BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah simbol verbal yang sangat penting dalam. menyampaikan suatu pesan. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demokrasi saat ini sudah tidak asing lagi didengar oleh banyak kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menjalani kehidupan. Adil merupakan suatu sifat dasar dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

ANALISIS MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN HAM

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Ideologi negara adalah pedoman hidup dalam penyelenggaraan negara.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi. Hak dan kewajiban manusia sering

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bermutu bukan sekedar mempersiapkan peserta didik menjadi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan hal itu, tidak akan pernah terlepas dari peran guru untuk selalu

REKAPITULASI PROGRAM SEMESTER September' No Uraian Kegiatan Jml. Minggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1. Nama Guru :... Sekolah :...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam hubungan antara negara (penguasa) dan warganegara (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi hakhak dasar manusia memuat standar normatif untuk mengatur hubungan penguasa dengan rakyatnya dan hubungan rakyat dengan sesama rakyat. Oleh karena itu, penegakkan HAM mempunyai makna penting untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat dari kesewenang-wenangan penguasa. Ada dua makna yang terkandung dalam HAM; pertama, HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia. Kedua, HAM merupakan instrumen untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaannya yang luhur (Chamim dkk, 2006:164-165). Secara sederhana, hak asasi manusia dapat diartikan sebagai hak dasar (asasi) yang dimiliki dan melekat pada manusia karena kedudukannya sebagai manusia, tanpa adanya hak tersebut manusia akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Hak asasi adalah hak dasar atau pokok manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia, serta bersifat kodrati, yakni tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia sebagai penyandang dari hak tersebut. 1

2 UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia setidaknya memuat lima pasal yang secara langsung menyatakan perlunya perlindungan bagi HAM, yakni: 1. Hak kesamaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan. 2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. 3. Hak mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan berserikat. 4. Hak untuk memeluk agama. 5. Hak untuk mendapatkan pendidikan (Chamim dkk, 2006:177-178). HAM mengalami perubahan yang signifikan pada amandemen kedua UUD 1945. Terutama pada pasal 28. Pasal 28 yang semula hanya mengatur tentang kemerdekaan berpendapat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik dengan lisan maupun tulisan, diubah dan dirinci menjadi pasal 28A sampai dengan pasal 28J, yang secara garis besar meliputi hak untuk hidup, hak kesamaan di depan hukum dan pemerintahan, hak untuk bebas memeluk agama, hak untuk bersosialisasi, hak atas pekerjaan, dan hak atas perlindungan dari diskriminasi dan penyiksaan. Secara lebih rinci mengenai pengakuan dan jaminan HAM dalam UUD 1945 tersebut dielaborasi dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Sebagai upaya untuk menegakkan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 tersebut, kemudian dikeluarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Undang-undang No. 26 Tahun 2000 menjadi dasar pengadilan HAM di Indonesia, yang berwenang mengadili para pelaku pelanggaran HAM berat. Undang-undang ini juga mengatur tentang adanya pengadilan HAM ad hoc yang berwenang mengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu. Pengakuan terhadap hak asasi yang dimiliki setiap orang sangat penting. Pengakuan bahwa adanya hak asasi pada seseorang berarti mengakui adanya

3 kewajiban yang harus dilakukan terhadap orang lain atau semua orang. Pengakuan bahwa HAM merupakan hak semua orang berarti mengakui adanya kewajiban asasi semua orang untuk menghormati hak asasi yang dimiliki oleh orang lain. Penelitian Nurma (2008) yang berjudul Hak Asasi Manusia menyimpulkan bahwa hak asasi setiap individu dibatasi oleh hak asasi individu yang lain dan setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi akan diadili dalam peradilan HAM. Selain itu, dalam jurnal bertemakan HAM dengan judul Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis HAM Pada Sekolah Dasar oleh Utami dan Denny Zainuddin menyimpulkan bahwa pemerintah memandang perlu mencanangkan sistem pendidikan berbasis HAM untuk semua jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar HAM menjadi bagian yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan HAM sangat diperlukan untuk setiap warganegara. Melalui pendidikan HAM, setiap warganegara dapat mengetahui hak apa saja yang dimiliki, begitu pula dengan kewajiban yang harus dijalankan. Pendidikan HAM ditransformasikan di sekolah-sekolah melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh negara-negara demokrasi baru untuk melahirkan generasi muda dan masyarakat luas untuk mengaktualisasikan dan melestarikan demokrasi (Rosyada dkk, 2003:17-18). Aktualisasi demokrasi merupakan muara dari pendidikan HAM tersebut, yaitu terciptanya pelaksanaan HAM yang seimbang dan selaras antara hak dan kewajiban yang dimiliki oleh setiap warganegara.

4 Kenyataan tersebut pada akhirnya dapat mewujudkan sebuah masyarakat yang demokratis yang di dalamnya terdapat sikap saling menghormati hak asasi yang dimiliki setiap anggota masyarakat, sehingga konsep masyarakat madani dapat tercipta. Realitas penegakkan HAM di Indonesia menurut Komisi Nasional HAM, menyatakan penegakkan HAM di Indonesia tidak mengalami kemajuan yang berarti (Fulthoni dkk, 2010:1). Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai HAM. Untuk itu sudah seharusnya pemerintah mencanangkan sistem pendidikan berbasis HAM untuk semua jenjang pendidikan. Melalui pendidikan HAM diharapkan agar HAM menjadi bagian yang terintegrasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pendidikan berbasis HAM sudah seharusnya dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran untuk dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang relevan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiabnnya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

5 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (BSNP, 2006:155-156). Berdasarkan tujuan tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan wawasan dan kesadaran bernegara kepada peserta didik, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air, tertib serta bertanggung jawab. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan muatan materi yang terkandung dalam kurikulumnya diharapkan mampu memberikan kesadaran dalam diri siswa untuk patuh dan taat terhadap negara. Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan memuat aspek-aspek yang dapat memberikan pedoman terhadap siswa, supaya memiliki rasa taat dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu materi yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yakni hak asasi manusia. Materi tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran dalam diri peserta didik akan hak dan kewajibannya sehingga kehidupan yang demokratis dapat terwujud. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia merupakan salah satu materi Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana amanat kurikulum harus menghasilkan perubahan perilaku yang lebih matang secara psikologis dan sosiokultural, khususnnya sebagai warganegara yang sadar hak dan kewajibanya. Sekolah sebagai lembaga formal dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, merupakan sarana yang ideal bagi pemerintah untuk mensosialisasikan pendidikan HAM di kalangan generasi penerus bangsa. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan penanaman akan pentingnya penegakkan HAM.

6 Pelaksanaan pendidikan HAM pada peserta didik, khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP), selain dipengaruhi oleh guru sebagai penyampai materi, juga ditentukan oleh muatan dalam buku ajar yang menjadi pedoman peserta didik dalam mempelajari HAM, misalnya muatan materi-materi yang berkaitan dengan HAM, upaya penegakkan HAM, dan lainnya yang dapat memberikan wawasan tentang HAM. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah merupakan salah satu sarana penanaman nilai-nilai HAM. Penelitian Sulistiyono (2011) yang berjudul Muatan dan Penanaman Kesadaran Berkonstitusi (Studi Kasus Penggunaan Buku PKn Karangan Dadang Sundawa dkk. di SMP Negeri 3 Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar Tahun 2011) menyimpulkan pelaksanaan pendidikan kesadaran berkonstitusi dilaksanakan dengan mengacu pada buku Pendidikan Kewarganegaraan, karena dalam buku tersebut memuat materi- materi yang berkaitan dengan peraturanperaturan, norma-norma, konstitusi yang berlaku di masyarakat maupun negara. Konstitusi merupakan peraturan hukum tertinggi di suatu negara. UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia mengatur ketentuan mengenai HAM dalam pasal 28A-28J. Hal ini menegaskan adanya kaitan antara kesadaran berkonstitusi dengan kesadaran akan HAM karena HAM diatur dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia. Penelitian Sulistiyono membuktikan bahwa penggunaan buku ajar menjadi sangat penting karena buku ajar merupakan sumber belajar siswa yang utama. Buku ajar sebagai sumber pembelajaran merupakan komponen penting di sekolah, kualitasnya tidak boleh diabaikan karena akan berpengaruh terhadap

7 keberhasilan proses pembelajaran. Kualitas buku ajar dapat dilihat dari isi materi yang terkandung di dalam buku, dan kesesuaian materi dengan kurikulum. Kualitas buku ajar yang telah diterbitkan, setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya ialah sebagai berikut: 1. Faktor penulis buku, kemampuan penulis yang meliputi penguasaan materi dan kemampuan menguraikan yang dimiliki oleh seorang penulis atau pengarang buku ajar. 2. Faktor kepentingan penerbit, kondisi fisik buku, dengan tebal tipisnya buku, akan mempengaruhi biaya produksi seperti proses percetakan dan penghematan bahan-bahan sehingga akan mempengaruhi cakupan isi materi dalam buku ajar. 3. Faktor muatan kurikulum, seharusnya dalam menyusun buku ajar harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah, seperti yang telah diuraikan di atas, tetapi karena dipengaruhi oleh dua faktor penulis dan penerbit maka muatan buku bisa kurang sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan (http://etd.eprints.ums.ac.id). Kutipan di atas menegaskan bahwa kualitas buku ajar dapat ditinjau dari segi kesesuaian dengan kurikulum, isi, materi dan kejelasannya. Pada kenyataannya terdapat buku yang dapat dikatakan kurang berkualitas. Penelitian Rosita (2011) yang berjudul Analisis Buku Teks Mata Pelajaran PKn Kelas II Sekolah Dasar menyimpulkan bahwa buku teks mata pelajaran Pkn kelas II SD kurang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Selain itu, penelitian Nurdiansyah (2011) yang berjudul Analisis Buku Ajar PKn Kelas V Sekolah Dasar menyimpulkan materi dalam buku ajar kurang sesuai dengan kompetensi dalam kurikulum KTSP. Baru-baru ini juga menuai kasus LKS (lembar kerja siswa) kelas II SD yang menghebohkan dan membuat khawatir para orang tua siswa. Banyak Pihak menilai tidak layak kalimat istri simpanan, tertulis dalam cerita berjudul Bang Maman dari Kali Pasir pada buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta halaman 30-31, menjadi bacaan siswa kelas 2 SD yang usianya

8 baru menginjak 7-8 tahun (http://www.solopos.com). Hal ini menegaskan bahwa masih terdapat buku ajar yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa dan kurikulum yang berlaku. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, buku ajar disusun untuk membantu siswa dalam mempelajari materi setiap pelajaran. Buku ajar yang baik harus sesuai dengan kurikulum. Terkait dengan kesesuaian buku ajar dengan kurikulum yang berlaku, dunia pendidikan dihebohkan dengan adanya LKS Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat pertanyaan Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang tepat dengan kondisi bangsa Indonesia dengan jawaban komunis (http://nasional.vivanews.com). Jawaban dari pertanyaan tersebut tentunya tidak sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia, karena secara tegas ideologi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat yaitu Pancasila. Hal ini membuktikan masih adanya buku yang kurang berkualitas dan tidak sesuai dengan kurikulum. Untuk itulah kesesuaian buku ajar dengan kurikulum menjadi penting karena akan mempengaruhi kualitas dari buku tersebut. Buku ajar yang disusun berdasarkan kurikulum akan dipakai di sekolah guna menunjang proses pembelajaran. Buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun berdasarkan kurikulum memuat materi tentang pendidikan HAM. Pada kenyataannya tidak semua materi yang ada dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan kepada siswa. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian guna meneliti Muatan Materi dan Pelaksanaan

9 Pendidikan HAM (Analisis Isi Pada Buku Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Karangan Gino yang digunakan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta). B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana muatan materi HAM dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan karangan Gino yang digunakan di kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan HAM dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menggambarkan muatan materi HAM dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan karangan Gino yang digunakan di kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan HAM dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

10 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk sumbangan konsep mengenai pengembangan materi HAM dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan. b. Untuk pengembangan konsep mengenai pelaksanaan pendidikan HAM dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. c. Untuk landasan dan acuan pada penelitian selanjutnya yang terkait. 2. Manfaat praktis a. Masukan untuk perbaikan buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan mengenai materi HAM. b. Pelaksanaan pembelajaran materi HAM pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih baik, efektif, dan efisien. E. Daftar Itilah Daftar istilah merupakan penjelasan judul yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian, adapun daftar istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Muatan Materi Muatan adalah kandungan/isi (Depdiknas, 2005:757). Materi diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dan sebagainya (Depdiknas, 2005:723). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa muatan materi adalah kandungan dari sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dan dibicarakan.

11 2. Pelaksanaan Pendidikan Pelaksanaan adalah proses, cara, maupun perbuatan melaksanakan sesuatu (Depdiknas, 2005:627). Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan pendidikan (Jumali dkk, 2008:21). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan pelaksanaan pendidikan merupakan upaya dalam membimbing peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. 3. HAM HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat dan negara (Rosyada dkk, 2003:201). 4. Buku Ajar Buku ajar adalah buku yang berisikan informasi yang dipakai sebagai panduan dalam melaksanakan sesuatu (Depdiknas, 2005:172).