BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Audit internal akan melakukan penilaian dengan tujuan untuk menguji dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis pada era globalisasi seperti saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu instansi atau perusahaan. Di dalam memenuhi kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Salah satu usaha untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan

1 BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan (fraud) merupakan bentuk penipuan yangs engaja dilakukan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

Perancangan sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada KUD Lalung Jaya di Karanganyar. Christina Anjar Setioning F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuat keputusan bisnis yang tepat dalam mencapai suatu tujuannya. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia bisnis menuntut agar setiap perusahaan yang bergerak di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mereka rintis. Namun, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 6,40 %, maka pada 2012 bisa melampaui 6,70 %. Hal tersebut bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan kecurangan (fraud) mengingat bahwa manajemen senior

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini memperlihatkan kemajuan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. prosedur dan kebijakan ini dikenal dengan pengendalian internal.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada manajemen pucak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan.salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis finansial global, diperkirakan telah mempengaruhi pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2016 lalu kasus kecurangan yang terungkap oleh KPK yaitu Kasus Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan operasional perusahaan yang bersangkutan. Persediaan merupakan

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebohongan yang disengaja, ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. barang untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang yang dihasilkan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu contoh kecurangan tersebut adalah tindakan perbuatan korupsi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang sangat pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian bagi perkembangan dalam dunia usaha. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan senantiasa menghadapi berbagai risiko yang dinamakan risiko bisnis (business risk), termasuk di antaranya adalah risiko terjadinya kecurangan (fraud) (Amrizal, 2004). Fraud (kecurangan) hingga saat ini merupakan salah satu hal yang fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Kecurangan merupakan penyimpangan dan perbuatan hukum yang dilakukan secara sengaja, untuk keuntungan pribadi/kelompok secara fair ; secara langsung dan tidak langsung merugikan pihak lain (Koesmana, Kristiawan, dan Rizki, 2007:62). Seiring dengan semakin meningkat dan kompleksnya operasi di dalam perusahaan, hal ini menimbulkan kesulitan bagi manajemen puncak untuk berkomunikasi dengan lini operasi diperusahaan. Hal ini menyebabkan manajemen puncak kesulitan untuk mengetahui apakah kepentingan perusahaan telah terlayani dengan semestinya; apakah prosedur-prosedur yang ditetapkan telah ditaati; apakah kinerja karyawan-karyawan yang bertugas sudah efisien; apakah pendekatan-pendekatan yang ada masih efektif mengingat telah banyaknya perubahan kondisi ekonomi saat ini. Keterbatasan komunikasi antara 1

2 manajemen puncak dengan lini operasi di dalam perusahaan ini dapat memicu kemungkinan terjadinya kecurangan (fraud). Ada tiga bentuk kecurangan (fraud), antara lain penyalahgunaan atas aset yang melibatkan pencurian aktiva entitas; yang kedua pembuatan pernyataan palsu atas laporan keuangan salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan tersebut; dan yang ketiga yaitu korupsi penyalahgunaan jabatan untuk keuntungan pribadi (Tuannakotta, 2007:96). Bentuk kecurangan tersebut harus dicegah supaya tidak terjadi atau setidaktidaknya dapat mengurangi adanya tindakan kecurangan (Karyono, 2013:47). Kasus kecurangan (fraud) yang tengah hangat diperbincangkan di media massa adalah kasus tindak pidana korupsi yang menyeret Direktur PT Pos Indonesia. Sejumlah borok korupsi yang terjadi di PT Pos Indonesia kian terkuak. Setelah Kejaksaan Agung mengungkap kasus korupsi pengadaan Portable Data Terminal (DPT) di perusahaan itu, kali ini Kejaksaan Agung kembali menemukan dugaan korupsi terkait biaya pengiriman Kartu Perlindungan Sosial (KPS) tahun 2013. Penyidik Kejaksaan Agung telah menyidik kasus ini sejak awal Januari 2016 berdasarkan Surat Perintah Penyidikan nomor Print-01/F.2/Fd.1/01/2016. Sejauh ini telah ada tiga orang yang ditetapkan tersangka. Mereka adalah Zulkifli Assagaf bin Salim (mantan Senior Vice President PT Pos), Arjuna (karyawan BUMN) dan Pamungkas Tedjo Asmoro. Menurut M Rum, kasus itu bermula dari munculnya Surat Izin Tambahan Biaya Pendistribusian KPS dari 10 wilayah area kantor pos sebesar Rp21,7 miliar. Surat ini ternyata tanpa adanya detail/rincian

3 kekurangan biaya dimaksud dari UPT yang direkapitulasi oleh kepala area operasi. Surat itu ditandatangani tersangka Zulkifli Assagaf selaku Ketua II Satgas KPS Pusat. Selanjutnya kepala area operasi menindaklanjutinya dengan mengeluarkan surat keputusan tentang izin tambahan biaya operasional pendistribusian kepada masing-masing UPT. Atas dasar surat izin itulah, kepala UPT mengeluarkan kas perusahaan dengan alasan untuk pembayaran honor petugas pengantar KPS dan sewa kendaraan berdasarkan format yang dipresentasikan Tedjo ketika pertemuan di Hotel Bilique, Lembang. Namun pada kenyataannya sebagian dana itu digunakan antara lain untuk membeli telepon seluler dan diserahkan kepada pimpinan area operasi. Sebagai bukti pertanggungjawaban dana, para kepala UPT terpaksa membuat bukti dengan kuitansi palsu atau kuitansi pembayaran yang di-mark up. Pada tahun sebelumnya, Kejaksaan Agung juga telah membongkar kasus pengadaan PDT. Dari hasil penghitungan BPKP ditaksir kerugian negara kasus ini mencapai Rp9,56 miliar. Ada lima tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Direktur Utama PT Pos Indonesia Budi Setiawan, karyawati PT Datindo Infonet Prima Sukianti Hartanto, Direktur PT Datindo Infonet Prima Effendy Christina, dan Muhajirin selaku Penanggung Jawab Satuan Tugas Pemeriksa dan Penerima Barang di PT Pos Indonesia Bandung. Selain itu ada pula Senior Vice Presiden Technologi Informasi PT Pos Indonesia Budhi Setyawan. Kasus ini telah disidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung. Bahkan para terdakwa telah divonis bersalah dengan hukuman rata-rata satu tahun kurungan. Dalam sidang di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Senin, 26 Oktober 2015,

4 majelis hakim menjatuhkan vonis 1 tahun penjara terhadap seluruh terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat portable data terminal (PDT) di PT Pos. Selain vonis kurungan, para terdakwa juga diwajibkan membayar denda Rp100 juta subsider satu bulan kurungan (Gresnews.com, 2016). Berkaca dari dua kasus diatas, untuk meminimalisir terjadinya tindak kecurangan (fraud), manajemen perusahaan memerlukan bantuan SPI (Satuan Pengawasan Internal) atau Audit Internal didalam perusahaan tersebut yang bertugas untuk mengevaluasi suatu sistem dan prosedur yang telah disusun secara benar dan sistematis serta apakah telah diimplementasikan secara benar, melalui pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas yang telah didelegasikan di setiap unit kerja perusahaan (Amrizal, 2004:1-3). Audit internal muncul karena adanya kebutuhan organisasi yang semakin kompleks akibat dari banyaknya anggota dari perusahaan. Auditor internal ditunjuk untuk mengaudit kinerja manajemen dengan prosedur yang berlaku karena mereka menguasai ilmu audit dan akuntansi. Selain itu ada kegiatan audit internal lainnya yaitu menguji dan menilai efektivitas dan kesuksesan sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance (The Institute of Internal Auditors Research Foundation, 2009:2). Untuk mendukung kemampuan auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan yang dapat terjadi, auditor perlu untuk mengerti dan memahami

5 kecurangan, jenis, karakteristiknya, serta cara untuk mendeteksinya. Cara yang dapat digunakan untuk mencegah kecurangan antara lain dengan tanda, sinyal, atau red flags suatu tindakan yang diduga menyebabkan atau potensial menimbulkan kecurangan. Red flags merupakan suatu kondisi yang janggal atau berbeda dari keadaan normal. Dengan kata lain, red flags merupakan petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang tidak biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut (Marcelina et al, 2009:53). Meskipun timbulnya red flags tidak selalu mengindikasikan adanya kecurangan, namun red flags biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan terjadi dan dapat membantu langkah selanjutnya bagi auditor untuk dapat memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan. (Amrizal, 2004) Adapun faktor penyebab terjadinya kecurangan tidak terlepas dari konsep segitiga kecurangan yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (razionalization) yang disebut sebagai fraud triangle. Faktor tekanan adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan yang diakibatkan karena kebutuhan atau masalah finansial. Kedua, factor kesempatan terjadi karena kurang efektifnya pengendalian internal. Dan ketiga, faktor rasionalisasi dimana sikap pembenaran yang dilakukan oleh pelaku dengan merasionalkan bahwa tindakan kecurangan adalah sesuatu yang wajar (Tuannakotta, 2007:107-111). Kegagalan pencegahan fraud di perusahaan-perusahaan di Indonesia banyak disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal. Berdasarkan hasil studi Bapepam tahun 2006, menurut Commite Of Sponsoring Organization (COSO)

6 dalam Koesmana (2007:63) pengendalian internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal efekifitas dan efisiensi operasi, keandalan informasi keuangan dan keaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Untuk menjamin berjalannya proses pengendalian internal yang baik dalam suatu organisasi, diperlukan peran aktif dari audit internal. Menurut laporan 2002 Report to Nation on Occupnational Fraud and Abuses menyatakan bahwa aktifitas audit internal dapat menekan 35 % fraud. Peran audit internal diperlukan, karena audit internal merupakan suatu bagian yang independen, yang disiapkan dalam perusahaan untuk menjalankan fungsi pemeriksaan, pengendalian dan keberadaan audit internal ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Tujuan dilaksanakannya audit internal adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan cara membantu karyawan perusahaan agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal akan melakukan penilaian dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa (Hiro Tugiman, 2006:11). Salah satu jenis kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh audit internal adalah pencegahan dan pendektesian kecurangan. Tipe kejadian ini merupakan aktivitas yang volumenya cukup tinggi dan secara normal dihadapi oleh audit internal. Kecurangan adalah suatu bentuk kejahatan. Ada banyak jenis kecurangan

7 dan juga sebutan untuk kecurangan, diantaranya korupsi, penggelapan, pencurian, dan lainnya (Amrizal, 2004:2). Berdasarkan uraian dan kasus fraud diatas, penulis melihat adanya permasalahan yang perlu dikaji, yaitu mengenai keterkaitan akan pemeriksaan internal, dengan sejumlah temuan yang kemungkinan dapat diidentifikasi sebagai temuan kecurangan (fraud) pada dunia perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dalam bidang pelayanan jasa bagi masyarakat, yang penulis uraikan dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul: Peranan Audit Internal Dalam Pencegahan Kecurangan (Studi pada PT Pos Indonesia Kantor Cabang Cimahi) 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pelaksanaan Audit Internal pada PT Pos Indonesia telah efektif. 2. Bagaimana efektivitas pencegahan kecurangan pada PT Pos Indonesia. 3. Bagaimana peranan Audit Internal dalam pencegahan kecurangan pada PT Pos Indonesia. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menganalisa mengenai peranan audit internal dalam upaya pencegahan kecurangan pada PT Pos Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian di atas adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Audit Internal pada PT Pos Indonesia.

8 2. Untuk mengetahui efektivitas pencegahan kecurangan pada PT Pos Indonesia. 3. Untuk mengetahui peranan Audit Internal dalam upaya pencegahan kecurangan di PT Pos Indonesia, serta untuk memberikan masukan dalam rangka meningkatkan efektivitas pelayanan jasa dagang pada PT Pos Indonesia. 1.4. Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi : 1. Pihak manajemen PT Pos Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan upaya pencegahan dan pendektesian kecurangan, serta mengetahui peran penting Pemeriksaan Internal oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada suatu organisasi agar setiap kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien serta kinerja suatu organisasi dapat ditingkatkan. 2. Penulis Terdapat jenis kegunaan bagi penulis, diantaranya adalah : a. Sebagai bahan perbandingan antara dunia teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan penerapannya secara nyata di dunia praktek. b. Dapat di jadikan sebagai pengalaman baru yang dapat secara otomatis menambah wawasan bagi penulis juga dapat memberikan motivasi

9 sebagai bahan pengembangan diri untuk terus melakukan kegiatan yang berguna bagi Ilmu Pengetahuan. 3. Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai bahan referensi untuk menambah informasi dan pengetahuan dalam penelitian mengenai pentingnya keefektifan suatu organisasi, atau penelitian lain yang berkaitan dan diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca khususnya mengenai peran pemeriksaan internal suatu perusahaan. 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil data primer pada PT. Pos Indonesia. Penelitian ini dilakukan di PT Pos Kantor Cabang Cimahi yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto No.1 Cimahi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari hinggal 3 Maret 2017.