BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu yang Bekerja Sebagai Perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Bab 8. Peran Karakteristik Sosio-Demografi di Daerah Terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan Praktik ASI Eksklusif. Gambaran Lokasi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

Kata Kunci : Kinerja, Cakupan ASI Eksklusif, Bidan Desa. Kepustakaan : 40, ( )

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan keadilan, keutamaan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Status kesehatan masyarakat diusahakan dikan melalui pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan, terutama pada bayi, balita, wanita hamil, dan masa nifas (Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010). Cakupan Angka Kematian Bayi (AKB) yang diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup. Dalam target indikator Indonesia Sehat tahun 2010, AKB sebesar 40/1.000 kelahiran hidup. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 10,25/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Di Kabupaten Batang AKB pada tahun 2009 sebesar 16,72/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009). Kematian sekitar 30 ribu anak di Indonesia setiap tahunya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi (Krisnatuti, 2005, p.5). Air Susu Ibu (ASI) merupakan satusatunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan 1

2 perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF (Fact About Breast Feeding) merupakan kekeliruan yang fatal, karena sekalipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, dan diabetes. Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.52-53). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif sekitar 40,21% terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008 (28,96%), di tahun 2007 cakupan ASI eksklusif sekitar 27,35 %, tetapi dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80% ( Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, pp.102-103). Di Kabupaten Batang tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 21,52% meningkat bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 12,86%, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 15,87%. Angka ini masih di bawah Jawa Tengah (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.53-49).

3 Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun seringkali para ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali mendapatkan informasi yang salah ASI eksklusif, bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakuakan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Utami, 2005, p.2). Ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu muda tidak menyusui anaknya, diantaranya kurangnya ibu terhadap pemberian makanan kepada anaknya dan sebagian besar para ibu yang aktif bekerja dikantor sehingga menyita waktu (Prasetyono, 2009, pp.11-13). Data yang diperoleh dari Dinas Profinsi Jawa Tengah terdapat (85,64%) ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2007, ( 92,94%) ibu nifas pada tahun 2008 dan (80,29%) ibu nifas pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009, p.52). Sedangkan Di Kabupaten Batang jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (79,305) pada tahun 2007, (83,32%) ibu nifas pada tahun 2008, dan (93,60%) ibu nifas pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.24,23). Blado I merupakan yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Batang. Jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2010 sebanyak 545 orang. Dari hasil wawancara dengan bidan Blado I, di wilayah kerja Blado I masih terdapat masalah-masalah dalam menyusui yaitu sekitar 40% (218 orang) dari

4 545 ibu nifas. Sekitar 65 % ibu mengalami payudara bengkak dan 35% ibu nifas mengalami puting susu lecet. Hasil studi pendahuluan di Desa Kalipancur Kecamatan Blado Kabupaten Batang terhadap 10 ibu nifas, terdapat 8 (80%) ibu nifas yang bekerja, 2 (20%) ibu nifas yang tidak bekerja, 4 (40%) ibu nifas yang ber kurang menyusui dan 6 (60%) ibu nifas yang ber cukup. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I Kabupaten Batang tahun 2011. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas dapat di rumuskan bagaimana gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I Kabupaten Batang tahun 2011. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan) dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I pada tahun 2011.

5 2. Tujuan khusus a. Untuk mendeskripsikan pendidikan ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. b. Untuk mendeskripsikan umur ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. c. Untuk mendeskripsikan pekerjaan ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. d. Untuk mendeskripsikan ibu nifas menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. e. Untuk mendeskripsikan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi pembuat kebijakan () Memberikan bahan masukan bagi pengelola program dalam upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif. 2. Manfaat masyarakat Tambahan informasi dan ibu nifas manfaat menyusui, cara menyusui yang benar, masalah dalam menyusui dan bagaimana cara pencegahan dan penangananya.

6 3. Manfaat bagi penulis Memberikan pengalaman langsung pada penulis dalam pelaksanaan penelitian, serta menambah wawasan gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. 4. Manfaat bagi Instansi Pendidikan Menambah daftar pustaka di perpustakaan kampus Universitas Muhammadiyah Semarang dan memberikan informasi gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I pada tahun 2011. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Judul Tujuan Objek Variabel Jenis Penelitian Hasil Penelitian Hubungan Pendidikan dan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS Ny.Y Semarang. Rd, Masrikhah,2010 Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan ibu nifas tanda bahaya nifas di BPS Ny.Y Semarang Ibu nifas di BPS Ny.Y sebanyak 37 0rang Variabel Independen : pendidikan Variabel Dependen : tanda bahaya nifas Penelitian Kuantitatif dengan studi korelasional Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan terbanyak adalah pendidikan SMP ke bawah sebanyak 19 orang ( 51,4 %). terbanyak adalah cukup sebanyak 16 orang (43,2%). Dari hasil perhitungan fisher exact nilai p value adalah sebesar 0,009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan ibu nifas tanda bahaya nifas.

7 Hubungan Pendidikan dan Ibu Nifas Tentang Masalah pada Saat Menyusui dengan Sikap Ibu Dalam Mengatasi Masalah Pada Saat Menyusui di Wilayah Kerja Buaran. Ulfa, Maria, 2007. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui dengan sikap ibu dalam mengatasi masalah pada saat menyusui di wilayah kerja Buaran. Ibu nifas di wilayah kerja Buaran sebanyak 62 orang Variabel Independen : Pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui Variabel Dependen : Sikap ibu dalam mengatasi masalah pada saat menyusui Penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional Dari hasil penelitian diketahui bahwa 41 orang berpendidikan dasar dan 43 orang ber kurang. Hasil uj chi square tidak ada hubungan antara pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui dengan sikap dalam mengatasi masalah pada saat menyusui dengan p value 1,000. Gambaran dan Praktik Pemberian Kolostrum di Desa Wanatungal (Khasanah,U, 2010) Mengetahui gambaran dan praktik pemberian kolostrum di desa Wonotungal Ibu nifas yang menyusui bayi di Desa Wanatunga l sebanyak 30 responden dan praktik pemberian kolostrum Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahuai bahwa terbanyak adalah baik (80%) dan praktik dalam pemberian kolostrum dalam katagori baik (65,5%) Gambaran Ibu Menyusui Laktasi di Wilayah Kerja Lamper Tengah Semarang, Febrianti, 2009. Mengetahui gambaran laktasi di wilayah kerja Lamper Tengah Semarang. Ibu menyusi di wilayah kerja Lamper Tengah Semarang sebanyak 48 responden ibu menyusui laktasi Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan baik yaitu sebesar 55,5%

8 Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, variabel penelitian dan rancangan penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan rancangan penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini benar-benar dilakukan oleh penulis di wilayah kerja Blado I Kecamatan Blado Kabupaten Batang dan belum pernah ada yang meneliti sebelumnya dengan responden yang sama.