Pembuatan Kompos Jerami di Lahan Sawah

dokumen-dokumen yang mirip
Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETANI TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN PROMI DI KABUPATEN PINRANG. Matheus Sariubang, dkk

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

PENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

BAB IV. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Kecamatan Tampan. Pekanbaru-Riau

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Pupuk dan Pemupukan Tanaman Belimbing

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

V. GAMBARAN UMUM USAHA

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APPO Badan Litbang Pertanian Hasilkan Kompos Berkualitas dengan Biaya Minim

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Petunjuk Teknis PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

B. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ALAT BANTU

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADI ORGANIK

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

LEBIH DALAM : PADI, KARET DAN SAWIT. Disusun oleh : Queen Enn. Nulisbuku.com

B. PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN ALAT BANTU

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Sumber : Nurman S.P. (

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

TEKNOLOGI PENGOMPOSAN JARAMI PADI SECARA INSITU: SOLUSI BAGI PETANI SAWAH DI DAERAH IRIGASI NOELBAKI, KUPANG

PEMUPUKAN BUDIDAYA PADI ORGANIK rekommendasi BWD. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Peneliti Utama : Dr. Muhammad Hatta PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

Transkripsi:

No. 01/Brosur/BPTP Jakarta/2008 PEMBUATAN KOMPOS JERAMI DI LAHAN SAWAH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2008

ISBN : 978-979-3628-07-3 Brosur: PEMBUATAN KOMPOS JERAMI DI LAHAN SAWAH iii, 11 p.: ill.; 13 cm x 20,5 cm Penulis : Ikrarwati Suwandi Emi Sugiartini Isro i Dini Andayani Umming Sente Didi Setiabudi Rita Indrasti M. Nur Tata Letak & Design Cover : Sheila Savitri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 Telp. (021) 78839949 Fax. (021) 7815020 e-mail: bptp-jakarta@cbn.net.id http://jakarta@litbang.deptan.go.id

KATA PENGANTAR Potensi jerami padi setap musim panen sangat tinggi, bisa mencapai 10-15 ton/ha. Kompos berbahan baku jerami padi bukanlah hal yang baru. Metode pembuatan kompos jerami juga sudah banyak berkembang, namun ternyata pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kompos masih sangat minim. Hal ini dikarenakan belum tersebarnya informasi pengomposan jerami secara meluas di petani padi dan/atau adanya beberapa komponen dalam pembuatan kompos yang masih dianggap rumit oleh petani. Brosur ini berisi uaraian tentang pembuatan kompos berbahan baku jerami padi secara sederhana dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan kompos jerami. Selain itu, diuraikan juga kandungan hara yang terdapat dalam jerami padi. Semoga brosur ini bermanfaat sebagai salah satu sarana diseminasi teknologi pertanian, khususnya dalam pembuatan kompos, dan dapat digunakan sebagai panduan pembuatan kompos berbahan baku jerami padi. Jakarta, Desember 2008 Kepala Balai, Ir. Suwandi, MS. NIP. 080035558 i

ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... PENDAHULUAN... Waktu dan Lokasi Pengomposan... Kandungan Hara dalam Jerami... Penggunaan Aktivator... Bahan dan Alat yang Dibutuhkan... Tahapan Pembuatan Kompos Jerami... Pengamatan Selama Inkubasi/Fermentasi... Bagaimana Kompos Jerami yang Telah Matang??... Penggunaan Kompos Jerami... DAFTAR PUSTAKA... i iii 1 2 3 3 4 5 7 8 9 11 iii

PENDAHULUAN Peningkatan produksi beras nasional telah dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya melalui pemupukan. Namun dilihat dari tingkat produktivitas lahan sawah selama ini nampak adanya penurunan hasil. Penambahan input usaha tani tidak seimbang dengan output yang dihasilkan. Hal ini menjadi indikasi bahwa efisiensi pemupukan sudah menurun. Pemakaian pupuk anorganik secara intensif serta penggunaan bahan organik yang terabaikan menyebabkan bahan organik tanah menurun. Keadaan ini menurunkan produktivitas lahan. Dalam meningkatkan produksi padi perlu dilakukan tindakan untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah sawah dengan memanfaatkan jerami padi. Sisa panen berupa jerami padi bisa mencapai 10-15 ton/ ha. Jerami yang dihasilkan dari sisa-sisa panen sebaiknya jangan dibakar, tetapi diolah menjadi kompos dan dikembalikan lagi ke tanah. Kompos jerami ini secara bertahap dapat menambah kandungan bahan organik tanah, dan lambat laun akan mengembalikan kesuburan tanah. Menurut Arifin et al. (1993), pemberian 5 ton/ha jerami dapat menghemat pemakaian pupuk KCl sebesar 100 kg/ha. Respon padi terhadap N, P dan K 1

sebagai hara utama dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya adalah penggunaan bahan organik. Melihat kondisi dan potensi yang ada maka sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai manfaat jerami dan pembuatan kompos dengan bahan baku jerami sebagai sumber bahan organik yang sudah tersedia di lahan sawah. Waktu dan Lokasi Pengomposan Waktu pengomposan sebaiknya segera setelah panen. Setelah kompos matang dalam waktu kira-kira satu bulan, kompos bisa segera disebarkan di petak sawah bersamaan dengan pengolahan tanah. Lokasi pengomposan dilakukan di petak sawah yang akan diaplikasi atau dipetak dimana jerami tersebut dipanen. Lokasi sebaiknya dipilih dekat dengan sumber air, karena pembuatan kompos membutuhkan banyak air. Lokasi juga harus disesuaikan untuk kemudahan saat aplikasi. 2

Kandungan Hara dalam Jerami Unsur hara Kadar S i (silikat) 4-7 % K (kalium) 1,2-1,7 % N (Nitrogen) 0,5-0,8 % P (phosphor) 0,07-0,12 % S (sulphur) 0,05-0,10% Sumber: Dobermann dan Fairhurst dalam Arafah dan Sirappa (2003) Penggunaan Aktivator Aktivator yang digunakan adalah PROMI hasil penelitian Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. PROMI berbentuk serbuk PROMI, aktivator pengomposan. dan terdiri dari 3 bagian yaitu A (Aspergillus sp), T (Trichoderma harzianum DT 38, Trichoderma pseudokoningii DT 39) dan PL (mikroba pelapuk). Cara menggunakannya adalah dengan melarutkan 3 bagian promi dalam air dan diaduk sampai merata. Satu buah kemasan PROMI 1 kg dapat digunakan untuk mengomposkan 2 ton jerami kering. 3

PROMI dipilih sebagai aktivator karena mudah digunakan dan tidak perlu menggunakan bahan tambahan lain seperti pupuk kandang atau kapur yang sering menjadi masalah bagi petani dalam membuat kompos. Selain itu, penggunaan aktivator ini tidak perlu dilakukan pembalikan/pengadukan rutin. Pembalikan/ pengadukan dilakukan hanya pada kondisi tertentu seperti jika pada pengamatan kondisi jerami yang difermentasi sangat basah, terlalu panas atau terlalu kering. Hal ini akan diterangkan pada tahap selanjutnya. Bahan dan Alat yang Dibutuhkan Peralatan yang dibutukan dalam membuat kompos berbahan baku jerami antara lain: 1. Jerami padi hasil panen. 2. Cetakan dari bambu yang dibuat seperti pagar (jaro). Dua bagian berukuran 2 m x 1 m dan dua bagian yang lain berukuran 1 m x 1 m. 3. Ember/bak untuk tempat air. 4. Air yang cukup untuk membasahi jerami. 5. Aktivator pengomposan (PROMI). 6. Embrat untuk menyiramkan aktivator. 7. Tali, alat pengaduk, plastik penutup, dan alat pemotong/ parang. 4

Tahapan Pembuatan Kompos Jerami 1. Siapkan jerami hasil panen yang akan dikomposkan 2. Siapkan bak dan air. Masukkan air ke dalam bak. 3. Larutkan aktivator sesuai dosis yang diperlukan ke dalam bak air. Aduk hingga aktivator tercampur merata. 4. Siapkan cetakan dari bambu. Sesuaikan ukuran cetakan dengan jerami yang tersedia. 5. Masukkan satu lapis jerami ke dalam cetakan. Jerami atau seresah yang berukuran besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang. 6. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami. 7. Injak-injak agar jerami padat. 5

8. Ulangi langkah-langkah tersebut hingga cetakan penuh atau seluruh jerami telah dimasukkan ke dalam cetakan. 9. Setelah cetakan penuh lepaskan cetakannya. 10.Tutup tumpukan jerami tersebut dengan plastik yang telah disiapkan, ikat plastik dengan tali agar tidak mudah lepas. Jika perlu bagian atas jerami diberi batu atau pemberat lain agar plastik tidak tebuka karena angin. 11.Diamkan (inkubasi/fermentasi) tumpukan jerami tersebut hingga kurang lebih satu bulan. 12.Jerami yang sudah matang dapat ditebarkan langsung ke lahan 6

Pengamatan Selama Inkubasi/Fermentasi Selama masa inkubasi/fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna. Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat selama beberapa minggu dan suhunya dapat mencapai 65 0 C - 70 0 C. Pada saat suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguraian jerami. Akibat penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan menyusut. Penyusutan ini dapat mencapai 50% dari volume semula. Sejalan dengan itu wana jerami juga akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman. Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi peningkatan suhu, atau tidak terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi kemungkinan proses penguraian mengalami hambatan. Proses penguraian berjalan lambat atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Jika hal ini terjadi maka diperlukan langkah-langkah berikut: Buka plastik penutup. bongkar dan amati tumpukan jerami tersebut. Apakah tumpukan tersebut kering atau 7

ada bagian-bagian yang kering? Apakah tumpukan jerami tersebut terlalu basah? Apakah muncul bau yang kurang sedap? Apakah tumpukan jerami tersebut dingin atau panas? Apabila tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Jika perlu lakukan pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap, lakukan pembalikan dan jika perlu tambahkan bilahbilah bambu yang diberi lubang untuk menambah aerasi. Bagaimana Kompos Jerami yang Telah Matang?? Kompos yang telah cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik jerami. Perubahan itu antara lain: Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman, Lunak dan mudah dihancurkan, Suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan, Tidak berbau menyengat, dan Volume menyusut hingga setengahnya (terlihat pada tumpukan jerami yang menjadi pendek). Kompos jerami yang sudah memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. 8

Penggunaan Kompos Jerami Kompos jerami digunakan langsung di tempat di mana jerami tersebut diambil. Sehingga diharapkan unsur hara yang berasal dari lokasi tersebut kembali ke tempat semula. Cara mengaplikasikan kompos jerami adalah dengan memasukkannya ke lahan saat pengolahan tanah. Pengaruh dari kompos jerami pada pengaplikasian pertama tidak dapat terlihat langsung pada hasil panen. Namun dengan menggunakan kompos jerami sebagai bahan organik akan memperbaiki kondisi tanah dan dengan penerapan yang rutin di setiap musim tanam dapat mengurangi penggunaan pupuk terutama pupuk KCl karena Kalium (K) banyak terkandung dalam kompos jerami.. BPTP Jakarta beserta Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta melalui program Prima Tani telah melakukan pengkajian pemanfaatan kompos jerami di Rorotan, Jakarta Utara. Berdasarkan data yang diambil dari kegiatan tersebut tampak peningkatan produksi pada lahan yang menggunakan kompos. 9

Tabel data produksi padi pada penerapan kompos jerami di Rorotan Lokasi Pengamatan Petani Petani Petani 1 2 3 Tanpa Produksi padi kompos Dengan kompos 7.29 ton/ha 7.43 ton/ha 7.53 ton/ha 7.56 ton/ha 6,50 ton/ha 7,09 ton/ha KOMPROMI, kompos jerami produk Kelompok Tani Makmur Jaya. 10

DAFTAR PUSTAKA Arafah. 2004. Efektivitas Pemupukan P dan K Pada Lahan Bekas Pemberian Jerami Selama 3 Musim Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Sains dan Teknologi, Vol.4 (2):65-71. Arafah dan Sirappa, M.P. 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P dan K Pada Lahan Sawah Irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol 4 (1): 15-24. Isroi. 2008. Kompos Jerami: Mudah, Murah, dan Cepat. http:// isroi.wordpress.com. Suyamto, S. Abdulrachman, I. P. Wardana, H. Sembiring, I. N. Widiarta. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 11