1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Bali adalah primadona pariwisata Indonesia. Fase eksplorasi dalam pembangunan kepariwisataan Bali sudah dimulai sejak tahun 1920-an, ditandai dengan mulai aktifnya perusahaan pelayaran Belanda, KPM (Koninklijk Paketvarrt Maatschapij). Dewasa ini, pariwisata sudah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata sudah menjadi bread and breath bagi separuh lebih penduduk Bali. Untuk beberapa dasawarsa terakhir, pariwisata telah menjadi generator penggerak dalam pembangunan ekonomi, dan menjadi lokomotif dalam perubahan sosial budaya (Pitana, 2005). Kegiatan pariwisata di Pulau Bali memiliki keunikan budaya, keindahan alam, kesenian, adat istiadat yang masih tradisional, serta sikap ramah tamah yang dimiliki masyarakat Bali dalam menyambut kedatangan wisatawan. Keunggulan tersebut dimanfaatkan sebagai modal dalam pengembangan daya tarik wisata dan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke Pulau Bali. Industri pariwisata di Pulau Bali dalam dasawarsa (2004-2014) semakin berkembang dengan pesat dan menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara setiap tahunnya. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Pulau Bali dapat dilihat dalam angka kunjungan wisatawan asing lima tahun terakhir 2009-2014 (tabel 1.1). 1
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Pulau Bali Tahun 2009-2014 No. Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Pertumbuhan (%) 1. 2009 2.229.945 2. 2010 2.493.058 11,80 3. 2011 2.756.579 10,57 4. 2012 2.892.019 4,91 5. 2013 3.278.598 13,37 6. 2014 3.766.638 14,89 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015 Berdasarkan data pada tabel 1.1 diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing selama kurun waktu 2009-2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2010, jumlah wisatawan asing yang berkunjungan ke Bali yaitu sebesar 2,4 juta orang dengan pertumbuhan sebesar 11,80%. Pada tahun 2012 jumlah kedatangan wisatawan asing ke Bali yaitu sebesar 2,8 juta orang. Jumlah tersebut hanya bertumbuh sebesar 4,91% dari tahun 2011. Pada tahun 2014, kunjungan wisatawan bertumbuh sebesar 14,89% dari tahun 2013 menjadi 3,7 juta orang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perkembangan pariwisata di Bali sangat dinamis. Ubud adalah salah satu kawasan wisata di Bali yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Ubud menawarkan kegiatan pariwisata yang berpadu dengan kehidupan dan adat istiadat masyarakat. Selain itu, keindahan alam yang dimiliki oleh Ubud juga menjadi salah satu faktor penarik wisatawan berkunjung ke Ubud. Keindahan alam dan tradisi kehidupan masyarakat Ubud tampaknya telah dilirik wisatawan sejak tahun 1900-an. Hal itu erat kaitannya dengan keberadaan dua pelukis kenamaan dunia yaitu Walter Spies dan Rodulf Bonnet yang memperkenalkan Ubud melalui dunia seni lukis (Ruastiti, 2011). 2
Desa Nyuh Kuning berlokasi di Desa Mas Kecamatan Ubud, tepatnya pada pintu masuk Monkey Forest Ubud bagian selatan. Desa Nyuh Kuning memiliki beragam potensi wisata baik berupa fisik maupun non-fisik. Potensi fisik yaitu berupa suasana perumahan penduduk yang khas, bangunan pura dengan arsitektur tradisional yang unik, hutan bambu, museum pendet, Bali Clasic Centre (BCC), taman hati, meditasi dan yoga. Potensi non-fisik yang dimiliki Desa Nyuh Kuning yaitu upacara keagamaan dan ritual tradisional masyarakat (Sulistyawati, 2011). Potensi wisata tersebut merupakan salah satu unsur yang mengembangkan kegiatan pariwisata di Desa Nyuh Kuning. Pengembangan fasilitas pariwisata juga dilakukan untuk meningkatkan kegiatan pariwisata di Desa Nyuh Kuning salah satunya yaitu dengan membangun akses, akomodasi dan restoran. Di Desa Nyuh Kuning, wisatawan dapat menikmati berbagai macam atraksi dan fasilitas wisata dalam satu tempat. Meskipun di Desa Nyuh Kuning terdapat beberapa villa dan hotel yang menawarkan fasilitas mewah dan modern, masyarakat tetap dapat ikut serta dengan menjadikan rumah tinggalnya sebagai homestay. Homestay milik masyarakat ini tentu memberikan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan dibandingkan dengan menginap di hotel karena dapat merasakan keseharian masyarakat Desa Nyuh Kuning secara langsung. Wisatawan juga dapat menikmati kegiatan sebagai relawan di Klinik Bumi Sehat dan Yayasan Taman Hati. Selain itu, wisatawan dapat belajar meditasi dan yoga di Desa Nyuh Kuning. Komponen pariwisata baik yang masih bersifat tradisional dan modern tersebut berjalan secara berdampingan. Pengembangan komponen 3
pariwisata tersebut menciptakan sutau harmonisasi pariwisata di Desa Nyuh Kuning. Harmonisasi pariwisata di Desa Nyuh Kuning tentunya melibatkan berbagai pihak yang memiliki beragam kepentingan namun saling berhubungan satu sama lain seperti sebuah sistem. Fennel (1999) memandang pariwisata sebagai sebuah sistem yang saling terkait antara wisatawan dan penyedia layanan seperti fasilitas, atraksi, transportasi dan akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Sebagai sebuah sistem, pariwisata memiliki stakeholder yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuannya. Tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat Nyuh Kuning yaitu menjadikan Desa Nyuh Kuning sebagai sebuah desa wisata. Tujuan tersebut sudah diprogramkan selama lebih dari 10 tahun. Stakeholder pariwisata tentu memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata di Desa Nyuh Kuning khususnya dalam mewujudkan Desa Nyuh Kuning sebagai sebuah Desa Wisata. Stakeholder pariwisata tersebut memiliki kepentingan dan pengaruh yang berbeda-beda. Stakeholder pariwisata tersebut perlu dikaji lebih mendalam mengenai peran, hak, tanggung jawab dan manfaat yang diperoleh dari program ini. Setelah semua itu diketahui maka dapat dilakukan pemetaan stakeholder untuk mengetahui stakeholder pimer dan stakeholder sekunder. Dilakukannya pemetaan stakeholder dapat memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan dalam mendeteksi adanya pertentangan dalam sebuah kebijakan atau program untuk menghindari konflik. Hasil pemetaan stakeholder dapat digunakan untuk mengetahui dukungan, komitmen dan kontribusi dari stakeholder sesuai kapasitasnya masing-masing (Grimbel dan 4
Wellard, 1997). Berdasarkan latar belakang tersebut maka penting untuk dilakukan penelitian terkait dengan peran, dan pemetaan stakeholder berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruh dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning Desa Mas Ubud menuju desa wisata. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran stakeholder pariwisata dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata? 2. Bagaimana pemetaan stakeholder pariwisata dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peran stakeholder pariwisata dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata. 2. Untuk mengetahui pemetaan stakeholder dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dalam bidang pariwisata dan keilmuan khususnya pada aplikasi konsep pariwisata, konsep peran, konsep desa wisata dan teori stakeholder yang didapatkan dalam mata kuliah sosiologi 5
pariwisata. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya mengenai strategi pengembangan atau strategi pemasaran pariwisata Desa Nyuh Kuning. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai peran dan pemetaan stakeholder pariwisata dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata di Ubud. Sistematika Penulisan Susunan penulisan laporan penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang diangkatnya topik ini sebagai bahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini membahas mengenai tinjauan dari penelitian sebelumnya dan konsep-konsep yang menjadi landasan penelitian ini seperti konsep pariwisata, konsep desa wisata, konsep peran dan teori stakeholder. 6
BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai batas-batas ruang lingkup penelitian yang dilakukan, dan cara dalam mendapatkan data. Isi dari bab in diantaranya; lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data, teknik penentuan informan, dan teknik pengambilan sampel. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yaitu Desa Nyuh Kuning Ubud dan pembahasan dari rumusan masalah yaitu peran dan pemetaan stakeholder dalam perkembangan Desa Nyuh Kuning sebagai desa wisata. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dimana akan diuraikan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti. 7