I. PENDAHULUAN. September ) Direktorat Jendral Hortikultura Departemen Pertanian. Pendapatan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA PADA CV SALIM ABADI, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, PROVINSI LAMPUNG

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pola Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditas pangan yaitu pangan potensial ekspor. Besarnya produksi, luas panen

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Perkembangan Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

I. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PELUANG AGRIBISNIS BUAH

ha1 memberikan peluang kerja bagi masyarakat. Sektor agribisnis holtimtura

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dari sektor pertanian dengan berbagai macam jenis komoditas pangan. Peran sektor pertanian telah terbukti keberhasilannya pada saat krisis ekonomi yang lalu dalam menyediakan kebutuhan pangan dalam jumlah yang memadai dan tingkat pertumbuhannya yang positif dalam menjaga laju pertumbuhan nasional (Sugiarto, 2005). Pada tahun 2010, sektor pertanian memberi kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 48,9 persen dari seluruh nilai tambah pertanian 1. Salah satu subsektor pertanian yang menjadi andalan adalah hortikultura. Dalam aspek ekonomi, hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan, industri, maupun penyerapan tenaga kerja. Bahkan secara nasional komoditas hortikultura mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Pembangunan sub sektor tanaman hortikultura bertujuan untuk memperkuat perekonomian petani dan keluarga agar lebih baik, lebih sejahtera, profesional dengan lingkungan yang terpelihara dan lestari 2. Produk hortikultura dalam hal ini meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu gizi dalam makanan seharihari yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Komoditi buah-buahan adalah salah satu subsektor pertanian hortikultura yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkiraan peningkatan konsumsi buah-buahan terhadap populasi penduduk Indonesia. 1 ) Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Departemen Pertanian. Pendapatan Nasional www.hortikultura.deptan.go.id (diakses 11 September 2011). 2 ) Buletin PDB Sektor Pertanian. Pusat Data dan Informasi Pertanian. Vol 3, No.3. September 2008.

Tabel 1. Perkiraan Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2000-2015 Peningkatan Populasi Konsumsi per Tahun Populasi per 5 (Juta) kapita (kg) tahun (%) Total Konsumsi (ribu ton) 2000 213 30,5 36,76 7.830 2005 227 32,5 45,70 10.375 2010 240 34,0 57,92 13.900 2015 254 44,5 78,74 20.000 Sumber : Pusat Kajian Buah Tropika (2009) Menurut Pusat Kajian Buah Tropika (2009), permintaan akan kebutuhan produk hortikultura, khususnya buah-buahan akan terus mengalami peningkatan dan perkiraan pada tahun 2015 akan mencapai 20 juta ton (Tabel 1). Menurut data Badan Pusat Statistik (2011), komoditi buah-buahan mengalami peningkatan persentase terbesar (0,44 persen) pada pengeluaran konsumsi makanan dibandingkan komoditi kacang-kacangan yang mengalami penurunan sebesar 0,08 persen serta kelompok bahan makanan lainnya juga mengalami penurunan di tahun 2010. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya konsumsi buah-buahan di Indonesia. Untuk itu, masalah penyediaan buah-buahan menjadi perhatian pemerintah karena memiliki peranan yang penting untuk dikembangkan dalam memenuhi gizi bangsa. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan buahbuahan yaitu dengan peningkatan budidaya secara intensif dan perluasan areal penanaman, agar dapat meningkatkan produksi buah-buahan nasional. Volume ekspor buah-buahan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2011 3. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2011), nilai ekspor buah periode Januari-Agustus 2011 mencapai US$ 257,10 juta atau naik 60,27 persen dibandingkan nilai ekspor Januari-Agustus 2010 yang sebesar US$ 160,41 juta. Meningkatnya volume produksi dan ekspor buah-buahan dari tahun 2010 ke tahun 2011 membuktikan bahwa buah-buahan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Beberapa komoditas buah unggulan ekspor Indonesia antara lain buah tropis seperti mangga, manggis, salak, semangka, dan melon. Meskipun volume dan nilai ekspor buah lokal mengalami kenaikan, namun adanya impor buah juga sangat mempengaruhi harga dari para petani lokal. Berdasarkan data 3 ) Majalah Kontan. 2011. Ekspor buah-buahan. Cuaca membaik, ekspor buah terdongkrak. www.kontan.co.id. (diakses 8 Juni 2012) 2

Badan Pusat Statistik (2011), volume impor buah periode Januari-Agustus 2011 mencapai US$ 595,88 juta, naik 38,29 persen dibandingkan nilai impor Januari- Agustus 2010 yang sebesar US$ 430,88 juta. Perkembangan luas panen dan meningkatnya volume ekspor kamoditas buah-buahan di Indonesia berdampak terhadap peningkatan produksi buah nasional. Data Badan Pusat Statistik (2011) mencatat bahwa produksi buahbuahan Indonesia cenderung mengalami peningkatan sejak tahun 2006 sampai tahun 2009. Komoditas buah unggulan Indonesia yang dapat bersaing di pasar Internasional diantaranya adalah pisang, mangga, manggis, jeruk, salak, pepaya, nenas, rambutan, durian, semangka, nangka, dan duku (Tabel 2). Tabel 2. Produksi Tanaman Buah-buahan di Indonesia Tahun 2006-2010 No Komoditas Produksi (Ton) 2006 2007 2008 2009 2010 1. Alpukat 234.463 201.635 244.215 257.642 224.278 2. Belimbing 70.298 59.984 72.397 72.443 69.089 3. Blewah 67.708 57.725 1.710 75.124 30.668 4. Duku 157.655 178.026 158.649 195.364 228.816 5. Durian 747.848 388.806 682.323 797.798 492.139 6. Jambu Air 128.648 94.015 111.495 104.885 85.973 7. Jambu Biji 196.180 179.474 212.260 220.202 204.551 8. Jeruk 2.565.543 2.625.884 2.467.632 2.131.768 2.028.904 9. Jeruk Besar 85.691 74.621 76.621 105.928 91.131 10. Jeruk Siam 2.479.852 2.551.635 2.391.011 2.025.840 1.937.773 11. Mangga 1.621.997 1.818.619 2.105.085 2.243.440 1.287.287 12. Manggis 72.634 112.722 78.674 105.558 84.538 13. Markisa 119.683 106.788 138.027 120.796 132.011 14. Melon 55.370 59.814 56.883 85.861 85.161 15. Nanas 1.427.781 2.237.858 1.433.133 1.558.196 1.406.445 16. Nangka/Cempedak 683.904 601.929 675.455 653.444 578.327 17. Pepaya 643.451 6,21.524 717.899 772.844 675.801 18. Pisang 5.037.472 5.454.226 6.004.615 6.373.533 5.755.073 19. Rambutan 801.077 705.823 978.259 986.841 522.852 20. Salak 861.950 805.879 862.465 829.014 749.876 21. Sawo 107.169 101.263 120.649 127..876 122.813 22. Semangka 392.587 350.780 371.498 474.327 348.631 23. Sirsak 84.373 55.798 55.042 65.359 60.754 24. Sukun 88.339 92.014 113.778 110.923 89.231 Buah-buahan 18.731.673 19.536.842 20.129.775 20.495.006 17.292.122 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 (diolah) 3

Direktorat Jendral Hortikultura 4 (2009) mencatat bahwa peningkatan produksi buah-buahan disebabkan oleh adanya penerapan teknologi yang baik, semakin intensifnya bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada petani dan pelaku usaha, semakin baiknya sistem manajemen yang diterapkan pelaku usaha, serta adanya penguatan kelembagaan agribisnis petani dan adanya pertambahan luas areal tanam. Tabel 2 menjelaskan bahwa produksi tanaman buah-buahan di Indonesia juga mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Menurut Pusat Kajian Buah Tropika (2009), penurunan produksi buah Indonesia kemungkinan disebabkan faktor kondisi iklim yang membuat beberapa komoditas buah gagal untuk panen. Hal ini menunjukkan bahwa produksi buah Indonesia masih relatif rendah dan berpeluang untuk terus ditingkatkan. Salah satu komoditi buah-buahan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah semangka. Buah semangka merupakan salah satu komoditi buah-buahan tropika yang mempunyai daya tarik khusus karena buahnya yang segar, banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk rendah yaitu hanya mengandung tujuh persen karbohidrat dalam bentuk gula dan kandungan vitamin serta mineralnya pun tergolong rendah, namun buah ini diminati konsumen karena rasanya yang segar (Kalie, 1993). Semangka merupakan salah satu buah potong yang terpenting di Indonesia bersama pepaya dan melon. Hal ini terlihat pada tersedianya semangka pada supermarket modern, toko buah besar, hingga kios buah pinggir jalan sepanjang tahun. Oleh karena itu, semangka selalu membutuhkan pasokan dalam jumlah yang besar sepanjang tahun. Peluang usaha semangka sangat besar, hal ini dapat dilihat dari kebutuhan permintaan buah semangka di Jakarta dan sekitarnya melalui tiga pasar induk (Kramatjati, Cibitung dan Tanah Tinggi) mencapai lebih dari 50 truk per hari (Sobir dan Siregar, 2010). Pemenuhan kebutuhan buah semangka juga dapat dilihat dari peningkatan jumlah luas panen, produksi, dan produktivitas yang digunakan untuk kegiatan 4 ) Direktorat Jendral Hortikultura. 2009. Ketersediaan buah dan sayuran Indonesia. Pusat data dan informasi pertanian. Hortikultura volume 3 no 1. 4

usaha budidaya semangka. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas buah semangka di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Semangka di Indonesia Tahun 2000-2010 Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 2000 22.433 171.885 766,2 2001 261.766 240.298 91,8 2002 25.567 266.904 1.043,9 2003 32.223 455.464 1.413,0 2004 28.725 410.195 1.428,0 2005 31.499 366.702 1.164,0 2006 31.843 392.587 1.233,0 2007 32.326 350.780 1.085,0 2008 27.639 371.498 1.344,0 2009 33.092 474.327 1.433,0 2010 27.493 348.631 1.268,0 Sumber : Departemen Pertanian, 2011 (diolah) Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa perkembangan usaha agribisnis semangka di Indonesia berfluktuatif. Adanya fluktuasi tersebut kemungkinan disebabkan teknologi budidaya semangka yang masih rendah dan lemahnya lembaga pertanian dalam memberikan dukungan informasi dan teknologi kepada petani. Menurut Prajnanta (1996), sebelum tahun 1980 semangka merupakan buah yang eksklusif karena hanya tersedia di tempat-tempat tertentu seperti hotel dan restoran dan tidak semua orang dapat menikmatinya, sehingga untuk dapat mengkonsumsinya negara kita harus mengimpor buah semangka. Namun, sejak diberlakukannya SK Menteri Pertanian No 505 tahun 1982 tentang pembatasan buah impor, maka impor buah termasuk semangka pun dibatasi. Hal tersebut membuat banyak petani membudidayakan semangka hingga mampu ekspor kebeberapa negara. Selain itu, konsumsi buah khususnya semangka tidak mengalami penurunan, karena cenderung mengalami peningkatan. Peluang bisnis buah semangka dapat terlihat dari adanya kegiatan ekspor buah semangka pada beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, Uni Emirat 5

Arab dan Negara Timur Tengah lainnya. Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Hortikultura 5 (2011), volume produksi, impor dan ekspor buah semangka pada tahun 2010 masing-masing sebesar 348.631 ton, 1.036 ton, dan 42 ton. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa volume impor buah semangka masih jauh lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor. Hal ini menunjukkan peluang ekspor buah semangka di Indonesia masih sangat besar. Kesesuaian agroklimat dan agroekosistem beberapa wilayah di Indonesia untuk budidaya buah-buahan menjadi faktor yang mendukung kegiatan usaha budidaya buah untuk dapat terus dikembangkan. Berdasarkan data Bina UKM 6 (2010), daerah yang cukup potensial untuk pengembangan semangka di Indonesia adalah Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo), Jawa Barat (Indramayu, Karawang), Jawa Timur (Banyuwangi, Malang) dan Lampung, dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun. Meskipun bukan sebagai penghasil buah-buahan terbesar, Lampung merupakan salah satu penyumbang produksi buah-buahan nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), Jawa barat, Jawa Timur dan Lampung merupakan tiga provinsi terbesar yang menyumbangkan produksi buah-buahan terhadap total produksi buah nasional (Lampiran 1). Provinsi Jawa barat menghasilkan 2.798,30 ton buah segar, Jawa Timur sebesar 1.123,80 ton dan Lampung sebesar 1.051,80 ton buah segar. Provinsi Lampung berpotensi untuk pengembangan komoditi buah hortikultura seperti semangka. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), Provinsi Lampung memberikan total produksi buah sebesar 28,24 ton untuk produksi buah semangka. Selain itu, berdasarkan data Departemen Pertanian (2011) 7, Lampung memiliki produktivitas buah semangka terbesar dan relatif mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2010 (Lampiran 2). Dalam memperhitungkan kebutuhan buah semangka, perusahaan yang bergerak di bidang buah semangka baik skala kecil hingga besar harus memiliki 5 ) Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Data volume produksi, impor dan ekspor buah semangka. www.deptan.go.id. (diakses 08 Juni 2012) 6 ) Bina UKM. 2010. Segarnya Peluang Usaha Budidaya Semangka. http:// www.binaukm.com. 13 April 2012. 7 ) Kementerian Pertanian. 2011. Data pencarian Departemen Pertanian. http://www.deptan.go.id. 26 Maret 2012. 6

strategi pengembangan usaha yang tepat, sehingga dapat mengantisipasi segala kendala dalam pemenuhan kebutuhan buah-buahan bagi konsumen. Perusahaan harus mampu mengamati apa dan bagaimana kebutuhan, serta jenis komoditi buah semangka bagaimana yang diinginkan konsumen. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang dalam hal teknik budidaya membuat kualitas dan daya adaptasi semangka terus meningkat. Di samping beragam bentuk semangka yang beredar, warna dan ukuran semangka juga bervariasi. Pada awalnya daging buah semangka dicirikan dengan warna merah. Namun, preferensi konsumen semakin berkembang. Menurut Sobir dan Siregar (2010), beberapa kalangan konsumen menghendaki warna lain seperti semangka kuning. Bahkan harga semangka kuning lebih mahal dibandingkan dengan semangka merah. Biji juga sering menjadi keluhan saat konsumen mengkonsumsi buah yang berasal dari Gurun Kalahari, Afrika. Oleh karenanya, beberapa varietas semangka diseleksi untuk menciptakan semangka tanpa biji. Lebih dari itu, teknologi terbaru adalah hadirnya semangka kotak. Pada dasarnya, bentuk kotak akan memudahkan dalam pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan semangka. Harga semangka kotak jauh lebih mahal dibandingkan semangka bulat atau oval. Hal tersebut yang menjadikan perilaku konsumen dalam memilih buah semangka semakin bervariasi dan menuntut perusahaan buah semangka untuk menciptakan inovasi baru untuk dapat bertahan dalam bisnis buah semangka. Pemasaran buah semangka di dalam negeri ini membuka peluang bagi perusahaan besar, menengah maupun kecil untuk memenuhi permintaan buah semangka untuk konsumsi masyarakat lokal. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan terkait strategi pengembangan usaha agar usahanya dapat berkembang dan berjalan, sehingga menghasilkan profit. Strategi yang tepat adalah mengamati faktor lingkungan di dalam maupun di luar perusahaan, sehingga segala kemungkinan baik yang terjadi dapat ditingkatkan dan sebaliknya kemungkinan buruk yang terjadi dapat diminimalisir dampaknya. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha buah semangka adalah CV Salim Abadi (CV SA) yang terdapat di Provinsi Lampung. CV SA merupakan salah satu perusahaan penghasil buah semangka yang juga bergerak dalam distribusi dan pemasaran buah semangka. Pemasaran semangka CV SA tersebar 7

di berbagai wilayah di Indonesia khususnya pulau Sumatera dan Jawa. CV SA yang bergerak dalam bisnis buah-buahan memiliki risiko yang cukup besar. Hal ini berkaitan dengan sifat produk yang mudah rusak dan busuk (perishable). Selain itu, sifatnya yang meruah dan membutuhkan ruang (voluminous atau bulky) menyebabkan buah semangka menjadi sulit dikelola baik dalam penyimpanan, pengemasan dan pengangkutannya. Dalam perjalanan usahanya, CV SA memiliki lingkungan internal dan eksternal yang dapat mendukung maupun merugikan pihak perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah CV Salim Abadi (CV SA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi pemasaran buah semangka. Pemasaran semangka CV SA tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya pulau Sumatera dan Jawa meliputi Jakarta, Palembang dan Jambi. Perusahaan ini dirintis oleh Bapak Haji Nursalim yang sebelumnya merupakan petani penjual buah semangka, hingga saat ini Bapak Haji Nursalim menjadi anggota DPRD Tingkat I Provinsi Lampung. Lingkungan bisnis yang terus berubah dari hari ke hari merupakan suatu hal yang harus diantisipasi oleh perusahaan. Pengaruh globalisasi membuat perdagangan antar negara semakin kuat dan terbuka. Persaingan usaha buahbuahan segar khususnya buah semangka yang semakin ketat dalam era globalisasi ini, menuntut CV SA harus selalu menerapkan strategi yang tepat agar produknya tetap diterima oleh pasar. Bisnis buah semangka CV SA sendiri hanya memenuhi permintaan pasar lokal dan belum mampu memenuhi permintaan ekspor buah semangka. Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, CV SA sempat menandatangani kontrak ekspor buah semangka dengan Kementerian Pertanian pada tahun 2010 dengan negara tujuan Dubai, Uni Emirat Arab, dan Singapura sebesar 25 ton/minggu. Namun, bisnis buah semangka CV SA masih belum dapat memenuhi permintaan ekspor tersebut dikarenakan adanya persyaratan serta standar ekspor seperti kualitas buah, residual, serta kontinuitas produk buah semangka yang sulit untuk dicapai pada bisnis buah semangka CV SA. Pihak perusahaan hanya mampu memenuhi kebutuhan ekspor sebanyak dua kali 8

pengiriman saja, dan selanjutnya perusahaan masih mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan ekspor tersebut. Kondisi ini ditambah dengan kecenderungan perilaku konsumen yang semakin mengerti kualitas produk menjadikan konsumen kritis dan selektif dalam memilih produk terutama buah semangka, sehingga menuntut adanya inovasi dan perbaikan, baik mutu fisik maupun kualitas buah agar tetap diterima konsumen. Perbedaan preferensi konsumen menyebabkan diferensiasi atau perbedaan yang jelas dari kriteria buah semangka yang dijual di masing-masing pasar. Hal ini menunjukkan rentang kelompok konsumen yang semakin beragam. Dengan demikian, setiap pasar memiliki target konsumen tersendiri melalui perbedaan mutu produk buah semangka yang dijual. Dengan beragamnya selera konsumen, membuat terbukanya peluang pasar baru yang dapat dimanfaatkan dalam usaha produksi buah semangka. Persaingan sejenis antar usaha buah semangka relatif kurang terjadi, namun pesaing yang dapat menjatuhkan harga semangka di pasar lokal adalah adanya buah-buah musiman seperti duku dan rambutan yang berbuah serta panen pada waktu tertentu. Berdasarkan data bisnis buah semangka CV SA, pada akhir tahun 2011 produksi buah semangka mengalami penurunan, sehingga menyebabkan kelangkaan buah semangka di pasar lokal. Kondisi yang demikian seharusnya menyebabkan harga buah semangka meningkat, namun pada kenyataanya harga buah semangka mengalami penurunan akibat adanya produk buah musiman seperti duku dan rambutan. Analisis terhadap faktor eksternal dan internal merupakan usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang sangat menentukan strategi bisnis yang diterapkan. Adanya peluang globalisasi dan perilaku konsumen dalam memilih buah yang dikaitkan dengan karakteristik buah semangka tersebut mendorong bisnis buah semangka CV SA untuk melakukan perubahan terhadap strategi yang telah diterapkan agar perusahaan dapat terus berjalan. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan bisnis buah semangka yang layak bagi CV SA. Berdasarkan uraian tersebut, berbagai permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 9

1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi bisnis buah semangka CV Salim Abadi? 2. Prioritas strategi apa yang tepat bagi bisnis buah semangka CV Salim Abadi yang sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi bisnis buah semangka CV Salim Abadi. 2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi bisnis buah semangka CV Salim Abadi. 3. Merekomendasikan prioritas strategi pengembangan bisnis buah semangka yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bagi kalangan akademisi dan dapat memberikan informasi dan masukan bagi para pihak yang berkepentingan, diantaranya : 1. Memberikan rekomendasi bagi perusahaan dalam menerapkan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk meraih peluang yang ada saat ini. 2. Memberikan kontribusi bagi ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang strategi pengembangan bisnis. 3. Menyediakan informasi bagi kegiatan penelitian selanjutnya yang terkait dengan strategi pengembangan bisnis, khususnya buah-buahan. 1.5 Ruang lingkup Penelitian ini hanya dilakukan pada tahap formulasi strategi yaitu mengkaji kondisi lingkungan bisnis buah semangka CV SA yang terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Tahap formulasi terdiri dari tiga tahap yaitu input stage (tahap imput), matching stage (tahap pencocokan), dan decision stage (tahap keputusan). 10