BAB II TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEPARIWISATAAN. bahasa Inggris. Menurut pendapat dari Spillane (1982:20) mengatakan:... bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB II URAIAN TEORITIS

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB II PEMBAHASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN TEORITIS. yang berkaitan erat dengan pariwisata. Hal tersebut meliputi pengertian dari

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB II KAJIAN TEORITIS. alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan.

Prasarana dan Sarana Pariwisata

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. kandungan gejala alam dari suatu kawasan. Menurut Undang-undang (UU)

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas

BAB II TINJAUAN UMUM DESA WISATA

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memerlukan suatu keahlian, ketekunan, dedikasi yang tinggi dan pandai

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

BAB II KAJIAN TEORI. dapat dilakukan melalui aspek georafis dan aspek demografis.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA AIR PANAS DI LANGOWAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. untuk membantu proses penyususnan penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEGMENTASI WISATAWAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan berkalikali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan kata untuk istilah tourism dalam bahasa Inggris. Menurut pendapat dari Spillane (1982:20) mengatakan:... bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 menyebutkan:... pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha - usaha yang terkait di bidang ini. Pariwisata menurut Hunziker dan Kraft (1892) (dalam Yoeti,1982) juga mengatakan:... the totally of relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers, provided the stay does not empty the establishment permanent residence and is not connected with a remunerated activity. Dalam bahasa Indonesia adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. 8

9 Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang (individu) atau kelompok dari satu tempat ketempat lain. Bukan untuk mencari nafkah, melainkan untuk mendapatkan kesenangan ataupun kepuasan dalam jangka pendek dan wisatawan akan kembali ke tempat asalnya. 2.2 Pengertian Wisatawan Wisatawan tidak lepas dari dunia kepariwisataan. Kata wisatawan (tourist) dalam arti merujuk kepada orang. Ada 2 kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni wisatawan dan pelancong. Menurut Gamal Suwantoro (1997 : 4) mengatakan : Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Dan apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum. Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni : 1. Wisatawan (tourist) 2. Pelancong (excursionist) Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara,sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi : 1. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olah raga. 2. Hubungan dagang, sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi dan sebagainya. Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.

10 2.3 Potensi Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Sedangkan kata pariwisata memiliki arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancong; turisme. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian potensi pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya tarik untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancong, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal pengembangan produk objek dan daya tarik wisata. 2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tarik wisata memiliki peranan penting, yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata. Menurut Yoeti (1985) menyatakan:... daya tarik wisata atau tourist atraction, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata adalah:...sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut

11 Marpaung (2002 : 78) mengatakan:... suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan dan daya tarik yang menarik minat wisatawan mengunjungi tempat tertentu. Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari: 1. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna. 2. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan. 3. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempattempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain. Obyek wisata juga harus memiliki kriteria agar dapat dinikmati para pengunjung. Seperti yang dikatakan Yoeti, (1982 : 164) mnyebutkan : Suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut dapat diminati pengunjung yaitu: 1. Something to see artinya tempat tersebut harus ada objek wisata dan atrakasi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus, di samping itu ia harus mempunyai pula atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai entertainments bila orang dating jke sana. 2. Something to do artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu. 3. Something to buy artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-

12 masing. Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barangbarang yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana-sarana pembantu lain untuk lebih memperlancar seperti money changers, bank, kantor pos dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan secara keseluruhan dapat disimpulkan, objek dan daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan atau daya yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit dikembangkan. Agar menarik dikunjungi oleh wisatawan, paling tidak objek wisata tersebut harus memiliki daya tarik khusus yang membuat wisatawan merasa terhibur atau pun senang mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan kata lain, ada aktivitas yang bisa dilakukan dan ada yang sesuatu yang menarik untuk dilihat di tempat objek wisata tersebut, dan ada pula sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli. 2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.5.1 Sarana Pariwisata Sarana pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diberikan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Agar suatu objek wisata dapat djadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Menurut Gamal Suwantoro (1997:18), Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi 3 bagian:

13 1) Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure): 1. Biro perjalanan umum dan agen perjalanan 2. Transportasi wisata baik darat, laut maupun udara 3. Restaurant (catering trades) 4. Objek wisata, antara lain: 1. Keindahan alam (natural amenities), iklim, pemandangan, fauna dan flora yang aneh (uncommon vegetation & animals), hutan (the sylvan elements) dan health centre (sumber kesehatan) seperti sumber air panas belerang, mandi lumpur, dan lain-lain. 2. Ciptaan manusia (man made supply) seperti monumen-monumen, candicandi, art gallery, dan lain-lain. 5. Atraksi wisata (tourist attraction): Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lainlain. 2) Sarana pelengkap kepariwisataan (suplementing tourism superstructure) 1. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti gold course, tenis court, pemandian, kuda tunggangan, photo graphy, dan lain-lain. 2. Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan dan lain-lain. 3) Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure) 1. Nightclub dan steambath 2. Casino dan entertainment 3. Souvenir shop, mailing service, dan lain-lain. Dalam Pembangunan sarana wisata juga perlu mempertimbangkan kondisi dan lokasi. Tidak semua objek wisata memerlukan saran yang sama dan lengkap disuatu daerah dengan daerah yang lainnya. Pengadaan sarana wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. 2.5.2 Prsarana Pariwisata Prasarana pariwisata merupakan sarana yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata. Namun dengan adanya prasarana pariwisata yang memadai, maka dapat meningkatkan daya tarik

14 objek wisata itu sendiri. Prasarana pariwisata Menurut Yoeti (1985:181) dapat dibagi menjadi : 1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. 2. Instalasi pembangkit listrik dan istalasi air bersih 3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegrafi, radio, televisi, kantor pos 4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit 5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata 6. Pelayanan wisatawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata. Dengan adanya disediakan sarana dan prasarana pariwisata tersebut haruslah dilaksanakan sebaik mungkin dalam menujukkan mutu pelayanan yang diberikan kepada wisatawan agar wisatawan yang memperoleh pelayanan merasa puas. Apabila suatu objek wisata dapat membuat wisatawan berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana, maka akan banyak menyedot pengunjung dan akan meningkatkan pendapatan ekonomi, baik itu masyarakat setempat yang berada di sekitar objek wisata maupun pemerintah daerah.