I. PENDAHULUAN. perbincangan di seluruh dunia. Buruknya pengelolaan hutan Indonesia sebagian

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaing dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap perusahaan pasti

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK BINGKAI LARISSA FRAME DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

A. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG DI WANA WISATA SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR. Sarah Listiarakhma Tjaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB 1 PENDAHULUAN. wisata alam tersebar di laut, pantai, hutan dan gunung, dimana dapat

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. SERANGKAI SETIA KAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN FASILITAS EKOWISATA DARAJAT PASS KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

I. UMUM. Sejalan...

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan hutan di Indonesia sekarang ini sudah menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Buruknya pengelolaan hutan Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak lestari. Menurut Surya Karya (2004) dalam Djojosoebroto (2004), hasil Citra Lansat 1999/2000 menunjukkan luas hutan Indonesia yang mengalami kerusakan mencapai 41,7 juta ha. Untuk mempertahankan hutan yang tersisa diperlukan komitmen serius pemanfaatan kayu secara lestari dan peningkatan bentuk pemanfaatan hasil hutan non kayu. Salah satu alternatif pengelolaan hutan melalui pemanfaatan hasil hutan non kayu yang sangat potensial adalah wisata alam. Sektor pariwisata secara umum merupakan salah satu prioritas unggulan penghasil devisa negara selain migas, pertanian dan agro industri, kehutanan dan perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan. Wisata alam merupakan salah satu bentuk pariwisata yang sekarang sedang diminati oleh masyarakat. Bahkan kecenderungan masyarakat, khususnya kelompok umur remaja mendambakan tempat rekreasi yang menyajikan nilai alami yang tinggi disertai tantangan dan petualangan alam yang menarik. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat kunjungan masyarakat di beberapa obyek wisata alam pada akhir minggu maupun hari libur lainnya. Kecenderungan minat ini diperkuat oleh data Dirjen Pariwisata (1994) dalam Sunarminto (2003) yang menunjukkan bahwa 54% wisatawan menginginkan ekowisata atau wisata alam.

Peluang pengembangan bisnis wisata alam atau yang sekarang populer dengan istilah ekowisata sangat terbuka lebar di Indonesia. Penelaahan finansial secara sederhana dengan menggunakan jumlah pengeluaran turis wisata alam yang cukup besar sebagai indikator menunjukkan bisnis wisata alam sangat menjanjikan. Menurut data The Ecotourism Society dalam Kodyat (1999), pengeluaran turis wisata alam di seluruh dunia sebesar $ 93-233 milyar pada tahun 1988 dan meningkat menjadi $ 166 250 milyar pada tahun 1994. Selain itu, pertumbuhan ekowisata sekitar 30% jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kegiatan wisata umum yang hanya sebesar 10%. Padahal jika dilihat dari segi jumlah, turis wisata alam juga cukup besar yakni sekitar 10% dari keseluruhan wisatawan di dunia (WTO dalam Kodyat, 1999). Taman Wisata Alam (TWA) Situ Gunung sebagai salah satu obyek wisata alam yang dikelola oleh KPH Sukabumi, PT Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam yang cukup diminati di daerah Sukabumi dan sekitarnya. TWA Situ Gunung menawarkan berbagai harmoni alam seperti sejuknya udara pengunungan, beningnya air situ, serta keteduhan dan kedamaian di lereng gunung Pangrango. Ada berbagai obyek dan atraksi wisata yang dapat dinikmati pengunjung di lokasi TWA Situ Gunung seperti: danau Situ Gunung, curug Cimanaracun, curug Sawer, atraksi fauna, serta keindahan alam yang menakjubkan. Berbagai kegiatan/aktivitas wisata dapat dilakukan di TWA Situ Gunung seperti: tracking, memancing, berkemah, mengitari danau, serta menikmati keindahan alam dan canda ria fauna. Beberapa jenis satwa relatif mudah ditemui di kawasan TWA Situ Gunung seperti: lutung, monyet, dan surili. Selain itu, TWA Situ Gunung juga telah dilengkapi berbagai 2

fasilitas yang cukup nyaman seperti: penginapan, camping ground, pusat informasi, mushola, dan gazebo. Ada empat alasan utama yang menjadi dasar perlunya pengembangan wisata alam KPH Sukabumi khususnya TWA Situ Gunung. Alasan pertama ialah adanya peningkatan jumlah pengunjung TWA Situ Gunung rata-rata sebesar 8,6% per tahun pada periode tahun 1998-2001. Alasan kedua adalah masih rendahnya kontribusi pendapatan sektor wisata alam terhadap keseluruhan pendapatan KPH Sukabumi yakni hanya sebesar 0,85% (Dermawan, 2002). Alasan ketiga juga merupakan hasil penelitian Dermawan (2002) yang menunjukkan adanya peningkatan nilai daya tarik industri dan kekuatan bisnis wisata alam atau ekowisata KPH Sukabumi pada masa yang akan datang. Selanjutnya alasan keempat merujuk pada Perda Jawa Barat No:1 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat yang menyebabkan adanya jeda balak selama tiga tahun bagi PT Perhutani. Perda ini berimplikasi pada perubahaan rencana pendapatan perusahaan yang sebelumnya sebagian terbesar hasil pendapatan berasal dari kayu bulat, menjadi tergantung pada pendapatan hasil hutan non kayu. Dengan demikian peran wisata alam sebagai salah satu hasil hutan non kayu menjadi sangat penting di KPH Sukabumi. Untuk memperoleh pendapatan wisata alam yang lebih tinggi diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang dalam pengelolaan TWA Situ Gunung. Perencanaan laba sebagai salah satu aspek perencanaan pengelolaan merupakan bagian penting demi kelangsungan bisnis wisata alam TWA Situ Gunung. Pengelolaan keuangan TWA Situ Gunung selama ini mengacu pada rencana dan realisasi tahunan yang ditentukan oleh KPH Sukabumi. Target jumlah 3

pengunjung, pendapatan, dan biaya wisata TWA Situ Gunung belum ditentukan melalui kajian ilmiah secara mendalam. Oleh karena itu menarik untuk melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan perencanaan laba TWA Situ Gunung. Analisis biaya volume laba adalah salah satu alat analisis yang digunakan dalam pembuatan suatu perencanaan laba. Analisis tersebut akan menghasilkan nilai titik impas (break even point, BEP), nilai degree of operating leverage (DOL), dan nilai margin of safety (MOS). Analisis biaya volume laba akan membantu manajemen dalam menentukan target pendapatan dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam upaya mencapai laba yang telah ditentukan tersebut. Kombinasi terbaik dari perencanaan biaya, harga jual, dan jumlah pengunjung akan menghasilkan suatu perencanaan laba yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan di masa yang akan datang. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Biaya apa saja yang dikeluarkan pengelola wisata alam TWA Situ Gunung dan bagaimana perilaku biaya tersebut (biaya tetap dan biaya variabel)? 2. Berapa jumlah minimal pengunjung dan minimal pendapatan agar tercapai kondisi break even point (titik impas)? 3. Bagaimana perencanaan laba TWA Situ Gunung? 4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penerapan analisis biaya volume laba dalam perencanaan laba TWA Situ Gunung? 4

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan biaya dan perilaku biaya yang dikeluarkan pengelola wisata alam TWA Situ Gunung (biaya tetap dan biaya variabel). 2. Menentukan jumlah minimal pengunjung dan minimal pendapatan agar tercapai kondisi break even point (titik impas). 3. Menyusun perencanaan laba TWA Situ Gunung. 4. Mengkaji faktor pendukung dan penghambat penerapan analisis biaya volume laba dalam perencanaan laba TWA Situ Gunung. 5

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 6