BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Sukabandung, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dengan ketinggian 50 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2009 sampai dengan Desember 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan ialah bibit tanaman ubi kayu varietas UJ-5 tanpa sambung dan varietas UJ-5 yang telah disambung dengan tanaman ubi kayu karet dengan diameter 2,5-3 cm dan panjang 5-20 cm. Kedua bibit tersebut ditanam pada jarak tanam 125 cm x 80 cm dengan pembuatan lubang tanam 40 cm x 40 cm dan kedalaman 15-20 cm. Percobaan dilakukan pada lahan seluas 1700 m 2. Untuk pemupukan, digunakan pupuk kandang, Urea, KCL, dan SP-18 masingmasing 1 kg/tanaman, 250 kg/ha, 250 kg/ha, dan 300 kg/ha atau 25 g Urea, 25 g KCL dam 30 g SP-18 per lubang tanaman. Alat-alat lain yang digunakan selama penelitian antara lain tali rafia, cangkul, koret, pisau dan mistar. Rancangan Percobaan Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis bibit yang terdiri atas bibit varietas UJ-5 tanpa sambung (BNS) dan bibit UJ-5 yang disambung dengan ubi kayu karet/mukibat (BS). Faktor kedua adalah perlukaan yang terdiri atas tanpa perlukaan (P0) dan dengan perlukaan (P1). Kombinasi perlakuan ada 4, yaitu : BNS-P0 : Ubi kayu tanpa sambung dan tanpa perlukaan BNS-P1 : Ubi kayu tanpa sambung dengan perlukaan BS-P0 BS-P1 : Ubi kayu mukibat tanpa perlakuan : Ubi kayu mukibat dengan perlukaan Masing-masing perlakuan terdiri atas 3 ulangan sehingga terdapat 12 petak satuan percobaan. Tata letak (lay out) percobaan tertera pada Lampiran 1. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan digunakan metode analisis ragam
8 (uji F) pada taraf 5%, dan apabila menunjukkan perbedaan nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model liner analisis ragam RKLT : Y ijk = µ + α i + β j + γk + (αβ) ijk + ε ijk ( i= 1,2,3,4,5 dan j=1,2,3,4) Ket : Y ijk = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i, ulangan ke j dan kelompok ke-k µ = nilai tengah populasi α i = pengaruh jenis bibit ke-i β j = pengaruh perlukaan ke-j γk = pengaruh kelompok ke-k (αβ) ijk = pengaruh interaksi antara jenis bibit dan perlukaan ε ijk = galat percobaan dari perlakuan klon ke-i dengan jumlah perlukaanke-j, pada kelompok ke-k. Persiapan lahan Pelaksanaan Percobaan Sebelum ditanam lahan terlebih dahulu diolah dengan menggunakan bajak sapi, cangkul, garpu dan peralatan budidaya lainnya. Lahan yang digunakan merupakan lahan tadah hujan yang pada musim tanam sebelumnya ditanam jagung. Kondisi tanah sebelum pengolahan tampak kering dengan ditumbuhi berbagai macam rerumputan dan gulma. Pembajakan dilakukan 2 kali dengan jarak 1 minggu setelah pembajakan pertama, setelah itu dibentuk lubang dengan rata-rata kedalaman 15-20 cm serta jarak antar lubang tanam 125 cm x 80 cm. Lahan seluas 1 700 m 2 dibagi menjadi 12 petak percobaan dimana pada setiap satu petak percobaannya terdapat 126 lubang tanam. Persiapan Bibit Pada penelitian digunakan dua bibit yang berbeda, pada BNS (Bibit Non Sambung) bibit yang digunakan merupakan stek batang varietas UJ-5 yang berasal dari tanaman sebelumnya, dipotong sepanjang 10-20 cm dengan rata-rata diameter batang 2-3 cm. Sementara pada BS (Bibit Sambung) bibit yang digunakan merupakan bibit UJ-5 yang disambung dengan pucuk muda tanaman ubi kayu karet dengan panjang rata-rata batang utama 20-30 cm dan diameter 5-8 cm. Deskripsi varietas UJ-5 tertera pada Lampiran 2.
9 Jika dahulu penyambungan hanya dilakukan antara batang, kini teknik penyambungan dapat menggunakan pucuk muda ubi kayu karet. Cara ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1. Pemilihan calon batang bawah dengan cara menseleksi batang yang memiliki hasil panen yang baik pada tahun sebelumnya, jumlah mata tunas yang banyak, diameter antara 6-8 cm, dan batang tidak mengalami cacat akibat pertumbuhan yang tidak sempurna, maupun cacat akibat pemanenan 2. Pemilihan calon batang atas dengan cara seleksi tanaman ubi kayu karet yang memiliki bentuk dan jumlah daun yang baik, serta tidak terkena hama maupun penyakit. Penyambungan dilakukan dengan pucuk daun muda, oleh karena itu perlu dilakukan pemangkasan percabangan tersier atau cabang paling akhir pada 2 minggu sebelum penyambungan dilakukan untuk merangsang pucuk muda tumbuh. 3. Persiapan media tanah untuk penyemaian/masa pemulihan sambungan. Hal yang perlu diperhatikan diantaranya, daerah penyemaian dipilih tidak jauh dari tempat penyambungan, tempat haruslah bebas dari penyakit terbawa tanah dan bebas gulma, untuk ini dilakukan dengan cara penjemuran dan pembalikan tanah penyemaian 1-2 bulan sebelum penyemaian dilakukan. Pemberian pupuk kandang juga dapat dilakukan ketika proses persiapan lahan. Tekstur tanah yang terlalu liat dan padat, harus dihindarkan agar tidak terjadi kerusakan akar pada proses pemanenan bibit. Naungan pada tempat penyemaian juga penting diperhatikan guna menghindari penguapan yang berlebihan pada tanaman. 4. Pemotongan batang bawah dapat dilakukan dengan menggunakan gergaji. Panjang batang bawah antara 15-30 cm. Pemilihan calon batang bawah dapat dimulai dari pangkal batang bawah (10 cm dari permukaan tanah) atau dimulai dari 4 mata tunas pertama sampai batang terakhir yang telah mengalami proses perubahan warna kulit batang. Proses pemotongan batang sampai dengan penyambungan sebaiknya dilakukan kurang dari 1 minggu, hal ini dilakukan supaya batang bawah tidak mengalami kerusakan akibat penguapan dan kontaminasi bakteri.
10 5. Setelah 2 minggu pemangkasan, pada ubi kayu karet akan tumbuh pucukpucuk muda yang siap untuk dijadikan bahan sambungan atas. Pengambilan pucuk dilakukan dengan pemotongan dengan menggunakan pisau yang tajam. Pengambilan bahan sambungan sebaiknya dilakukan pagi hari pada hari yang sama ketika akan dilakukan penyambungan. 6. Penyambungan dilakukan dengan cara membuat luka sayatan secara diagonal dan tidak terlalu dalam dari atas mata tunas sampai bawah. Lalu sisipkan bagian batang atas tanaman ubi kayu karet yang telah dipotong diagonal sesuai ukuran sayatan batang bawah atau lebih kecil dari sayatan batang bawah. Setelah itu, sayatan dibalut dengan menggunakan plastik sampai luka sayatan terlindung dari air dan udara luar. Tanaman dapat di tanam pada media persemaian dengan jarak 10 cm x 10 cm 7. Keberhasilan penyambungan pada tanaman dapat diketahui setelah tanaman berusia 1 2 minggu dengan cara melihat kondisi pucuk daun entres atas. Penyambungan dikategorikan berhasil apabila batang dan daun pada entres atas berwarna hijau, terlihat segar dan mengembang, tidak terdapat jamur atau penyakit pada pertautan, serta tidak terbentuk tunas lain yang tumbuh. Setelah 1 bulan di persemaian, bibit telah siap dipindahkan ke lahan untuk proses penanaman selanjutnya. 8. Pada usia 3 4 minggu setelah penanaman di lapang, plastik pembalut sambungan dapat dibuka. Pembukaan plastik pembalut dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan alat potong seperti kater. Pembukaan plastik yang terlalu cepat akan menyebabkan stress suhu pada pertautan yang dapat menyebabkan sambungan gagal (incompatibilitas). Sementara pembukaan pembalut yang terlalu lama, dapat menyebabkan pertumbuhan batang pada pertautan menjadi terhambat. Penanaman dan Pemupukan Stek ubi kayu yang telah di potong rata pada bagian bawah pangkal kemudian masing-masing ditanam pada lubang tanam secara vertikal dengan kedalaman 15 cm pada lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm dengan kedalaman 20 cm. Lubang tanam sebelumnya telah diberi pupuk dasar 1 kg pupuk kandang, 2/3 bagian urea, 2/3 SP-18. Dan sisanya diberikan ketika tanaman
11 berusia 2.5 BST. Jarak pusat lubang dengan lubang lain adalah 125 cm pada sisi kiri kanan dan 80 cm atas bawah. Pada bibit mukibat, bibit yang digunakan adalah bibit sambung pada semaian yang telah berusia kurang lebih 1 bulan setelah dilakukan penyambungan. Perlakuan Perlakuan perlukaan tanaman dilakukan dengan cara mengerat bagian bawah tanaman atau sekitar 2-5 cm dari tempat tumbuh akar. Perlukaan dilakukan ketika tanaman berusia 2.5 BST dilakukan dengan penyayatan mengeliling dengan menggunakan pisau atau kater. Gambar 1. Proses Perlukaan pada Batang Bawah Ubi Kayu Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, serta pengendalian hama penyakit. Penyulaman dilakukan setelah tanaman ubi kayu berusia 1-2 minggu. Penyiangan dilakukan secara intensif sampai tanaman berusia 2.5 BST atau sampai perlakuan perlukaan dilakukan. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut atau memangkas tanaman yang mati serta gulma-gulma yang terdapat disekitar lahan. Pengendalian hama tidak dilakukan, karena selama proses penelitian, tanaman tidak terserang hama sampai melewati batas ekonomis tanaman. Panen ubi kayu dilakukan dengan cara mencabut tanaman tanpa memotong batang atas tanaman.
12 Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 18 tanaman destruktif dan 10 tanaman contoh lainnya yang dipilih secara acak dari setiap petak ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap : 1. Pengamatan selama pertumbuhan Pengamatan pertumbuhan ubikayu meliputi pengukuran : Lingkar batang utama Lingkar batang utama ubi kayu diukur pada ketinggian 2 5 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan ketika tanaman berusia 2 BST dan dilanjutkan tiap bulan sampai umur 9 BST. Lingkar batang primer Lingkar batang primer (cabang primer) diukur pada jarak 2 3 cm dari pangkal percabangan primer pada bibit NS (Non Sambung) dan 2 3 cm setelah pertautan pada bibit S (Sambung). Pengukuran dilakukan ketika tanaman berusia 2 BST dan dilanjutkan tiap bulan sampai umur 9 BST. Jumlah daun per tanaman Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah terbuka secara sempurna. Pengukuran dilakukan ketika tanaman berusia 2 BST dan dilanjutkan tiap bulan sampai umur 9 BST. Jumlah akar per tanaman Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung rata-rata jumlah akar yang terlihat pada tanaman (tidak termasuk akar serabut dan akar halus lainnya) dari tiga tanaman per petak percobaan yang diambil secara acak. Pengukuran dilakukan ketika tanaman berusia 4 BST dan dilanjutkan tiap bulan sampai umur 9 BST. Jumlah umbi per tanaman Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung rata-rata jumlah umbi dari tiga tanaman per petak percobaan yang diambil secara acak. Pengukuran dilakukan ketika tanaman berusia 4 BST dan dilanjutkan tiap bulan hingga panen (9 BST).
13 2. Pengamatan saat produksi ubi kayu pada saat panen a. Bobot umbi per tanaman Penghitungan dilakukan dengan cara menimbang bobot umbi basah per tanaman dengan timbangan. b. Jumlah umbi per tanaman Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung jumlah umbi yang terbentuk per tanaman. c. Bobot brangkasan Penghitungan dilakukan dengan cara menghitung bobot batang dan daun per tanaman dengan menggunakan timbangan. d. Diameter dan panjang umbi Penghitungan dilakukan dengan cara mengukur rata-rata panjang dan diameter terbesar (pangkal) umbi per tanaman dengan menggunakan penggaris. Jadwal pelaksanaan percobaan dan waktu pengamatan tertera pada Lampiran 3.