BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya masih kita rasakan hingga saat ini. Buruknya tata kelola

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.5 Latar Belakang Penelitian

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di lingkungan eksternal. Persaingan yang ketat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kapitalis mendominasi iklim perekonomian di berbagai belahan dunia, baik

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pakaryaningsih, E., dan Y.S. Wibowo. Juli 2006, Pengaruh Board System dan Board

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis tahun , perusahaan perusahaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah mengalami krisis ekonomi berkepanjangan sejak tahun 1997 dan dampaknya masih kita rasakan hingga saat ini. Buruknya tata kelola perusahaan-perusahaan yang mendominasi perekonomian Indonesia merupakan salah satu pemicu yang menyebabkan krisis ekonomi tersebut. Berdasarkan survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) tahun 2000, Indonesia menempati posisi tiga terbawah negara Asia dalam menerapkan corporate governance di Asia. Ciri dari kegagalan penerapan corporate governance tersebut dapat dilihat dari standar akuntansi dan auditing yang tidak konsisten, praktik perbankan yang buruk, pengawasan board of director yang tidak efektif, kerangka hukum yang lemah, dan kurangnya perhatian terhadap hak pemegang saham minoritas. Oleh karena itu, dalam rangka pemulihan ekonomi, pemerintah Indonesia memperkenalkan sebuah konsep tata kelola perusahaan yang sehat atau lebih dikenal sebagai Good Corporate Governance (GCG). IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) sebagai lembaga yang berkomitmen mensukseskan pelaksanaan GCG di Indonesia memberikan pengertian Corporate Governance sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai

dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders). Lebih lanjut, IICG mengartikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberi nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memberikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan moral, etika, budaya dan aturan berlaku lainnya. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa GCG merupakan seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingannya. Dalam konteks sempit, tiga pemangku kepentingan yang membantu berlakunya GCG adalah Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Masalah muncul karena adanya pemisahan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dengan pengelola perusahaan (dewan direksi). Awalnya, hal ini dilakukan agar perusahaan dikelola oleh tenaga-tenaga profesional. Tetapi dalam pelaksanaannya, dewan direksi menjadi memiliki kekuasaan untuk memaksimalkan laba yang mengarah pada proses memaksimalkan kepentingan perusahaan sendiri dengan biaya yang harus ditanggung oleh para pemegang saham. Untuk itu diperlukan dewan komisaris sebagai pengawas yang menyelaraskan tata kelola perusahaan. Inti dari konsep GCG adalah dewan komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan sehingga akan meminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh dewan direksi. Dewan direksi adalah pihak yang berfungsi untuk mengurus perusahaan sementara dewan komisaris adalah pihak yang berfungsi untuk melakukan

pengawasan. Di dalam keanggotaan dewan komisaris terdapat komisaris independen yang berasal dari pihak luar perusahaan dan berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. Dan dewan komisaris akan dibantu oleh sebuah komite yang dibentuknya, yaitu komite audit yang berfungsi untuk membantu menjalankan fungsi pengawasan. Dewan direksi dan dewan komisaris ini dipilih oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang mewakili kepentingan para pemegang saham. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep GCG. Pertama, pemegang saham berhak untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya. Kedua, perusahaan wajib untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Atau secara singkat, ada empat komponen utama dalam konsep GCG, yaitu, kewajaran (fairness), transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability) dan pertanggungjawaban (responsibility). Empat komponen utama ini diperlukan dalam menyusun laporan keuangan yang menggambarkan secara garis besar nilai fundamental perusahaan. Untuk menumbuhkan kepercayaan stakeholders pada suatu perusahaan, diperlukan suatu laporan keuangan berkualitas yang membuktikan bahwa perusahaan tersebut memiliki sistem yang baik. Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang memiliki karakteristik; (i) relevan yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat

mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu, (ii) andal yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi (iii) dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya, (iv) dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. Penerapan prinsip GCG yang konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan juga menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja dalam laporan keuangan. Hal ini akan menjadi modal dasar bagi timbulnya kepercayaan publik sehingga bagi perusahaan yang telah go public, saham perusahaannya akan lebih diminati oleh para investor dan berdampak positif terhadap nilai saham. Ketika pendanaan perusahaan dilakukan dengan modal saham bukan pinjaman dari kreditur, maka pendapatan perusahaan tidak lagi digunakan untuk menutupi pinjaman tersebut, sehingga hal ini akan berdampak positif terhadap laba perusahaan. Bahkan suatu penelitian oleh McKinsey & Company memberikan indikasi bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26-30% lebih untuk saham-saham perusahaan dengan corporate governance yang baik ketimbang untuk saham-saham perusahaan dengan corporate governance-nya yang meragukan.

Dengan GCG, proses pengambilan keputusan juga akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal ini jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan. Alat-alat analisis yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas (current ratio), rasio profitabilitas (return on equity, return on asset), serta rasio solvabilitas (rasio modal dengan aktiva dan rasio dengan modal utang sendiri). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai pencapaian dan prospek perusahaan di masa mendatang. Indonesia dikenal sebagai negara dengan hasil tambang yang melimpah dan hal ini menjadikan sektor pertambangan sebagai sektor yang sangat menjanjikan bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan pertambangan di Indonesia diharapkan mampu menjaga kesehatan tata kelola perusahaannya (Good Corporate Governance) agar terjadi peningkatan kinerja dan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui pengelolaan sumber daya serta pengambilan keputusan yang tepat agar menjamin seluruh pemangku kepentingan. Dengan GCG, perusahaan-perusahaan pertambangan dapat menjadi lebih transparan sehingga meyakinkan kembali investor untuk menanamkan modalnya dalam

perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pada akhirnya, GCG akan berkontribusi kepada aliran investasi, kemudian menciptakan lapangan kerja yang baru dan akan berdampak positif terhadap pemulihan perekonomian Indonesia. Bukti penelitian empiris dalam Jurnal Ekonomi & Bisnis (2009) menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG mempengaruhi kinerja perusahaan, antara lain: (1) Penelitian yang dilakukan oleh Ashbaugh, et al. (2004) terhadap 1500 perusahaan di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melaksanakan GCG mengalami peningkatan peringkat kredit (firm credit rating) yang signifikan, (2) Penelitian yang dilakukan oleh Alexakis et al. (2006) terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal Yunani menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan yang melaksanakan Corporate Governance secara baik mengalami peningkatan rata-rata return saham, dan mengalami penurunan risiko yang signifikan, (3) Penelitian yang dilakukan oleh Firth et al. (2002) terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal Hongkong menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan yang melaksanakan GCG mengalami peningkatan kinerja perusahaan (Corporate Performance) yang signifikan. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Brown & Caylor (2004) di Georgia, juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melaksanakan GCG mengalami peningkatan kinerja perusahaan (Corporate Performance) yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Cornett et al. (2005) terhadap perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam S&P 100, juga menunjukkan hasil yang sama dimana perusahaan-perusahaan yang melaksanakan

GCG mengalami peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan. Penelitian juga dilakukan oleh R. Royisana Dewi dan Tia Tarnia (2011). Hasil penelitian menunjukkan Good Corporate Governance (GCG) mempengaruhi hubungan kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan. Dan penelitian yang dilakukan oleh Devien Aprianto (2013) menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diproyeksikan ke dalam Variabel CGPI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment sebagai ukuran kinerja perusahaan. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan sebelumnya diteliti oleh Yolanda (2012). Good Corporate Governance diproyeksikan dalam variabel ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris independen. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran dewan direksi dan juga ukuran dewan komisaris menunjukan hubungan yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Kedua, ukuran dewan komisaris independen menunjukan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Sementara hasil penelitian yang dilakukan Mauliza (2013) ditemukan bahwa seluruh variabel independen (dewan komisaris, dewan direksi, komisaris independen dan komite audit) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara parsial maupun secara serempak. Karena adanya perbedaan hasil penelitian, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut dengan menggunakan sampel perusahaan yang berbeda, yaitu perusahaan pertambangan di Indonesia.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan? 5. Apakah dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit (Good Corporate Governance) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh dewan direksi terhadap kinerja perusahaan 2. Pengaruh dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan 3. Pengaruh komisaris independen terhadap kinerja perusahaan 4. Pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan 5. Pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit (Good Corporate Governance) secara simultan terhadap kinerja perusahaan 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Menambah wawasan serta pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. 2. Bagi perusahaan-perusahaan pertambangan yang diteliti Menjadi bahan referensi mengenai prinsip Good Corporate Governance yang telah diterapkan dan untuk mengatahui besarnya

pengaruh yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. 3. Bagi investor yang akan menanamkan modal di perusahaan pertambangan di Indonesia Menjadi bahan referensi mengenai prinsip Good Corporate Governance yang telah diterapkan di Perusahaan Pertambangan Indonesia dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan-perusahaan tersebut, agar investor dapat secara tepat menanamkan modalnya di perusahaan yang sudah menerapkan Good Corporate Governance secara tepat. 4. Bagi akademisi Menambah bukti empiris dari penelitian sebelumnya mengenai praktik Good Corporate Governance dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.