HASIL DAN PEMBAHASAN. bergerak di bidang pembibitan ayam lokal. Tahun 1969 perusahaan tersebut mulai

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

IMBANGAN EFISIENSI PROTEIN RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG TEPUNG BULU AYAM HASIL FERMENTASI DENGAN Bacillus spp. DAN Lactobacillus spp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Rataan konsumsi ransum setiap ekor ayam kampung dari masing-masing

BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM LOKAL JIMMY S FARM CIPANAS KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. sebagian hidupnya dilakukan ditempat berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat, Populasi ayam lokal pada tahun 2014

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki genetik yang dapat menghasilkan produksi baik. Menurut (Rasyaf,

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

Transkripsi:

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum 4.1.1 Sejarah dan Keadaan Umum Peternakan Jimmy s Farm merupakan suatu perusahaan peternakan ayam buras yang bergerak di bidang pembibitan ayam lokal. Tahun 1969 perusahaan tersebut mulai berkembang menjadi pembibitan ayam broiler sebagai penghasil DOC yang komersial hingga tahun 1997. Terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 menyebabkan pendapatan Jimmy s Farm mengalami penurunan karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan pembibitan ayam broiler yang berskala besar. Termotivasi dengan perusahaan berskala besar, akhirnya Jimmy s Farm bangkit kembali dan beralih usaha menjadi pembibitan ayam lokal karena prospek pembudidayaan ayam lokal cukup baik dan menguntungkan. Usaha pembibitan ayam lokal dimulai dengan jumlah ayam ± 2000 ekor. Perusahaan peternakan ayam lokal Jimmy s Farm terletak di Desa Gadong, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Lokasi peternakan tersebut berada pada ketinggian ± 1070 m dpl dengan suhu berkisar 15-18 0 C. Desa Gadong terletak di dataran yang cukup tinggi degan curah hujan 2.98 mm dengan jarak antar Desa Gadong dengan pusat Kecamatan ± 3 km, sedangkan dengan Kabupaten ± 18 km. 4.1.2 Jenis Ayam dan Sistem Pemeliharaannya Ayam yang dipelihara adalah ayam parent stock yang menghasilkan DOC final stock pedaging maupun petelur. Jenis ayam lokal yang dipelihara di Jimmy s Farm adalah hasil persilangan dari ayam Kedu, ayam Cemani, ayam Kapas, ayam

27 Hutan, dan ayam Pelung. Pemeliharaan ayam lokal di Jimmy s Farm terbagai menjadi tiga priode yaitu priode starter, grower, dan layer untuk pembibitan. Pada priode starter ayam mulai dipelihara dari DOC sampai berumur dua bulan. Pada saat ini (awal priode grower) dilakukan seleksi pada calon bibit dengan yang buka calon bibit. Ayam yang bukan calon bibit dijadikan komersil atau ayam pedaging. Kriteria ayam yang dipilih sebagai calon bibit diantaranya ayam harus sehat, berbadan besar, kuat, dan memiliki kaki yang normal. Kandang yang digunakan di peternakan Jimmy s Farm adalah sistem kandang terbuka (open house). Berdasarkan fase pemeliharaan yang diterapkan di Jimmy s Farm kandang yang digunakan adalah kandang sistem pemeliharaan ayam mulai dari awal priode starter sampai akhir priode layer yang dipelihara dalam satu kandang yang sama. 4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Darah Pengaruh pemberian imbangan energi dan protein ransum terhadap kadar glukosa darah ayam lokal Jimmy s Farm dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kadar Glukosa Darah Ayam Lokal Jimmy s Farm setiap Perlakuan Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5...mg/dL... 1 213,64 224,02 222,10 225,01 219,35 2 224,06 219,05 217,81 218,54 223,02 3 218,04 220,11 216,45 223,18 218,11 4 218,01 220,04 221,04 221,01 217,32 Total 873,75 883,22 877,40 887,74 877,80 Rataan 218,43 220,80 219,35 221,93 219,45 Keterangan : P1 (2750 kkal/kg : 15% protein), P2 (2750 kkal/kg : 17% protein), P3 (2750 kkal/kg : 19% protein), P4 (2950 kkal/kg : 15% protein), P5 (2950 kkal/kg : 17% protein). Tabel 5. menyajikan rataan kadar glukosa darah ayam. Rataan kadar glukosa darah pada setiap perlakuan mengindikasikan bahwa ayam lokal Jimmy s

28 Farm mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran normal meskipun diberi imbangan energi dan protein ransum berbeda. Ayam lokal merupakan ayam yang licah dan banyak bergerak, sehingga untuk memenuhi energinya maka glukosa darah akan cepat di metabolisme. Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa terjadi sedikit fluktuasi rataan kadar glukosa darah ayam lokal Jimmy s Farm dengan pemberian imbangan energi dan protein berbeda dalam ransum. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukan pemberian imbangan energi dan protein P1 (183 : 1), P2 (162 : 1), P3 (145 : 1), P4 (197 : 1), dan P5 (174 : 1) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar glukosa darah ayam lokal Jimmy s Farm. Hal ini karena glukosa darah diatur sedemikian rupa untuk tersedia dalam keadaan normal, hal tersebut sesuai dengan pendapat Adisuwirjo dkk. (2001) bahwa glukosa darah diatur selalu dalam kondisi normal dalam tubuh melalui proses homeostasis dengan bantuan hormon insulin yang disekresikan oleh kelenjar pankreas. Kadar glukosa darah normal pada ayam berkisar 200 250 mg/dl (Austic dkk, 1990). Kadar glukosa darah juga dipengaruhi oleh keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk dan jumlah yang diserap oleh sel-sel tubuh (Ganong, 2012). Energi dalam ransum dihasilkan dari karbohidrat, lemak, dan protein yang dicerna kemudian dialirkan dalam bentuk glukosa darah, metabolisme glukosa terjadi di dalam sel untuk kemudian menghasilkan ATP (Adenosin Triposfat). Glukosa yang berlebih dalam beberapa menit saja akan dikonversikan menjadi glikogen dan disimpan di dalam hati (<4%) dan otot (<1%), sementara 30 40% akan diubah menjadi trigliserida atau lemak yang pada giliranya glikogen dan lemak tersebut berfungsi sebagai cadangan energi (Poedjiadi, 1994; Klasing 2000,

29 dan Ganong, 2012). Glikogen akan disinteis dengan cepat pada unggas yang diberikan ransum tinggi energi (Hazelwood, 1986). 4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Trigliserida Darah Pengaruh pemberian imbangan energi dan protein ransum terhadap kadar trigliserida darah ayam lokal Jimmy s Farm dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kadar Trigliserida Darah Ayam Lokal Jimmy s Farm setiap Perlakuan Perlakuan Ulangan P1 P2 P3 P4 P5...mg/dL... 1 39,81 34,26 51,85 52,78 47,22 2 32,41 41,67 44,44 47,22 53,70 3 37,96 31,48 42,14 50,00 58,33 4 34,26 45,37 34,00 50,93 58,33 Total 144,44 152,78 172,43 200,93 217,59 Rataan 36,11 38,19 43,11 50,23 54,40 Keterangan : P1 (2750 kkal/kg : 15% protein), P2 (2750 kkal/kg : 17% protein), P3 (2750 kkal/kg : 19% protein), P4 (2950 kkal/kg : 15% protein), P5 (2950 kkal/kg : 17% protein). Berdasarkan rataan trigliserida darah pada Tabel 6 tersebut diketahui bahwa rataan kadar trigliserida terendah pada P1 yaitu 36,11 mg/dl, sedangkan rataan kadar triliserida tertinggi pada P5 yaitu 54,40 mg/dl. Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 4) dapat diketahui bahwa pemberian imbangan energi dan protein ransum berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar trigliserida darah ayam lokal Jimmy s Farm. Untuk mengetahui perbedaan rataan kadar trigliserida darah antar perlakuan dilakukan uji jarak Duncan dengan hasil pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji Duncan Kadar Trigliserida Darah Ayam Lokal Jimmy s Farm Perlakuan Rata-rata (mg/dl) Signifikansi (0.05) P1 36,11 a P2 38,19 a P3 43,11 ab P4 50,23 bc P5 54,40 c Keterangan : Hurup yang sama pada kolom signifikansi menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05). Trigliserida merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme dan golongan ini merupakan energi kimia simpanan yang paling penting (Lehninger, 1991). Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukan bahwa P4 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P5, namun berbeda nyata lebih besar dari P1, P2, P3. Hal tersebut dikarenakan kandungan energi dalam ransum mempengaruhi kadar trigliserida darah.ransum P4 dan P5 memiliki energi 2950 kkal/kg dengan protein 15% dan 17% lebih tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan P1, P2, P3 yang memiliki energi 2750 kkal/kg dengan protein 15%, 17%, dan 19%. Hal itu sesuai dengan pendapat Holsheiner dan Veerkamp (1992) menyatakan bahwa ransum yang mengandung energi tinggi akan meningkatkan konsentrasi trigliserida darah. Ayam yang diberikan ransum dengan energi yang tinggi dalam ransum akan meningkatkan kadar trigliserida darah, karena kadar glukosa yang berada dalam darah akan menggeretak pankreas untuk mensekresikan hormon insulin yang membawa glukosa masuk ke dalam sel, dimana glukosa yang tidak teroksidasi akan disintesis menjadi glikogen dan hampir 30-40% glukosa yang tidak teroksidasi akan dikonversi menjadi Asetil Ko-A kemudian diubah menjadi trigliserida (Mayes, 1999). Pada unggas domestik granivora seperti ayam, asam lemak disintesis dari karbohidrat khususnya glukosa sehingga banyaknya ransum yang mengandung energi akan segera dibentuk menjadi trigliserida (Klasing, 30

31 2000) dan dijadikan simpanan energi yang akan digunakan dalam keadaan pasokan energi tidak memadai (Poedjiadi, 1994). Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah mengindikasikan glukosa yang berlebih akibat pemberian pakan yang mengandung energi tinggi sehingga ransum tersebut kurang efisien untuk diberikan pada ayam tersebut, akibatnya terjadi penumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh ayam. Oleh karena itu yang paling efisien dalam pemberian ransum pada ayam adalah membuat ransum yang seimbang antara tingkat energi dan protein (Wahyu, 1992). Pada perlakuan ransum P1 memberikan kadar trigliserida yang rendah dengan glukosa yang mencukupi kebutuhan ayam lokal Jimmy s Farm, hal tersebut mengindikasikan bahwa imbangan energi dan protein ransum P1 sudah mencukupi kebutuhan glukosa dan memberikan kadar trigliserida yang paling rendah.