Analisa Perbandingan Variasi Gear Pada Sepeda Motor GL 200 Terhadap Kecepatan

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Pertamax 92 Dan Pertalite 90 Terhadap Kinerja Motor Honda Beat Injeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

JURNAL ANALISA PENGARUH BUSI IRIDIUM DAN PERTALITE TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125


BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Jurnal Teknik Mesin UMY

JURNAL PENGARUH VARIASI POSISI RING JARUM THROTTLE TERHADAP TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HONDA TYPE NF 100TD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN LITERATUR

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Jurnal Teknik Mesin UMY

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Transkripsi:

Analisa Perbandingan Variasi Gear Pada Sepeda Motor GL 200 Terhadap Kecepatan Belandy Wimala Tirtana 1, Fatkur Rhohman 2, M. Muslimin Ilham 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email: *1 lndystr6594@gmail.com1, 2 fatkurohman@unpkediri.ac.id, 3 im.muslimin@yahoo.co.id. Abstrak Ragam cara yang bisa dilakukan demi untuk mendongkrak performa mesin mulai dari oprek mesin (bore up maupun stroke up), kelistrikan sampai mekanik. Perbedaan daya maupun torsi atau performa mesin secara signifikan pada penggantian variasi final drive dengan rasio tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh variasi gear ratio dan putaran mesin terhadap torsi pada Sepeda Motor GL200 (2) variasi gear ratio dan putaran mesin terhadap daya pada Sepeda Motor GL200 dan (3) Gear ratio yang mampu menghasilkan kecepatan (km/jam) tertinggi. Desain penelitian menggunakan eksperimen dengan analisa Data menggunakan analisis varian (Anova) dan bantuan software minitab17. Hasil penelitian menunjukkan torsi tertinggi pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin 7000 rpm sebesar 1,46 kgf.m. hasil pengujian yang mampu menghasilkan daya tertinggi pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin 8000 rpm sebesar 15,7615 Hp.Gear ratio yang mampu menghasilkan kecepatan tertinggi ada pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin konstan 8000 rpm sebesar 133.3 km/jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan rasio gear dan putaran mesin berpengaruh secara signifikan terhadap torsi dan daya dengan hasil P-value< 0.05 serta gear ratio 14/38 mampu menghasilkkan kecepatan yang maksimal. Kata Kunci Sistem Informasi Administrasi Puskesmas, Metode Waterfall. 1. PENDAHULUAN Motor bensin merupakan salah satu dari tipe motor pembakaran dalam (internal combustion engine), dimana pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri dan energi panas yang dihasilkan diubah menjadi energi mekanik. Tenaga yang dihasilkan oleh motor bensin didapatkan dari pembakaran yang terjadi di ruang bakar, dimana bahan bakar dan udara yang di kompresikan dibatasi oleh dinding silinder sehingga tekanan di dalam ruang bakar meningkat dan tekanan inilah yang kemudian diubah menjadi tenaga untuk menggerakkan sebuah motor. Pembakaran campuran udara dan bahan bakar yang terjadi di ruang bakar dibantu dengan percikan bunga api dari busi (Andyyonatan, 2012). Gas pembakaran dari campuran bahan bakar dan udara akan mendorong torak menuju ke bawah dan memutar poros engkol sehingga menghasilkan daya dengan melalui proses konversi energi. Alur dari pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Prinsip kerja dari motor bensin dapat diuraikan sebagai berikut: campuran udara dan bahan bakar dihisap kedalam silinder melalui gerakan piston dari atas ke bawah, kemudian campuran udara dan bahan bakar tersebut di mampatkan oleh piston yang bergerak naik keatas. Saat campuran bahan bakar dan udara terbakar dengan adanya percikan bunga api dari busi, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang sangat besar di dalam silinder. Dimana tekanan gas 225 pembakaran ini mendorong piston menuju TMB. Gerakan naik turun piston di dalam silinder diubah oleh gerak putar dari poros engkol melalui batang piston. Sehingga gerak putar dari poros engkol dapat menghasilkan tenaga untuk menggerakkan sebuah kendaraan. Kemudian campuran bahan bakar dan udara yang telah terbakar (gas sisa pembakaran) harus di keluarkan dari silinder melalui gerakan piston, dan hal ini berlangsung secara periodik. Menurut Andyyonatan (2012), Kerja periodik yang telah terjadi didalam silinder dimulai dari pemasukan campuran bahan bakar dan udara, kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas sisa pembakaran dari dalam silinder disebut dengan siklus mesin. Untuk lebih memahami prinsip kerja dari motor bensin dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Bensin

Posisi tertinggi yang bisa dicapai oleh piston didalam silinder disebut Titik Mati Atas (TMA) dan posisi terendah yang bisa dicapai oleh piston disebut Titik Mati Bawah (TMB), sedangkan jarak piston antara TMA dan TMB disebut dengan langkah piston. Berdasarkan siklus kerjanya motor bensin berbagi menjadi 2 jenis, yakni motor bensin 4 tak (4 langkah) dan motor bensin 2 tak (2 langkah). Motor bensin 4 tak adalah motor bensin yang tiap siklusnya memerlukan empat kali langkah piston, dua putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali usaha. Sedangkan motor bensin 2 tak adalah motor bensin yang tiap siklusnya memerlukan dua kali langkah piston, satu putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali usaha (Andyyonayan, 2012). 2. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan untuk mengungkapkan data pada kecepatan yang dihasilkan akibat penggunaan variasi gear sprocket sepeda motor GL200 200cc pada putaran maksimal yaitu 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8.000 rpm. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data sebanyak 2 kali pada setiap putaran mesin.variabel penelitian yang digunakan sebagai berikut: 1. Variabel bebas: Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan variasi gear. 2. Variabel terikat: Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan (torsi, daya dan top speed). 3. Variabel Kontrol, Terdiri Dari: a. Sepeda motor GL200 200 CC. b. Putaran mesin 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8.000 rpm dengan beban 80kg. c. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah pertamax. daya yang dihasilkan pada putaran mesin 4000 rpm sampai dengan 8000 rpm. 5. Data yang dicatat meliputi: Putaran mesin (rpm), torsi (Kgf, m) & daya sepeda motor (Hp). 6. Melakukan pengukuran torsidandaya yang dihasilkan pada putaran mesin 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm dan mengulangi pengujian hingga 2 kali. 7. Melakukan pengukuran tekanan kompresi, pengujian ini juga dilakukan 2 kali. 8. Mesin dimatikan dan di istirahatkan sejenak, setelah itu melepasgeardan menggantikannya dengan variari gear yang lain. 9. Mesin dihidupkan kembali. 10. Melakukan urutan langkah pengujian seperti sebelumnya dan melakukan pengambilan data. 2.2 Langkah Pengumpulan Data Studi literatur untuk mendapatkan informasi, data, dan teori yang berkaitandengan obyek penelitian misalkan tentang prinsip kerja motor bensin 4 tak, cara kerja sistem pengapian, proses pembakaran pada motor bensin 4 tak, pengaruh variasi rasio gear, dan kecepatan yang dihasilkan.melakukan tune-up pada obyek penelitian agar didapatkan kondisi mesin yang paling mendekati standar.menghidupkan mesin pada putaran idle selama ± 5 menit agar mesin mencapai suhu kerja sebelum dilakukan pengambilan data. Melaksanakan pengujian untuk mendapatkan data-data mengenai kecepatan yang dihasilkan. Data-data hasil pengujian penggunaan rasio gearpada sepeda motor honda tiger akan disajikan pada tabel dibawah ini. Pengukuran daya, torsi dan kecepatan dengan perbandingan gear 14/38, 14/41, dan 14/46 menggunakan alat ukur dynotest. Melakukan pembahasan hasil uji dan evaluasi perbandingan terhadap data hasil pengujian penggunaan rasio gear 14/46, 14/41, 14/38 pada sepeda motor honda tiger 200cc. 2.1 Pelaksanaan Pengujian Pada tahap persiapan dilakukan proses tuneup pada sepeda motor agar kondisi mesin paling mendekati kondisi standar. Proses tune-up meliputi pembersihan dan penyetelan karburator, penggantian busi, penyetelan celah katub hisap dan buang sesuai dengan standar pabrik, dan penggantian oli mesin. Selanjutnya mempersiapkan dynotest untuk pengambilan data daya yang dihasilkan. Berikut urutan pengujian: 1. Memasang variasi gear GL200 pada obyek penelitian yaitu sepeda motor GL200 200 cc. 2. Menghidupkan mesin pada putaran idle selama ± 5 menit. Setelah itu sepeda motor diletakkan pada alat ukur torsidan daya yakni dynotest. 3. Dynotest diatur dengan menyetel jarak rpm terlebih dahulu. 4. Dynotest disetel pada jarak antara 3000 rpm sampai dengan 8000 rpm. Penyetelan ini dimaksudkan agar dynotest membaca torsi dan 226 3. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari perlakuan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil Pengukuran Torsi (Kgf.m) dari Rasio Gear 14/38, 14/41, 14/46 Pengukuran torsi pada penggunaan variasi gear ratio dilakukan menggunakan dynotest dengan putaran mesin 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, dan 8000 rpm dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Hasil data pengukuran torsi dari rasio gear (kgf.m), Gear ratio RPM - Pengujian1 - Pengujian2 - Rata-rata. 14/38 3000 1.21 1.19 1.20 4000 1.22 1.19 1.205 5000 1.24 1.22 1.23

6000 1.33 1.32 1.325 7000 1.47 1.45 1.46 8000 1.42 1.40 1.41 14/41 3000 1.18 1.14 1.16 4000 1.14 1.14 1.14 5000 1.17 1.18 1.175 6000 1.25 1.24 1.245 7000 1.41 1.39 1.40 8000 1.35 1.34 1.345 14/46 3000 1.19 1.19 1.19 4000 1.14 1.14 1.14 5000 1.20 1.18 1.19 6000 1.25 1.25 1.25 7000 1.38 1.40 1.39 8000 1.35 1.35 1.35 Hasil di atas merupakan hasil pengukuran torsi dengan variasi gear ratio, untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 1 grafik di bawah ini. Hasil di atas merupakan hasil pengukuran daya dengan variasi gear ratio, untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 2 grafik di bawah ini. Gambar 2. Grafik Hasil Data Pengukuran Daya (Hp) 3. Hasil Pengukuran Kecepatan (Km/jam) dari Rasio Gear 14/38, 14/41, 14/46 Perhitungan kecepatan (km/jam) pada penggunaan variasi gear ratio dilakukan sesuai persamaan yang sudah dijelaskan pasa bab 2. Hasil pengukuran kecepatan (km/jam) pada penggunaan variasi gear ratio dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel Hasil data kecepatan dengan satuan (km/ jam), Rasio Gear - RPM- 1st- 2 nd - 3 rd - 4 th - 5 th - 6 th Gambar 1. Grafik Hasil Data Pengukuran Torsi Dalam Satuan (Kgf.M) 2. Hasil Pengukuran Daya (Hp) dari Rasio Gear 14/38, 14/41, 14/46 Pengukuran daya pada penggunaan variasi gear ratio pada Sepeda Motor Honda tiger dilakukan menggunakan dynotest dengan putaran mesin 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, dan 8000 rpm dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 14/38 8000 42,5 64,3 84,4 10888,5 133,3 14/41 8000 39,4 59,6 78,3 100,2 82,2 123,8 14/46 8000 35,1 53,1 69,7 89,2 73,1 110,2 Hasil data kecepatan (km/jam) dengan variasi gear ratio dapat dilihat pada gambar 3 grafik di bawah ini. Hasil data pengukuran daya dari rasio gear (Hp), Gear ratio - RPM - Pengujian1 - Pengujian2 - Rata-rata. 14/38 3000 5.077 4.999 5.038 4000 6.786 6.667 6.7265 5000 8.677 8.503 8.590 6000 11.146 11.116 11.131 7000 14.315 14.215 14.265 8000 15.819 15.704 15.7615 14/41 3000 4.966 4.777 4.7215 4000 6.363 6.400 6.3815 5000 8.174 8.259 8.2165 6000 10.486 10.415 10.4505 7000 13.866 13.667 13.7665 8000 15.112 14.971 15.0415 14/46 3000 4.994 4.992 4.993 4000 6.349 6.389 6.369 5000 8.457 8.271 8.364 6000 10.504 10.466 10.485 7000 13.503 13.707 13.605 8000 15.179 15.139 15.159 227 Gambar 3. Grafik Hasil Data Kecepatan (Km/Jam) 3.2 Uji Normalitas Uji kenormalan residual dilakukan dengan menggunakan Uji Ryan-Joiner yang terdapat pada program Minitab 17. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan taraf signifikan kesalahan sebesar α = 5% (0.05) dengan kata lain tingkat keyakinan atau kebenaran 95%. Di bawah ini gambar merupakan plot uji distribusi normal pada output torsi dan daya.

Test > 0.05 (taraf signifikan) maka varisi gear ratio memiliki variansi yang sama. Gambar 6 0.963 dan p-value levene s test sebesar 0.909 sehingga dapat diartikan hasil varisi gear ratio terhadap ouput torsi homogen. Gambar 4. Plot Uji Normalitas Pada Output Torsi Gambar 7. Uji Homogenitas Variasi Rpm Terhadap Output Torsi. Gambar 5. Plot Uji Normalitas Pada Output Daya Sehingga hipotesis yang digunakan adalah: H0: Residual berdistribusi normal. H1: Residual tidak berdistribusi normal. H0 ditolak jika p-value lebih besar dari ada α = 0.05 atau H0 diterima jika p-value lebih dari α = 0.05. Gambar 4, 5, menunjukkan hasil p-value > 0.100 untuk hasil torsi dan daya, sehingga dapat disimpulkan torsi dan daya memenuhi dari syarat residual berdistribusi normal dengan syarat niai α = 0.05. 3.2 Uji Homogenitas Setelah uji normalitas dilakukan, kemudian dilanjutkan uji Homogenitas untuk melihat adanya perbedaan varian terhadap dari masing-masing data output torsi dan daya. Dengan kata lain jika tidak ada perbedaan varian berarti data dinyatakan homogen tetapi jika ada perbedaan varian maka data tidak homogen. Test > 0.05 (taraf signifikan) maka variasi putaran mesin memiliki variansi yang sama. Gambar 7 0.886 dan p-value levene s test sebesar 0.997 sehingga dapat diartikan hasil varisi putaran mesin terhadap ouput torsi homogen. Sedangkan untuk hasil uji homogenitas untuk output daya dapat dilihat gambar di bawah ini. Gambar 8. Uji Homogenitas Daya Dengan Faktor Gear Ratio. Test > 0.05 (taraf signifikan) maka varisi gear ratio memiliki variansi yang sama. Gambar 8 0.987 dan p-value levene s test sebesar 0.981 sehingga dapat diartikan hasil varisi gear ratio terhadap ouput daya homogen. Gambar 6. Uji Homogenitas Torsi Dengan Faktor Gear Ratio. 228

Berdasarkan plot ACF yang ditunjukan pada gambar diatas, tidak ada nilai ACF pada tiap lag yang keluar dari batas interval.hal ini membuktikan bahwa tidak ada kolerasi antar residual artinya bersifat independen. Gambar 9. Uji Homogenitas Variasi Rpm Terhadap Output Daya Test > 0.05 (taraf signifikan) maka variasi putaran mesin memiliki variansi yang sama. Gambar 9 0.850 dan p-value levene s test sebesar 0.962 sehingga dapat diartikan hasil varisi putaran mesin terhadap ouput daya homogen. 3.3 Uji Independen Pengujian independen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan auto correlation function (ACF) yang terdapat pada program minitab17. Pengujian ini untuk mengetahui apakah terdapat nilai ACF yang keluar dari batas interval atau tidak.bila tidak terdapat nilai yang melebihi batas interval maka data penelitian ini memenuhi asumsi independen, namun bila terdapat data penelitian yang melebihi batas interval maka terdapat hasil pengukuran yang terpengaruh oleh hasil pengukuran lainnya. 3.4 ANOVA (Analisis Of Varians) Setelah pengujian menggunakan Uji normalitas dan Uji homogenitas maka bisa dilanjutkan menuju hasil analisa data menggunakan analysis of varians (ANOVA) dengan hasil P-value, pada program Minitab17 untuk mencari hipotesis disetiap variabel. Hipotesis awal (H0) akan ditolak apabila P-value < 0.05 atau 5% (nilai signifikan) Analysis of Varians (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel proses yang memiliki pengaruh signifikan terhadap torsi dan daya. ANOVA dicari torsi dan daya berdasarkan perhitungan program Minitab 17 dapat dilihat pada tabel analisa variasi variabel proses terhadap torsi dan daya. Tabel 1. Analisa Variasi Variabel Proses Terhadap Torsi General Linear Model: TORSI versus GEAR RATIO; RPM Analysis of Variance Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value GEAR RATIO 2 0,013203 0,006601 41,33 0,000 RPM 5 0,166557 0,033311 208,56 0,000 Error 10 0,001597 0,000160 Total 17 0,181357 Model Summary S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred) 0,0126381 99,12% 98,50% 97,15% Tabel 2. Analisa Variasi Variabel Proses Terhadap Daya Gambar 10. Plot ACF Pada Respon Torsi General Linear Model: DAYA versus GEAR RATIO; RPM Analysis of Variance Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value GEAR RATIO 2 0,845 0,4223 21,53 0,000 RPM 5 253,621 50,7241 2585,80 0,000 Error 10 0,196 0,0196 Total 17 254,661 Model Summary S R-sq R-sq(adj) R-sq(pred) 0,140059 99,92% 99,87% 99,75% Gambar 11. Plot ACF Pada Respon Daya 229

4. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang berjudul Analisa Perbandingan Gear Pada Sepeda Motor GL200 terhadap Kecepatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gear ratio dan putaran mesin mampu berpengaruh secara signifikan terhadap torsi dengan hasil analisa varians menunjukkan P- value < 0.05 atau 5% (nilai signifikan). Serta hasil penelitian terdapat kombinasi variasi yang mampu menghasilkan torsi tertinggi pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin 7000 rpm sebesar 1,46 kgf.m. 2. Hasil penelitian untuk gear ratio dan putaran mesin mampu berpengaruh secara signifikan terhadap daya dengan hasil analisa varians menunjukkan P-value < 0.05 atau 5% (nilai signifikan). Serta hasil penelitian terdapat kombinasi variasi yang mampu menghasilkan daya tertinggi pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin 8000 rpm sebesar 15,7615 Hp. 3. Hasil pengujian untuk gear ratio yang mampu menghasilkan kecepatan tertinggi ada pada gear ratio 14/38 dengan putaran mesin konstan 8000 rpm sebesar 133.3 km/jam. Hasil ini menunjukkan dengan menggunakan gear ratio 14/38 mampu menghasilkkan kecepatan yang maksimal dari pada gear ratio lainnya. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Alexandra, D. 2015. Pengaruh penggantian variasi rasio final drive terhadap daya dan torsi pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z, Library.UM, (Online), tersedia: http://library.um.ac.id, diunduh 4 Februari 2016. [2] Basselo, D. Tangkuman,S., Rembet, M. 2014. Optimasi Diameter Poros Terhadap Diameter Sprocket Pada Roda Belakang Sepeda Motor (Volume 3, Nomor 1, Hal 42). Jurnal Jurusan Teknik Mesin. [3] Jama, Jalius dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor. Jilid 1. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. [4] Muhamad Efendi Pristanto. 2016. Analisis Pengaruh Rasio Final Drive Terhadap Daya dan Torsi Pada Sepeda Motor Yamaha Vixion 2007, Teknik Mesin, Fakultas Teknik UN PGRI Kediri. [5] Andyyonatan. 2012. Menghitung Torsi dan Daya Mesin. (online). tersedia: http://andyyonatan.blogspot.co.id/2012/06/men ghitung-torsi-dan-daya-mesin.html?m=1, diunduh 10 Oktober 2016. 230