MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS VII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN T.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Siti Fatimah Guru SMP Negeri 2 Panyabungan Surel :

Pargugunan Guru SMP Negeri 1 Tambangan Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IX-3 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DI SMP NEGERI 1 PAYUNG T.P. 2015/2016

PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DENGAN LKS

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS VII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN T.P 2013/2014 LINDA PURBA Guru SMP Negeri 4 Medan Lindapurba321@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII-2 semester Ganjil SMP N 4 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini diambil di kelas VII-1 SMP N 4 Medan dengan jumlah siswa 30 siswa. Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (27%), siklus II (86,7%) dan aktivitas siswa yang semakin meningkat. Pada siklus I, aktivitas siswa yang paling dominan yaitu menulis/membaca yaitu 42% dan mengalami penurunan menjadi 18%. Aktivitas mengerjakan LKS meningkat dari 30% menjadi 31%, bertanya kepada teman meningkat dari 16% menjadi 40%, bertanya kepada guru menurun dari 9% menjadi 7% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM mengalami penurunan dari 7% menjadi 3,50%. Sebelum dilaksanakan KBM Siklus I, maka peneliti memberikan tes hasil belajar sebagai Pretes dengan hasil rata-rata 42,1 dengan nilai tertingi 67 dan nilai terendah 25. Peningkatan hasil belajar siswa dari Formatif I dan II menunjukkan rata-rata dari 61,7 menjadi 86,7. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Tutor Sebaya, Hasil Belajar PENDAHULUAN Era globalisasi yang penuh dengan kompetisi merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja. (Mohamad Nur, 2003). Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas Bahasa Indonesia dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah melatih cara berfikir, kritis, 138

kreatif dan konsisten. Langkahlangkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif. Berdasarkan pengalaman peneliti pembelajaran membaca baik yang dialami sendiri maupun yang diketahui selama ini, model pembelajarannya selalu mengacu pada apa yang ada pada buku paket. Teknik pengajaran membaca yang ada umumnya membaca pemahaman. Banyak teknik pengajaran yang selama ini tidak dipergunakan untuk melatih keterampilan membaca. Teknikteknik itu antara lain teknik uji rumpang. Kenyataan yang terjadi di samping kemampuan dan keterampilan yang kurang pada siswa, pengajaran membaca selalu mengacu pada teknik yang ada pada buku tersebut. Dengan demikian para siswa beranggapan pengajaran membaca tujuannya semata-mata menjawab pertanyaan, mencari kata istilah yang sulit dan lain-lain. Hal ini dihadapi para siswa dengan proses yang amat lain. Perihal lain yang selalu muncul pada pembelajaran membaca yaitu guru Bahasa Indonesia pada umumnya hanya mengutamakan penyelesaian target materi dalam kurikulum yang orientasinya mengacu pada usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal, walaupun hal ini tidak selalu benar sebab soal-soal sering kurang mengacu pada keterampilan berbahasa baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Paradigma baru dalam belajar di samping siswa menemukan sendiri pengetahuannya dan menyusunnya kembali, terdapat satu hal yang menarik bahwa keberhasilan belajar bukan sebagai hasil kerja individu melainkan hasil kerjasama dalam satu komunitas belajar (kooperatif) sehingga memungkinkan terjadinya interaksi saling menguntungkan antar subyek belajar. Pola pembelajaran kooperatif ini akan lebih efektif jika masing-masing kelompok individu belajar ditempatkan sebagai subyek yang punya keahlian sesuai dengan potensinya, sehingga peran, kontribusi dan partisipasi belajarnya dalam kelompok akan semakin meningkat. Sesuai dengan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tutor Sebaya di Kelas VII-1 SMP Negeri 4 Medan T.P 2013/2014 A. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 4 Medan. Subjek penelitian ini adalah salah satu kelasvii, yaitu VII- 2 SMP N 4 Medan yang berjumlah 35 orang. 139

B. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah: a. Tes hasil belajar. b. Lembar aktivitas siswa C. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali diperkenalkanoleh psikolotutor Sebaya sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Aqib, 2006 :13). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Menurut Lewin dalam Aqib (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). D. Teknik Analisis Data Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II. 2. Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3. Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Jlh jawaban benar NilaiSiswa 100 Jlh seluruh soal (Slameto,2001:189) b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X (Subino,1987:80) N Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai VII N = Jumlah peserta tes c. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: % Proporsi Aktivitas jumlah skor yang diperoleh = x 100% jumlah skor ideal (Majid, 2009:268) d. Ketentuan persentase ketuntasan belajar kelas 140

Ketuntasan bljr S kls K b 100% ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai 65 (kognitif) ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah mengidentifikasi permasalahan pembelajaran selama peneliti menjadi guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII-1 SMP N 4 Medan. Peneliti kemudian mendiskusikan permasalahan tersebut bersama pembimbing dan pendamping penelitian dari Universitas Negeri Medan hasilnya adalah tersusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Penelitian tindakan dilakukan dengan menerapkan pembelajaran tutor sebaya. Menurut Hisyam Zaini (dalam Amin Suyitno, 2002:60) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya. Setelah melakukan Siklus I dan Siklus II, dan diperoleh data-data hasil belajar, aktivitas belajar, dan minat siswa, maka data tersebut dapat disajikan dalam Tabel. Pengambilan data dilakukan empat kali pertemuan (4 RPP) dibagi menjadi dua Siklus. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua disebut Siklus I, dan pertemuan ketiga dan pertemuan keempat disebut Siklus II. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar maka dilakukan tes hasil belajar atau disebut Pretes. Análisis data menunjukan hasil pretes siswa ratarata adalah 42,1. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa belum ada persiapan sebelum belajar di sekolah. 1. Siklus I Tahap Observasi Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I dilakukan tes hasil belajar atau disebut Formatif I, dengan data dapat dilihat Pada Tabel 1. Merujuk pada kesimpulan ini guru sebagai peneliti berusaha memperbaiki proses dan hasil belajar siswa Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya. Hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Rata-rata 33 7 61,7 141

50 4 67 11 83 8 Jumlah 30 Pada Tabel 1 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 33 sebanyak 7 orang dan nilai tertinggi adalah 83 sebanyak 8 orang, dengan 22 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan dan ketuntasan klasikal adalah sebesar 27%. Dengan nilai KKM sebesar 70. Nilai ini berada di bawah kriteria keberhasilan klasikal sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 61,7 belum tuntas KKM. Data hasil Formatif I ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram sebagai berikut: Formatif I 20 10 0 33 50 67 83 Frekuensi 7 4 11 8 Gambar 1. Grafik data hasil Formatif I Data Aktivitas Belajar Siswa Setelah guru selesai menyajikan materi pembelajaran, maka siswa disuruh bekerja berkelompok untuk mengerjakan LKS. Siswa bekerja dalam kelompok, peneliti memberikan instrument aktivitas siswa kepada pengamat. Untuk merekam aktivitas siswa dilakukan oleh dua pengamat sesuai dengan instruksi oleh peneliti. Kedua pengamat melakukan pengamatan selama 4 kali atau Siklus I dan Siklus II. Hasil rekaman yang dilakukan oleh kedua pengamat diserahkan kembali kepada peneliti. Hasil analisis rekaman aktivitas siswa dari kedua pengamat selama 4 kali dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skor aktivitas belajar siswa Siklus I No Aktivitas Jumlah Proporsi 1 Menulis, membaca 76 42% 2 Mengerjakan 49 30% 3 Bertanya pada teman 32 6% 4 Bertanya pada guru 17 7% Yang tidak 5 relevan 29 9% Data pada Tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang atau histogram sesuai Gambar 2. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Me nul is, me m Me ng erj aka n Ber tan ya pa d Ber tan ya pa d Tid ak Rel ev an Skor 76 49 32 17 9 Gambar 2. Grafik aktivitas siswa Siklus I 142

Tahap Refleksi I Berdasarkan data Tabel 1 diperoleh bahwa rata-rata Formatif 61,7 pada Siklus I dengan persentase adalah 27%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 27% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih bingung dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran Tutor sebaya. Belum tercapainya standar ketuntasan tersebut tidak terlepas dari rendahnya aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan tingginya aktivitas individual yakni membaca/menulis (38%), dan tingginya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM yakni (13%). Dengan demikian maka peneliti berusaha melakukan tindakan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran siklus II yang dirasa perlu.. Hal ini berarti siswa belum mempersiapkan diri dari rumah, sehingga pada saat diskusi siswa masih banyak yang membaca dibandingkan mengerjakan LKS. Pada proses pembelajaran masih ditemukan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yaitu : a. Kemampuan tutor sebaya dalam kelompoknya masih kurang. b. Anggota kelompok masih enggan dan malu bertanya pada temannya (tutor). c. Masih ada siswa yang tidak mau tau dan menyerahkan permasalahan pada tutor dan teman 1 kelompoknya. d. Pemahaman siswa akan materi masih sangat rendah terlihat dari KBM 1 tidak ada siswa yang mau maju dengan sukarela, bahkan saat guru menunjuk langsung pun siswa bersangkutan tidak mau sehingga menyita waktu yang cukup lama e. Suasana diskusi antar siswa masih kurang. Masih banyak siswa yang mencoba mengerjakan LKS secara individual dan tidak bertanya pada tutor jika ada hal yang mereka tidak mengerti f. Guru belum menggunakan media ajar. Revisi Dari paparan deskripsi penelitian tindakan kelas siklus I, maka di dalam refleksi diupayakan perbaikan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa pada Siklus II, beberapa perbaikan pembelajaran dilakukan antara lain: 1. Bercermin dari kegagalan seorang tutor memperoleh KKM, maka guru akan 143

membimbing setiap tutor di luar sekolah sebelum dilakukan pembelajaran di sekolah. Hal ini bertujuan agar masing-masing tutor menguasai materi ajar lebih dalam dan mampu membimbing temannya satu kelompok selama diskusi karena sudah di bekali oleh guru sebelumnya. 2. Guru akan memberikan sanksi pada siswa yang tidak koperatif dan membuat keributan pada saat diskusi dan guru juga akan memberi sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti aturan yang telah dibuat guru 3. Untuk lebih memotifasi siswa, guru akan membuat media berupa Infokus dalam menyampaikan materi ajar agar siswa lebih mudah memahami tentang materi ajar dan lebih aktif. 4. Guru memotivasi siswa untuk lebih giat dan semangat selama diskusi dengan mengembalikan hasil diskusi mereka dan juga menginformasikan bahwa siswa yang tampak aktif akan memperoleh nilai lebih dari temannya yang kurang aktif. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II datanya dapat dilihat Pada Tabel 3 adalah sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Rata-rata 50 1 67 3 83 18 86,7 100 8 Jumlah 30 Nilai terendah untuk Formatif II adalah 50 sebanyak 1 orang dan tertinggi adalah 100 sebanyak 8 orang. Dengan 4 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 86,7%. Nilai ini berada di atas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 86,7. Data hasil Formatif II ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram sebagai berikut: 2. Siklus II Tahap Observasi Data Hasil belajar siswa 144

20 15 10 5 Frekuensi Data pada Tabel 4.4 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang atau histogram sesuai Gambar 4. Aktivitas 0 50 67 83 100 Frekuensi 1 3 18 8 Gambar 3. Grafik data hasil Formatif II Data Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia adalah aktivitas mengerjakan, bertanya kepada guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Penskoran dilakukan dan dijabarkan dalam data berupa Tabel aktivitas oleh pengamat I dan II untuk Siklus II sebagai berikut: Tabel 4. Skor aktvitas belajar siswa Siklus II No Aktivitas Jumlah Proporsi 1 Menulis, membaca 39 18% 2 Mengerjakan 62 31% 3 Bertanya pada teman 79 40% 4 Bertanya pada guru 14 7% Yang tidak 5 relevan 10 5% Jumlah 200 100% 80 60 40 20 0 Men ulis, me m Men gerj aka n Bert any a pa Bert any a pa Skor 39 62 79 14 Gambar 4. Grafik aktivitas siswa Siklus II Tahap Refleksi II Hasil belajar siswa diakhir Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal 86,7%, yang berarti hampir seluruh siswa telah memperoleh nilai tuntas dengan 4 orang siswa yang belum mendapatkan nilai di atas KKM. Dengan demikian tindakan yang diberikan pada Siklus II telah berhasil memberikan perbaikan hasil belajar pada siswa. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja secara kelompok. b. Keberanian siswa untuk berinteraksi berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. 145

c. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada tutor dalam kelompoknya. d. Siswa sudah lebih aktif karena pada saat pembelajaran guru memberikan pujian dan penghargaan kepada kelompok yang baik sehingga kelompok lain termotivasi untuk lebih aktif lagi. Pada Siklus II, pelaksanaan pembelajaran Tutor sebaya, tindakan berupa menampilkan alat Praktikum, peraga dan pemberian penugasan yang memunculkan banyak aktivitas sudah efektif. Revisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran Tutor sebaya dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan Tindakan perbaikan terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran Tutor sebaya dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. B. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh selama 2 siklus maka terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Perbandingan aktivitas antara siklus I dan siklus II dijabarkan sebagai berikut: aktivitas menulis dan membaca turun dari 38% menjadi 18%. Hal ini cukup membuat peneliti senang, karena penurunan aktivitas membaca mengindikasikan bahwa siswa telah mempersiapkan diri dari rumah sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga tidak butuh waktu banyak bagi siswa untu membaca. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang meningkat dari 25% menjadi 31% menunjukkan perbaikan yang terjadi dalam proses pembelajaran di mana siswa lebih aktif dalam pelaksanaan diskusi. Sementara aktivitas bertanya pada teman naik dari 16% menjadi 40%, hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah lebih mandiri dalam berpikir dan lebih kooperatif sehingga siswa tidak enggan bertanya pada tutor. Aktivitas bertanya pada guru turun dari 9% menjadi 7%. Hal ini dikarenakan peningkatan daya pikir siswa dan koperatif siswa, sehingga ketergantungan siswa terhadap guru mengalami penurunan walaupun hanya sedikit. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM turun dari 13% menjadi 5% yang menandakan perbaikan aktivitas belajar siswa. 146

Perbaikan aktivitas belajar siswa bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Pada siklus I nilai terendah formatif I adalah 33 dan tertinggi adalah 83. Merujuk pada KKM sebesar 75 maka hanya 8 dari 30 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 27%. Nilai ini berada di bawah kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 % sehingga dapat dikatakan KBM siklus I gagal memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 61,7 masih di bawah KKM. Sedangkan nilai terendah untuk formatif II siklus II adalah 50 dan tertinggi adalah 100 dengan 4 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesa 86,7%. Nilai ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai rata-rata kelas kebetulan persis dengan nilai ketuntasan klasikal yaitu 86,7 dan telah memenuhi KKM yaitu 75. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah data-data tes hasil belajar, dan aktivitas belajar siswa terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan antara lain: 1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan sebesar 27% dengan rata-rata 61,7 dan belum tuntas secara klasikal dan pada siklus II sebesar 86,7% dengan ratarata 86,7 menunjukkan tuntas secara individu dan kelas. Dengan demikian model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa. 2. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain membaca/menulis (38%), bekerja (25%), bertanya sesama teman (16%), menjawab pertanyaan teman (6%), bertanya kepada guru (9%), dan yang tidak relevan dengan KBM (13%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain membaca/menulis (18%), bekerja (31%), bertanya sesama teman (40%), bertanya kepada guru (7%), dan yang tidak relevan dengan KBM (5%). Saran Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diajukan yaitu: 1. Kepada siswa mereka para siswa hendaknya lebih meningkatkan kerjasamanya dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam mengerjakan 147

tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh guru. 2. Pemanfaatan LKS dapat digunakan guru-guru agar siswa termotivasi selama bekerja dalam kelompok. 3. Diharapkan bagi guru memperhatikan pengetahuan awal, bakat dan kecerdasan yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran diberikan. Untuk melaksanakan model pembelajaran tutor sebaya memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan tutor dan memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model tutor sebaya dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. RUJUKAN Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto. 2003. Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Sudjana, 1988 Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Suherman, E et all. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI Usman, (2006). Bagaimana Membelajarkan. Jakarta: Depdiknas. Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Purba, Linda. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 4 Medan T.P. 2013/2014. Medan. 148