PENGARUH SENAM PERKASA TERHADAP FUNGSI KARDIORESPIRATORI LANSIA DI YAYASAN KESEHATAN (YAKES) TELKOM BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

2

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

K bi b j i a j ka k n n K h K u h s u us u Lans n ia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan masyarakat termasuk usia lanjut. Berdasarkan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

PENGURUTAN (MASSAGE)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

DASAR BIOLOGIK PENJAS Manusia bergerak didukung oleh sistem yang ada dalam tubuh manusia. Ada sepuluh sistem yaitu: sistem kerangka, otot, peredaran d

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

BAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.

Menghitung Frekuensi Pernapasan dan Denyut Nadi

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KESETABILAN TEKANAN DARAH LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM LANSIA DESCRIPTION OF BLOOD PRESSURE STABILITY OF THE ELDERLY DOING GYMNASTICS ELDERLY

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Olahraga pada Kehamilan. Kesehatan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

2. Tunduk Syukur. 3. Duduk Perkasa

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lembar Persetujuan Responden

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, terlihat dari perbaikan di bidang kesehatan dengan meningkatnya kualitas kesehatan penduduk dan usia harapan hidup manusia. Peningkatan usia harapan hidup terlihat dari hasil sensus penduduk, dimana pada tahun 1968 usia harapan hidup mencapai 45,7 tahun dan mengalami peningkatan pada tahun 1992 menjadi 61,3 tahun. Pada tahun 1997 pun terus mengalami peningkatan mencapai 62 tahun. Hasil dari sensus penduduk yang terbaru yaitu, pada tahun 2010 usia harapan hidup mencapai 74 tahun. Akibatnya, jumlah manusia lanjut usia (lansia) semakin banyak. Bertambahnya jumlah lansia, diperlukan bantuan khusus agar mereka dapat menjalani sisa hidupnya dengan keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Pemerintah melalui Kementerian Sosial mengeluarkan kebijakan khusus bagi lansia berupa, pelayanan dalam bidang kesehatan, kemudahan fasilitas, bantuan hukum, bantuan sosial dan perlindungan sosial. Pelayanan di bidang kesehatan, pemerintah melakukan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan lansia, upaya penyembuhan yang diperluas menjadi pelayanan geriatrik (gerontologi), serta pengembangan lembaga perawatan lansia baik penyakit kronis ataupun terminal. Pelayanan dalam hal kemudahan fasilitas, pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dalam administrasi pemerintah dan masyarakat, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, serta penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus. Pelayanan di bidang bantuan hukum, pemerintah mengadakan penyuluhan dan konsultasi hukum serta layanan dan bantuan hukum baik diluar maupun didalam pengadilan. Pelayanan di bidang bantuan sosial, pemerintah memberikan bantuan

2 bersifat tidak tetap bagi lansia yang tidak mampu agar dapat meningkatkan taraf kesejahteraannya, berbentuk material, finansial, fasilitas pelayanan dan informasi serta kemandirian. Pelayanan dalam perlindungan sosial, pemerintah memberikan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial yang diselenggarakan baik didalam maupun diluar panti agar lansia dapat mewujudkan taraf hidup yang wajar. Semua bantuan khusus ini, diharapkan dapat membantu lansia mencapai hidup yang sejahtera serta sehat baik jasmani maupun rohani. Berbagai bantuan khusus yang diberikan pemerintah tentu tidak dapat mengubah lansia menjadi manusia sehat seutuhnya. Seiring bertambahnya usia maka berbagai penyakit pun bermunculan sehingga tidak dapat dikatakan bahwa lansia akan sehat seutuhnya. Penyakit lansia di Indonesia meliputi, penyakitpenyakit sistem pernafasan, kardiovaskuler dan pembuluh darah, pencernaan makanan, sistem urogenital, gangguan metabolik atau endokrin, penyakit pada persendian tulang, serta penyakit yang disebabkan oleh keberadaan sel ganas. Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dipercepat oleh faktor-faktor dari luar, misalnya makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi dan trauma. Permasalahan lain pada lansia ikut muncul seiring bertambahnya usia. Permasalahan itu sering muncul dalam kegiatan sehari-hari, dimana lansia akan sering mudah terjatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas saat melakukan kerja fisik, berdebar-debar (palpitasi), pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri pinggang atau punggung, berat badan menurun, sukar menahan buang air seni (sering mengompol), sukar menahan buang air besar, gangguan pada ketajaman penglihatan, gangguan pada pendengaran (presbikusis), gangguan tidur (sulit tidur), keluhan pusing-pusing, keluhan perasaan dingindingin dan kesemutan pada anggota tubuh, serta mudah gatal-gatal. Solusi untuk permasalahan yang dialami lansia adalah dengan senam kesehatan, salah satunya senam perkasa. Alasan peneliti memilih senam perkasa karena senam ini merupakan senam yang baru berkembang sehingga belum banyak penelitian mengenai senam ini, serta banyak gerakan-gerakan yang

3 berbeda daripada gerakan senam pada umumnya, dimana menggunakan gerakan shalat sebagai gerakan fundamental dalam setiap gerakannya. Senam perkasa adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan posisi dan kelenturan syaraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. Senam perkasa merupakan alternatif terbaik untuk berolahraga, durasinya cukup 20 menit per hari dengan frekuensi seminggu tiga kali. Senam perkasa sangat dianjurkan sebagai senam rutin untuk pegawai, pensiunan beserta keluarganya di lingkungan TELKOM. Senam ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta manfaatnya sangat besar dalam rangka membangkitkan spirit hidup sehat menuju sehat mandiri. Seluruh gerakan dalam senam perkasa menggunakan teknik pernafasan dengan cara menarik dan mengeluarkan nafas melalui hidung dan ditahan di dada, karena sistem pernafasan yang sempurna adalah melalui hidung dan diolah di dada atau paru-paru. Setiap pengambilan nafas dilakukan agar dapat mengambil oksigen sebanyak mungkin untuk diproses di paru-paru. Pada gerakan kedua dalam senam perkasa terdapat gerakan dengan mengangkat kedua tumit lalu menghentakkan sekeras mungkin ke lantai sampai kepala, dada dan perut bergetar. Dengan getaran atau vibrasi yang ditimbulkan saat melakukan hentakan dapat memperkuat jantung, mencegah pembengkakan dan reumatik jantung. Semua gerakan yang dilakukan dalam senam perkasa jika dilakukan dengan benar dan rutin dapat meningkatkan fungsi kardiorespiratori khususnya serta kesehatan lansia pada umumnya. Fungsi kardiorespiratori adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Depkes, 1999). Kardiorespirasi terdiri dari jantung (cardiac) dan paru yang merupakan alat pernapasan manusia. Jantung merupakan pompa utama yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Besarnya curah jantung 5 liter per menit, jadi rata-rata seluruh darah beredar setiap menit.

4 Pada kerja fisik, curah jantung dapat meningkat sampai 30 liter per menit. Menurut Green, J.H (2010:136) bahwa Pada kerja sedang pernapasan meningkat, baik frekuensi maupun kedalamannya, tetapi ekspirasi tetap merupakan proses pasif. Pada kerja berat, baik inspirasi maupun ekspirasi merupakan proses aktif. Sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat latihan yang teratur, diantaranya mempengaruhi kesehatan umum otot jantung, isi darah perdenyut meningkat, mempengaruhi denyut jantung, tekanan arteri, mempengaruhi pernafasan, serta mempengaruhi sistem otot. Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung, bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas jasmani, terjadi pembesaran jantung. Pengaruh latihan terhadap isi denyut jantung, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan seluruh tubuh daripada orang tidak terlatih. Pengaruh latihan terhadap denyut jantung, individu terlatih mempunyai denyut jantung tidak cepat bila dibandingkan orang tidak terlatih. Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri, banyak eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah pada orang terlatih lebih sedikit daripada orang yang terlatih. Pengaruh latihan terhadap pernafasan, dada bertambah luas, jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang tidak terlatih sebanyak 18 sampai 20 kali permenit. Berdasarkan uraian diatas, maka saya ingin meneliti apakah terdapat pengaruh dari latihan senam perkasa terhadap meningkatnya fungsi kardiorespiratori lansia peserta Yakes TELKOM. Belum ada penelitian yang meneliti tentang permasalahan ini sehingga alangkah baiknya, jika penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh dari latihan senam perkasa secara nyata dengan fakta dan data-data yang akan didapat dalam penelitian ini. B. Identifikasi Masalah

5 Senam perkasa merupakan senam khusus lansia yang dikembangkan oleh Yakes TELKOM. Sepuluh jurus dalam senam perkasa memiliki manfaat yang sangat baik untuk menjaga dan memelihara fungsi kardiorespiratori lansia. Fungsi kardiorespiratori adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh yang diberikan dari latihan senam perkasa terhadap fungsi kadiorespiratori lansia di lingkungan Yakes TELKOM Bandung. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran fungsi kardiorespiratori lansia peserta senam perkasa dan lansia pengunhi panti wredha Budi Pertiwi dan J. Soenarti Nasution? 2. Seberapa besar pengaruh senam perkasa terhadap fungsi kardiorespiratori lansia peserta Yakes TELKOM Bandung? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisa gambaran fungsi kardiorespiratori lansia peserta senam perkasa dan lansia penghuni panti wredha Budi Pertiwi dan J. Soebarti Nasution. 2. Menganalisa besarnya pengaruh senam perkasa terhadap fungsi kardiorespiratori lansia peserta Yakes TELKOM Bandung.

6 E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagaimana dikemukakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) bahwa Lansia menyebabkan kemundurankemunduran biologis, yang pada akhirnya terlihat gejala-gejala kemunduran dan menurunnya kemampuan fisik (Nurlan, 1992:2). Maka diperlukan alternatif untuk menanggulangi masalah tersebut. Dengan penelitian ini memberikan solusi berupa senam perkasa bagi lansia. 2. Untuk membuktikan hipotesis penelitian tentang pengaruh senam perkasa terhadap fungsi kardiorespiratori lansia di Yakes TELKOM Bandung. 3. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang senam perkasa serta dapat menyebarluaskan senam perkasa agar diketahui oleh masyarakat luas. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari senam perkasa terhadap fungsi kardiorespiratori lansia peserta Yakes TELKOM Bandung.