I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

I. PENDAHULUAN. meningkat, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

PELUANG INVESTASI. DAFTAR UNIT PENGOLAHAN/PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) di 14 Kecamatan Se Kabupaten Siak JENIS KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Bidang Tanaman Pangan

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu usaha peternakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

I. PENDAHULUAN. bersumber dari protein hewani. Oleh karena itu pengembangan peternakan dan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan Ternak Sapi Potong. serta Bos sundaicus terdapat di Semenanjung Malaya dan Indonesia (Sugeng,

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah dan Undang-Undang No tahun dana perimbangan keuangan daerah, maka setiap pemerintah daerah memiliki potensi mengembangkan daerahnya masing-masing sesuai dengan kemampuannya. Sesuai dengan Visi Kabupaten Siak yaitu terwujudnya Kabupaten Siak sebagai Pusat Budaya Melayu di Riau didukung oleh Agrobisnis, Agroindustri dan Pariwisata yang Maju Dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis Sejahtera Tahun, Sub sektor peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian di Kabupaten Siak, serta memiliki peran yang besar dalam ikut memikul Misi Kabupaten Siak dalam menggerakkan perekonomian wilayah. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak mempunyai tanggung jawab mewujudkan misinya yaitu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat dan mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas melalui pembangunan peternakan dan perikanan yang handal berbasis sumber daya alam lokal, guna mewujudkan salah satu visinya yaitu menyediakan pangan asal hewan dan perikanan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, berdaya saing dan mencapai swasembada protein hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Dengan luas wilayah., km, Kabupaten Siak memiliki potensi pengembangan usaha peternakan terutama untuk ternak ruminansia (Sapi, Kerbau,

Kambing). Secara administratif Kabupaten Siak terdiri dari kecamatan dan desa dengan jumlah penduduk seperti pada Tabel. Tabel. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan No Kecamatan Luas (Km ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km Siak Sungai Apit Sungai Mandau Koto Gasib Dayun Bungaraya Sabak Auh Pusako,.,.,.,.,,,,,,,,,,............................ Total.,. Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Siak () Membangun peternakan pada prinsipnya adalah menggerakkan sumberdaya aktif (manusia) untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya pasif (lahan, sarana produksi dan modal) agar dapat dimanfaatkan sebesar- besarnya bagi masyarakat peternak tanpa proses akhir. Sapi Bali menjadi pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging di Propinsi Riau pada umumnya dan khususnya di Kabupaten Siak. Hal ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan populasi ternak dengan memasukkan ternak bibit Sapi Bali sejak tahun melalui bantuan PTK- IFAD, Banpres, PTDT. Sapi Bali memiliki sifat adaptasi lingkungan yang cukup tinggi. Secara agroekologis ternak Sapi Bali juga cocok untuk tenaga kerja untuk membantu mengolah lahan pertanian tanaman pangan, penghasil daging (% karkas) tinggi, penghasil pupuk organik (kandang) serta mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang bergizi rendah, memiliki

tingkat fertilitas yang tinggi. Oleh karena itu Sapi Bali sebagai pilihan yang cocok untuk dikembangkan di Kabupaten Siak (Disnak Prop,). Seiring dengan pertambahan dan peningkatan kesejahteraan penduduk, tuntutan akan terpenuhi kebutuhan daging, telur, dan susu, dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Untuk memenuhi akan tuntutan daging tersebut maka diperlukan cadangan ternak bibit induk yang mencukupi baik kualitas maupun kuantitas. Dalam hal ini perlu adanya dukungan antara lain : ternak bibit unggul, pakan berkualitas, tenaga teknis yang memadai, penerapan teknologi, sarana dan prasarana dan lain-lain. Populasi ternak sapi potong untuk kecamatan yang belum ada data disebabkan kecamatan tersebut belum terbentuk sehingga data tersebut tidak tercantum.pada lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Data Populasi Ternak sapi potong Kabupaten Siak No Kecamatan Tahun (ekor) Siak Sei Apit Sei Mandau Kerinci Kanan Koto Gasip Dayun Bunga Raya Sumber : BPS Kabupaten Siak () belum terdata.............. Pembangunan peternakan rakyat tidak bisa terlepas dengan pemanfaatan lahan, pekarangan yang dikelola oleh petani/peternak sebanyak. jiwa (BPS, ) yang ada terdiri dari., ha padang rumput, Padang gembalaan., ha, lahan sawah. ha, tegal/kebun., ha ladang/huma

., ha (laporan tahunan Dinas Pertanian dan Perkebunan, ). Umumnya lahan yang digunakan untuk pengembangan ternak rakyat merupakan pemanfaatan lahan pekarangan petani atau pekebun karena pola pengembangan peternakan rakyat masih subsistem (sampingan) dari usaha pokok yaitu sebagai petani/pekebun. Dalam pengembangan usaha budi daya ternak ruminansia, perlu didukung dengan tersedianya pakan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ketersediaan pakan bisa dilakukan dengan cara mengintegrasikan kawasan yang berbasis tanaman pangan, holtikultura, perkebunan atau kawasan hutan lindung. Rerumputan yang tumbuh subur di bawah perkebunan sebagai sumber makanan ternak sapi potong, limbah perkebunan dan pertanian yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai makanan tambahan. Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan hasil sampingnya dapat digunakan sebagai sumber makanan ternak sapi potong dapat dilihat melalui Tabel. Tabel. Lahan yang Dimanfaatkan untuk Perkebunan, Pertanian dan Produksi No Jenis Komoditas Luas Areal (Ha) Produksi (ton/thn) Kelapa sawit Kelapa Kopi Pinang Sagu Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Panjang.,.,,,.,.,,,,,,,,,..,.,,,.,.,,,,,,.,,, Jumlah.,.., Sumber: Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Siak Sejak tahun pembangunan peternakan diarahkan kepada pembangunan peternakan rakyat, pada ternak ruminansia khususnya ternak sapi

potong. Sampai tahun dana APBD Kabupaten Siak dan APBD Propinsi yang sudah dialokasikan di bidang peternakan dengan pola agrobisnis sebesar Rp....,- dengan jumlah. ekor yang tersebar di kecamatan, desa, kelompok petani peternak (Disnakkan Kabupaten Siak, ). Untuk mendukung tercapainya swasembada daging nasional pada tahun, Pemerintah Kabupaten Siak Propinsi Riau telah meningkatkan populasi ternak Sapi Bali dengan memasukkan ternak dari daerah propinsi sekitar. Menurut (Riady, ). Peningkatan populasi ternak sapi yang didatangkan dari daerah sekitar diharapkan dapat berkembang. Dengan teknologi sederhana setiap kepala keluarga peternak mendapat bantuan kredit lima ekor ternak bibit pada tahun sampai tahun sedangkan pada tahun berikutnya (tahun ) setiap kepala keluarga mendapat bantuan kredit sebanyak tiga ekor ternak bibit dapat dilihat melalui Tabel. Tabel. Data Peningkatan Populasi Sapi Potong di Kabupaten Siak - No Kecamatan Tahun (ekor) Siak Sei Apit Sei Mandau Koto Gasip Dayun Bunga Raya Sabak Auh Jumlah. Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak Dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging, khususnya dari ternak sapi potong yang memberikan sumbangan terbesar dalam pemenuhan daging di

Kabupaten Siak, maka perlu kajian atau penelitian tindakan yang telah dilakukan agar kesalahan atau kegagalan tidak terulang kembali. Untuk mendukung pembangunan peternakan terebut, diperlukan konsistensi untuk menjaga kesehatan hewan atau ternak masyarakat. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Siak untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan hewan dengan menambah Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang dilengkapi dengan petugas medis veteriner (dokter hewan) sehingga pelayanan masyarakat dapat terjangkau ke seluruh pelosok. Tabel menggambarkan pelayanan kesehatan hewan, pelayanan Inseminasi Buatan pada wilayah kerjanya. Tabel. Jumlah Tenaga Teknis Lapangan di Bidang Peternakan Nama Wilayah Kerja No Pos Kesehatan Lokasi (desa) Medis (kecamatan) Hewan Sei Apit Bungaraya Koto Gasib Sabak Auh Paret I/II Bungaraya Benteng Hulu Buatan II Belading Sungai Apit Bungaraya Siak Dayun Koto Gasib Sei Mandau Sabak Auh Sumber : Profil Pos Kesehatan Hewan Kabupaten Siak. Belum ada Paramedis Tenaga Inseminator (IB).. Perumusan masalah Dari pencairan kredit oleh pemerintah daerah dari Rp...,- yang telah dikembalikan oleh peternak sebesar Rp...,- (Disnakkan Kab. Siak, ). Sedangkan jumlah ternak. ekor yang tersebar di kecamatan, desa, kelompok petani peternak, hanya tersisa petani ternak yang masih memelihara ternaknya dengan jumlah ekor. Dengan kondisi ini

menunjukkan tingkat keberhasilan program peningkatan populasi ternak sapi potong di Kabupaten Siak sangat kecil. Dikaitkan dengan permasalahan di atas dapat dirumuskan beberapa faktor yang perlu dikaji untuk mendukung faktor penyebab keberhasilan program peningkatan populasi sapi potong yang diadakan mulai tahun hingga tahun yaitu :. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan peluang pasar?. Bagaimana analisis kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak?.. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan antara lain:. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak terutama SDM dan peluang pasar.. Menganalisis kelayakan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Siak... Manfaat Penelitian Hasil penelitian dilakukan diharapkan dapat bermanfaat :. Bagi peternak atau calon investor, sebagai informasi apabila melakukan usaha ternak sapi potong di wilayah Kabupaten Siak. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu bentuk aplikasi ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan di Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Siak sebagai acuan untuk membuka usaha ternak sapi potong.

.. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan pada wilayah pengembangan peternakan sapi potong rakyat di Kabupaten Siak, sedangkan yang dijadikan penelitian adalah usaha ternak sapi potong rakyat yang telah menerima bantuan kredit pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Siak yang menggunakan pola agribisnis dari tahun -. Menurut Aziz () peternakan sapi potong rakyat dibedakan atas dasar jumlah kepemilikan ternak menurut situasi dan kondisi peternakan sapi potong di mana sebagian besar di Indonesia masih merupakan usaha sambilan, peternakan sapi potong yang dikelola oleh perusahaan hanya sekitar satu persen.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB