BAB 1 PENDAHULUAN. melengkapi dalam kedirian masing-masing sebagai sesuatu yang eksistensial (Suyitno,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dan kehidupan merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam kedirian masing-masing sebagai sesuatu yang eksistensial (Suyitno, 1986:3). Hal itu mengandung pengertian bahwa karya sastra dan kehidupan nyata selain memiliki persoalan tersendiri, keduanya memiliki hubungan timbal balik. Sastra muncul sebagai respon dari adanya konflik-konflik hidup yang dialami manusia. Keberangkatan pengarang dalam menciptakan karya sastra diilhami oleh fenomena kehidupan, namun bukan berarti setiap fenomena yang muncul akan direkam dan dilaporkan. Hasil karya yang baik tentu masih perlu adanya proses kreatif. Proses kreatif dilakukan untuk memberi interpretasi pada fenomena kehidupan yang selanjutnya dituangkan dalam karya sastra, dan pada akhirnya lahirlah karya sastra sebagai cermin dari kehidupan yang nyata. Nurgiyanto (2010: 3) menyatakan bahwa novel bukan semata-mata karya fiktif, akan tetapi novel yang terlahir melalui proses imajiner. Fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai pandangannya. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya di lingkungan sesamanya. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pe-

2 ngarang terhadap lingkungan dan kehidupan, sehingga seorang pengarang akan mengajak pembaca memasuki pengalaman atau imajinasi melalui tokoh-tokoh dalam novel. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra yang melukiskan gerak para tokoh, serta adegan kehidupan nyata yang digambarkan dalam suatu alur atau suatu keadaan dengan berbagai tema yang sesuai dengan perkembangan zaman. (Koeswara, 1987: 5) menyebutkan bahwa persoalan zaman dan kemasyarakatan dari kurun waktu tertentu berpengaruh pada pemilihan tema-tema yang diungkapkan para sastrawan dalam karya-karyanya. Pergeseran persoalan zaman dan persoalan kemasyarakan akan menyebabkan pergeseran pemilihan tema, terutama menyangkut modernisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada awalnya membuat efisiensi dalam kehidupan manusia. Perkembangan selanjutnya teknologi justru menenggelamkan manusia dalam suatu rutinitas dan otomatisasi kerja yang diciptakan. Keadaan itulah yang menjadi salah satu penyebab manusia terpisah dari sesama atau dunia luar dan akhirnya mengalami keterasingan (alienasi). Membicarakan keterkaitan antara karya sastra dengan kehidupan, Ayah Menyayangi Tanpa Akhir merupakan salah satu novel yang mengangkat cerita berdasarkan sebuah kisah nyata. Kisah mengharukan buah karya Kirana Kejora ini menceritakan perjuangan seorang ayah bernama Juna yang berhasil menunjukkan keberadaannya meskipun ia hidup dalam kesepian dan keterasingan. Permasalahan yang cukup dominan pada novel ini adalah mengenai filosofi eksistensialisme yang mengungkapkan tentang keberadaan manusia di dunia. Pada dasarnya ke-

3 beradaan manusia di dunia berbeda dengan keberadaan benda-benda lain, artinya manusia hadir sekaligus menunjukkan keberadaannya di dalam dunia sambil merancang, mengolah atau membangun dunianya (Koeswara, 1987: 10). Kierkegaard (dalam Abidin, 2002: 5) mengungkapkan bahwa aku (manusia) bisa menjadi individu yang otentik, jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan. Tanpa memiliki hal-hal itu, aku (manusia) hanya akan menjadi aku (manusia) yang tidak otentik, menjadi manusia massa, gerombolan manusia anonim. Eksistensialisme merupakan study yang mengkaji tentang keberadaan manusia sebagai makhluk individu, oleh sebab itu sebagai makhluk individu, manusia memiliki kebebasan untuk memilih. Mereka percaya bahwa mereka dapat berjuang dan berkarya untuk kehidupan pribadinya, dan pada akhirnya setiap pilihan yang dibuat oleh manusia, merupakan tanggung jawab manusia itu sendiri sepenuhnya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan penulis, Kirana Kejora mengungkapkan bahwa kemunculan novel ini bisa dikatakan sebagai keadilan pengarang untuk mengangkat sisi dari sosok seorang ayah. Seperti yang diketahui bahwa selama ini sosok ayah menjadi jarang terpublikasikan karena lebih didominasi oleh sosok seorang ibu. Ayah merupakan lelaki yang sering terlupakan cintanya, padahal cinta dan kasih ayah tidak jauh berbeda dengan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Profesi apoteker dari seorang single parent yang selama ini hanya berada di bawah bayang-bayang dokter menjadi lebih terpublikasikan dengan gamblang dan menarik, selain itu dalam penciptaannya pun, Kirana Kejora tidak serta merta

4 memindahkan alur kehidupan seseorang ke dalam bentuk karya sastra, akan tetapi ia melakukan riset dan wawancara dalam waktu tiga minggu dan revisi lay out satu minggu. Total pembuatan novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir berkisar menghabiskan waktu satu bulan. Sebagai novel yang terbilang baru, novel ini mengalami cetak ulang setelah beredar dua minggu dan sudah menempati best seller atau recommended book di Gramedia. Pemilihan Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora ini didasarkan pada substansi novel yang merupakan representasi dari kisah nyata kehidupan manusia. Berbagai bentuk eksistensialisme digambarkan dengan jelas oleh pengarang. Problema kehidupan yang dialami tokoh utama menyebabkan ia banyak mengalami tekanan dan beban psikis yang harus diselesaikan. Melalui kesadarannya sebagai makhluk yang berada, tokoh utama dalam novel ini selalu menunjukkan eksistensialisme dalam menghadapi setiap problem hidup yang dialami, sehingga tidak salah jika Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora ini patut untuk diteliti. Berbagai alasan tersebut menjadi motivasi bagi peneliti untuk berupaya mengkaji Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora yang sarat dengan kehidupan tokoh utama yang mengalami berbagai problema dalam kehidupannya. Problema kehidupan yang terkandung dalam novel tersebut dapat dikaji dari eksistensialisme dan digunakan sebagai bahan kajian apresiasi sastra. Selain itu, untuk menumbuhkan karakter bangsa sehingga manusia Indonesia tetap menjadi manusia yang berkarakter dan memiliki jati diri sebagai bangsa yang berbudi luhur.

5 Penelitian sejenis ini sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (Rizkyka Dewi Yunita Sari 2007) dengan judul Kajian Psikologi Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari (Tinjauan Teori Kepribadian Carl Rogers). Penelitian ini mendeskripsikan karakteristik pribadi tokoh utama novel Supernova episode Akar berdasarkan teori Carl Rogers meliputi keterbukaan pada pengalaman, berada pada kehidupan eksistensial, percaya pada diri sendiri dan memiliki perasaan bebas. Serta mengungkapkan cara pengarang dalam mendeskripsikan kepribadian tokoh utama novel Supernova episode Akar. Penelitian yang lain (Tanti Abadinigsih tahun 2005) dengan judul penelitian Study Komparatif Eksistensi Tokoh Laki-laki dan Perempuan yang Menunggu Karya Dorotea Rosa Herliany dan Kumpulan Cerpen Atas Nama Malam Karya Seno gumira Aji Darma. Penelitian ini lebih menekankan pada eksistensi tokoh laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam gambaran sosok laki-laki dan perempuan yang terwujud melalui sikap dan perilakunya. Sikap manusia dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga, yaitu 1) manusia yang bertipe ekstrovet, 2) manusia yang bertipe introvet dan 3) aktualisasi diri. Penelitian pertama lebih menekankan pada kepribadian tokoh yang tercermin berdasarkan teori Carl Rogers. Sementara itu, penelitian kedua lebih menekankan eksistensi laki-laki dan perempuan yang ditunjukkan melalui sikap dan perilaku tokoh. Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan pendekatan eksistensialisme. Maka penelitian ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu masih berkaitan dengan kajian eksistensialisme, akan

6 tetapi perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir yang ditelaah menggunakan konsep dasar dan tema eksistensialisme. Penelitian ini menitikberatkan kajian mengenai konsep eksistensialisme yang berhubungan dengan konsep dasar keberadaan manusia dan tema eksistensialisme yang berhubungan erat dengan pengalaman hidup manusia. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kajian eksistensialisme yang terkandung dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora dengan judul Telaah Eksistensialisme Tokoh Utama dalam Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora. 1.2 Fokus Masalah Penelitian ini berkonsentrasi pada konsep dan tema eksistensialisme yang telah diuraikan berdasarkan sejumlah teori yang telah dikembangkan oleh para tokoh eksistensialisme. Konsep eksistensialisme terbagi menjadi empat bagian yaitu; (1) ada dan non-ada, (2) ada dalam dunia, (3) relasi aku-kamu dan (4) kebebasan-tanggung jawab. Tema eksistensialisme terdiri atas dua bagian yaitu; (1) tema mayor yaitu kebersamaan, dan (2) tema minor yaitu cinta, pertentangan, kesepian-keterasingan, dan kematian. Fokus penelitian didasarkan atas pemikiran pada unsur-unsur yang mempunyai korelasi yang cukup signifikan terhadap novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir. Tema hadir sebagai penyebab individu bereksistensi, sedangkan konsep hadir sebagai petunjuk bagaimana seharusnya individu bereksistensi.

7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana konsep eksistensialisme dalam kehidupan tokoh utama pada novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora? 2) Bagaimana tema eksistensialisme dalam kehidupan tokoh utama pada novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terbagi atas dua antara lain. 1.4.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai gejala eksistensialisme baik dalam bentuk konsep dan tema yang berpengaruh pada kehidupan tokoh utama dalam novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan konsep eksistensialisme dalam kehidupan tokoh utama dalam novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora. 2) Mendeskripsikan tema eksistensialisme dalam kehidupan tokoh utama pada novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora.

8 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.5.1 Manfaat teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperluas pemahaman mengenai konsep sebuah eksistensialisme dalam kehidupan tokoh utama dalam novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai objek penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian dan memperkaya khazanah ilmu sastra terhadap suatu prosa fiksi, sehingga dapat mengungkapkan persoalanpersoalan yang terkandung di dalamnya. 2) Bagi Mahasiswa Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa untuk memotivasi ide atau gagasan baru.

9 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terdapat istilah-istilah yang digunakan, maka perlu adanya definisi operasional. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan pengertian terhadap istilah yang digunakan. Definisi yang dimaksud antara lain; 1) Eksistensialisme Eksistensialisme merupakan sebuah sikap atau pendekatan filosofi terhadap realitas manusia, yang mempermasalahkan manusia sebagai individu dan sebagai problema yang unik dengan keberadaannya. 2) Konsep eksistensialisme Konsep eksistensialisme merupakan sebuah petunjuk bagaimana seharusnya individu bereksistensi. Konsep eksistensialisme megacu pada kondisi atau ciri dasar manusia sebagai pribadi yang selalu menunjukkan serta mempertahankan eksistensinya di dunia. Konsep eksistensialisme dalam kajian ini meliputi; ada non ada, ada dalam dunia, relasi aku-kamu dan kebebasan-tanggung jawab. 3) Ada dan non-ada Ada dan non-ada merupakan sebuah ciri keberadaan manusia di mana ia menganggap keberadaannya sebagai sebuah ketiadaan. Ada ialah ukuran bagi keberadaan manusia, sedangkan non-ada, manusia melakukan negasi atas keberadaannya, dan mengalami dirinya sebagai objek. Ada dan non-ada adalah dua dimensi yang saling bergantung dalam memberi nuansa yang tegas pada

10 keberadaan manusia, jadi manusia mengalami rasa ada atau menghayati keberadaan karena ia merangkum ada dan non-ada. 4) Ada dalam dunia Ada dalam dunia merupakan sebuah ciri keberadaan manusia yang berbeda dengan keberadaan benda-benda lain, artinya manusia hadir sekaligus menunjukkan keberadaannya di dalam dunia sambil merancang, mengolah atau membangun dunianya. 5) Relasi aku dan kamu Relasi aku dan kamu merupakan ciri keberadaan manusia di mana seorang individu sadar dan menghargai partner relasinya sebagai individu seperti dirinya. Individu dengan dunianya sendiri, individu yang selalu berproses, dan individu yang memiliki perasaan pikiran dan keinginannya sendiri. 6) Kebebasan dan tanggung jawab Kebebasan dan tanggung jawab diartikan sebagai kapasitas manusia untuk menentukan siapa dan bagaimana dia jadinya. Kebebasan selalu berkaitan dengan tanggung jawab membuat putusan-putusan. Manusia adalah bebas sekaligus bertanggung jawab untuk membuat putusan-putusan atau memilih tindakantindakan dalam rangka membentuk kehidupan atau keberadaan dirinya. 7) Tema eksistensialisme Tema eksistensialisme merupakan penyebab individu bereksistensi. Tema eksistensialisme mengacu pada pengalaman hidup manusia yang pada akhirnya mendorong manusia tersebut selalu berusaha menunjukkan dan mempertahankan eksistensinya di dunia. Tema eksistensialisme dalam kajian ini adalah

11 kebersamaan sebagai tema mayor. Kemudian cinta, pertentangan, kesepianketerasingan dan kematian sebagai tama minor. 8) Kebersamaan Kebersamaan merupakan sebuah tema atau pengalaman hidup manusia yang dijalani manusia sebagai sebuah kehidupan bersama. Kebersamaan dijadikan sebagai salah satu titik tolak untuk meneropong keberadaan manusia. Keberadaan manusia adalah keberadaan bersama, tentu saja kebersamaan akan memiliki makna apabila kebersamaan itu dijalani sebagai hubungan kerja sama. Dengan kerja sama, manusia bisa saling membantu, saling menunjang dan saling memperkembangkan diri. 9) Cinta Cinta merupakan sebuah tema atau pengalaman hidup manusia yang mengungkap sebuah kebersamaan yang dijalani oleh dua individu. Hubungan cinta yang dimaksud adalah hubungan cinta yang sungguh-sungguh atau sejati dengan relasinya dan bercorak aku-kamu. 10) Pertentangan Pertentangan merupakan sebuah tema atau pengalaman hidup manusia di mana ada ketidakcocokan dan penolakan orang ketiga terhadap sebuah hubungan cinta yang dibangun oleh dua orang manusia. 11) Kesepian dan keterasingan Kesepian dan keterasingan merupakan sebuah tema atau pengalaman hidup manusia di mana terjadi perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan kehilangan gairah hidup. Kesepian bersumber pada kekosongan jiwa, dan

12 kesepian itu sendiri dialami individu-individu dengan berbagai bentuk perasaan yang mengikutinya: rasa jenuh, takut dan gelisah. 12) Kematian Kematian merupakan sebuah tema atau pengalaman hidup manusia yang mengungkap ketiadaan manusia, artinya jika manusia tersebut mengalami kematian, maka berakhir pula keberadaannya di dunia.