BAB I PENDAHULUAN. mempunyai akibat hukum apabila terjadi pelanggaran oleh masyarakat. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. utamanya dibidang pembangunan ekonomi, maka kegiatan perdagangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. dari sarana pengangkutnya. Hal tersebut akan mempengaruhi lancar tidaknya. dapat dipastikan proses perdagangan akan terhambat.

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. dan wanita yang dianggap masih lemah baik secara fisik maupun batin.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, baik kesejahteraan jasmani maupun kesejahteraan rohani. Namun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

BAB I PENDAHULUAN. Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. bidang transportasi dalam penyediaan sarana transportasi. Pemerintah juga melakukan. peningkatan pembangunan di bidang perhubungan.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari alat tarnsportasi merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN. A. Pengertian Perjanjian Pengangkutan dan Asas-Asas Pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR TERJADINYA PENGANGKUTAN DALAM UNDANG-UNDANG. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

geografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut Namun demikian, secara politis semua yang ada di sisi bagian dalam garis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

PRINSIP TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM PENGANGKUTAN LAUT MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN. A. Pengertian Pengangkutan Dan Hukum Pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kegiatan pengangkutan baik orang maupun barang telah ada sejak zaman

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar di dunia berdasarkan luas dari

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dapat di artikan sebagai proses, prinsip-prinsip dan tata

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ANGKUTAN DARAT. Pengangkutan adalah berasal dari kata angkut yang berarti mengangkut dan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum merupakan salah satu aturan yang bersifat mengatur dan memaksa dan berada ditengah masyarakat untuk mengatur tingkah laku masyarakat.hukum tersebut berwujud seperangkat peraturan tertulis dan tidak tertulis, dimana peraturan-peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan hukum yang resmi dan mempunyai akibat hukum apabila terjadi pelanggaran oleh masyarakat. 2 Demikian juga halnya dengan hukum pengangkutan di Indonesia sebagai hukum yang terus bergerak mengatur seluruh yang berkaitan dengan pengangkutan.pembangunan dan perkembangan Negara di bidang pengangkutan nasional telah menghasilkan berbagai variasi jasa angkutan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pengangkutan adalah perpindahan tempat baik mengenai benda-benda maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisien. 3 Pengangkutan merupakan bidang kegitan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa factor antara lain, kedaaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari 2 Hasim Purba, Suatu Pedoman Memahami Ilmu hukum, Cahaya Ilmu, Medan, 2006, hlm.12 3 Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport, Angkutan Laut, Angkutan Darat, dan Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, hal.20 1

2 sebagian besar laut, danau dan sungai yang memungkinkan pengangkutan tersebut dilakukan melalui darat, perairan dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Selain itu pengangkutan merupakan cara strategis dalam memperlancar roda perekonomian Bangsa dan Negara, karena pengangkutan darat mencakup hampir semua keaktifan manusia. Pengangkutan darat dapat dengan lebih jelas dirasakan masyarakat apabiula menyangkut tentang kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hal pengadaan dan penyediaan pangan atau kebutuhan pokok. Manfaat pengangkutan dapat dilihat dari berbagai segi antaranya segi ekonomis dan segi sosial.dalam kegiatan ekonomi pengangkutan mempertemukan produsen dangan konsumen lewat barang produksi yang dipindahkan atau di kirim oleh suatu alat angkutan.dari segi manfaat sosial, pengangkutan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat dalam bentuk hubungan yang resmi seperti hubungan antara lembaga-lembaga pemerintahan dengan swasta dan hubungan yang tidak resmi seperti hubungan sahabat, hubungan keluarga dan sebagainya. Pengangkutan berperan penting dalam dunia perdagangan tidak hanya sebagai alat fisik,alat yang harus membawa barang-barang yang diperdagangkan dari produsen ke konsumen, tetapi juga sebagai alat penentu harga dari barangbarang tersebut. Hal ini dikarenakan pengangkutan merupakan jembatan penghubung produsen dengan konsumen.oleh karena itu dunia perdagangantanpa pengangkutan perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. Dalam hukum pengangkutan terdapat perjanjian timbal-balik bagi para pihak, dimana pihak dalam pengangkutan yaitu pengankut dan pengirim. Pengangkut mengikatkan dirinya untuk mengangkut barang dan atau orang dari 2

3 suatu tempat ke tempat lain dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan dirinya dengan membayar uang angkutan. 4 Dalam hukum pengangkutan dikenal adanya prinsip-prinsip tanggung jawab di bidang angkutan, setidaknya ada 3 (tiga) prinsip tanggung jawab, yaitu : 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan atas kesalahan 2. Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga 3. Prinsip tanggung jawab mutlak 5 Peraturan mengenai pengangkutan tersebut diatur dalam buku ke III KUHPerdata tentang perikatan dan buku ke II title ke V dalam KUHDagang.Hanya sangat disayangkan, bahwa mengenai soal angkutan ini secara umum belum diatur dalam suatu kodifikasi hukum dalam KUH Dagang.Dalam KUHDagang hanya dijumpai ketentuan-ketentuan mengenai angkutan di laut, dimana hal tersebut diatur dalam buku keduanya sebagai bagiam dari hukum laut. Perkembangan dalam pengangkutan ini diikuti oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.pemerintah mengeluarkan undang-undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang berlaku sejak tanggal 25 April 2007.Keluarnya undang-undang No.23 tahun 2007 menggantikan undang-undang No 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian. Undang-undang No 13 tahun 1992 ini juga menggatikan undang-undang perkeretaapian yang ada pada jaman Hindia Belanda, yaitu Bepalingen betreffende het Vervoer over Spoorwegen (Ordonnatie, Staatblad 1927 Nomor 262). 4 H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Hukum Pengangkutan, Djambatan, Jakarta, 2008, hlm.2 5 Ridwan khairandy, Pengantar Hukum Dagang, FH UII Press, Yogyakarta, 2006, hlm184 3

4 Dilakukannya revisi terhadap undang-undang No.13 tahun 1992, karena undang-undang tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat, Maka dengan direvisinya undang-undang No.13 Tahun 1992 menjadi undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 ini diharapkan dapat mewujudkan pelancaran perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat,aman,nyaman,cepat serta efisien. Tentang pengangkutan, kita mengenal ada tiga jenis pengangkutan yaitu pengangkutan melalui darat, perairan dan pengangkutan melalui udara. Pada pengangkutan melaluin darat, dapat dikelompokkan lagi menjadi 2 jenis yaitu pengangkutan melalui jalan raya dan pengangkutan melalui kereta api. Kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan yang khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi serta lebih efisien dibandingkan sarana transportasi jalan lainnya untuk jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya seperti angkutan perkotaan. Selain dari keunggulan khusus transportasi kereta api tersebut, kereta api juga menjadi solusi beberapa permasalahan transportasi nasional seperti : 6 1. Kondisi jalan raya yang mengalami banyak kerusakan. 2. Kemacetan di jalan raya akibat lalu lintas yang semakin padat dan jumlah kendaraan yang semakin meningkat. 3. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan biaya transportasi meningkat 6 Soemino Eko Sapurto, Kebijakan Perkeretaapian Kemana Hendak Bergulir?,Gibon Books, Jakarta,2007, hal.10. 4

5 Pengangkutan orang melalui kereta api diatur dalam Bab XI bagian kedua, pasal 130 sampai dengan pasal 138 UUKA. Pada pasal 132 UUKA dinyatakan : (1) Penyelenggaraan sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang yang telah memiliki karcis. (2) Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan sampai dengan tingkat pelayanan yang dipilih. (3) Karcis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang. Dari ketentuan pasal di atas, dapat dikatahui bahwa tujuan pengangkutan orang (penumpang) melalui kereta api adalah berkewajiban mengangkut orang dari suatu tempat ke tempat tujuan. PT.railink merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu sebagai perusahaan jasa angkutan darat.sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan PT.railink memberikan kenyamanan pada penumpang melalui pemenuhan dan perbaikan fasilitas, pemenuhan perlengkapan demi kenyamanan penumpang pengguna jasa PT.railink. Kegiatan usaha jasa pengangkutan yang dilakukan PT.railink, jelas memiliki dampak positif bagi perekonomian Bangsa dan Negara. Usaha pengangkutan tersebut dapat menambah sumber pendapatan Negara dari pajak yang dikenakan melalui penjualan tiket. Mengingat pentingnya peranan transportasi dan besarnya tanggung jawab PT.RAILINK sebagai pengangkut.penulis tertarik untuk mengadakan penilitian di PT.RAILINK MEDAN. Sesuai dengan penjelesan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul : ASPEK-ASPEK HUKUM PENYELENGGARAAN 5

6 ANGKUTAN PENUMPANG DARI MEDAN KE BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU (STUDI PADA PT.RAILINK MEDAN) B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini antara lain, sebagai berikut : 1. Bagaimana penyelenggaraan angkutan kereta api pada PT.Railink? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap kerugian penumpang oleh PT.RAILINK? 3. Bagaimana tanggung jawab PT.RAILINK terhadap penumpang? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk menegetahui bagaimana penyelenggaraan angkutan kereta api pada PT.Railink 2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum oleh PT.RAILINK terhadap kerugian penumpang. 3. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab PT.RAILINK terhadap penumpang. D. Manfaat Penulisan a) Manfaat Teoritis Melalui penulisan skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplementasiian teoriteori yang selama ini diperoleh di bangku kuliah.khususnya menyangkut tentang 6

7 tanggung jawab PT.RAILINK terhadap penumpang dalam bidang hukum pengangkutan. b) Manfaat Praktis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT.RAIINK dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap penumpang, sehingga nantinya para penumpang kereta api memiliki kepercayaan penuh terhadap PT.RAILINK. c) Bagi Ilmu Pengetahuan Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk perbandingan segala teori-teori perkuliahaan, serta menambah arsip kepustakaan yang ada guna dijadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode pendekatan Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis normative dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normative dimaksudkan untuk melakukan pengkajian terhadap hukum perdata, yaitu : pendekatan yang bertitik tolak dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan diteliti dilapangan untuk memperoleh factor pendukung dan hambatannya. Pendekatan yuridis normative ini merupakan pendekatan dengan berdasarkan norma-norma atau peraturan perundang-undangan yang mengikat serta mempunyai konsekuensi hukum yang jelas. 7

8 Melalui pendekatan yuridis normative ini diharapkan dapat mengetahui tentang undang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, yang dapat diterapkan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini. Pendekatan yuridis empiris dimaksudkan untuk melakukan penelitian terhadap aspek hukum penyelenggaran angkutan kereta api melalui wawancara terhadap PT.RAILINK. 2. Jenis penelitian Jenis penilitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian hukum yang bersifat deskriptif.jenis penelitian ini bertujuan untuk mendeskrpisikan atau menggambarkan tentang suatu peristiwa yang lebih luas dan umum. 3. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, sumber data sekunder, dan sumber data tersier.data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan sumber data tersier adalah data yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder. Dalamhal ini sumber data primernya adalah PT.Railink, sedangkan sumber data sekundernya adalah berupa undangundang, buku-buku literature tentang pengangkutan, catatan-catatan yang relevan, Koran, majalah, jurnal, peraturan pemerintah, serta hasil riset yang berhubungan dengan permasalahan yang dikemukan dan sumber data tersiernya adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, serta kamus-kamus keilmuan lainnya. 4. Tehnik pengumpulan data 8

9 Dalam hal usaha untuk mengumpulkan data yang diperlukan mengenaiskripsi ini, maka penulis menggunakan dua cara, yaitu : a) Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder atau data tidak langsung dari sumbernya yaitu dengan membaca dan meniliti literature, dokumen, buku-buku, udang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretapian, serta hasil penelitian yang ada hubungannya dengan skripsi ini. b) Penelitian Lapangan (field research) Pengumpulan data yang dilakukan dengan studi pada objek penelitian dalam hal ini PT.RAILINK. 5. Analisi data Analisis data adalah proses menafsirkan atau memaknai suatu data. Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengelolahan data merupakan pekerjaan seorang peneliti yang memerlukan ketelitian dan pencurahan daya piker secara optimal dan secara nyata kemampuan metodelogis peneliti diuji. 7 Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam skripsi ini dan pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan serta memberikan saran seperlunya. Adapun analisis data yang penulis lakukan adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan secara lengkap kualitas dan karakteristik dari data-data yang sduah terkumpul dan sudah dilakukan pengolahan, kemudian dibuat kesimpulan. hlm.7 7 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, 9

10 F. Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi pula atas beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai berikut : BAB I: Bab ini merupakan bab pendahuluan, yang merupakan suatu pengantar dari permasalahan, terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu : Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, Sistematika Penelitian, dan Keaslian Penulisan. BAB II: Bab ini berjudul Ruang lingkup penyelenggaraan transportasi kereta api yang terdiri dari 4 (empat) sub bab yaitu : sejarah perkeretaapian di Indonesia, penyelenggaraan angkutan kereta api, jenis pengangkutan kereta api dan pelaksanaan perjanjian pengangkutan kereta api. BAB III: Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa transportasi kereta api yang terdiri dari 4 (empat) sub bab yaitu : pengaturan hukum tentang transportasi kereta api di Indonesia, asas dan tujuan perlindungan terhadap penumpang transportasi kereta api, aspek-aspek perlindungan hukum terhadap penumpang dalam kegiatan transportasi kereta api dan PT.railink sebagai salah satu perusahaan pengangkut penumpang kereta api. BAB IV: Tanggung jawab hukum PT.RAILINK sebagai pengangkut penumpang transportasi kereta api yang terdiri dari 4 (empat) sub bab yaitu :penyelenggaraan angkutan kereta api pada PT.Railink, perlindungan hukum dalam transportasi kereta api di Indonesia 10

11 menurut undang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, upaya hukum terhadap penumpang yang mengalami kerugian dalam kegiatan transportasi kereta api dan tanggung jawab hukum PT.railink terhadap pengguna gransportasi kereta api. BAB V: Kesimpulan dan saran, bab ini merupakan penutup dari keseluruhan materi skripsi yang terdiri dari 2 (dua) sub bab yaitu : kesimpulan dan saran. G. Keaslian Penulisan Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran, ide dan gagasan penulis dengan mengambil panduan dari buku-buku, literatureliteratur dari perpustakaan, dan media-media lain yang berkaitan dengan judul skripsi ini Sepanjang pengetahuan penulis dan berdasarkan informasi yang diperoleh dari perpustakaan. Hingga saat ini belum ada skripsi yang mengangkat judul Aspek-aspek Hukum Penyelenggaraan Angkutan Penumpang dari Medan ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi pada PT.Railink) Oleh karena itu, keaslian skripsi ini terjamin keasliannya, kalaupun ada pedapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini, semata-mata dijadikan pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan dalam menyempurnakan skripsi ini. 11