BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah penyajian laporan keuangan yang menggambarkan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak peneliti. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini merujuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemegang saham.good Corporate Governance (GCG) membantu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bentuk pajak (Jin dan Machfoedz, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak pihak diluar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

Judul : Pengaruh Audit Tenure

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing secara kompetitif dengan perusahaan global lainnya. Tentu saja, persaingan antar perusahaan adalah penyajian laporan keuangan yang menggambarkan bahwa perusahaan tersebut memiliki laba yang tinggi. Namun, akhir-akhir ini, bukan hanya perolehan laba yang harus tinggi tiap tahunnya tetapi juga integritas laporan keuangan yang telah dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan di mata pihak eksternal. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik (Fitri dan Rochmi, 2014). PSAK No. 1 (2007:7) menyatakan bahwa informasi dalam laporan keuangan juga harus memenuhi kriteria andal dan berkualitas, yaitu laporan keuangan yang bebas dari rekayasa, tidak terdapat kesalahan material dan mengungkapkan informasi sesuai fakta yang menjadi kepentingan banyak pihak terutama penggunanya. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 menjelaskan bahwa integritas informasi laporan keuangan terletak pada informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan, yaitu laporan keuangan harus disajikan secara wajar, tidak bias, dan secara jujur dalam menyajikan informasi. 1

2 Laporan keuangan yang berintegritas adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi perusahaan yang sebenarnya tanpa harus ada yang disembunyikan (Pancawati, 2010). Laporan keuangan didefinisikan sebagai media perantara antara manajemen dengan pihak eksternal atau investor. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen sehingga informasi ini akan digunakan oleh pihak eksternal atau investor sebagai bentuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Integritas laporan keuangan yang semakin menurun memicu terjadinya skandal manipulasi laporan keuangan yang melibatkan CEO, komite audit, auditor internal, hingga auditor eksternal (Ocktavia dan Arifin, 2013). Skandal manipulasi yang paling terkenal adalah kasus Enron, dimana pihak internal perusahaan sendiri yang telah melakukan manipulasi. Di Indonesia, banyak perusahaan yang terlibat skandal manipulasi, di antaranya adalah PT.Kimia Farma Tbk dan PT. Lippo Tbk. Kasus yang terjadi di PT. Kimia Farma Tbk dikarenakan adanya kesalahan penyajian transaksi yang berkaitan dengan persediaan, dimana nilainya telah digelembungkan sebesar 23,9 Miliar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan penjualan adalah dilakukannya pencatatan ganda terhadap transaksi penjualan. Kasus manipulasi yang terjadi di PT. Kimia Farma Tbk melibatkan manajemen, yaitu mantan direksi PT. Kimia Farma Tbk yang menggelembungkan (mark up) laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk tahun buku 2001. Kasus lain yang terkait dengan manipulasi terjadi pada PT. Bank Lippo Tbk yang berawal dari laporan keuangan Triwulan III tahun 2002 yang

3 dikeluarkan tanggal 30 September 2002 oleh PT. Bank Lippo Tbk, yaitu terjadi perbedaan informasi atas laporan keuangan yang disampaikan ke publik melalui iklan di sebuah surat kabar nasional pada tanggal 28 November 2002 dengan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kasus manipulasi juga terjadi pada perusahaan jasa, yaitu pada PT. KAI yang terjadi pada tahun 2005. PT. KAI diduga melakukan manipulasi laporan keuangan dan meraih keuntungan sebesar 6,9 Miliar. Integritas informasi laporan keuangan dapat diproksi dengan dua pengukuran, yaitu konsevatisme dan manajemen laba. Wibowo (2002) menyatakan bahwa konservatisme merupakan sebuah prinsip kehati-hatian dalam mengakui aktiva dan laba atas suatu aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian. Pada kenyataannya, konsep konservatisme digunakan untuk mengakui, mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan lebih rendah sedangkan nilai kewajiban dan beban lebih tinggi (Jama an, 2008). Scott (2006: 344) mendefinisikan manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan. Salah satu penelitian yang berkaitan dengan integritas laporan keuangan dilakukan oleh Pancawati (2010) mengenai pengaruh independensi, corporate governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian tersebut menemukan bahwa independensi auditor, komite audit, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan sedangkan kepemilikan

4 manajerial berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian mengenai ukuran perusahaan dilakukan oleh Ida dan Dewa (2013) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Corporate governance atau tata kelola perusahaan merupakan sebuah kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengontrol seluruh aktivitas perusahaan agar terjadi keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Penerapan corporate governance yang baik akan berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan sehingga perusahaan atau manajemen sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi karena adanya pengawasan, maka laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dan berintegritas (Nuryanah, 2005). Keberadaan komisaris independen dan dewan direksi diharapkan mampu menyeimbangkan proses pengambilan keputusan, terutama integritas informasi dalam laporan keuangan sehingga tercapainya Good Corporate Governance (Yani dan Ketut, 2014). Tidak hanya komisaris independen yang dapat mengawasi tindakan manajer melainkan adanya kepemilikan institusional dan komite audit diharapkan mampu untuk mengawasi tindakan manajer agar tidak terjadi kecurangan laporan keuangan dan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan. Baridwan (2004) mendefinisikan kepemilikan institusional sebagai proporsi saham yang dimiliki oleh suatu lembaga atau institusi. Kepemilikan

5 institusional mempunyai kemampuan dalam mengendalikan dan memonitoring manajemen secara efektif agar dapat meningkatkan kinerja manajemen. Kepemilikan saham ditunjukkan dengan persentase jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusi. Komisaris independen merupakan pihak yang berasal dari luar perusahaan (independen) yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan dan berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan (Daniel, 2012). Komisaris independen diukur dari proporsi komisaris independen dengan perbandingan rasio antara jumlah anggota komisaris independen dengan jumlah anggota dewan komisaris yang berada di perusahaan. Struktur organisasi perusahaan diharuskan memiliki komite audit yang dapat membantu dewan komisaris dan dewan direksi dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab (Yani dan Ketut, 2014). Dalam penelitian, komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit yang terdapat di dalam sebuah perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2010) didapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan atau corporate governance, dimana kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2010) didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Defriandio dan Soliyah (2014) dan penelitian Rohana et al (2014) juga menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh. Hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional, komisaris

6 independen dan komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Desi (2012) didukung penelitian yang dilakukan oleh Ocktavia dan Arifin (2013) yang menyatakan bahwa komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. De Angelo (1981) menyatakan bahwa audit quality atau kualitas audit adalah suatu kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Pelaksanaan proses auditing terhadap laporan keuangan, maka kecenderungan untuk manipulasi dapat diperkecil sehingga integritas laporan keuangan menjadi naik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2010) didapatkan hasil bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2010) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aljufri (2014). Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2012) bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Firm size atau ukuran perusahaan adalah rata rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001). Francis (1986) menyatakan bahwa perusahaan berskala kecil cenderung kurang stabil. Pada kenyataannya, perusahaan berskala kecil biasanya mampu dalam menghadapi krisis ekonomi. Pada penelitian yang dilakukan oleh

7 Ida dan Dewa (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Teori keagenan (Agency Theory) dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan terdapatnya sebuah hubungan keagenan atau kontrak kerja yang melibatkan antara dua pihak, yaitu pihak prinsipal dengan pihak agen. Pemisahan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajer) memunculkan konflik keagenan. Konflik keagenan akan menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Teori agensi digunakan untuk empat variabel independen di dalam penelitian, yaitu kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit. Teori sinyal (signalling theory) membahas bagaimana seharusnya sinyalsinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik. Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sinyal apakah agen telah membuat sesuai dengan kontrak. Signal dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah manajemen lakukan untuk mewujudkan keinginan pemilik dan berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik daripada perusahaan lainnya. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi sinyal untuk pihak dari luar perusahaan adalah laporan tahunan (annual report). Teori sinyal digunakan untuk variabel independen, yaitu ukuran perusahaan.

8 Motivasi untuk meneliti tema tersebut karena adanya perbedaan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya dan melihat apakah faktor pemilihan perusahaan dan periode penelitian akan mempengaruhi hasil penelitian. Pemilihan perusahaan jasa sebagai sampel penelitian karena sebagian besar penelitian sebelumnya mengambil sampel perusahaan manufaktur dan laju pertumbuhan ekonomi perusahaan jasa cukup baik. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perusahaan jasa pada tahun 2012 sampai 2014 mengalami peningkatan pada beberapa lapangan usaha. Laju pertumbuhan paling tinggi pada lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,00% pada tahun 2012. Tabel 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMIDI INDONESIA TAHUN 2012-2014 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2014 Laju Pertumbuhan Tahun 2012-2014 Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Laju Pertumbuhan (Persen) 2012 2013 2014 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1 193.5 1 310.4 1 446.7 4.48 3.46 3.23 2 Pertambangan dan Penggalian 972.5 1 026.3 1 058.8 2.19 0.43-0.69 3 Industri Pengolahan 1 972.5 2 152.8 2 394.0 5.54 5.81 4.99 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 62.2 70.3 81.1 5.92 6.40 5.71 5 Bangunan 844.1 907.3 1 014.5 7.11 6.64 6.57 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1 148.7 1 301.2 1 473.6 8.51 6.26 4.74 7 Pengangkutan dan Komunikasi 549.1 635.3 745.6 10.00 9.76 9.71 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 598.5 683.0 772.0 6.80 7.87 6.04 9 Jasa Jasa 889.8 1 000.7 1 108.6 5.38 5.75 5.83 Produk Domestik Bruto (PDB) 8 230.9 9 087.3 10 094.9 6.30 5.83 5.1 PDB Tanpa Migas 7 589.8 8 419.1 9 391.5 6.83 6.39 5.45 Sumber: Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)

9 Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 1.2 PerumusanMasalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014? 2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014? 3. Apakah komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014? 4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014?

10 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komite audit terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan jasa yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh adalah : 1. Bagi Pihak Eksternal Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi pihak eksternal perusahaan, seperti investor, kreditur,

11 dan pihak eksternal lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi positif bagi perusahaan dan dapat menjadi feedback sebagai bahan untuk evaluasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dalam tingkat integritas laporan keuangan perusahaan. 3. Bagi STIE Perbanas Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan penelitian yang akan datang terkait dengan integritas laporan keuangan dan dapat menambah koleksi perbendaharaan perpustakaan STIE Perbanas Surabaya. 4. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kualitas audit, dan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab dan antara satu bab dengan bab yang lain saling berkaitan. Adapun sistematikanya disusun sebagai berikut :

12 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, pengaruh antar variabel, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian, analisis data, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.