BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker menjadi salah satu penyabab utama kematian di dunia. Kanker merupakan masalah kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya sekitar 20% pertahun. Menurut data WHO tahun 2000, 22% dari seluruh kasus kanker adalah kanker payudara. Jumlah penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada wanita akibat penyakit kanker setelah kanker servik (YKPJ, 2005). Data yang diperoleh dari registrasi RSUP Karyadi Semarang kanker payudara pada tahun 2007 menduduki peringkat pertama dari seluruh penyakit keganasan dengan angka kejadian 634 kasus kanker payudara, sekitar 9,1% diantaranya terjadi pada perempuan berusia di bawah 30 tahun, bahkan ada yang berusia 21 tahun. Kanker payudara tidak hanya dialami oleh wanita yang berusia di atas 30 tahun tetapi dapat juga terjadi pada wanita di bawah usia 30 tahun, hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup, konsumsi makanan berkadar lemak tinggi diduga menjadi pemicu (Gondhowiardjo, 2004). Sebagian besar penderita kanker payudara datang ke palayanan medis pada stadium lanjut, sehingga penderitaan yang dialami semakin berat, biaya pengobatan yang dibutuhkan mahal dan angka kematian tinggi. Menurut statistik hampir 85% dari seluruh kejadian kanker payudara ditemukan oleh penderita itu sendiri (bukan oleh dokter). Oleh karena itu perlu dilakukan
pencegahan primer (deteksi dini) dan dikembangkanlah metode pemeriksaan payudara sendiri disingkat SADARI (Otto, S, 2005). SADARI sangat potensial untuk identifikasi dan pengobatan kanker payudara. Sangat penting untuk mempercayakan metode skrining kanker payudara tidak hanya dengan satu metode tetapi dengan beberapa metode. Diharapkan dengan adanya pemeriksaan klinik, mamografi setiap tahun dilengkapi dengan SADARI tidak hanya meningkatkan kefamiliaran terhadap payudara tetapi juga berguna untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Rekomendasi terbaru dari American Cancer Society (2003) menganjurkan wanita yang berusia 20 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan klinik payudara sekurang kurangnya tiga tahun sekali dan mendapat informasi tentang keuntungan dan keterbatasan SADARI, sehingga wanita yang memilih melakukan SADARI dapat melakukan SADARI dengan tepat sesuai dengan pedoman teknik SADARI. Wanita usia 40 tahun mulai melakukan mamografi secara rutin dan melakukan pemeriksaan klinik setiap tahun, wanita yang beresiko terkena kanker payudara (riwayat keluarga, tendensi genetik dan riwayat pernah menderitakanker peyudara) melakukan mamografi sedini mungkin, mengikuti additional test (brest ultrasound atau MRI), serta meningkatkan frekuensi pemeriksaan payudara. Deteksi dini kanker belum populer di Indonesia karena selain ketidaktahuan, ketidakpedulian dan ketidakmampuan finansial, banyak anggota masyarakat yang takut menghadapi kenyataan. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2001) menunjukan adanya hubungan yang
signifikan antara tingkat pendidikan wanita terhadap pengetahuanya tentang SADARI. Beberapa peneliti juga memperlihatkan adanya indikasi hubungan yang kuat antara pengetahuan dan perilaku. Menurut Notoatmojo (2007), perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebaiknya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Mahasiswa S1 Keperawatan UNIMUS sebagian besar perempuan yang berusia antara usia 17 tahun sampai 24 tahun. Mahasiswi yang telah berusia 20 tahun keatas dan telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kanker payudara sebanyak 40,2%. Mahasiswi yang pernah menemukan benjolan pada payudaranya sebanyak 11,6% dari 60 mahasiswi. Peneliti memilih usia 20 tahun keatas sebagai subjek penelitian karena sesuai dengan rekomendasi dari American Cancer Society (2003) yang menganjurkan wanita sebaiknya melakukan SADARI segera ketika mereka mulai mengalami pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada wanita muda masih sulit untuk melakukan deteksi kanker payudara dengan SADARI karena payudara mereka masih berserabut (fibrouus), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai mendeteksi kanker payudara dengan SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan pada wanita sudah terbentuk sempurna. Pemilihan mahasiswi sebagai subjek penelitian bertujuan untuk melihat apakah mahasiswi menerapkan pengetahuan tentang kanker payudara dalam melakukan praktik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Adanya
kasus kanker payudara yang terjadi pada usia dibawah 30 tahun juga memperlihatkan bahwa kanker payudara yang sebelumnya banyak terjadi pada usia 35 50 tahun mulai menyerang usia yang lebih muda, hal ini disebabkan karena meningkatnya faktor resiko kanker payudara itu sendiri yang meliputi faktor eksogen, misalnya pola hidup, pola makan, serta faktor endogen yaitu genetik, sehingga sangat diperlukan deteksi dini untuk menemukan kalainan pada payudara melalui SADARI. Dari studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 5 orang mahasiswi dengan metode wawancara, semuanya memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker payudara namun 4 dari 5 mahasiswi tidak pernah melakukan SADARI (Komunikasi personal tahun 2009). Dengan alasan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang Kanker Payudara dengan simulasi praktik SADARI pada mahasiswi UNIMUS. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang payudara dengan simulasi praktik SADARI pada Mahasiswi UNIMUS?
C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang Kanker Payudara dengan simulasi praktik SADARI pada Mahasiswi UNIMUS. Tujuan Khusus : Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan pengetahuan tentang Kanker Payudara pada Mahasiswi UNIMUS. 2. Mendeskripisikan simulasi praktik SADARI pada Mahasiswi UNIMUS. 3. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan simulasi praktik SADARI pada Mahasiawi UNIMUS. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan memberikan manfaat untuk hal hal sebagai berikut : 1. Profesi Keperawatan Hasil Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi tenaga keperawatan untuk memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki tentang kanker payudara dalam mendeteksi dini kanker payudara melalui upaya SADARI, baik bagi diri sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan di masyarakat.
2. Peneliti Penelitian ini merupakan sarana belajar dan hasilnya diharapkan bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan kanker payudara dan SADARI. 3. Mahasiswi UNIMUS Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Mahasiswi UNIMUS untuk memanfaatkan ilmu yang telah didapat tentang kanker payudara melalui praktik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara untuk mencegah keterlambata pengobatan kanker payudara. 4. Institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian penelitian selanjutnya. E. Bidang Ilmu 1. Bidang : Meternitas 2. Tempat : Kampus UNIMUS 3. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan simulasi praktik SADARI Mahaasiswi UNIMUS.