UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 4-5 TAHUN DENGAN MEDIA STICK ANGKA DI TK PERTIWI II BRONGKOL ¹Dian Pavita Oristyara, ²Lanny Wijayaningsih, M.Pd. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-6 Salatiga, Jawa Tengah 5711 1 Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Kristen Satya Wacana 2 Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UKSW Email : 1 27139@student.uksw.edu, 2 Email: Lanny.wijayaningsih@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok usia 4-5 tahun di TK Pertiwi II Brongkol melalui media stick angka. Permasalahan yang terjadi yaitu kemampuan berhitung anak masih belum optimal. Hal ini dilihat dari indikator sulitnya peserta didik mengurutkan angka 1-1, peserta didik masih sering keliru atau terbalik dalam menunjukkan lambang bilangan 1-1, dan mengenal konsep bilangan 1-1. Peneliti melakukan siklus sebanyak dua kali, siklus I dalam satu kali pertemuan dan siklus II dalam satu kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang berjumlah 7 anak. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berhitung pada anak usia 4-5 tahun setelah diberikan tindakan pembelajaran menggunakan stick angka, prosentase kemampuan berhitung anak dalam kategori sebesar 28,6% pada pra siklus, 28,6% pada siklus I pertemuan 1, dan meningkat 42,8% pada siklus I pertemuan 2 selanjutnya meningkat 85,7% pada siklus II. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media stick angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak usia 4-5 tahun di TK Pertiwi II Brongkol. Kata Kunci : Kemampuan Berhitung, Stick Angka 199
PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan selain memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia sampai dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, dalam jalur pendidikan formal maupun pendidikan non formal (Depdiknas, 9:1). Menurut Montessori (187) masa ini ditandai dengan masa peka. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Salah satu aspek dalam perkembangan kognitif adalah pengembangan pembelajaran berhitung. Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 7:1). Berhitung di Taman kanak- Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, social dan emosional. Oleh karena itu dalam pembelajaran berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi. Sujono (:14) mengemukakan agar tujuan pembelajaran tercapai dan proses belajar mengajar tidak membosankan, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat. Menurut UU Permendiknas No 58 Tahun9, anak usia 4-5 tahun sudah mengetahui membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, dan mengenal lambang bilangan. Dari hasi lobservasi yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 16 di TK Pertiwi II Brongkol, pada 7 peserta didik kelornpok usia 4-5 tahun, memperoleh hasil bahwa 2 peserta didik memiliki kemampuan berhitung yang dan sisanya memiliki kemampuan berhitung yang rendah. Hal tersebut dilihat dari sulitnya peserta didik mengurutkan angka 1-1, peserta didik masih sering keliru atau terbalik dalam menunjukkan dan mengurutkan lambang bilangan 1-1. Peserta didik juga lebih suka berbicara dengan peserta didik lain ketika guru sedang menjelaskan. Karena pada kegiatan berhitung, guru kelas tidak menggunakan alat peraga dan media sebagai sarana pembelajaran. Sehingga peserta didik mengalami kesulitan untuk memahami konsep lambang bilangan. Peserta didik hanya duduk, mendengarkan dan melihat apa yang disampaikan dan dituliskan oleh pendidik di papan tulis sehingga peserta didik tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menyadari perlu adanya media yang menunjang pembelajaran berhitung di taman kanakkanak dengan cara yang menarik yaitu dengan menggunakan stick angka. Stika angka merupakan media yang menggantikan balok angka yang diciptakan oleh Montesori pada tahun 199. Media ini terbuat dari kayu beerbentuk persegi panjang, terdiri dari 1 stik dengan warna merah dan biru. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian difokuskan pada kajian mengenai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Dengan Media Stick Angka di TK Pertiwi II Brongkol Dan rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu: Apakah penggunaan media stick angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak usia 4-5 tahun di TK Pertiwi II Brongkol? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak usia 4-5 tahun dengan strategi bermain stick angka di TK Pertiwi II Brongkol Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan konsep dan prinsip baru tentang penerapan bermain stick es krim.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian berhitung Dalam pedoman pembelajaran permainan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak (7:1) dijelaskan bahwa: "Berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasarbagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar." Sriningsih (8:8) menjelaskan bahwa kegiatan menyebutkan bilangan ini dapat dilakukan melalui permainan bilangan. Pada permainan ini anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang bilangan sesuai dengan jumlah benda-benda, pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokkan sesuai dengan lambang bilangan. Depdiknas (:8) mengemukakan prinsip-prinsip dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-kanak yaitu, permainan berhitung diberikan secarabertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar dan melalui tingkat kesukarannya, misalnya dari konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks. Indikator Kemampuan Berhitung Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menurut buku pedoman pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Depdiknas, 7: 52-54) antaralain: 1. Mengenal angka 1-1 2. Menghitung benda 1 sampai1, 3. Membandingkan besar- kecilnya nilai angka, 4. Operasi hitungan1-5 Stick angka Dalam kamus bahasa Inggris- Indonesia, stick diartikan sebagai kata benda yang berarti tongkat atau potongan. Sedangkan angka adalah simbol untuk hitungan dengan simbol pokok yaitu, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Stick angka dalam pengertian ini dapat diartikan sejumlah stick yang bertuliskan simbol-simbol angka pada setiap sticknya. Stick angka merupakan media untuk menggantikan balok angka yang di ciptakan oleh Montessori pada tahun 199. yang pada waktu itu digunakan sebagai pembelajaran sensoris anak. Menurut Montessori (dalam Hainstock, 1999:95) latihan sensoris sangat penting dalam mempelajari dasar-dasar aritmatika. Untuk menunjang kreativitas guru dalam pembuatan media yang edukatif serta tidak memerlukan biaya yang mahal, maka peneliti mengganti bahan balok dengan bahan stick ice cream yang mudah di cari dan digunakan. Oleh sebab itu, peneliti menyebut media edukatif ini sebagai stick angka. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dirancang dalam bentuk siklus berulang. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan reflesi. Berdasarkan dari refleksi siklus pertama, dilakukan peran-peran tindakan pembelajaran pada siklus kedua. Pada pelaksanaan siklus kedua, tahap yang dilaksanakan sama dengan siklus pertama. Siklus dihentikan bila tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan yang diharapkan. Spiral Alur Siklus PTK (Arikunto, 6) 1
Subjek penelitian adalah anak usia 4-5 tahun di TK Pertiwi II Brongkol yang berjumlah 7 siswa.. Lokasi penelitian di TK Pertiwi II Brongkol berada di Dusun Gertas RT 2 RW 6 Brongkol, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 3-7 Desember 16. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan pemberian tugas sedangkan teknik analisis Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membilang lambang bilangan 1-1 2. Mengenal konsep bilangan 1-1 3. Mengurutkan lambang bilangan 1 1 Untuk menghitung prosentase jumlah anak yang mencapai indikator sesuai dengan tingkat perkembangan digunakan rumus sebagai berikut P = f/n x 1% Keterangan : P = prosentasetingkatperubalian F = frekuensijumlah anak yang mendapat skor/ nilai N = jumlahseluruh anak didik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra siklus Sebelum melakukan kegiatan peran pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan dari awal pembelajaran hingga akhir. Dan dari hasil pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja, peserta didik belum memiliki kemampuan berhitung yang opyimal. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi yang menunjukkan bahwa ada 2 dari 7 peserta ddik memiliki kemampuan berhitung. Hal tersebut dilihat dari indikator sulitnya peserta didik membilang bilangan 1-1 dengan tepat, sulitnya peserta didik menunjukkan bilangan sesuai dengan jumlahnya dan mengurutkan angka 1-1. Melihat kondisi tersebut, maka peneliti melakukan peran pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami lambang bilangan melalui media stick angka yang digunakan sebagai sarana dalam kegiatan peran. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan berhitung. Grafik Kemampuan Berhitung Anak Pra Siklus 6 4 Berdasarkan gambar diatas, pada tindakan pembelajaran pra siklus diperoleh hasil 28,6% peserta disik pada kategori, 28,6% peserta didik pada kategori dan 42,8% peserta didik pada kategori. Dari paparan diatas dapat dilihat bahwa pencapaian rerata kelas yang didapat belum sesuai target yang ditetapkan peneliti dalam kategori yaitu 8 %. Siklus I pertemuan 1 Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I, peserta didik lebih antusias dan aktif mengikuti kegiatan yang diberikan peneliti dengan menggunakan stik angka. Dan ada peningkatan dalam kemampuan berhitung peserta didik. Akan tetapi secara keseluruhan, kemampuan peserta didik dalam kegiatanberhitung masih belum optimal, sehingga diperlukan peran pada siklus berikutnya. Grafik Kemampuan Berhitung Anak Siklus I Pertemuan 1 5 4 3 1 siklus siklus Berdasarkan gambar diatas, pada tindakan pembelajaran pra siklus 28,6% 2
peserta disik pada kategori dan pada siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil 28,6 %, selanjutnya pada pra siklus 28,6% peserta didik pada kategori dan pada siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil dan 42,8% dan pada pra siklus 42,8% peserta didik pada kategori, dan pada siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil 28,6%. Dari hasil tersebut sudah mengalami peningkatan, akan tetapi hasil yang diperoleh belum maksimal. Sehingga peneliti melakukan pertemuan siklus pada siklus berikutnya. Siklus I pertemuan 2 Pada observasi pelaksanaan siklus I pertemuan 1 belum berhasil secara optimal seperti apa yang diharapkan. Maka peneliti perlu melakukan peran dalam siklus 1 pertemuan ke 2. Peran pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didikdalam kegiatan berhitung. Grafik Kemampuan Berhitung Anak Siklus 1 Pertemuan 2 8 6 4 siklus Berdasarkan gambar diatas, pada tindakan pembelajaran siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil 28,6 % dan pada siklus I pertemuan 2 42,8% pada kategori, selanjutnya pada siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil dan 42,8% dan 57,2% pada siklus I pertemuan 2 pada kategori, dan pada siklus I pertemuan 1 memperoleh hasil 28,6% dan pada siklus I pertemuan 2 memperoleh hasil %. Dari hasil tersebut sudah mengalami peningkatan, akan tetapi hasil yang diperoleh masih belum maksimal. Sehingga peneliti melakukan pertemuan siklus pada siklus berikutnya. Siklus II Pada observasi pelaksanaan siklus I pertemuan 2 masih belum berhasil secara optimal seperti apa yang diharapkan. Maka peneliti perlu melakukan peran pada siklus berikutnya. Peran pembelajaran siklus II, peneliti tetap menggunakan media stick angka namun dengan variasi kegiatan yang berbeda. Peran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan berhitung. Dalam sikus II ini peserta didik lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan yang diberikan peneliti dan mengerjakan lembar kerja dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Grafik 4 Grafik Kemampuan Berhitung Anak Siklus II 1 8 6 4 siklus Berdasarkan gambar diatas, pada tindakan pembelajaran siklus I pertemuan 2 42,8% dan pada siklus II 85,7% pada kategori, selanjutnya 57,2% pada siklus I pertemuan 2 dan pada siklus II 14,3% pada kategori. Dari hasil tersebut sudah mengalami peningkatan dan sesuai dengan yang diharapkan peneliti, yaitu 8% keberhasilan. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini terdapat dua siklus, yakni siklus I dalam dua pertemuan dan siklus II dalam satu pertemuan. Peran pembelajaran dalam siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Desember 16 dan peran pembelajaran dalam siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 16. Dari hasil pengamatan pada setiap siklus yang terdiri dari 7 peserta didik, dapat disimpulkan bahwa peneliti sudah 3
mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan, yaitu 8 %. Grafik 5 Grafik PencapaanKategori Baik,, Kurang 1 8 6 4 Pra Siklus Pada grafik tersebut, kemampuan peserta didik dalam berhitung mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Baik dalam kategori,, dan. Sebelum dilakukannya tindakan, 28,6% pada pra siklus, 28,6% pada siklus I pertemuan 1, 42,8% pada siklus I pertemuan 2 dan 85,7% pada siklus II. Untuk kategori sebesar 28,56% pada pra siklus, 42,8% pada siklus I pertemuan1, 57,2% pada siklus I pertemuan2, dan 14,3% pada siklus II. Dan untuk kategori, 42,8% pada pra siklus, 28,6% pada siklus I pertemuan 1, dan tidak ada peserta didik dalam kategori pada siklus berikutnya KESIMPULANDAN SARAN Kesimpulan Siklus I, 1 Silus I, 2 Siklus II Dari hasil peran pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan berhitung peserta didik semakin meningkat dibandingkan sebelum adanya tindakan. Hal itu terbukti dengan hasil yang dicapai pada proses pembelajaran melalui penggunaan media stick angka pada kelompok usia 4-5 tahun di TK Pertiwi II Dusun Gertas RT 2 RW 6 Brongkol, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Dilihat dari peningkatan prosentase pencapaian dalam kategori,, dan. 2. Media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran dan tema kegiatan dapat meningkatkan partisipasi anak untuk berperan aktif dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. 3. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Saran Dari hasil pelaksanaan penelitian kegiatan pembelajaran melalui media stick angka ini terdapat beberapa saran yang dapat diajukan yakni : 1. Bagi anak TK agar memotivasi diri untuk berani melakukan dan mencoba sendiri dirumah hal-hal yang dipelajarinya ditaman kanakkanak. Hal ini untuk lebih melatih kemampuan anak dalam berhitung. 2. Bagi guru TK disarankan hendaknya menciptakan sebuah bentuk tugas atau kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 1.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas 7. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD. Depdiknas 9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas http://paudjateng.xahzgs.com/15/ 9/tingkat-perkembangan-anakusia-4-5-tahun.html Hainstock, E.G. (1999). Metode pengajaran Untuk Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Balai Pustaka Hurlock B. Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Munib, Achmad dkk. 7. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : Unnes Press. 4
Sari, Yulvia. 1. Strategi pengembangan matematika anak usia dini. Semarang : IKIP Veteran Press Sriningsih, N. 8. Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas. Sugiyono. 9. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: P.T Prenada Media Group Sujiono, Yuliani Nurani. 9. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT INDEKS. 5
6