1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan keadilan, keutamaan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Status kesehatan masyarakat diusahakan dikan melalui pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan, terutama pada bayi, balita, wanita hamil, dan masa nifas (Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010). Cakupan Angka Kematian Bayi (AKB) yang diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup. Dalam target indikator Indonesia Sehat tahun 2010, AKB sebesar 40/1.000 kelahiran hidup. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 10,25/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Di Kabupaten Batang AKB pada tahun 2009 sebesar 16,72/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009). Kematian sekitar 30 ribu anak di Indonesia setiap tahunya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi (Krisnatuti, 2005, p.5). Air Susu Ibu (ASI) merupakan satusatunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan 1
2 perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan mutakhir UNICEF (Fact About Breast Feeding) merupakan kekeliruan yang fatal, karena sekalipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namun pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, dan diabetes. Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 (dua) tahun (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.52-53). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif sekitar 40,21% terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008 (28,96%), di tahun 2007 cakupan ASI eksklusif sekitar 27,35 %, tetapi dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80% ( Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, pp.102-103). Di Kabupaten Batang tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 21,52% meningkat bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 12,86%, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 15,87%. Angka ini masih di bawah Jawa Tengah (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.53-49).
3 Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun seringkali para ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali mendapatkan informasi yang salah ASI eksklusif, bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakuakan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Utami, 2005, p.2). Ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu muda tidak menyusui anaknya, diantaranya kurangnya ibu terhadap pemberian makanan kepada anaknya dan sebagian besar para ibu yang aktif bekerja dikantor sehingga menyita waktu (Prasetyono, 2009, pp.11-13). Data yang diperoleh dari Dinas Profinsi Jawa Tengah terdapat (85,64%) ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2007, ( 92,94%) ibu nifas pada tahun 2008 dan (80,29%) ibu nifas pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009, p.52). Sedangkan Di Kabupaten Batang jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak (79,305) pada tahun 2007, (83,32%) ibu nifas pada tahun 2008, dan (93,60%) ibu nifas pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Kabupaten Batang, 2009, pp.24,23). Blado I merupakan yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Batang. Jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2010 sebanyak 545 orang. Dari hasil wawancara dengan bidan Blado I, di wilayah kerja Blado I masih terdapat masalah-masalah dalam menyusui yaitu sekitar 40% (218 orang) dari
4 545 ibu nifas. Sekitar 65 % ibu mengalami payudara bengkak dan 35% ibu nifas mengalami puting susu lecet. Hasil studi pendahuluan di Desa Kalipancur Kecamatan Blado Kabupaten Batang terhadap 10 ibu nifas, terdapat 8 (80%) ibu nifas yang bekerja, 2 (20%) ibu nifas yang tidak bekerja, 4 (40%) ibu nifas yang ber kurang menyusui dan 6 (60%) ibu nifas yang ber cukup. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I Kabupaten Batang tahun 2011. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas dapat di rumuskan bagaimana gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I Kabupaten Batang tahun 2011. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan) dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I pada tahun 2011.
5 2. Tujuan khusus a. Untuk mendeskripsikan pendidikan ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. b. Untuk mendeskripsikan umur ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. c. Untuk mendeskripsikan pekerjaan ibu nifas di wilayah kerja Blado I tahun 2011. d. Untuk mendeskripsikan ibu nifas menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. e. Untuk mendeskripsikan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi pembuat kebijakan () Memberikan bahan masukan bagi pengelola program dalam upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif. 2. Manfaat masyarakat Tambahan informasi dan ibu nifas manfaat menyusui, cara menyusui yang benar, masalah dalam menyusui dan bagaimana cara pencegahan dan penangananya.
6 3. Manfaat bagi penulis Memberikan pengalaman langsung pada penulis dalam pelaksanaan penelitian, serta menambah wawasan gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I tahun 2011. 4. Manfaat bagi Instansi Pendidikan Menambah daftar pustaka di perpustakaan kampus Universitas Muhammadiyah Semarang dan memberikan informasi gambaran karakteristik (pendidikan, umur, pekerjaan), dan praktik ibu nifas dalam menyusui di wilayah kerja Blado I pada tahun 2011. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Judul Tujuan Objek Variabel Jenis Penelitian Hasil Penelitian Hubungan Pendidikan dan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS Ny.Y Semarang. Rd, Masrikhah,2010 Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan ibu nifas tanda bahaya nifas di BPS Ny.Y Semarang Ibu nifas di BPS Ny.Y sebanyak 37 0rang Variabel Independen : pendidikan Variabel Dependen : tanda bahaya nifas Penelitian Kuantitatif dengan studi korelasional Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan terbanyak adalah pendidikan SMP ke bawah sebanyak 19 orang ( 51,4 %). terbanyak adalah cukup sebanyak 16 orang (43,2%). Dari hasil perhitungan fisher exact nilai p value adalah sebesar 0,009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan ibu nifas tanda bahaya nifas.
7 Hubungan Pendidikan dan Ibu Nifas Tentang Masalah pada Saat Menyusui dengan Sikap Ibu Dalam Mengatasi Masalah Pada Saat Menyusui di Wilayah Kerja Buaran. Ulfa, Maria, 2007. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui dengan sikap ibu dalam mengatasi masalah pada saat menyusui di wilayah kerja Buaran. Ibu nifas di wilayah kerja Buaran sebanyak 62 orang Variabel Independen : Pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui Variabel Dependen : Sikap ibu dalam mengatasi masalah pada saat menyusui Penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional Dari hasil penelitian diketahui bahwa 41 orang berpendidikan dasar dan 43 orang ber kurang. Hasil uj chi square tidak ada hubungan antara pendidikan dan ibu nifas masalah pada saat menyusui dengan sikap dalam mengatasi masalah pada saat menyusui dengan p value 1,000. Gambaran dan Praktik Pemberian Kolostrum di Desa Wanatungal (Khasanah,U, 2010) Mengetahui gambaran dan praktik pemberian kolostrum di desa Wonotungal Ibu nifas yang menyusui bayi di Desa Wanatunga l sebanyak 30 responden dan praktik pemberian kolostrum Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahuai bahwa terbanyak adalah baik (80%) dan praktik dalam pemberian kolostrum dalam katagori baik (65,5%) Gambaran Ibu Menyusui Laktasi di Wilayah Kerja Lamper Tengah Semarang, Febrianti, 2009. Mengetahui gambaran laktasi di wilayah kerja Lamper Tengah Semarang. Ibu menyusi di wilayah kerja Lamper Tengah Semarang sebanyak 48 responden ibu menyusui laktasi Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan baik yaitu sebesar 55,5%
8 Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, variabel penelitian dan rancangan penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan rancangan penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini benar-benar dilakukan oleh penulis di wilayah kerja Blado I Kecamatan Blado Kabupaten Batang dan belum pernah ada yang meneliti sebelumnya dengan responden yang sama.