BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Hampir semua peralatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia memanfaatkan dari energi listrik. Oleh sebab itu, sektor listrik merupakan salah satu yang terpenting dalam suatu peradaban. Pembangkitan listrik saat ini yang paling banyak diproduksi dengan menggunakan energi fossil (batubara dan minyak bumi), sementara energi lain penggunaannya masih jauh jumlahnya di bawah energi fossil. Dengan penambangan yang tidak terkontrol maka tidak mustahil jika hanya dengan beberapa tahun ke depan energi tersebut akan habis. Oleh sebab itu energi tersebut dinamakan energi yang tak terbarukan karena perlu waktu jutaan tahun dalam pembentukannya. Fakta menunjukkan konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Terutama untuk sektor industri, di jaman dimana sektor industri memegang peranan penting dalam usaha pemenuhan hajat hidup orang banyak, faktor energi fossil yang digunakan sebagai sumber bahan bakar utama ini memang bukan masalah yang bisa dipandang sebelah mata. Dengan jumlah cadangan minyak di Indonesia yang berjumlah 9 miliar barel, dengan tingkat produksi 500 juta barel per tahun, diperkirakan akan habis dalam waktu 18 tahun. (Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, 2005) 1
2 Terbatasnya sumber energi fossil sudah tentu akan menyebabkan habisnya energi tersebut jika dikonsumsi secara tidak terkontrol. Oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan energi terbarukan sebagai sumber energi alternatif untuk mengantisipasi kekurangan pasokan sumber energi fossil pada beberapa tahun mendatang. Salah satu sumber energi alternatif baru dan terbarukan tersebut adalah biomassa ampas tebu (bagasse). Selama ini tanaman tebu di Indonesia digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula pasir oleh pabrik gula. Sisa-sisa penggilingan berupa ampas tebu atau yang biasa disebut bagasse, biasanya kurang dimanfaatkan secara maksimal. Memang pada kebanyakan pabrik gula, ampas tebu telah digunakan sebagai bahan bakar pada boiler, namun karena jumlahnya yang banyak dan sifatnya yang meruah sehingga menimbulkan masalah penyimpanan pada pabrik gula serta sifatnya yang mudah terbakar dan memang telah menyebabkan beberapa kali kebakaran pada pabrik gula karena di dalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba maka kelebihan ampas tebu dibakar secara berlebihan (inefisien). Dengan cara tersebut nampaknya memang bisa mengurangi jumlah ampas tebu, namun resikonya adalah beban dust collector, polusi udara dan terjadinya erosi pada bagian bagian ketel atau perpipaan akan meningkat yang menyebabkan umur ketel menurun. Jumlah perkebunan tebu di Indonesia memang cukup melimpah mengingat iklim tropis yang dimiliki Indonesia cocok dengan pertumbuhan tanaman tebu. Pada musim giling 2008 terdapat sekitar 61 pabrik gula di Indonesia yang aktif giling; yaitu 49 di Jawa, 8 di Sumatera dan 4 di Sulawesi. Pada
3 umumnya pabrik gula tersebut menggunakan proses sulfitasi (56), sisanya proses defekasi remelt karbonatasi (4) dan karbonatasi (1). Produksi tebu sekitar 34,5 juta ton dan gula yang dihasilkan sekitar 2,8 juta ton, dan telah mampu memenuhi konsumsi gula rumah tangga dalam negeri (sekitar 2,7 juta ton per tahun). Salah satu daerah penghasil tebu yang cukup besar adalah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Tugas akhir Studi Pemanfaatan Biomassa Ampas Tebu Sebagai Bahan Bakar pada Perusahaan Gula PT. SUGAR GROUP COMPANIES di KABUPATEN LAMPUNG TENGAH ini merupakan suatu studi tentang pengolahan energi biomassa ampas tebu di Lampung Tengah dan perbandingan tingkat efisiensi, seperti dari segi biaya yang dikeluarkan, dibanding jika menggunakan bahan solar. Penelitian ini dilakukan dikarenakan beberapa hal yakni: (1) Terjadi krisis energi listrik yang disebabkan oleh semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil di Indonesia; (2) Ampas tebu sebagai bahan bakar biomassa merupakan salah satu solusi atas krisis bahan bakar fosil; (3) Banyaknya ampas tebu yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu pada pabrik-pabrik gula, khususnya Pabrik Gula PT. Sugar Group Companies (SGC). (4) Dalam kegiatan operasi, Perusahaan juga dituntut untuk sebisa mungkin menekan biaya operasi (salah satunya sektor penggunaan bahan bakar) tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dari output yang dihasilkan. 1.2. Perumusan Masalah Bahan bakar merupakan salah satu faktor utama dalam suatu siklus proses pembangkitan tenaga listrik. Pada tugas akhir ini penulis mencoba untuk
4 menganalisis penggunaan biomassa ampas tebu (bagasse) sebagai bahan bakar pembangkitan listrik tenaga uap. Dari latar belakang di atas, perumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana jumlah produksi dan potensi perkebunan tebu, khususnya di area perkebunan PT. SUGAR GROUP COMPANIES, kabupaten Lampung Tengah. 2. Bagaimana mengetahui Konsumsi Energi Spesifik (KES) pabrik. 3. Bagaimana proses penyediaan ampas tebu untuk operasi Pembangkitan Listrik Tenaga Uap yang juga dilakukan langsung oleh PT. SUGAR GROUP COMPANIES tanpa memasok listrik dari PLN. 4. Peralatan apa yang digunakan dalam proses konversi ampas tebu (bagasse) sampai menjadi energi listrik. 5. Bagaimana tingkat efisiensi dan nilai keekonomisan bila dibandingkan jika berbahan bakar solar. 6. Dampak lingkungan akibat proses pembangkitan listrik tenaga uap dengan bahan bakar ampas tebu. 1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui pola penggunaan energi listrik eksisting di Pabrik. 2. Dapat mengetahui tingkat efisiensi pembangkitan listrik dengan bahan bakar ampas tebu (bagasse).
5 3. Dapat mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan terhadap lingkungan. 4. Dapat menentukan tingkat keekonomisan PLTU berbahan bakar ampas tebu (bagasse) dibandingkan jika berbahan bakar fosil. 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian antara lain : 1. Untuk mengidentifikasi jumlah produksi dan potensi dari perkebunan tebu di wilayah PT. Sugar Group Companies. 2. Untuk mengetahui konsumsi energi listrik berdasakan data historis yang telah ada dan pengamatan langsung. 3. Untuk mengetahui dampak penggunaan bahan bakar ampas tebu terhadap lingkungan. 4. Untuk mengetahui nilai keekonomisan pembangkitan listrik tenaga uap berbahan bakar ampas tebu bila dibandingkan dengan bebahan bakar batu bara. 1.5. Batasan Masalah Dalam analisis studi pemanfaatan biomassa ampas tebu sebagai bahan bakar ini ada baiknya ditentukan batasan-batasan permasalahan yang bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan dan perluasan pokok permasalahan dari tugas akhir ini. Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan pada sub-bab 1.2, maka berikut batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini.
6 a. Tarif dasar listrik yang diamati disini menggunakan perumpamaan untuk golongan industri, karena pada kenyataan perusahaan ini tidak menggunakan suplai listrik dari PLN b. Objek pengamatan dikhususkan pada salah satu dari tiga anak perusahaan PT. Sugar Group Companies, yaitu PT. Gula Putih Mataram. c. Hasil analisis penelitian berdasarkan data yang disurvey langsung dan data historis dari PT. Gula Putih Mataram. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika untuk penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian serta tentang sistematika penulisan laporan. 2. Bab II : Dasar Teori Pada bab ini akan dijabarkan tentang kondisi kelistrikan di Indonesia, perkembangan konsumsi energi, serta situasi tenaga listrik di Indonesia, potensi sumber energi primer nasional. 3. Bab III : Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, data pengamatan, prosedut penelitian dan perangkat yang digunakan. 4. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang data hasil penelitian berupa deskripsi obyek penelitian, sistem kelistrikan obyek penelitian, konsumsi energi listrik,
7 5. Bab V : Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari data penelitian yang telah didapatkan dan saran tentang penelitian yang telah dilakukan.