IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

BAB II TINJAUAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

PENGADILAN AGAMA CIBINONG

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Penggunaan lahan Sub DAS Cisadane Hulu

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

Transkripsi:

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota Republik Indonesia dan secara geografis mempunyai luas sekitar 298.470 Ha, terletak antara 6 o 18 0 6 o 47 10 Lintang Selatan dan 106 o 23 45 107 o 13 30 Bujur Timur. Wilayah ini berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Barat Daya Sebelah Timur Sebelah Timur Laut Sebelah Selatan Sebelah Tenggara Sebelah Tengah : Kabupaten Bekasi, Kota Depok : Kabupaten Lebak (Propinsi Banten) : Kabupaten Tangerang : Kabupaten Karawang : Kabupaten Purwakarta : Kabupaten Sukabumi : Kabupaten Cianjur : Kotamadya Bogor Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17 kelurahan (428 desa/ kelurahan), 3.639 RW dan 14.403 RT yang tercakup dalam 40 kecamatan (Gambar 2). Berdasarkan Soemirat 2005, Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 (lima) Kecamatan di tahun 2005, yaitu Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwliang), Kecamatan Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong (pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari Kecamatan Ciampea). Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah dibentuk pula sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug Kecamatan Jasinga. an dan proporsi masingmasing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.

19 Tabel 4. Kecamatan di Kabupaten Bogor dan luasannya No Kecamatan (Ha) (%) No Kecamatan (Ha) (%) 1 Cigudeg 17.770 6 22 Gunung Sindur 4.910 1,6 2 Sukamakmur 17.000 5,7 23 Cigombong 4.810 1,6 3 Tanjungsari 16.060 5,4 24 Ciawi 4.760 1,6 4 Nanggung 15.950 5,3 25 Cijeruk 4.680 1,6 5 Sukajaya 15.670 5,2 26 Cibinong 4.560 1,5 6 Jasinga 14.540 4,9 27 Tenjolaya 4.140 1,4 7 Rumpin 13.530 4,5 28 Sukaraja 3.890 1,3 8 Jonggol 13.520 4,5 29 Ciseeng 3.880 1,3 9 Pamijahan 12.460 4,2 30 Cibungbulang 3.820 1,3 10 Kelapa Nunggal 9.630 3,2 31 Leuwisadeng 3.530 1,2 11 Babakan Madang 9.230 3,1 32 Tamansari 3.420 1,1 12 Leuwiliang 9.040 3,0 33 Ciampea 3.310 1,1 13 Cariu 8.680 2,9 34 Kemang 3.130 1,0 14 Tenjo 8.020 2,7 35 Tajurhalang 3.130 1,0 15 Caringin 7.790 2,6 36 Parung 2.830 0,9 16 Parung Panjang 7.130 2,4 37 Bojong Gede 2.720 0,9 17 Cisarua 7.120 2,4 38 Dramaga 2.660 0,9 18 Cileungsi 6.970 2,3 39 Rancabungur 2.250 0,8 19 Citeureup 6.870 2,3 40 Ciomas 1.930 0,6 20 Megamendung 6.230 2,1 (blank) 830 0,3 21 Gunung Putri 6.070 2,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Peta administrasi Kabupaten Bogor tahun 2005 4.2. Kondisi Fisik Lingkungan 4.2.1. Iklim Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500 5.000 mm/ tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/ tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20 o 30 o C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25 o C. kelembaban udara 70 %. Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata-rata 1,2 m/ detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mm/ bulan (Soemirat, 2005).

20 Gambar 2. Peta administrasi Kabupaten Bogor 4.2.2. Topografi Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian Utara hingga daerah pegunungan di bagian Selatan, sehingga membentuk bentangan lereng yang menghadap ke Utara. Persebaran, klasifikasi, dan proporsi elevasi disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 5, sedangkan untuk kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor disajikan pada Gambar 4 dan Tabel 6.

21 Gambar 3. Peta elevasi wilayah Kabupaten Bogor Tabel 5. Nilai elevasi wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Nilai Elevasi (m dpl) (Ha) (%) 1 <250 158.040 53,0 2 250-500 61.100 20,5 3 500-750 37.250 12,5 4 750-1.000 20.070 6,7 5 1.000-1.250 12.390 4,2 6 1.250-1.500 6.680 2,2 7 >1.500 2.940 1,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Hasil analisis peta RBI 1999 skala 1:25.000, penerbit Bakosurtanal Nilai elevasi <250 m dpl adalah elevasi yang paling luas yaitu 158.040 ha (53,0%), elevasi terluas kedua adalah elevasi 250-500 m dpl yaitu seluas 61.100 ha (20,5%). Kemudian berturut-turut adalah elevasi 500-750 m dpl seluas 37.250 ha (12,5%), 750-1.000 m dpl seluas 20.070 ha (6,7%), 1.000-1.250 m dpl seluas 12.390 ha (4,2%), 1.250-1.500 m dpl seluas 6.680 ha (2,2%), dan elevasi dengan luasan paling kecil adalah >1.500 m dpl yaitu seluas 2.940 ha (1,0%).

22 Gambar 4. Peta kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor Tabel 6. Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Kemiringan Lereng (%) Kategori (Ha) (%) 1 15 Landai 173.930 58,3 2 15-30 Agak Curam 66.850 22,4 3 30-50 Curam 30.810 10,3 4 > 50 Sangat Curam 26.880 9,0 Total 298.470 100,0 Sumber: Hasil analisis peta RBI 1999 skala 1:25.000, penerbit Bakosurtanal Kemiringan lereng yang memiliki luasan terbesar di Kabupaten Bogor adalah kemiringan lereng 15% dengan kategori lereng landai yaitu seluas 173.930 ha (58,3%), kategori lereng agak curam dengan kemiringan lereng 15%- 30% menempati urutan kedua dengan luasan 66.850 ha (22,4%), urutan ketiga adalah lereng curam dengan kemiringan 30%-50% dengan luasan 30.810 ha (10,3%), dan luasan paling sedikit di wilayah Kabupaten Bogor yaitu lereng sangat curam dengan kemiringan lereng >50% seluas 26.880 ha (9,0%).

23 4.2.3. Bentuklahan, bahan induk, dan tanah Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tufaan/kbpp) dan Gunung Salak (berupa alluvium/ kal dan kipas alluvium/kpal). Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan. Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah-tanah yang relatif subur. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Persebarannya jenis tanah pada Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan luasan dan proporsi disajikan pada Tabel 7. Gambar 5. Peta sebaran jenis tanah wilayah Kabupaten Bogor

24 Tabel 7. Jenis tanah wilayah Kabupaten Bogor dan luasannya No Jenis Tanah (Ha) (%) 1 Latosol 174.840 58,6 2 Podsolik Merah Kuning 47.970 16,1 3 Aluvial 39.570 13,3 4 Grumusol 16.250 5,4 5 Andosol 11.020 3,7 6 Regosol 6.210 2,1 7 Rensina 2.610 0,9 Total 298.470 100,0 Sumber: Peta tanah tinjau Kabupaten Bogor 1966 skala 1:250.000, penerbit Lembaga Penelitian Tanah Secara umum terdapat tujuh jenis tanah yang menyebar di wilayah Kabupaten Bogor, yaitu Latosol, Podsolik Merah Kuning, Aluvial, Grumusol, Andosol, Regosol, dan Rensina. Jenis tanah yang paling luas adalah Latosol dengan luasan 174.840 ha (58,6%) yang menyebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor. Podsolik Merah Kuning seluas 4.970 ha (16,1%), Aluvial seluas 39.570 ha (13,3%), Grumusol seluas 16.250 ha (5,4%), Andosol seluas 11.020 ha (3,7%), Regosol seluas 6.210 ha (2,1%), dan jenis tanah yang luasannya paling kecil adalah Rensina yaitu seluas 2.610 ha (0,9%) (Soemirat, 2005). 4.3. Sosial dan Ekonomi 4.3.1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 menurut hasil SUSDA (Sensus Daerah) sebanyak 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007 telah mencapai 4.237.962 jiwa atau 10,32% dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat (40.737.594 jiwa). Berarti dalam lingkup Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk tersebut menempati urutan kedua setelah Kabupaten Bandung (4.399.128 jiwa). LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Kabupaten Bogor tahun 2006-2007 adalah 0,53%, lebih rendah dibandingkan dengan LPP tahun 2005-2006 yang mencapai 2,79%. Sementara LPP selama periode 2000-2007, rata-rata mencapai 4% atau masih berada diatas 2% per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan alami dan migrasi masuk ke Kabupaten Bogor (Soemirat, 2005).

25 Menurut data Susenas 2005, jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebesar 3,80 juta jiwa. Jumlah tersebut mendiami wilayah seluas 2.389 km 2 sehingga secara rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor adalah 1.549 jiwa per Km 2. Jumlah penduduk yang besar seringkali menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Bogor harus secara terusmenerus melakukan upaya pengendalian jumlah penduduk, dengan menciptakan tatanan keluarga kecil sehat dan berkualitas sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan (Pemkab Bogor, 2007). Tabel 8. Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk tahun 2002 hingga 2005 Indikator Tahun 2002 2003 2004 2005 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Jumlah Penduduk 3.599.462 3.791.781 3.789.212 3.801.948 2. Laju Pertumbuhan r (2002-2003) = 5,34 Penduduk (LPP) r (2003-2004) = 0,17 r (2004-2005) = 0,10 Sumber : IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kab. Bogor Tahun 2006 4.3.2. Mata pencaharian dan penggunaan lahan Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan mata pencaharian atau profesi dapat dilihat pada Tabel 9. Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa profesi terbanyak adalah wiraswasta/pengusaha dan profesi yang paling sedikit adalah peternak. Tabel 9. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bogor No Profesi Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk (%) 1 PNS 52.923 4,36 2 TNI/Polri 11.328 0,93 3 Karyawan/Pegawai Swasta 327.350 26,95 4 Wiraswasta/Pengusaha 361.463 29,75 5 Petani 71.010 5,85 6 Peternak 1.211 0,10 7 Jasa 56.354 4,64 8 Buruh 325.718 26,81 9 Lainnya 7.489 0,62 Sumber: Soemirat, 2005

26 Pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dikelompokkan menjadi hutan/vegetasi lebat, tegalan, semak belukar, kawasan terbangun/permukiman, dan sawah, sedangkan komposisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 10 (Soemirat, 2005). Tabel 10. Komposisi pemanfaatan lahan Kabupaten Bogor No Pemanfaatan Lahan (Ha) (%) 1 Kawasan Hutan Lindung 42.180 13,3 2 Kawasan Lahan Basah 56.890 17,9 3 Kawasan Lahan Kering 47.760 15,1 4 Kawasan Tanaman Tahunan 24.800 7,8 5 Kawasan Hutan Produksi 51.530 16,3 6 Kawasan Pariwisata 1.680 0,5 7 Kawasan Permukiman Pedesaan 20.330 6,4 8 Kawasan Permukiman Perkotaan 52.040 16,4 9 Kawasan Pengembangan Perkotaan 14.530 4,6 10 Kawasan Peruntukan Industri 5.330 1,7 4.3.3. Permukiman di Kabupaten Bogor Jumlah rumah di Kabupaten Bogor sampai tahun 2005 sebanyak 661.098 unit rumah dari jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 712.004 KK, dengan kondisi rumah yang tidak layak huni sebanyak 175.047 unit (26,48 %) dan rumah layak huni sebanyak 486.051 unit (73,52 %). Kecamatan dengan persentase rumah layak huni tertinggi terdapat di Gunung Putri sebesar 99,04 % sedangkan untuk persentase terendah terdapat di Kecamatan Sukajaya sebesar 2,11 %. Untuk rumah tidak layak huni persentase tertinggi terdapat di Kecamatan Sukajaya (97,89 %) dan persentase terendah terdapat di Kecamatan Cisarua (0,47 %) (Pemkab Bogor, 2007). - Jumlah Rumah S/D Tahun 2005 : 661.098 Unit - Jumlah Kepala Keluarga : 712.004 Kk - Tidak Layak Dihuni : 175.047 Unit (26,48 %) - Layak Huni : 486.051 Unit (73,52 %)