HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN JARAK TEMPUH DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELING ATAS MANADO Miranda M. Kawulur*, Febi K. Kolibu*, Ardiansa A. T. Tucunan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang atau kelompok. Pendidikan, pekerjaan dan jarak tempuh merupakan satu dari faktorfaktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pendidikan, pekerjaan dan jarak tempuh dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan pada bulan September 2017-Februari 2018 di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Populasi adalah 8.183 KK, sampel 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan metode cluster sampling. Alat ukur adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi- Square dengan nilai α = 0,05. Persentase pendidikan rendah 15%, pendidikan tinggi 85%. Persentase tidak bekerja 45%, bekerja 55%. Persentase jarak tempuh jauh 6%, jarak tempuh dekat 94%. Persentase tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan 14%, memanfaatkan pelayanan kesehatan 86%. Hasil uji Chi-Square terhadap pendidikan diperoleh nilai p value = 0,628, terhadap pekerjaan diperoleh nilai p value = 0,005 dan terhadap jarak tempuh diperoleh nilai p value = 1,000. Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan jarak tempuh dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Manado dan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Saran untuk tenaga kesehatan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melayani masyarakat dan lebih meningkatkan program promosi kesehatan di Puskesmas. Untuk masyarakat lebih meningkatkan partisipasinya dan berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas. Kata kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Jarak Tempuh, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ABSTRACT The utilization of health services is the result of a process of health services by a person or group. Education, employment and the mileage is one of the factors that affect the utilization of health services. This research aims to analyze the relationship between education, employment and mileage with the utilization of health services in the work area of Public Health Centers Teling Over This research use analytic survey methods with cross sectional approach. Conducted in September 2017 until February 2018 in the work area of Public Health Centers Teling Over The population was 8,183 KK, a sample of 100 respondents. Sampling using probability sampling technique with cluster sampling method. Measuring instrument is the questionnaire. Data analysis using Chi-Square test with a value of α = 0,05. The percentage of the low eduction 15%, 85% higher education. Percentage of the not working 45%, 55% working. Percentage of the much mileage 6%, 94% near mileage. Percentage does not utilize health services 14%, 86% health services utilizing. Chi-Square test results to education obtained p value = 0,628, to employment obtained p value = 0,005 and to mileage obtained p value = 1,000. In conclusion there is no relationship between education and mileage with the utilization of health services in the work area of Public Health Centers Teling Over Manado and there is a relationship between employment with the utilization of health services in the work area of Public Health Centers Teling Over Suggestions for health workers in order to further enhance the sense of responsibility in serving the public and further improve health promotion programs in Public Health Centers. To further enhance public participation and plays an active role in the activities carried out by Public Health Centers. Keywords: Education, Employment, Mileage, Utilization of Health Services 9
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada dasarnya merupakan upaya yang dilaksanakan semua komponen Bangsa Indonesia, yang bertujuan agar derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan, yang terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2015). Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat (Azwar A). Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang atau kelompok. (Ilyas, 2003). Menurut Andersen dalam Notoatmodjo (2012) pendidikan, pekerjaan dan jarak tempuh merupakan satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Paulus (2017) di Puskesmas Likupang Kecamatan Likupang Timur menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Hussein dan Musiana (2014) di Puskesmas Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan Puskesmas. Penelitian yang dilakukan Masita (2015) di Puskesmas Kanapa- Napa Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara akses dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Manado yang dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai Februari 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Manado berdasarkan jumlah kepala keluarga yaitu 8.183 KK dengan sampel 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan metode Cluster Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, alat tulis dan laptop. Analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini yaitu menggunakan analisis univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi- 10
Square dengan tingkat kemaknaan 95% (nilai α = 0.05). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Karakteristik Umur n % 18 29 22 22 30 41 21 21 42 53 23 23 54 65 23 23 > 65 11 11 Jenis Kelamin n % Laki-Laki 29 29 Perempuan 71 71 Pendidikan n % SD 4 4 SMP 11 11 SMA 68 68 Diploma 7 7 Sarjana 10 10 Pekerjaan n % Tidak Bekerja 45 45 Petani 1 1 Buruh 2 2 PNS 7 7 TNI/POLRI 2 2 Karyawan Swasta 22 22 Badan Hukum Publik 1 1 Wiraswasta 12 12 Honorer 6 6 Pendeta 2 2 Tabel 1 menunjukan bahwa responden yang berumur 42-65 Tahun merupakan yang tertinggi sebanyak 23 responden (23%) dan responden yang berumur >65 merupakan yang terendah yaitu 11 orang (11%). Responden dengan jenis kelamin perempuan merupakan yang tertinggi sebanyak 71 orang (71%) dan responden dengan jenis kelamin laki-laki merupakan yang terendah yaitu 29 orang (29%). Responden dengan pendidikan terakhir SMA merupakan yang tertinggi sebanyak 68 orang (68%) dan responden dengan pendidikan terakhir SD merupakan yang terendah yaitu 4 orang (4%). Responden yang tidak memiliki pekerjaan merupakan yang tertinggi sebanyak 45 orang (45%) dan responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani dan badan hukum publik merupakan yang terendah yaitu 1 orang (1%). Kategori pendidikan, pekerjaan dan jarak tempuh responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Kategori Pendidikan, Pekerjaan, Jarak Tempuh dan Pemanfaatan Pelayanan Responden. Kesehatan Kategori Pendidikan n % Rendah 15 15 Tinggi 85 85 Kategori Pekerjaan n % Tidak Bekerja 45 45 Bekerja 55 55 Kategori n % Jarak Tempuh Jauh 6 6 Dekat 94 94 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan n % Tidak Memanfaatkan 14 14 Memanfaatkan 86 86 Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan kategori pendidikan tinggi 11
merupakan yang tertinggi sebanyak 85 orang (85%) dan responden dengan kategori pendidikan rendah merupakan yang terendah yaitu 15 orang (15%). Responden dengan kategori memiliki pekerjaan merupakan yang tertinggi sebanyak 55 orang (55%) dan responden dengan kategori tidak memiliki pekerjaan merupakan yang terendah yaitu 45 orang (45%). Responden dengan kategori jarak tempuh dekat merupakan yang tertinggi sebanyak 94 orang (94%) dan responden dengan kategori jarak tempuh jauh merupakan yang terendah yaitu 6 orang (6%). Responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan yang tertinggi sebanyak 86 orang (86%) dan responden yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan merupakan yang terendah yaitu 14 orang (14%). Hubungan antara pendidikan, pekerjaan dan jarak tempuh dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Manado dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hubungan antara Pendidikan, Pekerjaan dan Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Manado Pemanfaatan Puskesmas Kategori Ya Tidak n % p value n % n % Pendidikan Pendidikan Rendah 14 14 1 1 15 15 0,628 Pendidikan Tinggi 72 72 13 13 85 85 Pekerjaan Tidak Bekerja 44 44 1 1 45 45 0,005 Bekerja 42 42 13 13 55 55 Jarak Tempuh Jauh 5 5 1 1 6 6 1,000 Dekat 81 81 13 13 94 94 Tabel 3, menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan rendah memanfaatkan Puskesmas berjumlah 14 orang (14%), dan responden dengan pendidikan rendah tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 1 orang (1%). Responden dengan pendidikan tinggi memanfaatkan Puskesmas berjumlah 72 orang (72%) dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 13 orang (13%). Hasil uji statistik pendidikan dengan pemanfaatan Puskesmas diperoleh nilai p 0,628 > α = 0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan 12
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Hal ini disebabkan Puskesmas Teling Atas Manado sudah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan, sehingga dengan otomatis masyarakat harus memanfaatkan pelayanan kesehatan di tempat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang sudah dicantumkan pada kartu BPJS dalam hal ini Puskesmas Teling Atas Manado, tanpa melihat tingkat pendidikan dari masyarakat. (PP RI No. 19 Tahun 2016). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Londo (2017), dimana pendidikan peserta BPJS Kesehatan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan Pemanfaatan Puskesmas Tahuna Barat. Responden yang tidak memiliki pekerjaan memanfaatkan Puskesmas berjumlah 44 orang (44%), dan responden yang tidak memiliki pekerjaan tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 1 orang (1%). Responden yang memiliki pekerjaan memanfaatkan Puskesmas berjumlah 42 orang (42%), dan responden yang memiliki pekerjaan tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 13 orang (13%). Hasil uji statistik pekerjaan dengan pemanfaatan Puskesmas diperoleh nilai p 0,005 < α = 0,05, yang berarti ada hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Hal ini disebabkan masyarakat yang termasuk dalam kategori tidak bekerja sebagian besar memanfaatkan Puskesmas dibandingkan dengan masyarakat yang termasuk dalam kategori bekerja. Masyarakat yang tidak bekerja memiliki banyak waktu luang sehingga dapat memanfaatkan Puskesmas jika dibutuhkan dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja yang memiliki banyak kesibukkan dengan pekerjaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hussein dan Musiana (2014), dimana terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan pemanfaatan Puskesmas oleh pasien hipertensi. Responden dengan jarak tempuh jauh dan memanfaatkan Puskesmas berjumlah 5 orang (5%), dan responden dengan jarak tempuh jauh dan tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 1 orang (1%). Responden dengan jarak tempuh dekat dan memanfaatkan Puskesmas berjumlah 81 orang (81%), dan responden dengan jarak tempuh dekat dan tidak memanfaatkan Puskesmas berjumlah 13 orang (13%). Hasil uji statistik jarak tempuh dengan pemanfaatan Puskesmas diperoleh nilai p 1,000 > α = 0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara jarak 13
tempuh dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas Hal ini juga disebabkan karena menurut masyarakat, pelayanan yang diberikan oleh petugas di Puskesmas sudah sesuai dengan prosedur dan tidak membutuhkan waktu lama dalam menerima pelayanan kesehatan, sehingga walaupun jarak dari rumah ke Puskesmas jauh masyarakat tersebut tetap memanfaatkan Puskesmas jika dibutuhkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2012), dimana berdasarkan hasil analisis tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aksesibilitas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Balikpapan. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas 2. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas 3. Tidak terdapat hubungan antara jarak tempuh dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas SARAN 1. Bagi Puskesmas Meningkatkan program promosi kesehatan dalam hal ini melakukan penyuluhan kesehatan disela-sela kegiatan seperti posyandu maupun kegiatan lain secara berkala. Dengan demikian bisa menambah minat dari masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas jika dibutuhkan. Meningkatkan pelayanan yang ada di Puskesmas sesuai dengan prosedur yang berlaku, seperti dalam memberikan pelayanan petugas kesehatan bisa lebih cakap dan cepat. Dengan demikian tidak akan mengganggu pekerjaan dari masyarakat yang bekerja dan masyarakat akan memanfaatkan Puskesmas jika dibutuhkan. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kesadaran para tenaga medis maupun non medis dalam melayani masyarakat. Dengan demikian, walaupun Puskesmas jaraknya jauh dari tempat tinggal, masyarakat tetap memanfaatkan Puskesmas jika dibutuhkan. 2. Bagi Masyarakat Masyarakat dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas, baik itu kegiatan posyandu maupun 14
penyuluhan tentang kesehatan. Masyarakat juga dapat meningkatkan minat untuk memanfaatkan Puskesmas. Dengan demikian dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas DAFTAR PUSTAKA Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara. Hussein, R dan Musiana. 2014. Faktorfaktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh pasien hipertensi. Jurnal Kesehatan. Volume 05, Nomor 01, 2014. (Online). Tersedia dihttps://www.google.co.id/url?q= http://poltekkestjk.ac.id/ejurnal/in dex.php/jk/article/download. (Diakses Januari 2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02. 02/MENKES/52/2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Londo, J. 2017. Hubungan Antara Karakteristik Peserta BPJS Kesehatan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Barat. Jurnal Kesehtan. (Online). Tersedia dihttps://www.google.co.id/url?q=https://ejournalhealth.com/index.php/kesmas/article. (Diakses Januari 2018). Masita A. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Desa Tanailandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kanapa-Napa Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015. Jurnal Kesehatan. (Online). Tersedia dihttps:// www.google.co.id/url?q=http://sit edi.uho.ac.id/uploads. (Diakses Februari 2018). Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Paulus, A. 2017. Hubungan Antara Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan Dengan Pemanfaatan Puskesmas Likupang Kecamatan Likupang Timur. Jurnal Kesehatan. (Online). Tersedia di https://www.google.co.id/url?q=ht tps://ejournalhealth.com/index.ph p/medkes/article/download. (Diakses Januari 2018). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Paraturan 15
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. 2016. Jakarta. Wahyuni N. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. Skripsi. (Online). Tersedia dihttp://lib.ui.ac.idfile?file=digital /20320041-S-Nanik%20Sri%20 Wahyuni. pdf. (Diakses Februari 2018) 16