BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. merupakan hasil imajinasi bermediumkan bahasa yang didalamnya terdapat unsur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Terdahulu. mengenai penelitian terhadap Buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Dengan demikian, melalui pengajaran sastra, peserta didik. memiliki kemampuan memahami dan menghargai seni budaya.

PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM NOVEL SEKALI DALAM 100 TAHUN KARYA MARGA T.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra menjadi lahan yang sangat luas untuk diteliti atau

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang taat hukum. Masyarakat Jepang memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Renne dan Wellek, 1993:3). Bila pengertian sastra merupakan kegiatan kreatif, sastra merupakan hasil imajinasi bermediumkan bahasa yang didalamnya terdapat unsur keindahan. Definisi sastra selanjutnya adalah institusi sosial yang bermediumkan bahasa (Renne dan Wellek, 1993:109). Dari pengertian tersebut dapat diasumsikan bahwa sastra merupakan suatu refleksi kehidupan nyata yang dituangkan kedalam cerita fiksi melalui penggunaan bahasa. Suatu kegiatan kreatif dengan menggunakan medium bahasa menghasilkan dengan apa yang disebut karya sastra. Karya sastra sendiri dapat diartikan sebagai hasil cipta yang melukiskan penderitaan manusia, perjuangan, kasih sayang, kebencian, nafsu, dan segala yang dialami oleh manusia (Mursal Esten dalam Bambang Trisman, 2003:12). Dari pendapat tersebut, diasumsikan bahwa karya sastra merupakan sebuah refleksi kehidupan manusia dengan segala rasa dan tingkah lakunya dengan media bahasa. Isi karya sastra yang berupa refleksi kehidupan nyata menunjukkan bahwa sastra merupakan cermin masyarakat, maksudnya sampai sejauh mana sastra dapat dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. Menurut Ian Watt (dalam Damono, 1979:4) pengertian cermin dalam hal ini masih sangat kabur, dan oleh karenanya dapat disalahtafsirkan dan disalahgunakan. Jika dalam penelitian sastra pendapat bahwa sastra cermin masyarakat selayaknya seorang peneliti harus menyikapi dengan lebih teliti, sebab 1

2 telah sesuai dengan pemaparan di atas bahwa cermin pengertiannya masih kabur sehingga dapat menimbulkan salah tafsir. Selanjutnya, karya sastra merupakan tanggapan pencipta (pengarang) terhadap dunia (realita sosial) yang dihadapinya. Sastra di dalamnya berisi pengalaman-pengalaman subjektif pengarangnya, pengalaman subjektif seseorang (fakta individual atau libidinal), dan pengalaman sekelompok masyarakat (fakta sosial) (Sangidu, 2004:41). Pada hakikatnya fungsi karya sastra seperti yang disimpulkan oleh Horace, yakni dulce et utile yang artinya menyenangkan dan berguna (dalam Pradopo, 1994:6). Jika hakikat fungsi sastra adalah menyenangkan dan berguna, berarti prinsip dasar karya sastra selain merefleksi keadaan sosial dengan tidak menghilangkan aspek hiburan pada sebuah karya sastra, juga harus memiliki kegunaan atau fungsi bagi pembacanya. Menyenangkan, diasumsikan bahwa karya sastra bersifat penghibur, maksudnya melalui gaya bahasa yang mengandung estetika sebuah karya sastra diharapkan dapat menghibur pembaca. Aspek menghibur dalam karya berbentuk novel yang dibuat oleh Marga ini terletak pada penggunaan gaya bahasa dan isi cerita yang menarik. Tidak boleh terbatas dengan aspek hiburan semata, karya sastra juga harus memiliki kegunaan atau manfaat bagi pembacanya. Kegunaan novel ini dihadirkan melalui cerita yang menyindir. Kemudian, manfaat bagi pembaca novel ini yaitu aspek-aspek yang sebenarnya jarang dibicarakan namun banyak orang tahu diungkapkan melalui isi novel Sekali Dalam 100 Tahun ini. Selanjutnya Sekali Dalam 100 Tahun disingkat SD100T. Wanita keturunan Tionghoa bernama Indonesia Margaretha Harjamulia dan bernama Tionghoa Tjia Liang Tjoe sering dipanggil dengan nama Marga T.

3 Semakin piawai seorang penulis meramu kata menjadi deretan kalimat penuh makna, semakin banyak pula pembaca yang menyukai karyanya. Paralel dengan hal tersebut, jika semakin banyak orang yang berminat pada karya seorang penulis, semakin terdorong pula sang penulis menghasilkan karya bermutu lainnya. Demikianlah halnya dengan Marga, kehebatannya dalam meramu katakata ini telah mengantarkan namanya menjadi salah satu penulis cerita pendek dan novel terpopuler sekaligus terproduktif di Indonesia (Eti dan Muli, 2011). Novel yang dijadikan sebagai objek penelitian berjudul Sekali Dalam 100 Tahun (1988). Novel ini adalah karya Marga T. Dalam novel berjudul SD100T (1988), mengisahkan tentang kondisi kehidupan sosial keluarga Oom Robby dan Tante Tina yang merupakan dua belahan kutub dari dunia Waraska telah meneken perjanjian tanpa materi yang memberi mereka kebebasan untuk keliaran, seliweran, selewengan asal tidak menyinggung pihak lain alias secara rahasia. Tarsus, produk pertama mereka, ternyata mewarisi bakat-bakat alami ayahnya khususnya dalam bidang riset makhluk-makhluk halus, di mana dia dibantu oleh teman-temannya yang selain menekuni kuliah juga ahli dalam mendinamit terowongan-terowongan gelap serta menjelajahi hutan-hutan tak bertuan. Di tengah reruntuhan kehidupan yang mengenaskan itu, Yasmin, produk penghabisan mereka, ternyata malah menderita keterbelakangan di bidang pengembangbiakan makhluk berkaki dua. Permasalahan yang menarik dari novel ini adalah kritik sosial pengarang berupa sindiran terhadap problem-problem sosial dalam masyarakat Indonesia yang berada dalam kondisi transisi dari negara berkembang menjadi negara maju.

4 Masalah yang hadir dalam cerita tersebut bertujuan untuk mengingat dan berbenah diri terhadap kondisi dewasa ini. Alasan memilih naskah SD100T (1988) yakni, pertama novel satir ini merupakan hasil cipta karya manusia bermediumkan tulisan atau teks. Sehingga peneliti menganggap objek tersebut sesuai dengan syarat penelitian sastra yang harus berobjek tulisan atau teks sastra. Kedua, novel dengan gaya bahasa satir ini menceritakan tentang problematika sosial berupa kemiskinan, kejahatan, birokrasi, kenakalan remaja, disorganisasi keluarga dan pelanggaran norma yang tergolong masalah yang ada dari zaman ke zaman, dan hingga saat ini pun isi cerita tersebut masih relevan dengan keadaan masyarakat dewasa ini. Ketiga, sepengetahuan peneliti, naskah ini belum pernah ada yang meneliti baik dari segi sosiologi sastra maupun penelitian lainnya. Hal ini berdasarkan pada teknik kepustakaan atau library research teknik simak catat dan pencarian melalui internet yang telah dilakukan peneliti. Kemudian yang keempat, novel berjudul SD100T (1988) merupakan novel dengan gaya bahasa satir yang berisi tentang problematika sosial, dan hingga saat ini belum ada yang mengkaji novel satir bergenre sosial ini secara sosiologi sastra. Pradopo (1994:3) berpendapat bahwa masyarakat akan terlatih untuk membaca dan memilih karya-karya sastra yang baik, yang bermutu sastra dan akan menghindari bacaan-bacaan yang rendah mutunya yang biasanya mendapat istilah bacaan hiburan, dan sering bersifat cabul. Karya sastra yang bermutu tidak sekedar menjual kata-kata yang sembarangan dan bersifat cabul. Walau di dalam karya sastra yang menjadi objek dalam penelitian ini terdapat kata-kata yang merujuk pada kegiatan seksual, namun kata-kata tersebut bukan bertujuan untuk

5 hal yang cabul melainkan untuk mengkritik kondisi sosial di Indonesia. Selanjutnya, peneliti menganggap bahwa karya sastra berbentuk novel ini merupakan karya yang bermutu, sebab penerbit novel ini adalah Gramedia. Perusahaan percetakan dan penerbitan Gramedia sudah memiliki standar mutu terhadap karya sastra atau novel yang dicetak dan diterbitkannya. Mutu tidak hanya dapat di ukur berdasar pada standar percetakan dan penerbit saja, namun yang menjadi kunci terpenting adalah isi yang dihadirkan dalam novel tersebut. Selain hal tersebut, nama besar Marga harus dipertimbangkan, sebab karya-karya banyak yang meledak. Indikasi problematika sosial yang terdapat dalam novel karya Marga ini, tergambar melalui cerita kehidupan sosial keluarga Oom Robby. Kehidupan sosial keluarga yang tergambar tidak hanya terdapat satu problem sosial saja yang dihadirkan, akan tetapi meluas meliputi kenakalan remaja, disorganisasi keluarga, kemiskinan, kejahatan, birokrasi, dan pelanggaran norma telah menjadi hal yang biasa walaupun sebenarnya hal itu merupakan hal yang tabu, dan lain-lain. Setelah sukses dengan karya berjudul Karmila dan Badai Pasti Berlalu, Marga menciptakan novel satir berjudul Sekali Dalam 100 Tahun pada tahun 1988. Kecerdasan Marga tergambar melalui kepandaiannya meramu kata-kata humor yang memiliki makna yang dalam. Dari beberapa alasan ketertarikan terhadap objek ini maka selanjutnya peneliti ingin melakukan penelitian dengan pendekatan mimetik untuk menggambarkan aspek sosiologis dalam karya sastra tersebut secara umum kemudian penelitian dikhususkan lagi dengan mengkaji secara mendalam menggunakan teori sosiologi sastra untuk menggambarkan dan mendeskripsikan

6 problematika sosial dalam novel SD100T (1988). Dalam penelitian ini, peneliti ingin menemukan dan memaparkan masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam novel SD100T dengan menggunakan pendekatan mimetik dan teori sosiologi sastra. Ada pun yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah gambaran aspek-aspek sosiologis dan problematika sosial, sehingga peneliti menyimpulkan untuk judul penelitian ini adalah Problematika Sosial Dalam Novel Sekali Dalam 100 Tahun Karya Marga T. B. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah diperlukan agar dalam penelitian ini dapat berjalan secara terarah sesuai dengan tujuan pokok penelitian ini. Melihat dari permasalahan dalam novel satir berjudul SD100T (1988), peneliti memfokuskan pada penggambarkan aspek sosiologis yang ada dan mendeskripsikan problematika sosial dalam karya sastra tersebut. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalahnya ialah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran aspek sosiologis dalam novel SD100T (1988) karya Marga T? 2. Bagaimana problematika sosial yang terdapat dalam novel SD100T (1988) karya Marga T? D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

7 1. Menyediakan gambaran aspek sosiologis dalam novel SD100T (1988) secara sistematis. 2. Memaparkan analisis problematika sosial dalam novel SD100T (1988) dengan teori sosiologi sastra. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini ialah sebagai beikut: 1) Manfaat Teoretis a. Menyediakan deskripsi gambaran aspek sosiologis novel SD100T (1988) karya Marga T. b. Memperkaya khazanah sastra. c. Memaparkan problematika sosial dalam novel SD100T (1988) karya Marga T. d. Menyediakan sumber referensi dari karya sastra berbentuk novel satir dalam analisis dengan teori sosiologi sastra. 2) Manfaat Praktis a. Memberikan kemudahan dalam pemahaman novel SD100T (1988) karya Marga T. b. Menggambarkan problematika sosial dalam novel SD100T (1988) karya Marga T. c. Mengungkapkan aspek-aspek sosiologis yang terkandung dalam novel SD100T (1988) karya Marga dan mengungkap tujuan penulisan novel dengan gaya bahasa satir ini.

8 F. SISTEMATIKA PENELITIAN Sistematika penelitian dalam sebuah penelitian berfungsi untuk memberikan arah mengenai langkah-langkah suatu penelitian. Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bab I pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini berisi tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan teori yang digunakan dalam analisis sosiologi sastra novel SD100T (1988) karya Marga T. 3. Bab III metode penelitian. Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian data. 4. Bab IV pembahasan. Bab ini berisi deskripsi serta analisis data yang meliputi: analisis berupa deskripsi aspek-aspek sosiologis dan deskripsi problematika sosial dengan menunjukkan relevansi di dunia nyata. 5. Bab V penutup. Bab V berisi simpulan dan saran dari penelitian ini. 6. Daftar Pustaka. Pada bagian ini berisi daftar-daftar buku serta acuan lainnya yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian. 7. Lampiran. Pada bagian ini berisi sinopsis novel Sekali Dalam 100 Tahun (1988) karya Marga T.