BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

58 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Tahap pengembangan dan validasi produk dilakukan di Universitas Sebelas Maret. Tempat pelaksanaan uji coba lapangan terbatas dan uji coba lapangan operasional adalah di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang beralamat di Jalan Ir. Sutami Nomor 36 A, Kentingan, Jebres, Surakarta.. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Februari 014 sampai dengan tanggal 10 Juni 014. B. Model Pengembangan Penelitian pengembangan menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research and Development, R & D) dari Borg & Gall (1983: 775). Rancangan pengembangan dengan desain R & D dari Borg dan Gall mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk, model tersebut memiliki langkah-langkah: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, ) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk awal, 6) uji lapangan terbatas, 7) revisi produk kedua, 8) uji lapangan operasional, 58

59 9) revisi produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi. Pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC tidak sampai pada tahap diseminasi dan hanya sampai pada revisi produk operasional sesuai dengan kebutuhan penelitian. C. Prosedur Pengembangan Tahap-tahap pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC setelah memodifikasi tahap pengembangan Borg & Gall sebagai berikut. 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan sebelum pembuatan produk model PBL yang dipadukan dengan model LC pada materi lipid, meliputi studi literatur dan studi lapangan dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Studi Literatur Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran biokimia secara teoritis yaitu hasil belajar biokimia yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hakikat pembelajaran biokimia sebagai salah satu cabang ilmu biologi (Wenno, 008). Kegiatan yang dilakukan pada studi literatur yaitu mengkaji model-model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran biologi. Model pembelajaran yang dikaji disesuaikan dengan kebutuhan pada pembelajaran biologi saat ini. Model pembelajaran juga dianalisis kelebihan dan kekurangan. Beberapa model pembelajaran yang telah dianalisis kemudian dikembangkan sehingga didapatkan model yang baru.

60 b. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui permasalahan nyata di pembelajaran perkuliahan sebagai dasar untuk menganalisis kebutuhan pengembangan model dalam pembelajaran biologi. Studi lapangan dilakukan dengan kegiatan observasi pembelajaran di dalam kelas, pemberian kuesioner/angket kepada mahasiswa dan dosen, wawancara dosen dan mahasiswa, analisis pemilihan materi.. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi kegiatan penentuan model pembelajaran, perangkat pembelajaran dan mengidentifikasi materi lipid yang akan dikembangkan. Penentuan model pembelajaran yang akan dikembangkan didasarkan pada permasalahan yang telah dianalisis pada tahap penelitian dan pengumpulan data, sehingga model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran yang didesain untuk mengatasi permasalahan yaitu pembelajaran yang sesuai hakikat pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Tahap perencanaan juga menentukan format perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), materi ajar, dan instrumen penilaian. Penentuan sub materi dilakukan dengan menganalisis kompetensi dasar. Penentuan prosedur terkait pengembangan model pembelajaran meliputi penentuan subjek penelitian, data yang diperlukan dan teknik pengambilannya mulai dari pengembangan produk awal, validasi, dan ujicoba.

61 3. Pengembangan Produk Awal Berdasarkan perencanaan tentang model pembelajaran, perangkat pembelajaran, sub materi lipid, dan prosedur pengembangan model pembelajaran maka dilakukan pengembangan produk awal. Produk awal yang dikembangkan meliputi prototipe model pembelajaran, perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKM, Materi ajar, penilaian, serta video implementasi proses pembelajaran. Tahap pengembangan produk awal diawali dengan pengembangan sintaks model PBL yang dipadukan dengan model LC yaitu dengan memadukan sintaks PBL dengan sintak LC sehingga mendapatkan sintaks yang baru. Pengembangan model pembelajaran yang dilakukan meliputi delapan komponen model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) yang telah dimodifikasi yaitu a) landasan teoritis pengembangan model, b) sintaks yang merupakan fase-fase (phasing) dari model c) sistem sosial (social system), d) Tugas dan peran dosen, e) Prinsip reaksi (priciples of reaction), f) sistem pendukung (support system) g) dampak instruksional, h) dampak pengiring. 4. Uji Coba Produk Awal Uji coba produk awal dilakukan untuk memperoleh evaluasi kualitatif awal dari draft produk model PBL yang dipadukan dengan model LC. Uji coba produk awal dilakukan dengan uji validasi ahli yang terdiri dari ahli pengembangan model pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, validasi soal pilihan ganda dan validasi ahli materi biokimia yaitu lipid.

6 Validasi ahli pengembangan model pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap pengembangan model pembelajaran, perangkat dan instrumen yang telah disusun. Validasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk mendapat data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap silabus, RPP, Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), kinerja mahasiswa dan penilaian. Validasi soal pilihan ganda mendapat data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap soal uji kompetensi lipid yang dikembangkan. Validasi ahli materi lipid bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian materi lipid untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. 5. Revisi Produk Awal Revisi produk awal dilakukan berdasarkan hasil uji validasi ahli terkait pengembangan model pembelajaran, perangkat pembelajaran, soal pilihan ganda dan materi lipid sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk awal mengenai model PBL yang dipadukan dengan model LC. 6. Uji Coba Lapangan Terbatas Uji lapangan utama bertujuan untuk memperoleh evaluasi kualitatif dari pengguna di lapangan atas dasar model PBL yang dipadukan dengan model LC yang telah direvisi. Uji coba lapangan utama dilakukan oleh validasi praktisi pendidikan (dosen biokimia) dan uji kelompok kecil (mahasiswa) di lapangan. Validasi praktisi pendidikan (dosen kimia) dilakukan untuk memperoleh data

63 berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKM, kinerja mahasiswa, penilaian, materi ajar. Uji kelompok kecil pengguna (mahasiswa) dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester VI yang pernah menerima materi lipid berjumlah 10 mahasiswa. Uji kelompok kecil pengguna dilakukan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap model PBL yang dipadukan dengan model LC, LKM, dan materi ajar. 7. Revisi Produk Kedua Revisi produk kedua dilakukan berdasarkan hasil validasi praktisi pendidikan (dosen biokimia) yang mencakup perangkat pembelajaran (silabus, RPP, Lembar Kerja Mahasiswa, Kinerja Mahasiswa, Bahan Ajr) dan uji kelompok kecil (mahasiswa) yang meliputi produk model PBL yang dipadukan dengan model LC, Lembar Kerja Mahasiswa, dan Materi Ajar, sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki model PBL yang dipadukan dengan model LC agar lebih layak digunakan di lapangan. 8. Uji Lapangan Operasional Uji lapangan operasional dilakukan untuk mengetahui keefektifan model PBL yang dipadukan dengan model LC dalam memberdayakan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Uji lapangan operasional dilakukan dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas implementasi dan kelas baseline dalam setting eksperimen dengan perlakuan postes untuk masing-masing kelas. Kelas

64 implementasi menggunakan model PBL yang dipadukan dengan model LC dalam pembelajarannya, sedangkan kelas baseline menggunakan model yang biasa dosen gunakan dalam perkuliahan biokimia. 9. Revisi Produk Akhir. Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan operasional. Informasi kualitatif dan hasil analisis digunakan sebagai dasar merevisi produk model PBL yang dipadukan dengan model LC sehingga didapatkan model yang layak diterapkan di lapangan dan menjadi produk akhir setelah melaui beberapa uji coba dan revisi. Informasi kualitatif diperoleh melalui angket yang diberikan kepada mahasiswa dan dosen. D. Uji Coba Produk Uji coba produk bertujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan produk yang dikembangkan yaitu model PBL yang dipadukan dengan model LC sehingga diketahui kelayakan dan keefektifan dari model. Desain uji coba produk model PBL yang dipadukan dengan model LC yang dihasilkan diuji validitasnya melalui serangkaian proses uji coba diantaranya. 1. Uji Coba Produk Awal Uji coba produk awal meliputi validasi ahli yang dilakukan pada pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC terdiri dari:

65 a. Validasi Ahli Materi Validasi ahli materi lipid bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian materi lipid yang akan digunakan untuk penerapan model PBL yang dipadukan dengan model LC. b. Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran Validasi ahli perangkat pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKM, kinerja mahasiswa, materi ajar, dan penilaian. c. Validasi Ahli Pengembangan Model Pembelajaran Validasi ahli pengembangan model pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC yang dilihat dari prototipe. d. Validasi Soal Validasi soal ditujukan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap soal uji kompetensi materi lipid.. Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas yang dilakukan pada pengembangan model PBC-L terdiri dari:

66 a. Dosen Uji coba oleh praktisi pendidikan yaitu dosen biokimia Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS. Uji coba oelh praktisi pendidikan bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa pendapat, kritik, dan saran terhadap kelayakan dari perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKM, kinerja mahasiswa, materi ajar, dan penilaian. b. Mahasiswa Uji coba oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS semester VI yang pernah menempuh mata kuliah biokimia. Uji coba lapangan terbatas oleh mahasiswa bertujuan untuk mendapatkan tanggapan, kritik dan saran terkait model PBL yang dipadukan dengan model LC yaitu produk model PBL yang dipadukan dengan model LC, Lembar Kerja Mahasiswa dan materi ajar. 3. Uji Lapangan Operasional Uji lapangan operasional dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS semester IV yang sedang menempuh mata kuliah biokimia. Tujuan dari uji coba lapangan yaitu 1) memperoleh tanggapan mengenai proses pembelajaran menggunakan model model PBL yang dipadukan dengan model LC, ) mengetahui keefektifan model PBL yang dipadukan dengan model LC dalam memberdayakan hasil belajar mahasiswa sesudah penerapan model, 3) mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa ketika menerima pembelajaran dengan model PBL yang dipadukan dengan model LC.

67 Uji lapangan operasional merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas implementasi dan kelas baseline. Sampel dalam ujicoba lapangan utama adalah dua kelas untuk kelas implementasi dan kelas baseline. Desain yang digunakan dalam uji lapangan operasional adalah Postest Only Control Design dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas implemetasi (penerapan model PBL yang dipadukan dengan model LC) dan kelas baseline (model yang biasa diterapkan dosen) (Sugiyono, 01: 11). Kelas implemetasi dan kelas baseline diberi postest (setelah penerapan model). Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rancangan Postest-Only Control Design Kelas Perlakuan Posttest Implementasi Model PBL dipadukan dengan LC O 1 Baseline Ceramah, diskusi, tanya jwab O Keterangan: O 1 O : Postes yang diberikan kepada kelas implementasi setelah perlakuan. : Postes yang diberikan kepada kelas Baseline setelah perlakuan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan terlebih dahulu di uji prasyarat parametrik yaitu homogenitas dan normalitas, kemudian di uji lanjut. E. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC adalah sebagai berikut. 1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Subjek penelitian pada tahap analisis kebutuhan terdiri dari:

68 a. Dosen Biologi Dosen yang menjadi sumber data dalam analisis kebutuhan (observasi, wawancara, dan data mahasiswa) adalah dosen mata kuliah biokimia di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS. b. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS dijadikan sebagai sumber data untuk analisis kurikulum. c. Mahasiswa Mahasiswa yang menjadi sumber data pada tahap analisis kebutuhan (angket dan wawancara) adalah 33 mahasiswa semester IV mewakili populasi yang diambil secara acak.. Tahap Uji Coba Produk Awal Pada tahap uji coba lapangan awal dilakukan validasi ahli. Subjek validasi ahli dilakukan oleh masing-masing satu orang ahli materi lipid, ahli pengembangan model pembelajaran, ahli perangkat pembelajaran dan ahli pengembangan soal pilihan ganda. Ketiga ahli yang menjadi validator berkualifikasi minimal bergelar magsiter/s di bidangnya dan dilakukan oleh masing-masing satu orang dosen di lingkungan Universitas Sebelas Maret. 3. Tahap Uji Coba Lapangan Terbatas Pada tahap uji coba lapangan utama subjek validasi terdiri dari dosen dan mahasiswa. Dosen yang dipilih adalah dosen biologi bidang biokimia di

69 Pendidikan Biologi FKIP UNS, sedangkan mahasiswa yang dipilih terdiri dari 10 mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester VI yang pernah menempuh mata kuliah Biokimia. 4. Uji Coba Lapangan Operasional Subyek dalam uji coba lapangan operasional adalah dua kelas. Populasi dalam uji coba lapangan operasional adalah semua mahasiswa semester IV yang berjumlah 69 mahasiswa. F. Data dan Instrumen 1. Jenis Data Data yang diperoleh dari pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC terbagi pada dua tahap. a. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Pada tahap penelitian dan pengumpulan informasi diperoleh beberapa data kualitatif, diantaranya adalah data hasil observasi pembelajaran di kelas, angket pembelajaran di kelas, wawancara mahasiswa dan dosen, serta data profil hasil belajar biokimia mahasiswa. b. Tahap Uji Coba Pada tahap uji coba, data yang didapatkan data kualitatif dan kuantitaif. Uji coba produk awal diperoleh data kuantitatif berupa data hasil uji validasi ahli materi lipid, validasi ahli perangkat pembelajaran validasi ahli pengembangan model pembelajaran dan hasil validasi ahli soal pilihan ganda. Uji coba lapangan

70 terbatas didapatkan data kualitatif oleh dosen dan mahasiswa. Data kualitatif dari dosen berupa data angket tanggapan mengenai model PBL yang dipadukan dengan model LC. Data kualitatif dari mahasiswa berupa angket tanggapan tentang instrumen pembelajaran meliputi model PBL yang dipadukan dengan model LC, Lembar Kerja Mahasiswa dan Materi Ajar. c. Tahap Uji Lapangan Operasional Uji lapangan operasional diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil lembar observasi, hasil belajar berupa kognitif, afektif dan psikomotor. Data kualitatif berupa data Observasi Keterlaksanaan Sintak (Lampiran 6), angket Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran. dan wawancara dosen serta mahasiswa (Lampiran 6).. Instrumen Pengumpul Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terbagi menjadi dua yaitu pada tahap analisis kebutuhan dan tahap uji coba. Adapun data yang direkam, instrumen yang digunakan, dan responden untuk setiap tahapan dapat dilihat pada Tabel 3.. Tabel 3. Instrumen Pengumpulan Data Tahap Data yang direkam Instrumen Responden Penelitian dan a.data struktur dan isi a. dosen biokimia pengumpulan silabus serta RPP dosen infromasi b.data Pelaksanaan Pembelajaran a. Lembar observasi perangkat pembelajaran (Lampiran 1) b. Lembar observasi pembelajaran, angket dosen dan mahasiswa, pedoman wawancara dosen dan mahasiswa b. dosen biokimia dan mahasiswa

71 Tabel 3. Instrumen Pengumpulan Data (Lanjutan) (Lampiran 1) Uji Coba a. Produk awal b. Uji Coba lapangan terbatas c. Uji Lapangan Operasional c. Hasil belajar biokimia a.kevalidan model pembelajaran, perangkat pembelajaran, materi, dan soal. b.kritik dan saran dari praktisi tentang perangkat pembelajaran, kritik dan saran dari mahasiswa tentang produk model, LKM dan materi ajar. c.tanggapan mahasiswa, d.tanggapan dosen c. Lembar observasi (Lampiran 1) a. Lembar validasi (Lampiran 4) b. Angket ( Lampiran 6) c. Angket dan wawancara (Lampiran 8) d. Pedoman wawancara c. Dosen biokimia dan mahasiswa a. Ahli materi, ahli pengembangan model pembelajaran, ahli perangkat pembelajaran dan ahli soal b. dosen, dan mahasiswa c. mahasiswa d. dosen e.keterlaksanaan sintak f. Hasil belajar biokimia (kognitif, afektif dan psikomotor) e. Lembar observasi (Lampiran 8) f. Lembar Penilaian e. mahasiswa f. mahasiswa Instrumen soal uji kompetensi untuk mengukur hasil belajar kognitif setelah divalidasi oleh ahli soal dilanjutkan dengan tryout. Hasil tryout kemudian diuji untuk mengetahui mengetahui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. a. Validitas Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan meliputi uji validitas isi dan validitas konstruk. commit Uji validitas to user instrumen tes, dilakukan dengan

7 cara mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 010). Hal tersebut dilakukan agar tes dan angket yang digunakan dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran. Uji validitas konstruk instrumen dilakukan dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 011). Uji coba instrumen dilakukan setelah pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli. Sugiyono (011) menyatakan bahwa jumlah anggota sampel yang digunakan untuk uji coba instrumen setidaknya sekitar 30 orang. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson menurut Arikunto (010). r xy = { N x N xy x y x }{ N y y } Keterangan: r xy n x y : koefisien korelasi antara x dan y : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) : skor untuk butir ke-i : skor total (dari subyek try out) Nilai r XY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t digunakan karena responden yang digunakan dalam pengujian instrumen merupakan sampel, sehingga diperlukan generalisasi ke dalam populasi agar dapat dianggap mewakili seluruh karakteristik yang ada dalam populasi (Muhidin dan Abdurahman, 009). Uji-t dilakukan dengan rumus Riduwan (004) yaitu:

73 r t hitung = XY 1 r N XY Keterangan : t : nilai t menurut perhitungan uji t r XY N : koefisien korelasi antara x dan y : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-). Perbandingan tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika t hitung < t tabel maka item soal tidak valid, sedangkan jika t hitung > t tabel maka item soal dapat dinyatakan sebagai soal yang valid. b. Reliabilitas Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun diteskan berulang-ulang (Arikunto, 010). Riduwan (004) menyatakan bahwa reliabilitas instrumen tes yang memberikan jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0 dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-0) sebagai berikut: r 11 k S k 1 S pq Reliabilitas item soal bentuk uraian dihitung dengan menggunakan rumus Alpha (Riduwan, 004), yaitu:

74 r 11= n n 1 1 Si St Keterangan: = Reliabilitas tes secara keseluruhan r 11 k n = Banyaknya butir soal tes = Banyaknya item pernyataan angket S = Standar deviasi dari tes p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 p) pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total S t Jika r 11 < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga soal dinyatakan tidak reliabel, sebaliknya jika r 11 > r tabel soal tes dinyatakan reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai acuan tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item No Skala r 11 Keterangan 1 3 4 5 Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,0 sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan 0,199 Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR) c. Indeks Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal dinyatakan dalam Indeks Kesukaran (P). Indeks Kesukaran diperoleh dengan rumus Arikunto (010) sebagai berikut.

75 P B J s Keterangan : P : Indeks Kesukaran B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item J S : Jumlah selurus siswa peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan menjadi 3 skala tingkatan (Arikunto, 010) seperti yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item No Skala P Kategori Soal 1 3 Antara 0,10 sampai dengan 0,30 Antara 0,30 sampai dengan 0,70 Antara 0,70 sampai dengan 1,00 Sukar Sedang Mudah d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda digunakan untuk untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks Diskriminasi (D) diperoleh dengan rumus (Arikunto, 010) sebagai berikut: D = B A B B = PA - P B J A J B Keterangan, J J A J B B A B B : Jumlah peserta tes : Jumlah peserta kelompok atas : Jumlah peserta kelompok bawah : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar : Jumlah peserta kelompok commit bawah to yang user menjawab benar

76 Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (010) dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal No Nilai D Keterangan 1 3 4 5 Antara 0.00 sampai dengan 0.0 Antara 0.0 sampai dengan 0.40 Antara 0.40 sampai dengan 0.70 Antara 0.70 sampai dengan 1.00 Negatif jelek (poor) cukup (satisfactory) baik (good) baik sekali (excellent) sangat jelek dan butir soal dibuang G. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan menggunakan dua teknik analisis data yaitu teknik analisis deskriptif dan statistik inferensial. Analisis data dibedakan menjadi dua tahap yaitu: 1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Analisis data pada tahap ini merupakan analisis deskriptif atas hasil observasi pembelajaran di kelas, angket pembelajaran, dan angket dosen, wawancara dosen dan mahasiswa, hasil belajar biokimia mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester IV. Hasil analisis data dijadikan sebagai dasar dalam menemukan permasalahan dan menentukan pemecahannya.. Tahap Uji Coba Analisis data pada tahap uji coba dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara deskriptif dilakukan untuk menganalisis data hasil review dan uji coba pengembangan model PBL yang dipadukan dengan model LC. Dua teknik analisis deskriptif yang dilakukan yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

77 a. Deskriptif kualitatif berdasarkan skor data dari validasi ahli materi lipid, ahli pengembangan model pembelajaran, ahli perangkat pembelajaran dan ahli pengembangan soal pilihan ganda, uji coba lapangan terbatas (dosen dan mahasiswa). Hasil analisis kemudian digunakan untuk merevisi model PBL yang dipadukan dengan model LC beserta perangkatnya. b. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk persentase. Teknik persentase digunakan untuk menyajikan data yang merupakan frekuensi atas tanggapan subjek uji coba terhadap kelayakan model PBL yang dipadukan model LC. Teknik analisis digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk persentase dari masingmasing subjek dengan rumus : P = x100 % x Keterangan : P = Persentase penilaian x i = Jumlah jawaban dari validator x = Jumlah jawaban tertinggi x i Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subjek/komponen digunakan rumus: p P = n Keterangan : p = jumlah persentase keseluruhan komponen n = banyak komponen

78 Hasil perhitungan persentase keseluruhan komponen agar dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan seperti tertera pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Pengambilan Keputusan Revisi Pengembangan Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan 81,6-100 Sangat baik Tidak perlu direvisi 6,50-81,5 Baik Tidak perlu direvisi 43,75-6,49 Cukup Direvisi 43,75-6,50 Kurang baik Direvisi 0,00-43,74 Kurang cukup Direvisi Analisis deskriptif kuantitatif juga digunakan untuk menghitung data hasil respon mahasiswa terhadap pembelajaran menggunakan model PBL yang dipadukan dengan model LC dengan menggunakan rumus : Keterangan : SR = Skor rata n = Jumlah sampel Total _ skor SR = x100 n 3. Tahap Uji Lapangan Operasional Analisis tahap uji lapangan operasional digunakan untuk menguji kesetaraan dua kelas dan juga untuk mengetahui keefektifan model PBL yang dipadukan dengan model LC terhadap hasil belajar mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Independent sample t test (uji t) menggunakan program analisis SPSS 18 for Windows dengan didahului uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Rumus uji normalitas dan homogenitas dan uji t adalah seperti berikut.

79 a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang normal atau tidak (Budiyono, 004). Uji normalitas menggnakan kolmogorov-smirnov pada program SPSS 18. Hipotesis uji normalitas adalah: H 0 H 1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal = Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas adalah: Jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen (Budiyono, 004). Uji homogenitas menggunakan Levene-Test pada program SPSS 18. Hipotesis uji homogenitas adalah: H 0 = Sampel berasal dari variansi yang homogen H 1 = Sampel berasal dari variansi yang tidak homogen Kriteria pengambilan keputusan pada uji homogenitas adalah: Jika sig < 0,05 maka H 0 ditolak, jika sig > 0,05 maka H 0 diterima c. Uji t Uji t dilakukan apabila data terdistribusi normal dan homogen menggunakan SPSS 18.