IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota Republik Indonesia dan secara geografis mempunyai luas sekitar 298.470 Ha, terletak antara 6 o 18 0 6 o 47 10 Lintang Selatan dan 106 o 23 45 107 o 13 30 Bujur Timur. Wilayah ini berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Barat Daya Sebelah Timur Sebelah Timur Laut Sebelah Selatan Sebelah Tenggara Sebelah Tengah : Kabupaten Bekasi, Kota Depok : Kabupaten Lebak (Propinsi Banten) : Kabupaten Tangerang : Kabupaten Karawang : Kabupaten Purwakarta : Kabupaten Sukabumi : Kabupaten Cianjur : Kotamadya Bogor Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17 kelurahan (428 desa/ kelurahan), 3.639 RW dan 14.403 RT yang tercakup dalam 40 kecamatan (Gambar 2). Berdasarkan Soemirat 2005, Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 (lima) Kecamatan di tahun 2005, yaitu Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwliang), Kecamatan Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong (pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari Kecamatan Ciampea). Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah dibentuk pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug Kecamatan Jasinga. an dan proporsi masingmasing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.
19 Tabel 4. Kecamatan di Kabupaten Bogor dan luasannya No Kecamatan (Ha) (%) No Kecamatan (Ha) (%) 1 Cigudeg 17.770 6 22 Gunung Sindur 4.910 1,6 2 Sukamakmur 17.000 5,7 23 Cigombong 4.810 1,6 3 Tanjungsari 16.060 5,4 24 Ciawi 4.760 1,6 4 Nanggung 15.950 5,3 25 Cijeruk 4.680 1,6 5 Sukajaya 15.670 5,2 26 Cibinong 4.560 1,5 6 Jasinga 14.540 4,9 27 Tenjolaya 4.140 1,4 7 Rumpin 13.530 4,5 28 Sukaraja 3.890 1,3 8 Jonggol 13.520 4,5 29 Ciseeng 3.880 1,3 9 Pamijahan 12.460 4,2 30 Cibungbulang 3.820 1,3 10 Kelapa Nunggal 9.630 3,2 31 Leuwisadeng 3.530 1,2 11 Babakan Madang 9.230 3,1 32 Tamansari 3.420 1,1 12 Leuwiliang 9.040 3,0 33 Ciampea 3.310 1,1 13 Cariu 8.680 2,9 34 Kemang 3.130 1,0 14 Tenjo 8.020 2,7 35 Tajurhalang 3.130 1,0 15 Caringin 7.790 2,6 36 Parung 2.830 0,9 16 Parung Panjang 7.130 2,4 37 Bojong Gede 2.720 0,9 17 Cisarua 7.120 2,4 38 Dramaga 2.660 0,9 18 Cileungsi 6.970 2,3 39 Rancabungur 2.250 0,8 19 Citeureup 6.870 2,3 40 Ciomas 1.930 0,6 20 Megamendung 6.230 2,1 (blank) 830 0,3 21 Gunung Putri 6.070 2,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Peta administrasi Kabupaten Bogor tahun 2005 4.2. Kondisi Fisik Lingkungan 4.2.1. Iklim Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500 5.000 mm/ tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/ tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20 o 30 o C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25 o C. kelembaban udara 70 %. Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata-rata 1,2 m/ detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mm/ bulan (Soemirat, 2005).
20 Gambar 2. Peta administrasi Kabupaten Bogor 4.2.2. Topografi Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian Utara hingga daerah pegunungan di bagian Selatan, sehingga membentuk bentangan lereng yang menghadap ke Utara. Persebaran, klasifikasi, dan proporsi elevasi disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 5, sedangkan untuk kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor disajikan pada Gambar 4 dan Tabel 6.
21 Gambar 3. Peta elevasi wilayah Kabupaten Bogor Tabel 5. Nilai elevasi wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Nilai Elevasi (m dpl) (Ha) (%) 1 <250 158.040 53,0 2 250-500 61.100 20,5 3 500-750 37.250 12,5 4 750-1.000 20.070 6,7 5 1.000-1.250 12.390 4,2 6 1.250-1.500 6.680 2,2 7 >1.500 2.940 1,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Hasil analisis peta RBI 1999 skala 1:25.000, penerbit Bakosurtanal Nilai elevasi <250 m dpl adalah elevasi yang paling luas yaitu 158.040 ha (53,0%), elevasi terluas kedua adalah elevasi 250-500 m dpl yaitu seluas 61.100 ha (20,5%). Kemudian berturut-turut adalah elevasi 500-750 m dpl seluas 37.250 ha (12,5%), 750-1.000 m dpl seluas 20.070 ha (6,7%), 1.000-1.250 m dpl seluas 12.390 ha (4,2%), 1.250-1.500 m dpl seluas 6.680 ha (2,2%), dan elevasi dengan luasan paling kecil adalah >1.500 m dpl yaitu seluas 2.940 ha (1,0%).
22 Gambar 4. Peta kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor Tabel 6. Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Kemiringan Lereng (%) Kategori (Ha) (%) 1 15 Landai 173.930 58,3 2 15-30 Agak Curam 66.850 22,4 3 30-50 Curam 30.810 10,3 4 > 50 Sangat Curam 26.880 9,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Hasil analisis peta RBI 1999 skala 1:25.000, penerbit Bakosurtanal Kemiringan lereng yang memiliki luasan terbesar di Kabupaten Bogor adalah kemiringan lereng 15% dengan kategori lereng landai yaitu seluas 173.930 ha (58,3%), kategori lereng agak curam dengan kemiringan lereng 15%- 30% menempati urutan kedua dengan luasan 66.850 ha (22,4%), urutan ketiga adalah lereng curam dengan kemiringan 30%-50% dengan luasan 30.810 ha (10,3%), dan luasan paling sedikit di wilayah Kabupaten Bogor yaitu lereng sangat curam dengan kemiringan lereng >50% seluas 26.880 ha (9,0%).
23 4.2.3. Bentuklahan, bahan induk, dan tanah Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tufaan/kbpp) dan Gunung Salak (berupa alluvium/ kal dan kipas alluvium/kpal). Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan. Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah-tanah yang relatif subur. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Persebarannya jenis tanah pada Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan luasan dan proporsi disajikan pada Tabel 7. Gambar 5. Peta sebaran jenis tanah wilayah Kabupaten Bogor
24 Tabel 7. Jenis tanah wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Jenis Tanah (Ha) (%) 1 Latosol 174.840 58,6 2 Podsolik Merah Kuning 47.970 16,1 3 Aluvial 39.570 13,3 4 Grumusol 16.250 5,4 5 Andosol 11.020 3,7 6 Regosol 6.210 2,1 7 Rensina 2.610 0,9 Total 298.470 100,0 Sumber: Peta tanah tinjau Kabupaten Bogor 1966 skala 1:250.000, penerbit Lembaga Penelitian Tanah Secara umum terdapat tujuh jenis tanah yang menyebar di wilayah Kabupaten Bogor, yaitu Latosol, Podsolik Merah Kuning, Aluvial, Grumusol, Andosol, Regosol, dan Rensina. Jenis tanah yang paling luas adalah Latosol dengan luasan 174.840 ha (58,6%) yang menyebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor. Podsolik Merah Kuning seluas 4.970 ha (16,1%), Aluvial seluas 39.570 ha (13,3%), Grumusol seluas 16.250 ha (5,4%), Andosol seluas 11.020 ha (3,7%), Regosol seluas 6.210 ha (2,1%), dan jenis tanah yang luasannya paling kecil adalah Rensina yaitu seluas 2.610 ha (0,9%) (Soemirat, 2005). 4.3. Sosial dan Ekonomi 4.3.1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 menurut hasil SUSDA (Sensus Daerah) sebanyak 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007 telah mencapai 4.237.962 jiwa atau 10,32% dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat (40.737.594 jiwa). Berarti dalam lingkup Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk tersebut menempati urutan kedua setelah Kabupaten Bandung (4.399.128 jiwa). LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Kabupaten Bogor tahun 2006-2007 adalah 0,53%, lebih rendah dibandingkan dengan LPP tahun 2005-2006 yang mencapai 2,79%. Sementara LPP selama periode 2000-2007, rata-rata mencapai 4% atau masih berada diatas 2% per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan alami dan migrasi masuk ke Kabupaten Bogor (Soemirat, 2005).
25 Menurut data Susenas 2005, jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 3,80 juta jiwa. Jumlah tersebut mendiami wilayah seluas 2.389 km 2 sehingga secara rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor adalah 1.549 jiwa per Km 2. Jumlah penduduk yang besar seringkali menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Bogor harus secara terusmenerus melakukan upaya pengendalian jumlah penduduk, dengan menciptakan tatanan keluarga kecil sehat dan berkualitas sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan (Pemkab Bogor, 2007). Tabel 8. Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2002 hingga 2005 Indikator Tahun 2002 2003 2004 2005 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Jumlah Penduduk 3.599.462 3.791.781 3.789.212 3.801.948 2. Laju Pertumbuhan r (2002-2003) = 5,34 Penduduk (LPP) r (2003-2004) = 0,17 r (2004-2005) = 0,10 Sumber : IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kab. Bogor Tahun 2006 4.3.2. Mata pencaharian dan penggunaan lahan Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan mata pencaharian atau profesi dapat dilihat pada Tabel 9. Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa profesi terbanyak adalah wiraswasta/pengusaha dan profesi yang paling sedikit adalah peternak. Tabel 9. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bogor No Profesi Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk (%) 1 PNS 52.923 4,36 2 TNI/Polri 11.328 0,93 3 Karyawan/Pegawai Swasta 327.350 26,95 4 Wiraswasta/Pengusaha 361.463 29,75 5 Petani 71.010 5,85 6 Peternak 1.211 0,10 7 Jasa 56.354 4,64 8 Buruh 325.718 26,81 9 Lainnya 7.489 0,62 Sumber: Soemirat, 2005
26 Pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi hutan/vegetasi lebat, tegalan, semak belukar, kawasan terbangun/permukiman, dan sawah, sedangkan komposisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 10 (Soemirat, 2005). Tabel 10. Komposisi pemanfaatan lahan Kabupaten Bogor No Pemanfaatan Lahan (Ha) (%) 1 Kawasan Hutan Lindung 42.180 13,3 2 Kawasan Lahan Basah 56.890 17,9 3 Kawasan Lahan Kering 47.760 15,1 4 Kawasan Tanaman Tahunan 24.800 7,8 5 Kawasan Hutan Produksi 51.530 16,3 6 Kawasan Pariwisata 1.680 0,5 7 Kawasan Permukiman Pedesaan 20.330 6,4 8 Kawasan Permukiman Perkotaan 52.040 16,4 9 Kawasan Pengembangan Perkotaan 14.530 4,6 10 Kawasan Peruntukan Industri 5.330 1,7 4.3.3. Permukiman di Kabupaten Bogor Jumlah rumah di Kabupaten Bogor sampai tahun 2005 sebanyak 661.098 unit rumah dari jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 712.004 KK, dengan kondisi rumah yang tidak layak huni sebanyak 175.047 unit (26,48 %) dan rumah layak huni sebanyak 486.051 unit (73,52 %). Kecamatan dengan persentase rumah layak huni tertinggi terdapat di Gunung Putri sebesar 99,04 % sedangkan untuk persentase terendah terdapat di Kecamatan Sukajaya sebesar 2,11 %. Untuk rumah tidak layak huni persentase tertinggi terdapat di Kecamatan Sukajaya (97,89 %) dan persentase terendah terdapat di Kecamatan Cisarua (0,47 %) (Pemkab Bogor, 2007). - Jumlah Rumah S/D Tahun 2005 : 661.098 Unit - Jumlah Kepala Keluarga : 712.004 Kk - Tidak Layak Dihuni : 175.047 Unit (26,48 %) - Layak Huni : 486.051 Unit (73,52 %)