digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multikultural yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Setiap suku memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda. Kebudayaan Indonesia itu merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan agar tetap ada dan bisa berkembang. Kebudayaan Indonesia merupakan kesatuan dari kebudayaan-kebudayaan daerah yang ada di seluruh pulau di Indonesia. Kebudayaan daerah dimiliki oleh suku-suku yang mendiami wilayah nusantara, seperti suku Aceh, Baduy, Batak Dayak, Jawa, Sunda, Madura, Flores, Melayu, Nias, Timor, dan masih banyak lagi. Di antara suku-suku tersebut, suku Jawa merupakan suku yang terbesar. Sebagai suku yang mempunyai jumlah paling banyak di Indonesia, Jawa memiliki kebudayaan yang beragam, seperti : pakaian adat, rumah adat, adat-istiadat, bahasa, dan aksara. Aksara Jawa merupakan peninggalan budaya Jawa yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Dahulu, Aksara Jawa digunakan sebagai huruf yang dipakai sehari-hari dan digunakan untuk penulisan dokumen, naskah-naskah, dan sebagainya. Namun, seiring dengan masuknya bangsa asing yang membawa dan mengenalkan huruf latin, Aksara Jawa semakin tergeser dan hanya digunakan untuk penulisan tertentu. Saat ini Aksara Jawa hanya digunakan sebagai materi pembelajaran di SD dan menjadi satu bagian dengan materi pelajaran Bahasa Jawa. 1
digilib.uns.ac.id 2 Keistimewaan huruf Aksara Jawa membuat UNESCO mengakui Aksara Jawa sebagai font internasional. Saat ini Aksara Jawa sudah terdaftar pada Unicode dan masuk dalam font program Windows terbaru Microsoft (www.oase.kompas.com). Hal tersebut menjadikan Aksara Jawa sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Meskipun begitu, masih sedikit masyarakat yang bisa menguasai Aksara Jawa. Anggapan bahwa Aksara Jawa itu rumit, kuno, dan bukan merupakan aksara yang digunakan sehari-hari membuat masyarakat enggan mempelajarinya. Saat ini Aksara Jawa hanya diajarkan pada murid-murid SD khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Aksara Jawa masih menjadi pelajaran yang kurang menarik bagi anak-anak SD. Pembelajaran pada anak usia dini atau SD bisa menjadi pondasi yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan kecintaan terhadap budaya sendiri. Pembelajaran pada anak dapat melalui berbagai media, seperti : buku, film, mainan, rekaman suara, dsb. Buku merupakan media yang paling banyak digunakan sebagai media belajar anak, baik dalam pembelajaran formal maupun informal. Buku yang menarik akan lebih disukai anak-anak. Masuknya buku-buku dari luar negeri yang menarik ikut menambah ragam buku anak-anak, seperti buku cerita bergambar, buku berjendela, buku Pop up, dll. Salah satu jenis buku yang sedang digemari anak-anak saat ini adalah buku Pop up. Buku Pop up merupakan buku yang memiliki bagian khusus yang dapat muncul keluar membentuk 3 dimensi ketika halaman dibuka. Buku Pop up lebih menarik untuk anak-anak karena terdapat bagian yang bisa muncul seperti sebuah kejutan dan membuat pembacanya commit penasaran to user dengan apa lagi yang akan muncul
digilib.uns.ac.id 3 pada buku tersebut. Daya tarik buku Pop up ini dapat digunakan sebagai media pengenalan Aksara Jawa untuk anak-anak. Diharapkan dengan adanya buku pengenalan Aksara Jawa yang bertemakan Pop up, anak-anak lebih tertarik dan lebih mudah untuk mempelajari Aksara Jawa. Buku tersebut perlu disusun dengan materi yang sesuai serta desain yang menarik dan komunikatif agar tepat sasaran. Selain itu juga dibutuhkan media promosi yang tepat untuk memperkenalkan dan memasarkan buku tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan perancangan sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-anak yang menarik dan komunikatif agar lebih mudah dipelajari anak-anak SD di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta? 2. Bagaimana memilih media promosi yang tepat untuk mendukung pemasaran Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-anak SD di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta? C. Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka didapatkan tujuan sebagai berikut : 1. Merancang Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-anak yang menarik dan komunikatif agar lebih mudah dipelajari anak-anak SD di Jawa Tengah, Jawa Timur, commit dan Yogyakarta. to user
digilib.uns.ac.id 4 2. Memilih media promosi yang tepat untuk mendukung pemasaran Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-anak SD di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. D. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Gagasan Yaitu pendekatan penguraian permasalahan secara faktual dan imajinatif berdasarkan data yang berupa informasi dan sumber-sumber yang telah ada, yakni dari buku-buku maupun bahan pustaka pendukung lainnya, guna penyusunan cerita atau alur, pengilustrasian, maupun bentuk dari buku Pop up Aksara Jawa ini. 2. Teknik Observasi Yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala obyek yang diselidiki. Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadiankejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang dilakukan (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 100). Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung buku-buku tentang Pop up dan Aksara Jawa yang sudah ada. 3. Kajian Dokumen Kajian dokumen merupakan sarana bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis atas kebijakan tertentu serta bahan-bahan tulisan yang lain (Jonathan Sarwono, Hary Lubis,
digilib.uns.ac.id 5 2007: 100). Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, berita, atau pernyataan tertulis lainnya yang terkait dengan Pop up dan Aksara Jawa.