BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan sebuah perusahaan diukur berdasarkan keberhasilan kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dilihat dan dinilai dari pelaporan laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periodenya. Laporan keuangan tidak hanya mencerminkan kondisi perusahaan pada periode masa lalu, akan tetapi laporan keuangan juga bisa dipergunakan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan pada periode yang akan datang, yaitu dengan menggunakan analisa rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasar kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen. Secara umum, kinerja perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen dalam memperoleh laba. Laporan laba rugi, yang didalamnya tercantum laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan tersebut, merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode waktu tertentu (Juliana dan Sulardi, 2003). Secara umum kegunaan informasi dari laporan keuangan adalah sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pemakainya. Laporan keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing pemakai. Oleh karena itu analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan (Asyik dan Soelistyo, 2000). Analisis rasio keuangan dapat pula diterapkan dalam sektor keuangan, yaitu sektor perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi bank persero, bank umum swasta 1
nasional devisa, bank umum swasta nasional non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran dan bank asing. Bank merupakan industri yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karena itu penting bagi bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat sebab kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Hingga pertengahan tahun 1990 sistem finansial Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan. Deregulasi perbankan telah mengurangi pangsa pasar bank-bank pemerintah dan naik daunnya bank-bank swasta nasional dari sisi akumulasi kekayaan, penyaluran kredit dan penghimpun dana dari sisi lain. Dalam Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta 1998 (Etty & Titik: 2000) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain; (1)Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan (2)Dampak likuidasi bank-bank 1 Nopember 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran (3)Semakin turunnya permodalan bank-bank dan bahkan diantaranya negative net worth, karena adanya kebutuhan pembentukan cadangan, negative spread, unprofitable, dan lain-lain (4) Banyak bank tidak mampu menutup kewajibannya terutama karena menurunnya nilai tukar rupiah (5)Pelanggaran BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) (6) Modal bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR) belum mencerminkan kemampuan riil untuk menyerap berbagai resiko kerugian (7) Manajemen tidak professional (8)Moral hazard. Sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi, bank memberi laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan potensial dalam memprediksi penerimaan kas dari deviden dan bunga di masa yang akan datang. Deviden yang akan diterima oleh investor 2
tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, prediksi pertumbuhan laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Bagi investor, dalam menilai kinerja suatu bank tidak melihat laba bank dalam satu periode saja, namun melihat pertumbuhan laba dari tahun ke tahun. Laba dipakai sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang diperoleh jadi tinggi pula. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat. Pengertian bank dalam PSAK 31 salah satunya yaitu Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini, menjadi semakin penting artinya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau asset lainnya yang dititipkan pada bank. Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan untuk 3
memperoleh pendapatan. Oleh karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana (Totok dan Sigit : 2006). Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar, yang dikenal dengan CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Empat dari lima aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan dan dalam memprediksi laba perusahaan. Kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba selama ini memang sangat berguna dalam menilai performance (kinerja) perusahaan di masa mendatang. Kekuatan prediksi rasio keuangan ditemukan secara berbeda oleh beberapa peneliti. Dan dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap perubahan laba bank, namun tidak konsisten hasilnya. Rasio-rasio keuangan tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan laba bank. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Rinati, 2001: 75). Rasio ini menginterpretasikan tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya operasionalnya pada periode tertentu. Semakin besar rasio ini semakin 4
baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya, jika rasio ini semakin turun maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam menekan biayabiayanya dianggap kurang baik sehingga investor pun enggan untuk menanamkan dananya. Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut mengalami penurunan (Sianipar, 2005: 37). Net Interest Margin (NIM) yang diteliti oleh Afanasief et al (2004) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Penelitian Bahtiar (2003) menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan, Non Performing Loan (NPL) yang diteliti oleh Zainudin dan Jogiyanto (1999) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Penelitian Bahtiar (2003) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bank. Berdasarkan hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), yang diteliti oleh Afanasief et al (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara BOPO dengan perubahan laba. Penelitian Bahtiar (2003) dan Sudarini (2005) menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap Perubahan Laba. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. ROA (Return On Total Asset) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua investasi yang dimiliki oleh perusahaan. ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak (earning after tax) terhadap total aset yang dimiliki oleh bank. 5
Semakin tinggi ROA suatu bank maka semakin bagus pula kinerja keuangan bank tersebut. ROA merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aktiva. Net income margin menunjukan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penciptaan aktiva yang dimilikinya. Jika kedua Biaya Operasional BOPO = x 100% Pendapatan Operasional faktor tersebut meningkat, maka ROA juga meningkat artinya profitabilitas perusahaan meningkat, dampaknya adalah meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan investor (Suad, 1998). Return on Equity (ROE) adalah rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih (Lestari, Lutfi dan Syahyunan, 2007: 5). Sedangkan menurut Chrisna (2011: 34) kenaikan Return on Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keutungan bagi pemegang saham. Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio antara laba kotor (yaitu penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan) terhadap penjualan bersih (Ang, 1997). GPM yang meningkat menunjukkan semakin besar tingkat kembalian keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Sedangkan hasil penelitian Meythi (2005) dan Usman (2003) menunjukkan bahwa GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. 6
Penelitian mengenai analisis pengaruh net profit margin (NPM), non performing loan (NPL), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), credit risk ratio (CRR), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan gross profit margin (GPM) terhadap perubahan laba pada bank telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lilis Erna Ariyanti (2010), Angbazo (1997), Suhardito, et al (1999), Zainudin dan Jogiyanto (1999), Brock dan Rojas Suarez (2000), Bahtiar (2003), Afanasief, et al (2004), dan Nu man (2009). Alasan penentuan variabel-variabel independen tersebut diambil karena dari berbagai penelitian terdahulu terdapat hasil yang tidak konsisten (research gap), baik yang dilakukan di Indonesia maupun diluar negeri, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel tersebut. Objek penelitian sendiri adalah kelompok Bank Umum di Indonesia pada periode penelitian 2010-2014. Penulis tertarik untuk meneliti Bank Umum dikarenakan Bank Umum sebagai entitas ekonomi sangat rentan sekali terhadap krisis ekonomi global. Krisis perbankan merupakan salah satu penyebab dari krisis ekonomi di Indonesia, dan menjadi penyebab utama Indonesia belum keluar dari krisis. Selain itu Bank Umum mendominasi sistem finansial di Indonesia yang memiliki penawaran menarik sehingga banyak menarik perhatian para investor maupun masyarakat umum. Net Interest Margin menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit. Dendawijaya (2005) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga pemberi kredit, maka dalamaktivitasnya sangat berkaitan dengan sifat kredit, pengaturan tata cara dan prosedur pemberian kredit, analisis kredit, penetapan plafon kredit dan pengamanan kredit. Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk mendapatkan hasil yang tinggi, dan tujuan yang lain adalah keamanan bank 7
sehingga bank tetap dipercaya oleh masyarakat, hal tersebut berdampak pada meningkatnya perubahan laba. Berdasarkan uraian diatas maka topik penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap perubahan laba dengan Net Interest Margin (NIM) sebagai variabel moderating pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2.Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan dan untuk mengetahui bukti empiris rasio apa saja yang dapat berpengaruh terhadap prediksi perubahan laba pada Bank Umum di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Net Profit Margin, Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Credit Risk Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Gross Profit Margin berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap perubahan laba pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah Net Profit Margin, Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Credit Risk Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Gross Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba dengan Net Interest Margin sebagai variabel moderating pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3.Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh rasio keuangan Net Profit Margin, Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Credit Risk Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Gross Profit 8
Margin secara simultan dan parsial terhadap perubahan laba pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menguji dan menganalisis Net Profit Margin, Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Credit Risk Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Gross Profit Margin secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap perubahan laba dengan Net Interest Margin sebagai variabel moderating pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan sebagai sarana untuk mengetahui secara lebih luas tentang teori maupun praktek, sehingga dapat memperluas pandangan peneliti terhadap ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah, khususnya tentang pengaruh rasio keuangan Net Profit Margin, Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Credit Risk Ratio, Return On Asset, Return On Equity, dan Gross Profit Margin terhadap perubahan laba dengan Net Interest Margin sebagai variabel moderating pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Emiten / Manajemen Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam rangka menilai kinerja bank yang tercermin melalui laba, dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya bagi para pemegang saham/investor. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan 9
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah literatur yang dapat digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan dan pendalaman pembahasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap penilaian perubahan laba pada bank. 1.5. Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lilis Erna Ariyanti (2010) tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada bank umum di Indonesia. Beda penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Originalitas Penelitian No Penelitian Lilis Erna Ariyanti (2010) 1 Tahun data laporan keuangan yang digunakan yaitu 2004-2008 2 Perusahaan pada kelompok Bank Umum di Indonesia 3 Variabel Independen : 1. Capital Adequacy Ratio (X1) 2. Net Interest Margin (X2) 3. Loan to Deposit Ratio (X3) 4. Non Performace Loan (X4) 5. Rasio Biaya operasional terhadap Pendapatan operasional (X5) 6. Return on Assets (X6) 7. Kualitas Aktiva Produktif (X7) Peneliti Tahun data laporan keuangan yang digunakan yaitu 2010-2014 Perusahaan pada kelompok Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : 1. Net Profit Margin (X1) 2. Non Performing Loan (X2) 3. Rasio Biaya Operasional terhadap pendapatan operasional (X3) 4. Credit Risk Ratio (X4) 5. Return On Asset (X5) 6. Return On Equity (X6) 7. Gross Profit Margin (X7) Variabel Moderating : Net Interest Margin 10