BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan sebuah konsep yang tidak hanya dilihat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam triwulan I-2006 dan setelah itu terus meningkat. Hal ini konsisten dengan

Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha

membeli dapat diartikan bahwa konsumen menjalani sutu proses pencarian toko

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku

ABSTRAKSI. Kata-kata kunci: Dimensi Motivasi Berbelanja Hedonik: Petualang, Nilai, Peran, Ide, Sosial, Relaksasi. Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pemasaran dipandang sebagai proses untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

BAB 5 PENUTUP. terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion,

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculannya pusat UKDW

BAB II TINJUAN PUSTAKA. restoran adalah kepribadian restoran, yakni menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

Kata-kata kunci: Perilaku Konsumen, Motivasi Berbelanja, Toko Eceran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam kehidupan manusia terdapat bermacam-macam kebutuhan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. promosi secara berkesinambungan dan terarah akan mampu mencapai hasil. tawarkan demi mencapai tujuan finansial dan nonfinansial.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan tidak hanya tersebar luas melainkan juga bertumbuh lebih

USULAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus Di CAFE ATMOSPHERE)

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pusat perbelanjaan, seperti Jogjatronic Mall, Ramai Family Mall,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta.Bidang industri restoran cepat saji terutama menjadi salah satu yang

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan fasilitas pada perusahaan retail seperti

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. penelitian. Teori-teori yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

2016 HUBUNGAN SEGMEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN FACTORY OUTLET DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. hiburan saat berbelanja (Parwanto, 2006:30). Masyarakat Indonesia khususnya

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan umbi-umbian. Hasil kerajinan ditukar dengan hewan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini dipaparkan tentang pemasaran secara umum dan perilaku

perilaku di sekitar individu tersebut, misalnya: keluarga, sekolah, organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan di bidang perekonomian sampai saat ini telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Toko retail adalah toko-toko kecil yang menjual sebuah jalur terbatas

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan modernisasi perdagangan. Kota-kota besar pada umumnya tidak luput dari

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB I PENDAHULUAN. Segala jenis industri, terutama bisnis ritel, sangat berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah anak muda usia produktif membuat para peritel pun tidak akan kesusahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasan konsumen. perlu dilakukan pemantauan kebutuhan dan keinginan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan sebuah konsep yang tidak hanya dilihat dari bagaimana menjual dan memasarkan produk tetapi lebih pada memuaskan konsumen. Selain itu pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam dunia bisnis yang berawal dan berakhir dari kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, pemasar harus dapat memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah perilaku ketika konsumen memutuskan apa yang akan dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana cara membeli untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Perilaku konsumen dapat berbeda satu dengan yang lainnya, serta keinginan dan kebutuhan mereka selalu berubah setiap waktu. Oleh karena itu, ketika perusahaan berkeinginan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif maka perusahaan harus jeli menangkap peluang pasar dalam hal mengenali dan memahami apa yang dipikirkan, dirasakan, diinginkan, dan yang akan dilakukan oleh konsumen sebelum pesaing lain masuk untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. 1

Namun memahami semua kebutuhan dan keinginan konsumen bukan hal yang mudah karena tidak semua orang mempunyai keinginan yang sama. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami bagaimana respon manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan ilmu dari respon manusia terhadap produk, jasa dan pemasaran produk dan jasa (Kardes, 2002 dalam Magdalena, 2005) sedangkan menurut Kotler (2003), respon manusia terdiri dari 3 (tiga) hal yang utama yaitu respon afektif, respon kognitif, dan respon perilaku. Salah satu respon manusia yang dibahas disini adalah perilaku pembelian konsumen. Perilaku pembelian dihasilkan dari suatu proses dimana konsumen mengambil keputusan dalam melakukan pembelian, dan hal ini yang dikenal dengan istilah proses pengambilan keputusan pembelian. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen adalah karakteristik konsumen termasuk didalamnya adalah faktor motivasi. Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Stoner,1996:134). Maka dari itu, tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, didorong oleh suatu kekuatan yang ada dalam diri orang tersebut, dan kekuatan pendorong itulah yang disebut dengan motivasi. Selain itu, motivasi dapat juga memberikan pengaruh terhadap tingkah laku manusia, termasuk memberikan pengaruh dalam kegiatan berbelanja. Westbrook & Black (1995) yang dikutip oleh Arnold & Reynold (2003) menguji mengenai motivasi berbelanja dan merumuskan tujuh dimensi motivasi belanja, yaitu: manfaat, peran ekonomi, negosiasi, optimisasi, hubungan, 2

kekuatan, dan rangsangan. Motivasi berbelanja ini kemudian dikembangkan menjadi motivasi berbelanja hedonik oleh Wakefield & Baker (1998) dalam Arnold & Reynold (2003). Menurut Wakefield & Baker (1998) dalam Arnold & Reynold (2003), motivasi berbelanja hedonik adalah alasan mengapa orang pergi berbelanja dan alasan tersebut adalah berbelanja itu menyenangkan sehingga dapat memberikan kepuasan tersendiri oleh sebagian orang. Oleh karena itu, ketika konsumen mempunyai motivasi berbelanja maka keputusan berbelanja itu muncul. Motivasi berbelanja khususnya ditempat perbelanjaan seperti pasar, mal, plaza, atau trade center, sebagaian besar konsumen berpendapat bahwa belanja adalah belanja, yang berarti bahwa tujuan berbelanja difokuskan hanya untuk mencari barang yang dibutuhkan atau diinginkan sehingga aspek fungsional tempat perbelanjaan itu lebih diutamakan daripada pusat perbelanjaan yang memiliki suasana yang memikat dan menyenangkan. Selain itu disisi lain terdapat pendapat yang berbeda bahwa berbelanja tidak hanya untuk aspek fungsional tetapi lebih pada sarana rekreasi, sehingga yang berarti bahwa konsumen mencari pusat perbelanjaan dengan suasana yang menyenangkan. Pada penelitian ini, peneliti membahas mengenai salah satu respon manusia yaitu keputusan pembelian yang melibatkan faktor motivasi berbelanja untuk kesenangan diri (Hedonic Shopping Motivation) yang mana merupakan senjata ampuh dalam menghadapi persaingan dibisnis retail. Arnold dan Reynold (2003) menjelaskan tentang motivasi berbelanja hedonik dan menyusun skala pengukuran motivasi hedonik shopping ini kedalam 3

6 (enam) dimensi utama, yaitu: pertama, Adventure shopping menjelaskan dimana berbelanja adalah sebuah aspek petualangan yang berarti berbelanja itu hanya dengan melihat-lihat, mencari informasi, dan jalan-jalan mengelilingi pertokoan yang ada di suatu mall tertentu untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, social shopping menjelaskan bahwa berbelanja itu merupakan salah satu cara untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman, keluarga atau orang terdekat. Ketiga, gratification atau relaxation shopping menjelaskan bahwa berbelanja adalah untuk menghilangkan stress atau untuk melupakan semua masalah yang sedang dihadapi. Keempat, idea shopping menjelaskan bahwa berbelanja disini merupakan suatu cara untuk selalu dapat mengikuti trend. Kelima, role shopping menjelaskan bahwa berbelanja mengekspresikan suatu bentuk pernyataan akan cinta sedangkan dimensi terakhir dinamakan value shopping dimana kegiatan berbelanja dilakukan untuk memperoleh potongan harga. Dengan memahami segmen konsumen menggunakan skala pengukuran motivasi berbelanja hedonik, maka pemasar mampu membuat strategi komunikasi pemasaran, mendesain toko yang dapat menciptakan suasana toko yang nyaman serta mampu menarik minat segmen yang dituju. Oleh karena itu, dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis retail yang semakin ketat saat ini, maka perilaku berbelanja konsumen juga turut mempengaruhi kegiatan bisnis ritel ini. 4

Dalam membuat strategi pemasaran, perusahaan berusaha menarik minat pembeli tidak hanya mengandalkan pilihan merek dan pilihan produk yang beraneka-ragam dengan pilihan harga yang murah, atau dengan jam buka yang lebih panjang. Saat ini aspek hiburan menjadi senjata bersaing yang paling ampuh dan yang paling penting untuk memenangkan persaingan. Konsumen yang senang dengan kenyamanan maka seringkali mengunjungi tempat belanja yang tidak hanya mempunyai suasana dan fasilitas selain untuk berbelanja tetapi juga untuk rekreasi atau kesenangan diri. Oleh karena itu hal ini dikenal sebagai pengaruh motivasi berbelanja hedonik. Pengaruh motivasi dalam menciptakan kepuasan konsumen dapat ditunjang dengan adanya suatu tempat berbelanja yang menyediakan berbagai kebutuhan secara lengkap (one stop shopping), seperti industri retail. Industri retail bertugas untuk menyampaikan suatu produk tertentu kepada konsumen. Industri ritel di Indonesia berkembang dari pasar tradisional menjadi berupa supermarket dan akhirnya berkembang menjadi pusat perbelanjaan yang memikat konsumen yaitu mal yang berkonsep one stop shopping yang memberi kenyamanan dalam berbelanja. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa industri retail memegang peranan yang penting selain sebagai saluran pemasaran yang terlibat langsung dengan konsumen. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melakukan pengelompokan berdasarkan motivasi berbelanja konsumen untuk sebuah perusahaan ritel. Perusahaan ritel yang dipilih berada di daerah Bandung Utara. Industri retail yang 5

mewakili untuk dijadikan penelitian berdasarkan acuan dari survey awal yang dilakukan pada sekelompok orang sebanyak 50 orang dari lingkungan Kampus Maranatha dan luar lingkungan Kampus Maranatha. Hasil dari survey awal ini mal yang paling banyak dipilih oleh responden adalah Cihampelas Walk (Ciwalk) yang didalamnya terdapat banyak penjual yang menawarkan berbagai kebutuhan (one stop shopping), sehingga konsumen yang datang berkunjung ke CiWalk ini memiliki motivasi yang berbeda-beda. CiWalk tidak hanya dapat digunakan untuk shopping saja namun juga dapat digunakan sebagai tempat bersantai sambil menikmati beragam makanan dan minuman ringan yang tersedia. CiWalk ini memiliki keunggulan daripada mal yang lain yang ada di Bandung yaitu lokasinya yang strategis, memiliki tempat yang luas bagi konsumen untuk berbelanja atau hanya sekedar bersantai bersama dengan teman dan keluarga. CiWalk juga memiliki arsitektur bangunan yang memungkinkan bagi para pembelanja untuk menyimpan mobil dengan mudah sehingga langsung dapat berkeliling di dalam area belanja dengan nyaman. Mal ini juga menyediakan fasilitas ladies parking yang dapat memudahkan pengemudi wanita dan pemula. Selain itu mal ini juga memiliki pusat hiburan dan permainan yang beragam sehingga lebih populer daripada trade center (pusat perdagangan) lainnya. Maka dari itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai motivasi berbelanja hedonik konsumen, dengan cara mengumpulkan data dari konsumen CiWalk. 6

Atas dasar ini maka tema penelitian yang diambil adalah Analisis Pengelompokan Konsumen Berdasarkan Motivasi Berbelanja Hedonik (Studi Kasus di Mall CiWalk), Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian permasalahan diatas maka identifikasi masalah diambil sebagai berikut: Bagaimana pengelompokan konsumen CiWalk, berdasarkan motivasi berbelanja hedonik di Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis bagaimana pengelompokan konsumen CiWalk berdasarkan motivasi berbelanja hedonik di Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun pihak-pihak yang merasakan kegunaan dari penelitian ini, diantaranya: 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang pengelompokan motivasi berbelanja hedonik khususnya konsumen di CiWalk yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam bidang ini. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan informasi mengenai pengelompokan motivasi berbelanja hedonik konsumen yang dapat 7

menciptakan strategi pemasaran yang efektif bagi perusahaan untuk mencapai target perusahaan yaitu pencapaiaan laba yang maksimal. 3. Bagi bidang akademik, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi, masukan, dan referensi mengenai motivasi berbelanja hedonik konsumen untuk dapat digunakan pada penelitian yang selanjutnya. 1.5. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran dan Saluran Distribusi ( Perusahaan Ritel ) Proses Keputusan Pembelian Konsumen Motivasi Berbelanja ( Hedonic Shopping Motivation ) 6 Faktor Dimensi Utama Hedonic Shopping Motivation: (Adventure shopping, Idea shopping, Value shopping, Role shopping, Social shopping, Gratification shopping) 8

1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berguna untuk mengetahui pengelompokan konsumen berdasarkan motivasi berbelanja hedonik di CiWalk, yang merupakan salah satu tempat berbelanja dengan sarana hiburan yang cukup lengkap. Dimensi motivasi berbelanja hedonik ini meliputi adventure shopping, idea shopping, social shopping, role shopping, value shopping, gratification atau relaxation shopping dan indikator dimensi motivasi berbelanja hedonik ini dikutip dari Arnold & Reynold (2003) dan diukur dengan menggunakan skala likert. Penelitian ini, menggunakan perusahaan ritel yang berlokasi di daerah Bandung Utara yaitu Cihampelas Walk (CiWalk), dimana merupakan pilihan responden dari hasil survey awal. Penelitian ini hanya menggunakan profil responden berupa usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir. Penelitian ini diuji dengan menggunakan metode analisis klaster (cluster analysis) dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar segmentasi berdasarkan motivasi berbelanja hedonik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mendesain strategi pemasaran yang baik dan efektif. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut : 9

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian serta bukti-bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya. Bab ini juga mengembangkan hipotesis-hipotesis yang perlu dipecahkan. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang populasi dan pengambilan sampel, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, definisi operasional dari variabel penelitian, dan prosedur analisis data awal yang dilakukan. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan seluk beluk CiWalk, karakteristik responden, hasil pengujian pengukuran dengan menggunakan analisis klaster terhadap hasil yang diperoleh. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk penelitian selanjutnya. 10