BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (Human Resources Management) adalah

dokumen-dokumen yang mirip
Paryanto. Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartusara, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, masalah yang dirumuskan, tujuan serta manfaat penelitian dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

0BAB I PENDAHULUAN. peran tersebut semakin menonjol mengingat munculnya perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah mendorong adanya perubahan segala aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang. organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara, 2000 dalam bukunya (Riani, 2011 : 98) kinerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. Majalah Forbes yang merupakan salah satu majalah bisnis di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Rizky Aulia Hidayah S. Program Studi Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. menghadapinya jika ingin kompetitif dan tetap bertahan. Rumah sakit bukan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. Peringkat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dimiliki oleh suatuperusahaan, karena keberhasilan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia (Human Resources Management) adalah bagian dari fungsi manajemen. Jika manajemen menitikberatkan tujuan bersama dengan orang lain, maka manajemen sumber daya manusia memfokuskan pada orang baik sebagai subjek atau pelaku dan sekaligus sebagai objek dari perilaku. Jadi bagaimana mengelola orang-orang dalam organisasi yang direncanakan (planning), diorganisasikan (organizing), dilaksanakan (directing) dan dikendalikan (controlling) agar tujuan yang dicapai organisasi dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin, efisien dan efektif (Subekhi & Jauhar, 2012). Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari peran berbagai disiplin tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit termasuk perawat, karena sebagian besar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Marquis dan Huston (2010) menyampaikan bahwa kualitas pelayanan keperawatan tidak hanya tergantung dari personel keperawatan saja tetapi juga tergantung dari dukungan pihak manajerial malalui fungsi manajemennya yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, sehingga mampu menciptakan organisasi yang memungkinkan pekerja tumbuh, meningkatkan motivasi dan produktivitas, menunjukan penghargaan yang positif terhadap pekerja, mengakui prestasi serta mendorong tercapainya kepuasan kerja. Kepuasan kerja perawat walaupun diyakini sangat menentukan terbentuknya kepuasan pasien yang berdampak besar terhadap mutu pelayanan keperawatan,

namun belum semua rumah sakit mampu menciptakan suasana yang memotivasi dan meningkatkan produktivitas (Bustami, 2011). Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Rivai (2004), menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut - pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut lagi Rivai (2004) mengatakan bahwa pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja ke arah pencapaian tujuan perusahaan. Namun dalam menjalankan kepemimpinan dalam sebuah perusahaan, para pemimpin bisa memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menjalankan gaya kepemimpinannya, diantaranya gaya kepemimpinan transformasional. Menurut Benjamin (2006) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memperoyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bawahan bahwa visi dan misi tersebut dapat dicapai. Gaya kepemimpinan membantu perusahaan untuk semakin berkembang yaitu dengan meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Menurut Oei (2010) komitmen organisasional (organizational commitment) adalah kekuatan 1

relatif pengenalan pada keterlibatan dari dalam diri seorang individu dalam organisasi tertentu. Komitmen merupakan dedikasi atau pengabdian seseorang terhadap pekerjaannya dan karyawan memandangnya sebagai kebutuhan dan sangat penting dalam hidupnya. Komitmen mencerminkan keinginan pegawai untuk selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan diorganisasinya. Komitmen organisasional yang tinggi biasanya menyebabkan seorang pekerja memiliki rasa memihak yang tinggi pada suatu perusahaan. Oei (2010) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional, antara lain: Lama bekerja, kepercayaan, rasa percaya diri, kredibilitas, dan pertanggungjawaban. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mengakui kekuatan - kekuatan penting yang terkandung dalam individu. Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki tingkat keahlian yang berbeda-beda pula. Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang dimiliki oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapai individu tersebut. Dengan melakukan pendekatan tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari diri karyawan. Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya serta dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan lebih efektif. Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti 2

konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi beraneka ragam. Meskipun demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Karena tidak sederhana, banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang. Misalnya sifat pekerjaan seseorang mempunyai dampak tertentu pada kepuasan kerjanya (Siagian, 2011). Salah satu penyebab utama masalah - masalah tenaga keperawatan, pelayanan keperawatan dan kekurangan perawat adalah rendahnya kepuasan kerja perawat. Berbagai penelitian yang dilakukan tentang kepuasan kerja perawat didapatkan hasil bahwa masih banyak perawat yang mengalami ketidakpuasan kerja. Penelitian di berbagai rumah sakit menunjukkan bahwa lebih dari 40% perawat mengalami ketidakpuasan kerja dan 33% perawat berumur kurang dari 30 tahun bermaksud keluar dari pekerjaan mereka. Menurut Baumann di Amerika Serikat, Kanada, lnggris, Jerman menunjukkan bahwa 41% perawat di rumah sakit mengalami ketidakpuasan dengan pekerjaannya dan 22% diantaranya merencanakan meninggalkan pekerjaannya dalam satu tahun (Wuryanto, 2010). Pelaksanaan proses keperawatan di rumah sakit tidak akan berjalan dengan baik apabila perawat yang melaksanakan proses keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan dan segala ketentuan yang ada di lingkungan rumah sakit sebagai suatu organisasi. Fenomena yang berkembang saat ini, tidak sedikit perawat yang melaksanakan pekerjaannya tidak sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sudah ada. Tidak jarang kita membaca diberbagai media 3

keluhan pemakai jasa keperawatan tidak puas dengan pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kurang baiknya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja bagi profesi perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya yang akan berdampak pada kepuasan kerja (Kusnadi, 2006). Pengaruh kepuasan kerja akan berdampak pada kinerja, kemangkiran dan keterlambatan, pindah kerja, komitmen terhadap organisasi dan kesehatan fisik dan mental pekerja itu sendiri (Noe, dkk, 2011). Perawat yang mempunyai kinerja yang baik akan berdampak dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal kepada pasien sehingga akan menimbulkan kepuasan pada pasien dan keluarga yang akan meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Selain itu perawat yang puas dengan pekerjaannya akan selalu hadir bekerja dan tidak akan terlambat datang ke tempat kerja, tidak akan pindah kerja, mempunyai komitmen terhadap tujuan organisasi (rumah sakit) dan akan memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik (Aditama, 2010). Keadilan organisasi merupakan syarat utama dalam memahami keefektifan dari fungsi organisasi dan kepuasan dari karyawan. Karyawan yang melakukan pekerjaan dapat merasa tidak puas karena mungkin merasa diperlakukan tidak adil oleh organisasi tempat ia bekerja. Misalnya karena adanya perbedaan upah, sementara prestasi karyawan tersebut relatif sama dengan karyawan lainnya. Atau sering dibebani tugas yang berat, tanpa adanya imbalan ekstra atau bonus yang layak. Ketika individu merasakan suatu ketidakadilan, maka moral mereka akan 4

turun dan memungkinkan mereka untuk meninggalkan tanggung jawab tugasnya. Jika karyawan telah melepas tanggung jawabnya, konsekuensi yang akan ditanggung organisasi adalah turunnya produktivitas, adanya turnover, dan meningkatnya jumlah absensi karyawan (Janssen, 2004). Hal tersebut akan berdampak pada efektivitas organisasi yang akan menurun. Kepercayaan merupakan bagian terpenting untuk interaksi organisasi yang sukses dengan melibatkan seluruh sumber daya manusia yang ada, agar dapat membangun hubungan kerja yang saling percaya satu sama lain. Menururt Altuntas dan Baykal (2010) Kepercayaan organisasi memiliki dampak positif pada peningkatan motivasi, Organizational Citizenship Behavior, komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Kepercayaan karyawan dalam organisasi terus memenuhi harapan karyawan dalam menciptakan hubungan timbal balik antara kepercayaan dan keadilan organisasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Aslı Göncü, Zeynep Aycan and Russell E. Johnson (2014) menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi mediasi dari gaya kepemimpinan transformasional untuk membentuk pemberdayaan psikologis dan identitas organisasi, kemudian penelitian Krafft, Engelbrecht dan Theron(2004) melakukan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kepercayaan hubungan melalui persepsi keadilan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Krafft, Engelbrecht dan Theron (2004) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional melalui persepsi keadilan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan, sehingga membentuk 5

kepuasan kerja, sikap kerja dan komitmen organisasi. Adapun penelitian Yung Liao (2010) tentang dampak keadilan organisasi terhadap kepuasan dan komitmen organisasi pada pedagang bebas. Pada penelitian Yung Liao (2010) menunjukkan bahwa keadilan distribusi dan keadilan pada prosedur memberikan dampak terhadap kepuasan dan komitmen organisasi. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit tipe A Pendidikan Kolegium Ilmu Ortopedi dan Traumatologi Indonesia yang merupakan rujukan nasional. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atau pemakai jasanya, salah satu misi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah menyelenggarakan pelayanan Ortopedi Traumatologi dan Rehabilitasi Medik yang paripurna berorientasi pada kebutuhan dan kesehatan pasien, dan berkualitas, serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan pengukuran terhadap komitmen dankepuasan kerja pada perawat melalui peningkatan dan pemanfaatan sumber daya yang seoptimal mungkin, sehingga menjadi sumber daya manusia yang professional. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Trasnformasional pada Komitmen dan Kepuasan Kerja dengan Peran Mediasi Keadilan dan Kepercayaan di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 6

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta? 2. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta? 3. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi keadilan? 4. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi keadilan? 5. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi kepercayaan? 6. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi kepercayaan? berikut: C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah sebagai 7

1. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 2. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 3. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi keadilan. 4. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi keadilan. 5. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada komitmen perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi kepercayaan. 6. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada kepuasan kerja perawat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan peran mediasi kepercayaan. D. ManfaatPenelitian 1. Manfaat Praktis a. Dari sisi rumah sakit, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan manajemen sumber daya manusia yang dapat mendukung komitmen dan kepuasan kerja pada perawat. 8

b. Dari sisi perawat, hasil penelitian diharapkan mampu memberi gambaran tentang hak-hak perawat dalam rangka meningkatkan komitmen dan kepuasan kerja. 2. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan mampu memperkaya kajian tentang sumber daya manusia, khususnya dari segi komitmen dan kepuasan kerja pada perawat serta memungkinkan untuk dilakukan penelitian lanjutan. E. Orisinalitas Penelitian Penelitian ini modifikasi dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu Aslı Göncü, Zeynep Aycan and Russell E. Johnson (2014), Krafft, Engelbrecht dan Theron (2004) dan Yung Liao (2010). Pada penelitian Aslı Göncü, Zeynep Aycan and Russell E. Johnson (2014) menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi mediasi dari gaya kepemimpinan transformasional untuk membentuk pemberdayaan psikologis dan identitas organisasi, kemudian penelitian Krafft, Engelbrecht dan Theron (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kepercayaan hubungan melalui persepsi keadilan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Krafft, Engelbrecht dan Theron (2004) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional melalui persepsi keadilan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan, sehingga membentuk kepuasan kerja, sikap kerja dan komitmen organisasi. Adapun penelitian Yung Liao (2010) tentang dampak keadilan organisasi terhadap kepuasan dan komitmen 9

organisasi pada pedagang bebas. Pada penelitian Yung Liao (2010) menunjukkan bahwa keadilan distribusi dan keadilan pada prosedur memberikan dampak terhadap kepuasan dan komitmen organisasi Penelitian ini menggunakan gaya kepemimpinan sebagai variabel independen dan komitmen dan kepuasan kerja perawat sebagai variabel dependen dengan keadilan dan kepercayaan sebagai variabel mediasi yang dilakukan pada 180 perawat Rumah Sakit OrtopediProf. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai sampel penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: 1. Penelitian ini lebih memfokuskan pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen dan kepuasan kerja perawat dengan peran mediasi keadilan dan kepercaya serta dilakukan khusus pada perawat. 2. Penelitian ini mengambil fokus utama gaya kepemimpinan sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen dan kepuasan kerja perawat, sehingga dapat diketahui tentang efektivitas kepemimpinan. 10