Rosmaida Nainggolan 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

TINGKAT KEMAMPUAN DASAR BERMAIN ROUNDERS SISWA KELAS V SD NEGERI NGANDAGAN DI KECAMATAN PITURUH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Chaplin (1997 : p. 34) ability (kemampuan, ketangkasan, untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui test.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. terbentuknya keterampilan dari seseorang. Setiap individu memiliki. kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. ini juga merupakan salah satu materi permainan yang diajarkan di tingkat SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

ZANUAR BUDIANTO K

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mansur Zakaria. Kata kunci : Keterampilan dasar memukul bola, metode berpasangan

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan sistematis, melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

I. PENDAHULUAN. banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

Ontong Sinaga Surel:

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

I. PENDAHULUAN. olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Dedi Asmajaya

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

MENINGKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR DAN TANGKAP BOLA PERMAINAN ROUNDERS MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BERANGKAI 4 POS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 081238 SIBOLGA TAHUN AJARAN 2014/2015 Rosmaida Nainggolan 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar lempar dan tangkap bola permainan rounders pada siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga sebelum dan sesudah diterapkan pembelajaran melalui modifikasi permainan berangkai 4 pos. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random class. Sampel yang diambil adalah satu kelas dan diajarkan dengan pembelajaran melalui modifikasi permainan berangkai 4 pos. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dari hasil analisis data siklus I siswa yang memperoleh nilai 75 adalah sebanyak 5 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 25%. Pada pelaksanaan siklus II siswa yang memperoleh nilai 75 adalah sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 90%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar lempar dan tangkap bola permainan rounders melalui modifikasi permainan berangkai 4 pos pada siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga. Kata Kunci: Permainan Rounders, Permainan Berangkai 4 Pos PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nila-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesmpatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif. Pendidikan jasmani di sekolah dasar (SD) mmiliki fungsi yang strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia serta meningkatkan potensi pada diri anak. Keberhasilan pendidikan di SD akan berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya karena di SD anak mendapat dasar-dasar pengalaman belajar. 1 Penulis adalah Staf Edukatif SD Negeri 081238 Sibolga p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 48

Rosmaida Nainggolan: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Dan Pos Pada Siswa Kelas VI Sd Negeri 081238 Sibolga Tahun Ajaran 2014/2015 Pendidikan akan kurang lengkap tanpa pendidikan jasmani dikarenakan pendidikan jasmani merupakan suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta peran dalam pembinaan dan pengembangan jasmani, mentalsosial, serta emosional, yang serasi selaras dan seimbang. Pendidikan jasmanai mrupakan mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum. Karena melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan gerak dasar yang mendukung sikap (afektif) dan perilaku hidup bersih dan sehat serta kesegaran jasmani. Penjas, olahraga dan kesehatan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan sehingga bahan pelajaran Penjas olahraga dan kesehatan khususnya di SD memuat penggalan dasar-dasar kesehatan dan keselamatan dan kegiatan bermain dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat dan segar serta membantu peserta didik mencapai pertumbuhan kearah yang optimal. Untuk hal tersbut, guru penjas di SD harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai yakni berdasarkan terhaap perkembangan karakteristik anak, sehubungan dengan itu kelemahan dalam Dikjas di SD bukan semata-mata pemilihan dan pengembangan materi yang memerlukan penyesuaian dengan keadaan siswa SD, akan tetapi kelemahannya lebih banyak pada pengembangan model pembelajaran. Salah satu aktivitas fisik/jasmani yang baik dilakukan siswa sekolah dasar adalah aktivitas bermain atau melakukan olahraga permainan. Sejak dulu aktivitas olahraga permaianan adalah aktivitas fisik yang biasa dilakukan anal-anak yang bertujuan untuk memenuhi naluri bermain anak-anak serta memberikan rasa gembira dan kepuasan. Belajar dan bermain salah satu aktivitas keseragaman jasmani. Sadar atau tidak sadar sebenarnya ketika anak-anak bermain memainkan suatu bentuk permainan, maka kesegaran jasmani mereka akan terbentuk dengan seniri. Kesegaran jasmani yang baik akan meningkatkan fungsi organ-organ tubuh menjadi baik. Artinya organ-organ tubuh dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Permainan Rounders merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan mulai di SD pada kelas tinggi, dimana permainan yang rumit dilakukan, maka siswa tersebut mengalami kewalahan melakukan permainan rounders tersebut karena kemampuan lempar tangkap siswa masih lemah. Untuk menciptakan suatu perubahan kita perlu melakukan modifikasi pengajaran. Modifikasi adalah sebuah pendekatan materi pelajaran dengan cara meruntuhkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang dapat mempelancar dan mempermudah siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan agar guru mengarahkan permainan rounders dalam bentuk modifikasi permainan untuk mengarahkan siswa dari yang tidak senang bermain menjadi senang bermain. Berdasarkan pengamatan peneliti kemampuan siswa untuk melakukan lempar tangkap pada permainan rounders masih kurang mampu untuk dapat melempar dan menangkap, sehingga siswa kesulitan dalam bermain rounders. Dari hasil belajar pre test yang dilakukan peneliti ditemukan data bahwa dari 20 orang siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga dilihat nilai KKMnya, ternyata sebagian besar siswa (15 orang) masih memiliki nilai di bawah nilai rata-rata (nilai KKM 70) dan hanya 5 orang siswa memiliki nilai di atas nilai rata-rata. Guru Pendidikan Jasmani perlu meningkatkan/memperbaiki kekurangan-kekurangan ini melalui 49 p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777

kadaan dilapangan, proses belajar mengajarnya, anak tidak merasa bosan pada saat melakukan permainan rounders dan teknik melempar dan menangkap. Bermain dan permainan ini merupakan bagian dari kehidupan manusia khususnya bagi anak atau peserta didik SD, bermain tidak dapat dipisahkan dari mereka. Sehingga metode pembelajaran yang paling tepat bagi anak sekolah dasar adalah metode bermain. Khususnya pada SD Negeri 081238 Sibolga proses pembelajaran pendidikan jasmani belum menggunakan pendekatan bermain sehingga pembelajaran tidak efektif karena tidak sesuai dengan karakteristik bermain anak SD. Dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan modifikasi permainan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan lempar tangkap pada siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga. Mengacu pada karakteristik bermain pada anak sekolah dasar peneliti menduga dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan modifikasi permainan akan mempengaruhi kemampuan lempar tangkap pada siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga. Hakikat Pembelajaran Menurut Gagne yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 10), mendefiniskan belajar sebagai kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Piaget yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 13), bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu yang melakukan interaksi secara terus menerus dengan lingkungan. Pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu menentukan topik yang dapat dipelajari, mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut, mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, dan menilai. Dimyati dan Mudjiono (2006) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan. Kegiatan belajar mengajar merupakan tindakan pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan belajar. Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang mata pelajaran di sekolah. Dalam suatu proses pembelajaran terjadi interaksi antara pihak pemberi dan pihak penerima materi. Menurut Sukintaka (dalam Wakhid, 2015), pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu, juga peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Hakikat Kemampuan Dasar Setiap manusia pada umumnya dibekali kemampuan dasar berupa gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari secara individu maupun secara kelompok. Kemampuan gerak tersebut berkembang sesuai dengan tingkat usia, fisik, nutrisi tubuh dan pengalaman atau latihan gerak. Menurut Schmidt (1991) yang dikutip oleh Ma mun dan Saputra (2000: 76) kemampuan diartikan sebagai ciri individu yang diwariskan dan relatif abadi yang mendasari serta mendukung terbentuknya keterampilan. Sedangkan menurut Fleishman (Kiram, 1992:11) kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan dengan prestasi berbagai macam keterampilan. Kemampuan diartikan sebagai suatu kecakapan, atau kepandaian menyelesaikan sesuatu berdasarkan tujuan. Kemampuan dapat juga diartikan sebagai kesanggupan untuk bertindak bijaksana dalam menghadapi segala p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 50

Rosmaida Nainggolan: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Dan Pos Pada Siswa Kelas VI Sd Negeri 081238 Sibolga Tahun Ajaran 2014/2015 sesuatu. Sedangkan kata dasar memiliki arti bakat atau pembawaan sejak lahir (Depdiknas, 2005:238). Hakikat Permainan Rounders Pengertian Rounders Rounders merupakan salah satu permainan bola kecil karena menggunakan bola kecil seukuran bola kasti. Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan memukul bola kemudian berlari mengelilingi lapangan. Sebaliknya, regu penjaga berusaha menangkap bola serta mematikan regu pemukul. Regu yang banyak mengumpulkan nilai dalam permainan, merekalah yang keluar sebagai pemenang (Supardi dan Suryono, 2010:65). Di dalam permainan rounders terkandung nilai-nilai positif, utamanya bagi perkembangan jasmani. Permainan ini juga melatih kejujuran, kerja sama, dan tanggung jawab. Rounders juga dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Oleh karena itu, permainan rounders sangat cocok bagi anak usia Sekolah Dasar. Lapangan Rounders Lapangan rounders berbentuk berbentuk segi segi lima beraturan yang masing-masing sisinya berukuran 15 meter. Pada setiap sudut lapangan terdapat tempat hinggap yang disebut base. Terdapat lima tempat hinggap yakni tempat hinggap I, II, III, IV, dan V. Tempat hinggap V sering disebut home base, sedangkan tempat untuk melambungkan bola disebut pitcher base. Peraturan Permainan Rounders Permainan rounders dimainkan oleh 2 regu, setiap regu terdiri atas 12 orang pemain. Tiap pemain mempunyai nomor dada dari nomor 1 sampai 12. Tiap pemain berhak melakukan pukulan sebanyak tiga kali. Setelah dapat memukul dengan baik, pemukul harus berlari ke tempat hinggap. Tiap pemukul akan mendapat nilai 1 (satu) pada tiap-tiap base yang dilewatinya. Setiap pemukul yang dapat kembali ke ruang bebas tanpa pernah dimatikan oleh regu penjaga akan mendapat nilai 5 (lima). Namun apabila pemukul dapat memukul dengan baik, kemudian ia dapat melewati semua base dan kembali ke ruang bebas dengan hasil pukulannya tersebut, maka ia akan mendapat nilai 6 (enam). Nilai 6 (enam) tersebut didapat dari nilai 5 (lima) base yang dilaluinya dan nilai 1 (satu) sebagai hadiah. Keadaan seperti ini dalam permainan rounders sering disebut homerun. Dalam permainan rounders ada dua cara untuk mematikan seorang pelari, yaitu dengan cara ditik dan membakar base yang akan dituju pelari. Menurut Tim Bina Karya Guru (2005:3), yang dimaksud mematikan pelari dengan cara ditik adalah menyentuhkan bola kepada pelari sebelum sampai ke tempat hinggap. Pada saat mentik pelari, bola tidak boleh terlepas. Apabila bola terlepas, maka ketikan tersebut tidak sah. Sedangkan membakar base dilakukan dengan cara menginjak base yang akan dituju oleh pelari. Pada saat menginjak base tersebut, seorang penjaga base harus memegang bola. Pergantian pemain dari regu pemukul menjadi regu penjaga dan sebaliknya terjadi apabila : (1) Bila regu pemukul telah mati sebanyak 6 (enam) kali. (2) Regu penjaga berhasil menangkap bola yang dipukul oleh regu pemukul sebanyak 5 (lima) kali. (3) Alat pemukul terlepas dari tangan pemukul dan dianggap oleh wasit sangat membahayakan. 51 p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777

Hakikat Melempar Bola Melempar bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan rounders. Terutama bagi regu penjaga agar bisa melempar ke rekan satu regu dengan tepat sehingga tidak kesulitan ketika akan membakar base untuk mematikan pelari. Apabila lemparan tidak tepat ke arah teman yang menjaga base, maka akan membuat teman kita kesulitan dalam menangkap bola. Akibatnya pelari dapat masuk ke base dengan aman karena penjaga base tersebut sedang berusaha mengejar bola hasil lemparan yang tidak tepat tadi. Jadi, kemampuan melempar bola dengan sangat diperlukan dalam permaian rounders. Hakikat Memukul Bola Keterampilan memukul bola wajib dikuasai setiap pemain rounders. Jika menguasai teknik ini, pemain dapat bermain dengan baik. Cara memukul bola rounders adalah dengan sikap awal berdiri menghadap samping dari bidang lambungan. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk dan punggung agak membungkuk. Tongkat pemukul dipegang dengan kedua tangan. Posisi awal tongkat adalah ditarik ke belakang dengan kedua siku ditekuk. Ayunlah tongkat melewati depan dada ke arah kebalikan dari posisi awal. Hakikat Menangkap Bola Kemampuan menangkap bola wajib dimiliki setiap pemain rounders. Saat akan menangkap, pandangan harus mengarah kepada bola yang akan ditangkap. Ada tiga teknik menangkap bola, yaitu teknik menangkap bola lambung, menangkap bola datar, dan menangkap bola menyusur tanah. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Ma mun dan Yudha (2007:70), faktor yang mempengaruhi keterampilan dibedakan menjadi tiga hal, yaitu faktor proses belajar mengajar, faktor pribadi, dan faktor situasional (lingkungan). Faktor proses belajar dalam pembelajaran gerak dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya. Faktor pribadi merupakan faktor dari kemampuan individu yang berbeda-beda baik fisik, mental, maupun kemampuannya. Faktor situasional meliputi tipe tugas yang diberikan, peralatan dan media yang digunakan serta kondisi lingkungan sekitar di mana pembelajaran itu dilangsungkan. Karakteristik Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Anak besar merupakan anak usia sekolah dasar yaitu antara 6 tahun sampai 12 tahun (Tamat dan Mirman, 2005: 4.79). Pada fase umur ini anak sudah berkembang baik fisik maupun rohaninya. Perkembangan fisik atas jasmani anak sangat berbeda satu sama lain. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Nutrisi dan kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Selain faktor nutrisi atau gizi, olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif seringkali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak. p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 52

Rosmaida Nainggolan: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Dan Pos Pada Siswa Kelas VI Sd Negeri 081238 Sibolga Tahun Ajaran 2014/2015 Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda-beda (Sumantri dan Syaodih, 2009:6.3). Karakteristik anak usia Sekolah Dasar tersebut antara lain : a. Anak senang bermain Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, lebih-lebih bagi siswa kelas rendah. Guru SD hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. b. Anak senang bergerak Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. c. Anak senang bekerja dalam kelompok Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, bermain secara beregu. d. Anak senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Anak akan lebih memahami sesuatu jika anak tersebut terlibat langsung dengan apa yang diajarkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada usia sekolah dasar yaitu umur 6-12 tahun seorang anak akan lebih banyak bergerak, bermain dengan temannya dan melakukan aktivitas langsung. Yang perlu diperhatikan adalah proses belajar mengajar pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak didik (siswa) secara praktis, maksudnya dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar tidak berpanjang lebar, baik itu cara memberikan instruksi maupun pelaksanaan kepada siswa. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing terdiri dari tahap, yaitu: persiapan, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 081238 Sibolga tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random class dimana setiap kelas (acak kelas) memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Sampel yang diambil adalah satu kelas yaitu kelas VI yang diajarkan dengan pembelajaran sepak bola dengan menggunakan melalui modifikasi permainan berangkai 4 pos. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari data hasil pengamatan (Tes Praktek), kumpulan instruksi dalam melakukan proses lempar tangkap, dan lembar penilaian portofolio HASIL Penelitian ini dilaksanakan dilapangan SD Negeri 081238 Sibolga. Sebelum penelitan dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan pre-test yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh dari hasil pre test yang dilakukan. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes hasil belajar lempar dan tangkap bola yang dilakukan sebelum menentukan perencanaan. 53 p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777

Berdasarkan tabel deskripsi hasil pre test lempar dan tangkap bola dibawah dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran masih tergolong rendah. Dari 20 siswa yang menjadi sampel penelitian ini, ternyata hanya 4 siswa (20%) yang tuntas belajar, sedangkan selebihnya 16 siswa (80%) belum tuntas belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 69,68. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Selanjutnya pada kegiatan ini pelaksanaan dilakukan peneliti bersama dengan guru pendidikan jasmani dalam menerapkan pembelajaran Lempar dan Pos. Guru meningkatkan hasil belajar siswa, pada kegiatan peneliti melakukan pengamatan/observasi kepada siswa selama pembelajaran berlangsung, sehingga dengan pengamatan terhadap siswa peneliti mampu melakukan pembelajaran dengan baik dan tepat. Pada akhir siklus dilakukan post-test untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa seperti pada tabel deskripsi dibawah. Berdasarkan tabel deskripsi hasil post-test dilampiran dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lempar dan Tangkap Bola Permainan Rounders Melalui Modifikasi Permainan Berangkai 4 Pos ternyata mulai meningkat. Dari 20 siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata setengah atau 50% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan. Nilai rata-rata yang telah diperoleh pada siklus ini mencapai 69,75. Dengan memperhatikan tabel hasil belajar siklus 1 dapat dilihat bahwa analisis hasil belajar lempar dan tangkap bola pada post test siklus I ternyata hasilnya lebih baik dari tes awal (pre test) walaupun hsilnya belum maksimal sehingga perlu dilanjutkan kesiklus II. Observasi Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, peneliti kurang memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik. Pada pelaksanaan kegiatan, siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan lempar dan tangkap bola. Siswa masih memerlukan waktu yang lama dalam menguasai satu gerakan saja. Kesulitan siswa diantaranya siswa kesulitan dalam menangkap bola melambung. Siswa masih memerlukan waktu yang lama dalam menguasai satu gerakan saja. Kesulitan siswa diantaranya siswa tidak mampu melakukan tekhnik lempar dan tangkap bola dengan baik dan benar. Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil analisis data diperoleh pos-test siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran masih kurang dalam dan masih harus ditingkatkan. Karena pada siklus I hanya 25% siswa yang mencapai ketuntasan, hal ini disebabkan karena faktor salah satunya adalah karena siswa belum dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru diterapkan dan siswa masih malu-malu untuk mempraktikan teknik melempar dan menangkap bola. Disamping itu juga karena rendahnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini juga terlihat dalam kegiatan siswa, yang mana masih ada siswa tidak berperan aktif dalam menyampaikan materi kepada teman-temannya. Hanya beberapa siswa saja yang berperan aktif belum terlihat kerja sama yang baik antar siswa. Oleh karena itu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 54

Rosmaida Nainggolan: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Dan Pos Pada Siswa Kelas VI Sd Negeri 081238 Sibolga Tahun Ajaran 2014/2015 Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian siswa pada saat guru memberikan materi yang sedang diajarkan dan cara guru menyajikan materi juga kurang menarik perhatian siswa. Namun dibalik kesulitan yang dialami siswa ada beberapa kemajuan yang terjadi dari pembelajaran sebelumnya yaitu siswa mulai mampu melaksanakan gerakan lempar dan tangkap bola mendatar dengan baik, siswa lebih percaya diri dalam proses belajar mengajar dengan metode bermain yang dilakukan guru, siswa dapat bermain dan melihat media yang benar untuk melakukan lemparan dan menangkap bola. Untuk memperbaiki semua kesalahan gerakan yang terjadi maka upaya yang dilakukan adalah : 1. Guru harus terperinci menjelaskan materi, pembentukan variasi pembelajaran dan penunjukkan media yang dibuat. 2. Cara guru menyampaikan materi harus dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat menguasai dengan baik misalnya guru dapat memperlambat gerakan lempar dan tangkap bola saat pertunjukkan sehingga siswa dapat menguasai passing dengan benar. 3. Guru harus menambah waktu dalam melakukan variasi pembelajaran agar siswa dapat berlatih lebih baik. Pelaksanaan Siklus II Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan metode mengajar Lempar dan Pos untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas VI di SD Negeri 081238 Sibolga. Pada siklus II ini dilakukan satu kali pertemuan, berikut adalah proses pelaksanaan siklus II. Perencanaan Siklus II Pada siklus II ini terdapat satu kali pertemuan dimana materi yang diajarkan berkaitan dengan lempar dan tangkap bola. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti merancang langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperhatikan kelamahan-kelamahan pada siklus I. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada tahap ini, peneliti melanjutkan pembelajaran sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode rounders. Pada siklus II ini guru lebih memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II dilaksanakan post test untuk melihat sejauh mana hasil yang diperoleh. Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa analisis hasil belajar lempar dan tangkap bola pada post test siklus II ternyata hasilnya jauh lebih baik dari siklus I dan peningkatan ketuntasan belajar siswa cukup signifikan. Dari 20 siswa hanya 2 atau 10% yang belum mencapai ketuntasan sedangkan 90% atau 18 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan pembelajaran. Dengan rata-rata nilai yang dicapai yaitu 74. Observasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, peneliti masih perlu memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa untuk mendukung terlaksananya pembelajaran dengan baik. Pada pelaksanaan kegiatan, siswa telah memahami gerakan teknik dasar passing bawah dan telah mengetahui cara memperbaiki kesalahan gerekan yang mereka lakukan. Refleksi Siklus II 55 p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777

Dari pengamatan dapat dilihat bahwa siswa sudah dapat melakukan teknik lempar dan tangkap bola dengan baik seperti saat melakukan sikap awal, sikap perkenaan, dan sikap akhiran, sudah maksimal. Namun masih ada kesulitan yang dialami oleh beberapa siswa yaitu pada sikap menangkap bola melambung. Hal ini disebabkan karena siswa sangat sulit untuk berkonsentrasi menangkap bola melambung. Namun dibalik kesulitan yang dialami beberapa siswa ada kemajuan yang terjadi dari pembelajaran sebelumnya yaitu gerakan yang dilakukan siswa lebih baik dibandingkan dengan gerakan sebelumnya walaupun peningkatan hanya sedikit, tetapi siswa lebih percaya diri dalam proses belajar mengajar melalui variasi permainan rounders berangkai 4 pos yang diajarkan guru, siswa dapat berfikir kreatif untuk melakukan materi yang diajarkan, siswa lebih termotivasi untuk lebih giat belajar, siswa dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Untuk memperbaiki semua kesalahan gerakan yang terjadi maka solusi yang dilakukan adalah guru harus terperinci dalam pemaparan materi yang disampaikan, guru harus memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa, guru harus memperhatikan variasi-variasi yang diberikan, dan media-media yang ditunjukkan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan yang berkaitan dengan materi, dengan variasi pembelajaran dapat membuat siswa lebih kreatif dalam melakukan, berfikir dan lebih aktif dalam melakukan gerakan-gerakan yang baik dan benar. Walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan namun secara klasikal jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Jadi penelitian ini tidak perlu dilakukan kesiklusan berikutnya. Dari keseluruhan proses dibawah ada juga hal penting yang perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang memadai disekolah juga perlu diperhatikan jika sarana dan prasana tidak memadai hal ini juga dapat menyebabkan tidak keberhasilan proses pembelajaran. PEMBAHASAN Hasil tes awal yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar lempar dan tangkap bola siswa masih rendah khususnya melempar dan menangkap bola melambung. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru penjas selama ini kurang maksimal. Karena itulah peneliti menyimpulkan perlunya menerapkan metode variasi pembelajaran dalam proses pembelajaran lempar dan tangkap bola. Hasil siklus I menunjukkan bahwa jumlah yang sudah memiliki ketuntasan belajar sedikit meningkat, tetapi belum mencapai ketuntasan klasikal. Hal inilah yang harus dicermati oleh guru, guru harus bisa mengamati perbedaan siswanya untuk melanjutkan kepelaksanaan siklus II. Tes awal yang diberikan kepada siswa berupa tes hasil belajar lempar dan tangkap bola yang dilakukan sebelum menentukan perencanaan berguna untuk mengetahui perkembangan hasil belajar sebelumnya diadakan pembelajaran lempar dan tangkap bola menggunakan metode bermain rounders Melalui Modifikasi Permainan Berangkai 4 Pos. Pelaksanaan tindakan dalam bentuk siklus dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu karena peneliti masih perlu melakukan pengelolaan kegiatan belajar lempar dan tangkap bola secara maksimal. Masih ada siswa yang belum mampu menguasai teknik dasar lempar dan tangkap bola dengan benar, serta masih p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 56

Rosmaida Nainggolan: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Dan Pos Pada Siswa Kelas VI Sd Negeri 081238 Sibolga Tahun Ajaran 2014/2015 rendahnya hasil belajar siswa. Pada sikap menangkap bola melambung yang menjadi kendala utama, sehingga masih ada sebagian kecil siswa yang belum tuntas belajar. Hasil belajar lempar dan tangkap bola siswa pada siswa pada siklus II ternyata cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah banyaknya siswa yang mampu menguasai teknik lempar dan tangkap bola dengan baik, sebagian siswa sudah mampu melakukan gerakan menangkap bola melambung. Pada hasil tes siklus II belum seluruh siswa memiliki ketuntasan hasil belajar lempar dan tangkap bola, menurut analisis peneliti hal ini disebabkan karena siswa tersebut masih memerlukan tambahan waktu yang lebih untuk menguasai gerakan tersebut. Dengan tambahan waktu dan kemauan mengadakan latihan-latihan di luar jam pelajaran, peneliti yakin siswa tersebut akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Nilai rata-rata pre test, pot tes siklus I dan post test siklus II Nilai No Hasil Tes Rata-Rata Keterangan 1 Tes Awal 66,87 Tidak Tuntas 2 Postes Siklus I 69,69 Tidak Tuntas 3 Postes Siklus II 79,06 Tuntas Berdasarkan hasil penelitian berupa kegiatan awal, kegiatan lanjutan siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran lempar dan tangkap bola, ternyata telah diperoleh peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai prsesentase ketuntasan klasikal (PKK) serta nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada hasil tes siklus II ternyata nilai PKK siswa telah mencapai 86% dari keseluruhan siswa. Ketuntasan belajar merupakan proses belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Ketuntasan belajar lempar dan tangkap bola dicirikan oleh adanya perbedaan individu terutama dalam hal kemampuan dan kecepatan belajarnya, dalam hal ini seorang guru harus benar-benar tau kemampuan dari masing-masing anak didiknya sehingga dalam mengajar guru tau apa yang harus dilakukan dalam menghadapi anak yang pintar, yang sedang-sedang saja, maupun anak yang kemampuannya dibawah rata-rata. Ketuntasan belajar dalam hal ini menggunakan pendekatan presentasi hasil belajar, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada setiap fase-fase tindakan yang dilakukan. Dalam kenyataan peneliti menemukan bahwa kemampuan siswa itu berbeda-beda, sehingga siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain dalam hal penguasaan teknik. Hal inilah yang perlu dicermati oleh guru bisa memahami setiap perbedaan siswanya dalam memberikan materi pelajaran, sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan strategi pengajaran guru melalui penerapan metode bermain serta penggunaan sarana dan prasarana olahraga yang efektif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar lempar dan tangkap bola. 57 p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penghitungan data hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran lempar dan tangkap bola menggunakan metode bermain rounders Melalui Modifikasi Permainan Berangkai 4 Pos siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga adalah baik. Secara keseluruhan, kemampuan dasar lempar dan tangkap bola, bermain rounders siswa kelas VI SD Negeri 081238 Sibolga yang terdiri dari kemampuan melempar bola mendatar, tangkap bola mendatar, dan melempar bola melambung, tangkap bola melambung pada siklus I dengan jumlah 20 orang siswa diperoleh, sebanyak 5 siswa (25%) tuntas dalam kemampuan melempar bola mendatar, tangkap bola mendatar, dan melempar bola melambung, tangkap bola melambung, atau presentase ketuntasan klasikal rata-rata 69,69. Sedangkan pada siklus II dari 20 siswa diperoleh, sebanyak 18 siswa (90%) tuntas dalam kemampuan dasar melempar bola mendatar, tangkap bola mendatar, dan melempar bola melambung, tangkap bola melambung, sebanyak 2 siswa (10%) tidak tuntas dalam kemampuan dasar melempar bola mendatar, tangkap bola mendatar, dan melempar bola melambung, tangkap bola melambung, dengan presentase ketuntasan klasikal ratarata 79,06. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Ma mun dan Yudha. 2007. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud Sumantri dan Syaodih. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Universitas Terbuka p-issn: 1693-1475, e-issn: 2549-9777 58