourist terhadap kualitas Information Center layanan TIC di D.I di D.I Yogyakarta. Yogyakarta. Muthia Diyani Tingkat kepuasan Mengetahui D.I Deskriptif (2015) wisatawan kualitas dari Yogyakarta Kuantitatif terhadap kinerja kinerja TIC/TIS di Kualitatif layanan Tourist Yogyakarta Information ditinjau dari Center/Service bagaimana sebagai layanan tingkat kepuasan informasi pariwisata wisatawan di D.I Yogyakarta terhadap aspek pelayanan. 10