BAB II DESKRIPSI OBYEK WILAYAH. Istimewa Yogyakarta yang terletak diantara dan

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB III TINJAUAN LOKASI

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2014

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 1) Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM. dan Bujur Timur, dengan luas 3.185,80. Luas Area ( ) 32,50 586, ,36

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang dimilikinya.pemerintah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Tabel 3.1. Anggaran, Realisasi, dan Pelaksanaan Urusan Wajib

BUPATI BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBYEK WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Secara Topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 26,1 C 27,4 C, sedangkan kelembaban udara antara 74%-80% dan curah hujan tertinggi pada Bulan Februari 16,2 mm. Kabupaten Sleman memiliki Luas 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara Selatan 32 Km,Timur Barat 35 Km. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta. 36

Secara administratif terdiri 17 wilayah kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Secara administratif, kabupaten Sleman terdiri atas 17 wilayah kecamatan 86 Desa dan 1.212 Padukuhan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Cangkringan ( 4.799 Ha ), dan yang paling sempit adalah berbah ( 2.299 Ha ). Kecamatan dengan padukuhan terbanyak adalah tempel ( 98 Padukuhan ), sedangkan kecamatan dengan padukuhan paling sedikit adalah Turi ( 54 Padukuhan ). Kecamatan dengan desa terbanyak adalah Tempel 9 8 Desa ), sedangkan kecamatan dengan desa paling sedikit adalah Depok ( 3 Desa ). Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 2.1 Jumlah kecamatan dan luas Wilayah di Kabupaten Sleman Tahun 2013 NO Kecamatan Banyaknya Luas ( ha) Desa Padukuhan 1 Moyudan 4 65 2.762 2 Minggir 5 68 2.727 3 Sayegan 5 67 2.663 4 Godean 7 77 2.684 5 Gamping 5 59 2.925 6 Melati 5 74 2.852 7 Depok 3 58 3.555 8 Berbah 4 58 2.299 37

9 Prambanan 6 68 4.135 10 Kalasan 4 80 3.584 11 Ngemplak 5 82 3.571 12 Ngaglik 6 87 3.852 13 Sleman 5 83 3.132 14 Tempel 8 98 3.249 15 Turi 4 54 4.309 16 Pakem 5 61 4.384 17 Cangkringan 5 73 4.799 Jumlah 86 1.212 57.482 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman 2013 Keadaan tanah di kabupaten Sleman di bagian selatan relatif datar kecuali di daerah perbukitan di daerah tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Semakin keutara relatif miring dan di bagian utara sekitar lereng Gunung Merapi relatif terjal. Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara 100 meter sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut ( m dpl ). Ketinggian tanahnya dapat di bagi menjadi 4 kelas yaitu ketinggian < 100 meter, 100 499 meter, 500 999 meter, dan > 1.000 meter dpl. Ketinggian <100 m dpl seluas 6.203 ha, atau 10,79 % dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Gamping, Berbah, dan Prambanan. Ketinggian 100-499 m dpl seluas 43.246 ha, atau 75,32% dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian 500-38

999 m dpl meliputi luas 6.538 ha, atau 11,38% dari luas wilayah, ditemui di Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan. Ketinggian > 1.000 m dpl seluas 1.495 ha, atau 2,60% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan. 2. Kondisi Demografi Kabupaten Sleman Jumlah penduduk Kabupaten Sleman berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010, tercatat 1.093.110 jiwa, perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2010 bertambah 39.579 orang atau 3,75% yaitu dari 1.053.531 orang pada Tahun 2009 menjadi 1.093.110 orang pada akhir tahun 2010. Tabel 2.2 Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sleman NO Tahun Laki-Laki Perempuan Jiwa % Jiwa % Jumlah 1 2007 513.944 50,05 512.823 49,95 1.026.767 2 2008 524.722 50,44 515.498 49,56 1.040.220 3 2009 527.339 51,00 526.192 49,00 1.053.531 4 2010 545.961 50,07 544.398 49,93 1.093.110 5 2011 559.302 49,70 566.067 50,30 1.123.369 Sumber : BPS Kabupaten Sleman dan Dinas Kependudukan dan Capil 39

B. Gambaran Umum Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 1. Profil Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 29 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan, perikanan dan kehutanan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan,perikanan, dan kehutanan. b. Pelaksanaan tugas bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan. 40

c. Penyelenggaraan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan. d. Pembinaan dan pengembangan pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan. e. Penyelenggaraan penyuluhan bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sesuai penjelasan diatas. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ada 366 orang dengan rincian sebagai berikut : 41

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Menurut Golongan NO Unit Kerja Golongan IV III II I Jumlah 1 Kepala Dinas 1 1 2 Sekretaris/TU 2 17 9 5 33 3 Bidang TPH 2 18 2 22 4 Bidang Peternakan 4 15 2 21 5 Bidang Perikanan 1 14 1 16 6 Bidang Kehutanan&Perkebunan 1 16 2 19 7 Bidang Pangan&Penyuluhan Ketahanan 18 1 19 8 UPT Pasar Hewan&RPH 5 6 11 9 UPT Pelayanan Kesehatan Hewan 1 10 1 12 10 UPT Terminal Agribisnis 5 1 6 11 UPT PBP Perikanan 7 8 2 17 12 UPT BP3K Wilayah I 1 1 1 3 13 UPT BP3K Wilayah II 4 2 6 14 UPT BP3K Wilayah III 5 5 15 UPT BP3K Wilayah IV 2 2 4 42

16 UPT B3K Wilayah V 1 2 1 1 5 17 UPT BP3K Wilayah VI 1 3 4 18 UPT BP3K Wilayah VII 1 1 2 19 UPT BP3K Wilayah VIII 6 6 20 Fungsional 20 134 154 Jumlah 35 283 40 8 366 Sumber : Lakip Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2013 43

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Menurut Tingkat Pendidikan NO Unit Kerja Golongan S-2 S-1 D- III SLT A SLT P S D Jumla h 1 Kepala Dinas 1 1 2 Sekretaris/TU 3 12 1 12 4 1 33 3 Bidang TPH 2 9 2 9 22 4 Bidang Peternakan 1 8 1 11 21 5 Bidang Perikanan 2 9 1 4 16 6 7 Bidang Kehutanan&Perkebunan Bidang Ketahanan Pangan&Penyuluhan 3 9 7 19 3 11 5 19 8 UPT Pasar Hewan&RPH 4 7 11 9 UPT Hewan Pelayanan Kesehatan 2 4 3 3 12 10 UPT Terminal Agribisnis 4 2 6 11 UPT PBP Perikanan 2 1 10 1 3 17 12 UPT BP3K Wilayah I 1 1 1 3 44

13 UPT BP3K Wilayah II 2 4 6 14 UPT BP3K Wilayah III 1 2 2 5 15 UPT BP3K Wilayah IV 2 2 4 16 UPT B3K Wilayah V 1 2 1 1 5 17 UPT BP3K Wilayah VI 1 1 2 4 18 UPT BP3K Wilayah VII 1 1 2 19 UPT BP3K Wilayah VIII 2 2 2 6 20 Fungsional 4 76 53 21 154 Jumlah 24 16 0 66 106 6 4 366 Sumber : Lakip Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan paling banyak yaitu paling banyak yaitu S1 sebanyak 160 orang dan SLTA sebanyak 106 orang. Sedangkan tingkat pendidikan S2 sebanyak 24 orang dengan Berdasarkan tabel di atas tingkat pendidikan pegawai yang paling tinggi yaitu S2 dan tingkat pendidikan paling rendah SD. 2. Susunan Organisasi Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Susunan Organisasi Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan terdiri dari : 45

a. Kepala Dinas b. Sekretaris, Membawahi : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub. Bagian Kepegawaian 3. Sub. Bagian Keuangan 4. Sub. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura 1. Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Holtikultura 2. Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 3. Seksi Pengolahan dan penanganan pasca panen Tanaman Pangan dan Hortikultura 4. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura c. Bidang Kehutanan dan Perkebunan 1. Seksi Bina Usaha Kehutanan dan Perkebunan 2. Seksi Bina Produksi Kehutanan dan Perkebunan 3. Seksi Bina Tanaman dan lahan Kehutanan dan Perkebunan d. Bidang Perikanan 1. Seksi BinaUsaha Periakanan 2. Seksi Bina Produksi Periakanan 3. Seksi Pengembangan Perikanan 46

e. Bidang Peternakan 1. Seksi Bina Usaha Peternakan 2. Seksi Bina Produksi Peternakan 3. Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner f. Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 1. Seksi Ketersedian Pangan 2. Seksi Distribusi dan Penganekaragaman Pangan 3. Seksi Kelembagaan Penyuluhan 4. Seksi Penyelenggaraan Penyuluhan g. Unit Pelaksana Teknis h. Kelompok Jabatan Fungsional Bagan Strukstur Organisasi Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman 47

Sumber : Lakip Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 201 48

3. Urain Tugas Pokok dan Fungsi Masing-Masing Bidang di Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan a. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, kepegawaian, keuangan dan perencanaan, evaluasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat mempunyai fungsi : Penyelenggaraan urusan Keuangan dan penyelenggaraan urusan perencanaan. Tugas dan fungsi ini dirinci sesuai struktur organisasi yang ada, sebagai berikut : 1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan umum 2. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan Kepegawaian 3. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan keuangan 4. Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakasanakan urusan perencanaan dan evaluasi. b. Bidang Tanaman Pangan Hortikultura Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha, produksi,pengolahan pasca panen, penanganan pasca panen, sarana, 49

dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 1) Penyusunan rencana kerja Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha, produksi, pengolahan pasca panen, penanganan pasca panen, sarana, dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura; 3) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha tanaman pangan dan hortikultura; 4) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura; 5) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pengolahan dan penanganan pasca panen tanaman pangan dan hortikultura; 6) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan dan hortikultura; 7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura c. Bidang Kehutanan dan Perkebunan Bidang Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha, produksi, tanaman, dan lahan kehutanan dan perkebunan. Bidang Kehutanan dan Perkebunan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 50

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Kehutanan dan Perkebunan; 2) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha, produksi, tanaman, dan lahan kehutanan dan perkebunan; 3) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha kehutanan dan perkebunan; 4) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi kehutanan dan perkebunan; 5) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan tanaman dan lahan kehutanan dan perkebunan; 6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Kehutanan dan Perkebunan. d. Bidang Perikanan Bidang Perikanan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha dan produksi perikanan. Bidang Perikanan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 1) Penyusunan rencana kerja Bidang Perikanan; 2) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha dan produksi perikanan; 3) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha perikanan; 4) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi perikanan; 5) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan perikanan; 51

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Perikanan. e. Bidang Peternakan Bidang Peternakan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha dan produksi peternakan serta kesehatan hewan dan masyarakat veteriner. Bidang Peternakan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 1) Penyusunan rencana kerja Bidang Peternakan; 2) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha dan produksi peternakan serta kesehatan hewan dan masyarakat verteriner; 3) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan usaha peternakan; 4) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produksi peternakan; 5) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kesehatan hewan dan masyarakat veteriner; dan 6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Peternakan. f. Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan ketersediaan, distribusi, dan penganekaragaman pangan, serta kelembagaan dan 52

penyelenggaraan penyuluhan. Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 1) Penyusunan rencana kerja Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; 2) Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan ketersediaan, distribusi, dan penganekaragaman pangan, serta kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan; 3) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan ketersediaan pangan; 4) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan distribusi dan penganekaragaman pangan; 5) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kelembagaan penyuluhan; 6) Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan penyuluhan; 7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. g. Unit Pelaksana Teknis Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagaian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. 53