I. PENDAHULUAN. Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan, sejak 4500 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

Volume 11 Nomor 2 September 2014

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang di Jawa Barat dikenal dengan nama sladah, selada bokor (Sunda), dan orang Jawa pada umumnya menyebut selada atau sladah (Jawa). Selada berasal dari Asia Kecil atau Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan, sejak 4500 tahun Sebelum Masehi (Haryanto, 2003). Mengingat kurangnya peminat usaha tani selada daun antara lain disebabkan oleh masih terbatasnya informasi terhadap nilai ekonomis dan prospek jenis sayuran ini. Disamping itu belum meluasnya informasi tentang ketersediaan varietas unggul baru, teknik budidaya serta pasca panennya dan kelayakan usaha tani dalam skala komersial (agribisnis) tanaman selada (Haryanto, 2003). Keadaan alam di daerah Indonesia sangat memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Hal tersebut menyebabkan Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis sangat potensial dalam usaha bisnis sayur-sayuran. Produk pertanian meningkat terjadi pada komoditas tanaman sayuran seperti selada. Lepas dari peran nutrisionalnya, sayuran menduduki tempat khusus dalam sistem pertanian karena metode pengusahaannya yang sangat intensif. Sayuran pada umumnya dipanen dalam bentuk segar (dengan kandungan air yang tinggi), maka hasilnya apabila diusahakan dengan semestinya, biasanya sangat tinggi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). 1

2 Meningkatnya permintaan terhadap sayuran harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas sayuran. Beberapa jenis sayuran mempunyai potensi produksi yang tinggi, sehingga layak untuk dikembangkan. Salah satu jenisnya adalah selada, yang memiliki potensi hasil 12 ton/ha 2. Sejak tahun 1990-an permintaan selada di negeri ini terus meningkat, terutama di pasar-pasar swalayan, Restauran-restauran dan Hotel berbintang yang sering dikunjungi oleh orangorang luar negeri. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menyebabkan Indonesia harus mengimpor komoditas lain. Tanaman selada belum membudaya pengembangannya tetapi, prospek ekonominya cukup cerah (Haryanto, 2003). Permintaan terhadap komoditas selada terus meningkat, antara lain berasal dari pasar swalayan, Restauran-restauran besar, Hotel-hotel berbintang di kotakota besar, serta konsumen (orang-orang) luar Negeri yang menetap di Indonesia. Di Indonesia sendiri banyak sekali jenis masakan atau makanan yang menggunakan selada baik sebagai bahan pokok maupun sebagai bahan pelengkapnya. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap lauk makan yang nikmat ditemani sambal. Masakan asing seperti salada sering menggunakan selada daun untuk campuran. Begitu pula hamburger, hot dog, dan beberapa jenis makanan lainnya. Varietas selada yang diusahakan di Indonesia umumnya adalah varietas yang hanya mampu tumbuh dengan baik di dataran tinggi, dan varietasvarietas baru yang tahan terhadap suhu panas. Salah satu dari varietas ini adalah selada panorama/selada Betawi, yang merupakan selada asli Indonesia (Haryanto, 2003). Tanaman selada memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang penting bagi kesehatan, selada dipercaya untuk memperbaiki dan memperlancar

3 pencernaan, juga memiliki khasiat untuk mengobati panas dalam karena memiliki efek mendinginkan badan. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran pada umumnya dan selada pada khususnya. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut ditambah dengan peluang pasar internasional yang cukup besar bagi kedua komoditas tersebut, selada layak diusahakan ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis. Untuk tanaman selada sebaiknya digunakan media pasir karena media pasir cocok untuk pertumbuhan akar dan batang selada. Untuk pesemaian digunakan pasir yang lebih halus agar memudahkan pertumbuhan akar bibit yang halus dan cukup baik menyangga bibit. Pasir yang lebih kasar digunakan untuk media penanaman (Haryanto et al., 2003). Untuk meningkatkan produksi sayuran, termasuk selada, diperlukan beberapa usaha antara lain, dengan perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan varietas yang cocok, pemeliharaan tanaman yang intensif dan usaha-usaha dalam perbaikan tingkat kesuburan tanahnya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Khusus di wilayah Propinsi Aceh sayuran selada mulai di minati oleh masyarakat seiring dengan mudahnya dijumpai warung atau tempat-tempat makan. Bahkan hampir semua warung atau rumah makan khususnya nasi goreng jarang sekali dijumpai yang tidak menggunakan sayuran selada sebagai pelengkap menu, hampir semuanya mengunakan sayuran selada. Begitu juga makanan Hamburger yang sering di jual di pinggir-pinggir jalan kota Banda Aceh dan kota Meulaboh yang rata-rata menggunakan sayuran selada sebagai pelengkap rasa dan keunikan hamburger (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

4 Tanaman selada untuk pertumbuhannya memerlukan zat makanan (hara) yang terdiri atas hara makro dan mikro. Jika salah satu unsur hara yang diperlukan tanaman selada tidak terpenuhi, maka tanaman selada akan mengalami pertumbuhan yang tidak normal, sehingga hasil yang diperoleh akan menurun. Oleh karena itu untuk melengkapi unsur hara pada tanaman selada diperlukan pemupukan yang seimbang untuk mendapatkan hasil optimal (Haryanto, 2003). Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara makro dan mikro adalah pupuk organik seperti pupuk kandang dan pupuk anorganik seperti Urea, SP-36 dan KCl, serta pupuk pelengkap cair (pupuk daun). Pengunaan pupuk buatan dewasa ini terus meningkat, setelah satu jenis pupuk buatan yang sekarang ini banyak beredar dipasaran adalah pupuk daun Novelgro yang mengandung unsur hara makro 9 % N, 6 % P 2 O 3, 2 % K 2 O, 1 % mg dan dilengkapi pula dengan unsur hara mikro 0,5 % Mn, 4,5 % Zn, 0,5 % B, 0,05 % Cu. Pupuk ini dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara menyamprokan keseluruh bagian permukaan daun. Konsentrasi anjuran pupuk ini adalah 1 cc/liter air yang dapat diaplikasikan pada pagi atau sore hari dengan interval pemberian 2-4 minggu sekali. Manfaat dari pupuk daun Nitrogen yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Mempertahankan klorofil pada daun, meningkatkan proses fotosentesis dan meningkatkan perkembangan akar serta dapat meningkatkan daya serap hara dari tanah (Anonymous, 2005). Keuntungan pemupukan melalui daun adalah dapat menghindari terjadinya kompetisi unsur hara dalam tanah, menghindari kerusakan tanah akibat pemupukan melalui tanah yang terlalu berat, tidak ada unsur hara yang terbuang

5 percuma, efisiensi penggunaan pupuk sangat tinggi karena diberikan langsung ke tempat kegiatan metabolisme, merangsang kegiatan jasad mikro berguna untuk pertumbuhan daun, tidak mencemari lingkungan, tanaman tumbuh cepat, perakaran tumbuh dapat menyerap hara dengan baik dan kuat serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman sehingga meningkatkan hasil panen (Cahyono, 2003). Pemupukan melalui daun memberikan pengaruh yang lebih cepat terhadap tanaman dibanding lewat akar. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), kecepatan penyerapan hara juga dipengaruhi oleh status hara dalam tanah. Bila kadar hara dalam tanah rendah maka penyerapan unsur hara melalui daun relatif lebih cepat dan sebaliknya. Pupuk daun merupakan pupuk organik yang mengandung unsur makro dan mikro (tunggal dan majemuk) dalam bentuk padat atau cairan yang dapat langsung diserap oleh daun tanaman. Selain penggunaan pupuk daun yang sesuai anjuran, perlu adanya penambahan unsur hara dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman selada yaitu dengan pemberian pupuk kandang. Pemberian bahan organik (pupuk kandang) mampu meningkatkan kelembaban tanah dan membantu dalam membangun kesuburan tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu yang relatif panjang (Sutanto, 2002). Pemberian pupuk kandang dapat menambahkan unsur hara dalam tanah dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, apabila dilakukan dalam waktu yang relatif panjang. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah, misalnya pupuk kandang, hijauan tanaman rerumputan, semak perdu dan pohon (Sutanto, 2002).

6 Salah satu pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran sapi yang sudah terdekomposisi dengan sempurna. Pupuk kandang yang mempunyai unsur hara mikro dan makro yang dapat menyuburkan tanaman walaupun unsur hara yang dikandung pupuk kandang sangat rendah dan bervariasi, pupuk kandang juga dapat menjaga kelembaban tanah (Sutanto, 2002). Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi pupuk daun Novelgro dan dosis pupuk kandang yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan produksi tanaman selada. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk daun Novergro dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang optimal serta nyata tindakannya interaksi kedua faktor tersebut. 1.3. Hipotesis 1. Konsentrasi pupuk daun Novergro berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. 2. Dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada 3. Terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk daun Novergro dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada.