TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

SENAT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN SENAT POLITEKNIK NEGERI MADIUN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN DIREKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TATA TERTIB PELAKSANAAN PENJARINGAN BAKAL CALON DIREKTUR, PENYARINGAN CALON, DAN PEMILIHAN CALON DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEMILIHAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BALI PERIODE

PENGUMUMAN No. 0037/PL1.R5/OT/2018 PENDAFTARAN CALON DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG MASA BAKTI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR NOMOR : 2728/IT5.4.1/OT/2016

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 01/SA/FIB/II/2017 TAHUN 2017

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 7293 TAHUN 2015 TENTANG

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG NOMOR : 0135/IT7/KP/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

TATA CARA PEMILIHAN CALON DIREKTUR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENJARINGAN, PERTIMBANGAN DAN PENGANGKATAN DEKAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 614/P/SK/HT/2012 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DIREKTUR DAN PENGANGKATAN WAKIL DIREKTUR SEKOLAH VOKASI

Memperhatikan : Hasil Sidang Pleno Senat Akademik IPB, tanggal 23 Desember MEMUTUSKAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, -1- DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

M E M U T U S K A N :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.155, 2009 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

U niversitas Sumatera Utara MAJELIS WALI AMANAT

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHAN DEKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PERIODE

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS NOMOR: 1/P-TATIB-PD/UNIDHA/XI/2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN SENAT FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 21 /SK-FTP/2011 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 114/P/SK/HT/2004 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PENETAPAN DEKAN SERTA PENGANGKATAN WAKIL DEKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Transkripsi:

Salinan PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : 1. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat 1 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro perlu Peraturan Majelis Wali Amanat tentang Pemilihan dan Pemberhentian Rektor; 2. Bahwa jabatan Rektor periode 2015-2019 dipilih sebelum PP No. 52 Tahun 2015 terbit; 3. Bahwa pemilihan Rektor dan pemberhentian Rektor untuk periode berikutnya, perlu ditetapkan Peraturan Majelis Wali Amanat tentang Tata Cara Pemilihan Rektor dan Pemberhentian Rektor Universitas Diponegoro. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1961 tentang Pendirian Universitas Diponegoro; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2014 Tentang Penetapan Universitas Diponegoro sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2015 Tentang 1

Statuta Undip; 6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Dikti Republik Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri; 7. Keputusan Menteri Ristek Dan Dikti Republik Indonesia Nomor 475/M/KPT.KP/2017 Tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Tinggi Republik Indonesia No. 15/M/KPT.KP/2016 Pengangkatan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Periode Tahun 2015-2020; 8. Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 146/M/Kp/IV/2015 Tentang Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum sebagai Rektor Universitas Diponegoro Periode Tahun 2015 2019; 9. Peraturan Majelis Wali Amanat Undip Nomor 01 Tahun 2016 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Stuktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Universitas Diponegoro; 10.Peraturan MWA Undip No. 04 Tahun 2016 Tentang Tata Tertib Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut Undip adalahperguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. 2. Rektor adalah Rektor Undip. 3. Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA adalah MWAUndip. 4. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah SA Undip 5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi. 6. Proses Pemilihan Rektor adalah serangkaian proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu : penjaringan Bakal Calon Rektor, penyaringan Calon Rektor, pemilihan Rektor Terpilih, dan penetapan serta pengangkatan Rektor. 7. Tahap Penjaringan Bakal Calon Rektor adalah proses untuk menjaring sebanyak-banyaknya Bakal Calon Rektor serta melaksanakan seleksi administrasi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Rektor. 8. Tahap Penyaringan Calon Rektor adalah proses untuk mendapatkan 3 (tiga) Calon Rektor dari Bakal Calon Rektor yang dilakukan oleh MWA. 9. Tahap Pemilihan Rektor adalah proses menentukan Rektor Terpilih dari 3 (tiga) Calon Rektor oleh MWA. 10. Tahap Penetapan Rektor adalah pengesahan Rektor Terpilih oleh MWA dalam sidang MWA untuk pemilihan rektor. 11. Tahap Pengangkatan Rektor adalah pengangkatan atau pelantikan Rektor Terpilih menjadi Rektor Undip oleh Ketua MWA. 12. Bakal Calon Rektor adalah peserta pendaftar calon rektor yang telah lolos seleksi administrasi oleh Panitia Pemilihan Rektor. 13. Calon Rektor adalah Bakal Calon Rektor yang telah lolos seleksi oleh Panitia Pemilihan Rektor. 14. Rektor terpilih adalah Calon Rektor yang dipilih hasil musyawarah dan mufakat atau yang mendapat suara terbanyak dalam Sidang Pemilihan Rektor oleh MWA. 15. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat secara tetap sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 16. Sidang MWA adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh Anggota MWA untuk membahas dan mengambil keputusan penting dan strategis. 3

BAB II Persyaratan Bagian Kesatu Persyaratan Umum Pasal 2 Bakal Calon Rektor harus mempunyai persyaratan umum sebagai berikut : a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Warga negara Indonesia; c. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter instansi resmi; d. Dosen Undip yang berstatus pegawai negeri sipil; e. Berpendidikan doktor dan jabatan akademik profesor; f. Memiliki integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi; g. Memiliki kreativitas untuk pengembangan potensi Undip; h. Berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi; i. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat; j. Tidak sedang menjalani tugas belajar atau izin belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang meninggalkan tugas tridharma perguruan tinggi; k. Bersedia dicalonkan menjadi Rektor l. Mempunyai pengalaman manajerial : 1) Paling rendah sebagai Ketua Departemen atau sebutan lain yang setara, atau Ketua Lembaga paling singkat 2 (dua) tahun di perguruan tinggi negeri; atau 2) Paling rendah sebagai Pejabat Eselon IIa dilingkungan Instansi Pemerintah. m. Bebas dari kepentingan politik, ekonomi, maupun kepentingan pihak di luar Undip lainnya yang bertentangan dengan kepentingan Undip; n. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; o. Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. p. Tidak pernah melakukan plagiat sebagaimana dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 4

Bagian Kedua Persyaratan Administrasi Pasal 3 (1) Bakal Calon Rektor harus memenuhi kelengkapan administrasi meliputi : a. Pernyataan kesediaan dicalonkan; b. Daftar riwayat hidup yang berisi rekam jejak kegiatan tridharma, dan kegiatan lain yang menunjukkan reputasi yang bersangkutan; c. Keterangan sehat jasmani dari rumah sakit pemerintah; d. Surat keterangan bebas penyalahgunaan narkoba dari rumah sakit pemerintah; e. Salinan ijazah doktor yang disahkan perguruan tinggi yang bersangkutan atau instansi yang berwenang; f. Fotocopy SK pangkat dan jabatan akademik terakhir; g. Fotocopy SK Pengangkatan Jabatan Tugas Tambahan atau Jabatan Struktural; h. Fotocopy KTP dan Akte Kelahiran; i. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; j. Makalah yang menguraikan motivasi, dan pemikiranpemikiran strategis yang menjabarkan Kebijakan Umum Undip lima tahunan periode bersangkutan yang menunjukkan kreativitas dan wawasan calon Rektor; k. Surat pernyataan kesediaan untuk menandatangani Pakta Integritas Kepemimpinan Universitas; l. Membuat dan menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara ke Komisi Pemberantasan Korupsi. (2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l dilengkapi setelah pendaftar lolos Tahapan sebagai Calon Rektor. 5

BAB III Panitia Pemilihan Rektor Bagian Kesatu Persiapan Pasal 4 (1) Proses Pemilihan Rektor dipersiapkan MWA selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor; (2) Persiapan Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi: a. Menetapkan jadwal proses Pemilihan Rektor; b. Membentuk Panitia Pemilihan Rektor; c. Menentukan anggaran biaya proses Pemilihan Rektor; dan d. Menentukan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses Pemilihan Rektor. Bagian Kedua Pembentukan Panitia Pasal 5 (1) Panitia Pemilihan Rektor adalah panitia ad-hoc yang dibentuk dan diangkat oleh MWA untuk melaksanakan pemilihan Bakal Calon Rektor dan Calon Rektor serta bertanggungjawab kepada MWA; (2) Panitia Pemilihan Rektor dibentuk paling lambat 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat; (3) Panitia Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada MWA, dan diangkat melalui Surat Keputusan Ketua MWA; (4) Panitia Pemilihan Rektor terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota; (5) Panitia Pemilihan Rektor berjumlah sebanyak-banyaknya 27 orang terdiri dari 9 (sembilan) orang wakil dari MWA, 6 (lima) orang wakil dari SA, dan 12 (dua belas) orang Ketua Senat Fakultas dan Sekolah; (6) Ketua panitia ditetapkan dari unsur MWA dan Sekretaris Panitia ditetapkan dari unsur SA dalam rapat internal Panitia Pemilihan Rektor; (7) Panitia Pemilihan Rektor juga bertindak sebagai Panel Ahli dalam pemilihan Calon Rektor; 6

(8) Panitia Pemilihan Rektor wajib menjaga kerahasiaan berkas, informasi, dan segala sesuatu yang bukan konsumsi publik, kecuali kepada MWA; (9) Dalam hal anggota Panitia Pemilihan Rektor mendaftar sebagai Bakal Calon Rektor, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dan posisinya dapat diganti dari unsur yang sama; (10) Biaya proses Pemilihan Rektor dibebankan pada anggaran Undip; Bagian Ketiga Tugas Panitia Pasal 6 (1) Panitia Pemilihan Rektor mempunyai tugas : a. Menentukan jadwal tahapan proses pemilihan Rektor; b. Melaksanakan sosialisasi pemilihan Rektor ke Unit-unit atau Fakultas; c. Melakukan penjaringan secara aktif untuk mendapatkan Bakal Calon Rektor; d. Menyelenggarakan proses pendaftaran Bakal Calon Rektor; e. Melaksanakan pemeriksaan dan verifikasi berkas Bakal Calon Rektor; f. Mengumumkan hasil verifikasi Administrasi kepada Bakal Calon Rektor; g. Melaporkan hasil verifikasi kepada MWA; h. Menyelenggarakan kegiatan penyampaian program kerja Bakal Calon Rektor dihadapan forum terbuka yang diselenggarakan oleh MWA; i. Melakukan penilaian sebagai Panel Ahli terhadap portofolio, rekam jejak, paparan program kerja Bakal Calon Rektor; j. Melakukan penyaringan Calon Rektor. k. Memfasilitasi seluruh tahapan pemilihan Rektor; l. Membuat Laporan Pelaksanaan Pemilihan Rektor dalam bentuk buku kepada MWA. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana ayat (1), panitia berprinsip adil, profesional, akuntabel, berkomitmen, meritokrasi dan transparan. (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pemilihan Rektor dibantu oleh Sekretariat Panitia. 7

BAB IV Proses Pemilihan Rektor Pasal 7 (1) Proses pemilihan Rektor diselenggarakan paling lambat 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor yang sedang menjabat. (2) Proses pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara berjenjang melalui tahapan : a. Tahap Penjaringan Bakal Calon Rektor; b. Tahap Penyaringan Calon Rektor; c. Tahap Pemilihan dan Penetapan Rektor Terpilih; d. Tahap Pengangkatan Rektor Terpilih. (3) Tahap Penjaringan Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Rektor. (4) Tahap Penyaringan Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan dalam rapat Panitia Pemilihan Rektor. (5) Tahap Penjaringan dan Penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) hasilnya diputuskan dan ditetapkan oleh MWA. (6) Tahap Pemilihan dan Penetapan Rektor Terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilaksanakan dalam Sidang MWA. (7) Tahap Pengangkatan Rektor Terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dilaksanakan pada sidang terbuka MWA. Bagian Kesatu Tahapan Penjaringan Bakal Calon Rektor Pasal 8 Tahapan penjaringan Bakal Calon Rektor meliputi : a. Sosialisasi proses Pemilihan Rektor; b. Pengumuman pendaftaran Bakal Calon Rektor; c. Pendaftaran Bakal Calon Rektor; d. Pemeriksaan dan Verifikasi berkas Bakal Calon Rektor; e. Penetapan Bakal Calon Rektor yang memenuhi persyaratan administrasi. Pasal 9 (1) Sosialisasi Pemilihan Rektor dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak Panitia Pemilihan Rektor terbentuk. (2) Sosialisasi Pemilihan Rektor dilakukan melalui media sosial, media elektronik, maupun road show ke Unit-unit atau Fakultas. 8

(3) Pengumuman pendaftaran Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf b dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak Sosialisasi Pemilihan Rektor berakhir. Pasal 10 (1) Pendaftaran Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf c dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diumumkan pendaftaran Bakal Calon Rektor. (2) Dalam hal sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jumlah pendaftar kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) orang, Panitia Pemilihan Rektor melakukan perpanjangan pendaftaran paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak batas akhir penutupan pendaftaran. (3) Bilamana setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (2) jumlah pendaftar Bakal Calon Rektor kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) orang, Panitia Pemilihan Rektor melanjutkan ke tahap pemeriksaan dan verifikasi berkas pendaftar yang ada. (4) Dalam hal pemeriksaan dan verifikasi berkas pendaftar Bakal Calon Rektor kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) orang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak lengkap persyaratan administrasinya, Panitia memberi waktu paling lama 3 (tiga) hari kepada Bakal Calon Rektor untuk melengkapi berkas. (5) Pendaftaran dilakukan oleh masing-masing individu Bakal Calon Rektor, diusulkan oleh kelompok /komunitas, atau diusulkan oleh Unit/Fakultas. (6) Pengumuman Bakal Calon Rektor dilakukan melalui: laman resmi Universitas, media sosial Universitas, dan media lain yang relevan. Pasal 11 (1) Pemeriksaan dan verifikasi berkas Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud Pasal 8 huruf d dilakukan terhadap: a. Kelengkapan berkas dan b. Keabsahan berkas persyaratan. (2) Pemeriksaan dan verifikasi berkas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak akhir pendaftaran. (3) Keabsahan berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan dengan cara : a. Pengecekan dokumen tersebut kepada instansi atau unit kerja yang menerbitkannya. b. Meminta masukan atau pendapat dari pihak terkait. 9

(4) Hasil pengecekan dan masukan pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat [3] huruf a dan huruf b, dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan verifikasi berkas. Pasal 12 (1) Panitia Pemilihan Rektor menyusun usulan daftar Bakal Calon Rektor paling lambat sehari setelah hasil pemeriksaan dan verifikasi berkas selesai dilakukan. (2) Usulan susunan Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun melalui rapat panitia. (3) Panitia Pemilihan Rektor melaporkan usulan daftar Bakal Calon Rektor beserta semua dokumen pendukung kepada MWA paling lambat 5 (lima) hari kerja. (4) Proses penyerahan dokumen usulan daftar Bakal Calon Rektor sebagaimana pada ayat 3, dilengkapi dengan berita acara. (5) Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman teknis penjaringan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8, ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Rektor dengan persetujuan MWA. Bagian Kedua Tahapan Penyaringan Calon Rektor Pasal 13 (1) Tahapan penyaringan Calon Rektor meliputi: a. Debat Program Kerja oleh Bakal Calon Rektor; b. Penetapan Calon Rektor. (2) Tahapan penyaringan Calon Rektor diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Rektor paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah penetapan Bakal Calon Rektor oleh MWA. Pasal 14 (1) Debat Program Kerja oleh Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 huruf a, dilakukan dalam rapat terbuka Panitia Pemilihan Rektor. (2) Rapat terbuka Panitia Pemilihan Rektor dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, dan Anggota serta Undangan. (3) Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, meliputi: Dosen, Mahasiswa, Tenaga Kependidikan, Alumni, perwakilan MWA, perwakilan SA, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan yang lain. 10

(4) Debat Program Kerja Bakal Calon Rektor dipandu oleh Moderator yang ditunjuk dari salah satu Anggota Panitia Pemilihan Rektor atau dari luar yang disetujui oleh MWA. (5) Materi debat meliputi: a. Pokok-pokok pemikiran dalam menjabarkan Kebijakan Umum Undip; b. Rencana program kerja pengembangan Undip lima tahun. Pasal 15 (1) Penetapan Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 huruf b, dilakukan dalam Rapat tertutup Majelis Wali Amanat. (2) Rapat tertutup Majelis Wali Amanat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota Majelis Wali Amanat. (3) Apabila jumlah anggota Majelis Wali Amanat yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum terpenuhi, rapat ditunda selama 30 menit sebelum dinyatakan sah oleh seluruh anggota yang hadir, tetapi sekurang-kurangnya dihadiri 1/2 (satu per dua) anggota MWA. Pasal 16 (1) Panitia Pemilihan Rektor sebagai Panel Ahli melakukan penilaian atas paparan dan debat Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (5). (2) Penilaian Bakal Calon Rektor meliputi : komitmen, integritas, kepemimpinan, kemampuan manajerial, wawasan pendidikan tinggi, dan jiwa kewirausahaan. Pasal 17 (1) Panitia Pemilihan Rektor menyerahkan hasil penilaian penyaringan Calon Rektor berdasarkan penilaian sebagaimana Pasal 16 ayat (2) kepada MWA untuk diputuskan dan ditetapkan sebagai Calon Rektor. (2) Keputusan penetapan Calon Rektor oleh MWA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. (3) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak dicapai kesepakatan, maka Penetapan Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui pemungutan suara. (4) Dalam hal Bakal Calon Rektor jumlahnya kurang dari atau sama dengan 3 (tiga), Panitia Pemilihan Rektor menyerahkan seluruh Bakal Calon Rektor untuk diputuskan dan ditetapkan oleh MWA sebagai Calon Rektor. 11

(5) Keputusan Calon Rektor sebagaimana dimaksud ayat (1), berupa dokumen yang diserahkan kepada MWA paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah Rapat Panitia Pemilihan Rektor. (6) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri dari : a. Berita Acara Proses Penyaringan; b. Daftar Riwayat Hidup masing-masing Calon Rektor; c. Pokok-pokok pemikiran dan Program Kerja masing-masing Calon Rektor. Pasal 18 (1) Tiga Bakal Calon Rektor dengan suara terbanyak dari hasil pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat [3] ditetapkan sebagai Calon Rektor. (2) Dalam hal jumlah suara urutan ketiga dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) Bakal Calon Rektor, maka dilakukan pemungutan suara lagi khusus terhadap Bakal Calon Rektor yang mempunyai jumlah suara yang sama tersebut. (3) Bakal Calon Rektor yang mempunyai suara terbanyak pada pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan sebagai Calon Rektor. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman teknis penyaringan sebagaimana dimaksud pada Pasal 13, ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Rektor dengan persetujuan MWA. Bagian Ketiga Tahapan Pemilihan Pasal 19 (1) Tahapan pemilihan Rektor meliputi: a. Wawancara terhadap Calon Rektor oleh MWA; b. Pemilihan dan Penetapan Calon Rektor Terpilih. (2) Tahapan Pemilihan Rektor dilakukan dalam Sidang MWA Tertutup. (3) Tahapan Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah Calon Rektor ditetapkan oleh MWA. 12

Pasal 20 (1) Tahapan Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 dilakukan dalam Sidang MWA khusus untuk acara Pemilihan Rektor. (2) Sidang MWA dipimpin oleh Ketua MWA atau apabila berhalangan dapat didelegasikan kepada Wakil Ketua MWA. (3) Anggota MWA kecuali Menristek Dikti dan Gubernur, yang tidak hadir tidak dapat diwakilkan, dan berakibat kehilangan hak suara. (4) Menristek Dikti dan Gubernur yang tidak hadir dapat mewakilkan kepada pejabat struktural di bawahnya. (5) Sidang MWA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota MWA. (6) Apabila jumlah anggota MWA yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (5) belum terpenuhi, sidang ditunda selama 30 menit. (7) Apabila setelah ditunda sebagaimana yang dimaksud ayat [6] jumlah MWA yang hadir belum memenuhi kuorum maka sidang dapat dinyatakan sah dengan persetujuan anggota MWA yang hadir, tetapi sekurang-kurangnya dihadiri 1/2 (satu per dua) anggota MWA. (8) Anggota Kehormatan MWA dapat diundang dalam Sidang MWA Pemilihan Rektor (9) Anggota Kehormatan MWA tidak mempunyai hak suara dalam Pemilihan Rektor. Pasal 21 (1) Tahapan Wawancara Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 Ayat (1) huruf a, dilakukan dihadapan Sidang Tertutup MWA sebelum tahapan Pemilihan Rektor. (2) Materi Wawancara meliputi: Pemikiran strategis Calon Rektor, Kebijakan Umum Undip, dan rencana program kerja 5 (lima) tahun periode Rektor terpilih. (3) Wawancara Calon Rektor dipandu oleh seorang Moderator dari salah satu Anggota MWA, atau pihak luar yang disetujui oleh MWA. Pasal 22 (1) Penilaian Calon Rektor meliputi: komitmen, integritas, kepemimpinan, kemampuan manajerial, wawasan tentang pendidikan tinggi, jiwa kewirausahaan, dan Wawancara Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf a. (2) Dalam hal Calon Rektor kurang dari 3 (tiga) orang dan atas dasar penilaian MWA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang menunjukkan bahwa Calon Rektor mempunyai rekam jejak yang kurang baik dan tidak memenuhi kapasitas sebagai Rektor, maka 13

MWA berhak meminta diadakan proses ulang mulai dari proses penjaringan kembali Bakal Calon Rektor. (3) Bilamana keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan proses pemilihan Rektor melebihi batas waktu masa berakhirnya jabatan Rektor lama, maka MWA melalui persetujuan sidang MWA dapat memperpanjang jabatan Rektor selama 3 (tiga) bulan. Pasal 23 (1) Pada tahapan pemilihan Rektor, Anggota MWA mempunyai hak suara yang sama, kecuali Menristekdikti. (2) Dalam hal Rektor mencalonkan kembali untuk periode yang kedua maka Rektor sebagai anggota MWA tidak mempunyai hak suara dalam pemilihan Rektor. (3) Dalam hal Rektor tidak mencalonkan kembali untuk periode yang kedua maka Rektor sebagai angota MWA mempunyai hak suara dalam pemilihan Rektor. (4) Anggota MWA yang ditetapkan sebagai Calon Rektor untuk dipilih oleh MWA tidak mempunyai hak suara dalam pemilihan Rektor. Pasal 24 (1) Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) huruf b dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. (2) Calon Rektor yang dipilih secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai Rektor terpilih. (3) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak dicapai kesepakatan, maka Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemungutan suara. (4) Dalam pemungutan suara Pemilihan Rektor, Anggota MWA mempunyai hak suara sebesar 65 % (enam puluh lima persen) yang dibagi rata dengan jumlah anggota MWA yang hadir yang mempunyai hak suara. (5) Menteri mempunyai 35% (tiga puluh lima persen) hak suara dari seluruh jumlah hak suara MWA yang hadir. (6) Penggunaan hak suara Menteri sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri. (7) Dalam hal pemungutan suara terjadi Calon Rektor memperoleh suara lebih dari 50%, maka yang bersangkutan langsung ditetapkan sebagai Rektor Terpilih. (8) Dalam hal pemungutan suara belum ada Calon Rektor yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka dilakukan pemungutan suara lanjutan terhadap 2 (dua) Calon Rektor dengan suara terbanyak. 14

(9) Calon Rektor yang mendapatkan suara terbanyak pada pemungutan suara sebagaimana dimaksud ayat (8), ditetapkan sebagai Rektor Terpilih. (10) Dalam hal pemungutan suara lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dua Calon Rektor memperoleh suara yang sama, maka keputusan untuk memilih Rektor Terpilih diserahkan kepada Ketua MWA. (11) Ketua MWA menetapkan Rektor terpilih. (12) Hasil pemilihan rektor dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Rektor yang ditandatangani oleh seluruh Anggota MWA yang hadir. (13) Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman teknis pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Rektor dengan persetujuan MWA. Bagian Keempat Pengangkatan Rektor Pasal 25 (1) Rektor Terpilih diangkat oleh MWA untuk memegang jabatan Rektor selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (2) Pengangkatan dan Pelantikan Rektor Terpilih dilaksanakan paling lambat sehari sebelum berakhirnya masa jabatan Rektor lama. (3) Pengangkatan dan Pelantikan Rektor Terpilih dilakukan oleh Ketua MWA dalam sidang terbuka MWA. (4) Dalam hal Ketua MWA berhalangan dapat didelegasikan kepada Wakil Ketua MWA. Pasal 26 (1) Dalam hal Rektor Terpilih tidak dapat dilantik karena berbagai sebab maka dilakukan pemilhan ulang sesuai dengan tahapan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2). (2) Pemilihan Ulang sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan tanpa harus mengikuti ketentuan pengaturan waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 7, Pasal 9 sampai dengan Pasal 13. 15

BAB V PEMBERHENTIAN REKTOR Pasal 27 Rektor diberhentikan apabila yang bersangkutan: a. Berakhir masa jabatan; b. Telah berusia 65 (enam puluh lima) tahun; c. Meninggal dunia; d. Mundur atas permintaan sendiri; e. Melanggar norma dan etika akademik; f. Melakukan tindakan asusila; g. Tidak cakap melaksanakan tugas; h. Sakit jasmani atau rohani selama 6 (enam) bulan yang dinyatakan oleh dokter rumah sakit pemerintah pusat atau pemerintah daerah; i. Menjadi terdakwa dan/atau terpidana dalam tindak pidana yang diancam pidana penjara. Pasal 28 (1) Dalam hal Rektor diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b sampai dengan huruf i, dan sisa masa jabatannya paling lama 1 (satu) tahun, salah satu wakil Rektor diangkat menjadi Rektor baru oleh MWA sampai dengan berakhir masa jabatan Rektor yang diberhentikan. (2) Dalam hal Rektor diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b sampai dengan huruf i, dan sisa masa jabatannya lebih dari 1 (satu) tahun, maka dilakukan pemilihan Rektor baru. (3) Dalam hal pemberhentian Rekor yang berhubungan dengan Pasal 27 huruf d sampai dengan huruf i, sebelumnya harus dibuktikan dulu dan disahkan dalam sidang MWA yang khusus membahas masalah tersebut. (4) Dalam hal Rektor berhalangan tidak tetap, tugas dan kewenangan Rektor dijalankan sementara oleh salah satu wakil Rektor. Pasal 29 Sebagaimana yang dimaksud Pasal 27 bahwa: (1) Penentuan batas Akhir Masa Jabatan Rektor berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Rektor oleh MWA. (2) Penentuan batas usia berdasarkan Akte kelahiran atau identitas lain. (3) Penentuan meninggal dunia dari dokumen atau keterangan instansi yang berwenang. 16

(4) Mundur atas permintaan sendiri berdasarkan Surat resmi pengunduran diri yang bersangkutan dari jabatan Rektor. (5) Surat Pengunduran Diri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus dikaji latar belakang pengunduran diri yang bersangkutan dalam sidang MWA. (6) Berdasarkan hasil kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (5), MWA dapat menerima atau menolak permohonan pengunduran diri yang bersangkutan dari jabatan Rektor. (7) Dalam hal pemberhentian Rektor sebagaimana dimaksud Pasal 27 huruf e, f, dan g, pelanggaran harus dikaji dan dibuktikan dalam sidang MWA yang membahas masalah tersebut. (8) Dalam hal pemberhentian Rektor sebagaimana dimaksud Pasal 27 huruf i, dibuktikan dengan surat dari Pengadilan. Pasal 30 (1) Rektor diberhentikan oleh MWA setelah mendapat pertimbangan SA. (2) Pertimbangan SA sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu) dilakukan atas permintaan MWA. (3) Pemberhentian Rektor dilakukan melalui Sidang MWA. (4) Sidang MWA dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua-pertiga) jumlah anggota MWA. (5) Apabila jumlah anggota MWA yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum terpenuhi, sidang ditunda selama 30 menit sebelum dinyatakan sah oleh seluruh anggota yang hadir, apabila sekurang-kurangnya dihadiri1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota MWA. (6) Pemberhentian Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. (7) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak dicapai kesepakatan, maka Pemberhentian Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui pemungutan suara. (8) Dalam pemberhentian Rektor, Menteri mempunyai 35% (tiga puluh lima persen) hak suara dari seluruh jumlah hak suara pemilih. (9) Rektor sebagai anggota MWA tidak memiliki hak suara dalam pemberhentian Rektor. (10) Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman teknis tentang pemberhentian Rektor atau pergantian Rektor antar waktu disusun oleh Panitia Khusus Pemberhentian Rektor dengan persetujuan MWA. 17

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 (1) Pada saat Peraturan MWA ini berlaku, Rektor yang telah terpilih dan diangkat sebelum Peraturan MWA ini mulai berlaku, tetap sah dan menjalankan tugasnya sampai berakhirnya masa jabatan. (2) Dalam hal Rektor terpilih belum dilantik, sedangkan Rektor yang lama telah berakhir masa jabatannya, maka Rektor yang lama dapat melaksanakan tugas-tugas rutin sampai dilantiknya Rektor terpilih. BAB VII PENUTUP Pasal 32 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam Sidang MWA. (2) Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan akan dilakukan peninjauan kembali. (3) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Salinan Sesuai Dengan Aslinya Wakil Ketua MWA Ditetapkan di Semarang Pada tanggal 11 April 2018 KETUA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS DIPONEGORO TTD Prof. Dr. Esmi Warassih P, S.H, M.S NIP. 195110211976032001 Prof. MULIAMAN D. HADAD, Ph.D 18