LAMPIRAN-LAMPIRAN. This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Daftar Pertanyaan untuk Responden. Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB IV PEMBAHASAN DATA PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kecemasan Terhadap Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal tahun 2008, masalah kesehatan seringkali menjadi topik utama

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

LAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial

NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

bersalah, dan kematian. Penderitaan bisa berupa kesulitan-kesulitan. Hal yang paling mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. orangtua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikarunia anak. merasa bangga dan bahagia ketika harapan tersebut

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. kasus seperti keluarga yang telah bercerai. Latar belakang keluarga yang bercerai

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

Universitas Sumatra Utara

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugerah, anak adalah titipan dari Allah SWT. Setiap

COPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Aspekkesehatanmental. pada Penasun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session

PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ODHA

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

BAB I PENDAHULUAN. penemuan vaksin telah berhasil menekan laju penyebaran penyakit-penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kehadiran seorang bayi dalam keluarga merupakan berkah yang luar

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS,

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

Transkripsi:

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Observasi Pada penelitian ini panduan observasi penerimaan diri pada ODHA, sebagai berikut: g. Kesan umum: kondisi fisik dan penampilan h. Interaksi subyek dengan lingkugan baik keluarga maupun warga sekitar i. Kondisi lingkungan j. Ekspresi wajah subyek selama wawancara k. Bahasa tubuh atau gerakan tubuh yang mungkin muncul saat wawancara l. Interaksi pada saat wawancara.

Pedoman Wawancara Panduan wawancara penerimaan diri pada ODHA, sebagai berikut: b. Identitas subyek penelitian Nama Jeniskelamin Usia Anakke Pekerjaan Pendidikan alamat c. Latar belakang subyek i. Masa kecil subyek ii. Hubungan subyek dengan orangtua dan saudara d. Lingkungan subyek i. Hubungan social subyek dengan lingkungan sosial ii. Perasaan subyek terhadap orang di lingkungannya e. Masalah yang diungkap i. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri 1. Pemahaman diri 2. Tidak adanya stress emosional 3. Konsepdiri yang stabil

4. Tidak hadirnya hambatan-hambatan dari lingkungan 5. Harapan yang realistis 6. Sukses yang terjadi ii. Aspek penerimaan diri 1. Aspek penghargaan iii. Ciri-ciri penerimaan diri g) Mampu mengendalikan emosi h) Berfikir positif dan realistis i) Mengenal kelebihan dan kekurangan j) Mampu menempatkan diri k) Optimis menjalani hidup l) Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain iv. Tahapan Penerimaan diri a. Penyangkalan b. Kemarahan c. Depresi d. Sikap tawar menawar e. Penerimaan dan partisipasi

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA HIV dan AIDS ODHA Aspekpenerimaandiri 1. Aspekpenghargaan 2. Aspekperasaansena ng 3. Aspekperasaanpuas Tahapanpenerimaandiri 1. Penyangkalan 2. Kemarahan 3. Depresi 4. Sikaptawarmenawar 5. Penerimaandanpartisipasi Faktor-faktor yang memengaruhipenerimaandiri 1. Pemahamandiri 2. Harapan 3. Hambatandalamlingkunga n 4. Tekananemosional 5. Kesuksesan 6. Konsepdiri PENERIMAAN DIRI, Ciri-ciripenerimaandiri a) Mampumengendalikanemosi b) Berfikirpositifdanrealistis c) Mengenalkelebihandankekurangan d) Mampumenempatkandiri e) Optimismenjalanihidup f) Tidakmengharapkanbelaskasihan orang lain

Tahapan Penerimaan Diri Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 1) Faktor-Faktor Penerimaan Diri Denial - Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter menyampaikan hasil lab - Subyek secara pribadi tidak menyangkal, karena subyek tahu bakal seperti ini, dan subyek tahu karena selain itu juga teman-teman subyek satu per satu sudah meninggal terlebih dahulu. Anger - Subyek tidak terima cara dokter menyampaikan menggunakan katakata keras terhadap dirinya. -subyek merasa bersalah dengan orang tua, karena belum bisa membuat senang hanya membuat susah dengan menambah beban dengan mendapat virus HIV Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan -Subyek merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan dari DinKes -subyek dapat menjadi pendengar yang baik bagi teman sebaya Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya dan dapat memberikan solusi Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dukungan dari keluarga dan penerimaan keluarga kembali membuat subyek merasa puas. Depresi - subyek pada waktu mengalami IO, karena depresi yang berat, subyek bisa dikatakan hampir gila dan berbicara sendiri dengan tembok waktu itu. - Subyek memilih untuk menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau dijenguk siapapun ketika dirawat pertama kali Bargaining - Selain berdoa, subyek juga mulai menjalani ibadah sholat - Kalau subyek diberi hidup panjang, subyek ingin membantu teman sebaya - Subyek masih ingin mengurus orang tua, subyek ingin menyaksikan adik perempuannya menikah Penerimaan dan Partisipasi - Sudah menerima diri, tapi subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang dideritanya - Subyek aktif di KDS dengan melakukan kunjungan ke rumah sakit, mengadakan pertemuan, dan menyalurkan bantuan-bantuan dari pihak terkait, seperti nutrisi, vitamin dan lainya Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 1) - Jika ada orang yang mempertahankan pendapat, subyek lebih memilih untuk mengalah - Membawa keluarga lebih baik lagi - Tidak setengah-setengah dalam membantu - Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus orang tua - Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di kos bersama istrinya Pemahaman diri: Subyek dapat memandang dirinya sebagai sebab akibat, subyek telah mendapatkan hasil yang telah subyek perbuat. Tekanan emosi Subyek tidak menyukai jika ada orang yang bertopeng dan berpura-pura,. Harapan Subyek berpikir untuk menjalani dan menikmati hidup. Subyek juga tidak memiliki target dalam menjalani keidupannya sebagai karyawan katering dan buddies. Konsep diri: Subyek memberi contoh dirinya sendiri untuk memberdayakan temanteman sebaya Hambatan dalam lingkungan: Subyek merasa marah sampai sekarang, karena di lingkungan sosialnya masih banyak terjadi diskriminasi Kesuksesan Sebagai buddies subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada teman-teman sebaya yang mempercayai dirinya

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 2) Denial -Pada awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT -Subyek mengalami penolakan dalam dirinya, dan memilih menutup diri dari keluarganya Anger - Subyek tidak marah karena subyek menyadari resiko penyakitnya hasil dari perbuatannya yaitu free sex. - Subyek tidak marah kepada wanitawanita yang diajak berhubungan. - Subyek menyesali perbuatanya dan marah terhadap diri sendiri, sering emosi dalam pekerjaan Tahapan Penerimaan Diri Depresi - Subyek sering mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter beberapa kali. - Subyek masih merasa bersalah dan bingung untuk menyampaikan penyakit yang dialaminya kepada orang tua dan saudara di Kupang - Subyek merasa bosan dengan rutinitas minum obat ARV Bargaining - Subyek berdoa untuk meringankan beban dalam dirinya. - Subyek melakukan pengakuan dosa dalam gerejanya dan berjanji tidak melakukan hubungan bebas kembali. - Subyek ingin memiliki tubuh yang sehat agar dapat membahagiakan orang tua dan istrinya, namun suyek terkadang tidak rajin meminum obat ARVkarena bosan. Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjalani kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex dan melupakan masa lalunya serta menerima status dengan ikhlas. - Subyek berpikir sudah terlanjur dan dapat menerima sehingga memberitahukan status kepada ketiga istrinya di Kupang. - Beberapa kali memberi penyuluhan di rumah-rumah tentang HIV dan AIDS dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan gereja atau PILKESGA. Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan Subyek kurang dapat berbicara dengan baik mengenai dirinya terlebih dengan lingkungan sekitarnya. Subyek merasa senang jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya di shelter. Subyek merasa puas memiliki gaji yang cukup dan memiliki teman kerja yang baik Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 2) - Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan - Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di Malang - Subyek lebih cepat marah ketika ada yang mengunggah tentang dirinya di media sosial - Subyek memiliki percaya diri yang tinggi dalam pekerjaan maupun di lingkungan tempat tinggalnya - Subyek dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sendiri Harapan Subyek memiliki harapan untuk dapat terus sehat dan melakukan pekerjaan, dan memberitahukan statusnya kepada ibunya di Kupang Kesuksesan - Subyek dapat menjalani pekerjaanya dengan senang hati dan berpenghasilan cukup - Subyek juga memilii teman yang baik sebagai PMO. Tekanan emosi Subyek bingung cara menyampaikan status HIVnya ke keluarga dan takut menyakiti perasaan ibunya. Hambatan dalam lingkungan: Subyek jarang mengalami stigma dan diskriminasi sehingga tidak mengalami hambatan dalam lingkungan, namun subyek jarang bergaul dengan lingkungan sosialnya Pemahaman diri: Subyek bersyukur dengan kejadian yang telah terjadi dan menimpanya, subyek memiliki kelebihan yakni percaya diri melakukan pekerjaannya. Konsep diri Subyek memiliki konsep diri yang kurang karena masih ingin menikah lagi padahal subyek memiliki 3 orang istri. Faktor-Faktor Penerimaan Diri

Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 3) Tahapan Penerimaan Diri Denial - Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami penyangkalan, karena subyek sudah tahu informasi sejak awal karena subyek mantan pecandu. - Subyek punya inisiatif untuk VCT karena melihat temantemannya meninggal bergantian dalam waktu berdekatan. Anger - pada awal ingin berhenti menjadi pecandu, ingin menularkan virus HIV yang menginfeksi dirinya ke orang lain - Subyek tidak marah, namun merasa bersalah dengan diri sendiri karena setelah menjadi pecandu subyek kuliahnya tidak selesai, pernah masuk penjara dan sampai terinfeksi HIV. Depresi - Subyek merasa stres dan jenuh saat berada dalam penjara - Saat masih menjadi pecandu, subyek sering merasa depresi karena kesakitan pada tubuhnya jika tidak dapat memiliki obat bius. - Subyek ingin menyendiri dengan naik gunung dan menjauh dari lingkungan lamanya, kemudian membentuk komunitas baru. Bargaining - Subyek merasa yakin akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV. - Subyek ingin memiliki kesehatan dalam tubuhnya untuk bisa menolong teman sebayanya. - Subyek menjalaini kehidupan religius secara naik-turun, sesekali rajin mengikuti ibadah, sesekali jarang. Penerimaan dan Partisipasi - Subyek menjadikan dirinya contoh ketika membantu teman-teman sebaya dalam KDS. - Sejak tahun 1998, subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV yang baru saja masuk. - Subyek ingin membahagiakan keluarga terutama orang tua dengan hidup mandiri. Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara. Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain. subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih. Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 3) - Subyek memberi contoh dirinya sebagai ODHA yang berdaya - Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi - Subyek dapat beradaptasi dengan lingkungan baru di Malang - Subyek yakin akan kesehatannya untuk menolong teman sebaya - Subyek hidup mandiri bersama istrinya dan bekerja Faktor-Faktor Penerimaan Diri Pemahaman diri: Subyek memutuskan untuk segera mengkonsumsi ARV dan memulai terapi pengobatan hingga saat ini setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV positif.melakukan pekerjaannya. Tekanan emosi Kehidupan dan pola hidup subyek yang dulu berantakan kini sudah mulai berubah menjadi positif dan berguna bagi orang lain Harapan Subyek bersama-sama dengan sesama ODHA, juga keluarga memiliki cita-cita untuk mengikis stigma dan diskriminasi bagi ODHA. Konsep diri Subyek berperan aktif sebagai pendamping teman sebaya dan aktif di jaringan ODHA seluruh Indonesia. Hambatan dalam lingkungan: Subyek mendapatkan stigma dan diskriminasi yang berat sampai sekarang. Kesuksesan Subyek semangat untuk memberdayakan sesama ODHA saat dalam kondisi drop sampai kemudian berdaya lagi dan menganggap sebagai saudara.

Tahapan Penerimaan Diri Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek 4) Denial Anger Depresi - Pada awal tahu status - Menyalahkan Tuhan, - Subyek mengalami hal HIV positif, subyek merasa tidak adil dimana dirinya ingin merasa shock karena karena subyek harus menjauh dari meminum obat ARV lingkungan selama berpikir itu merupakan seumur hidup beberapa bulan saat penyakitnya perempuan sedangkan subyek kondisi drop dan nakal masih punya anak kondisi fisik yang - -tidak mengalami kecil dan keluarga. tidak memungkinkan. penyangkalan, karena Subyek sendiri - subyek subyek menikah dengan merasa tidak mendiskriminasi diri suami pilihannya sendiri memiliki keluarga sendiri, membatasi seperti pada diri, dan hanya dan menjalani apapun umumnya. mengurus suami serta konsekuensinya. - Subyek bertanya anaknya di rumah. - -menerima hasil LAB, kenapa saya? pada -Subyek pernah karena tahu suaminya dirinya dan kenapa kehilangan akal sehat mantan IDU bukan orang lain. dan berpikir kapan kematiannya datang Bargaining - Subyek lebih rajin lagi ke gereja dan berdoa mengharap dapat diberi kesehatan selalu oleh Tuhan - Subyek sudah menyiapkan suratsurat untuk pengobatan gratis jika dirinya mengalami kondisi tidak berdaya. - subyek menjaga pola hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis. Penerimaan dan Partisipasi - Merasa tidak ada bedanya dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya orang pilihan Tuhan untuk melayani lebih - Masih ada ganjalan, penyesalan, kalau nanti subyek meninggal ada kekhawatiran tentang anak. - subyek aktif memberikan pendampngan pasien baru ODHA. Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima subyek apa adanya, Subyek juga dapat bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional karena subyek aktif di kegiatan PILKESGA Subyek sudah dapat melepaskan teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi. Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (subyek 4) - Subyek tidak mengaitkan status HIV positif dengan permasalahan yang dihadapi - Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya - Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses - Subyek merasa seperti layaknya orang normal dan tidak membutuhkan belas kasihan Faktor-Faktor Penerimaan Diri Pemahaman diri Subyek dapat memahami dirinya sendiri dan sekarang ini perasaan subyek biasa saja, meskipun pada awalnya subyek merasa susah sekali untuk menerima keadaan. Konsep diri Subyek memberi informasi tentang HIV kepada teman-teman sebaya di KDS. Subyek merasa optimis akan kesehatannya merasa yakin Tuhan akan memberikan kesehatan sampai anaknya sukses. Tekanan emosi Subyek merasa stres harus meminum obat ARV setiap hari dan sepanjang umurnya. Dan masih bingung bagaimana cara menyampaikan kepada anaknya mengenai statusnya. Harapan Subyek berharap temanteman di dalam jaringannya menyuarakan Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi Hambatan dalam lingkungan: subyek memiliki ketakutan, status subyek sebagai yang terinfeksi diketahui oleh orang lain, serta mendapat stigma dan diskriminasi Kesuksesan Subyek lebih banyak melakukan hal-hal yang positif di KDS antara lain mendaki gunung bersama ODHA se Indonesia yang hampir 90 persen ODHA

Aspek penerimaan diri 1. Aspek Penghargaan merasa dianggap orang lain baik karena menyalurkan bantuan (IN); Subyek kurang dapat berbicara dengan baik mengenai dirinya (JL); Subyek bangga dianggap menjadi saudara oleh ODHA yang didampinginya (BE); Subyek masih memiliki keluarga yang mendukung dan menerima (MR) Subyek merasa senang dan bersyukur bahwa masih ada temanteman sebaya yang mempercayai dirinya(in); Subyek merasa senang jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya di shelter. (JL); Subyek senang menjalani pola hidup dan lingkungan barunya (BE); Subyek bepergian ke luar negeri dan mengikuti pelatihan-pelatihan internasional(mr) Subyek merasa puas dengan membantu orang lain, dan dirinya dapat dukungan dari keluarga(in); Subyek merasa puas memiliki gaji yang cukup dan memiliki teman kerja yang baik(jl); subyek meolong sesama ODHA dan akhirnya dapat pulih.(be); Subyek sudah dapat melepaskan teman-teman sebaya yang sudah berdaya dan kembali merangkul teman-teman yang baru mengetahui status sebagai terinfeksi.(mr) - Subyek memberi contoh dirinya sebagai ODHA yang berdaya (BE) - Subyek selalu menjaga kesehatan demi anaknya (MR) - Subyek optimis dapat melihat anaknya sukses(mr) - Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE) - Membawa keluarga lebih baik lagi (IN) - Subyek tidak langsung marah ketika ada konflik, diselesaikan dengan diskusi (BE) - Ingin melihat adiknya menikah dan mengurus orang tua (IN) - Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain dengan tinggal di kos bersama istri (IN) - Subyek jarang meminum obat ARV karena merasa bosan (JL) - Subyek masih beberapa kali melakukan free sex di Malang (JL) Penerimaan Diri, Ciri-Ciri Penerimaan Diri (Subyek IN,JL,BE,MR) Harapan - Harapan hidup lebih baik lagi - Membahagiakan keluarga - Pola hidup yang positif (IN,JL,BE,MR) Kesuksesan - Mengalami peristiwa 1 atau 2 peristiwa yang menjadi peristiwa penting bagi keempat subyek yang merupakan keberhasilan subyek mewujudkan harapannya (IN,JL,BE,MR) Denial - Subyek tidak mengalami denial,karena sudah mengetahui resiko dan sebab akibat yang terjadi meskipun tidak terima cara dokter menyampaikan hasil lab (IN) - Awal tahu status, subyek tidak langsung percaya terinfeksi HIV positif dan ragu dengan hasil VCT (JL) - Merasa kaget dan sedih namun tidak mengalami penyangkalan, karena subyek sudah tahu informasi sejak awal (BE) - Menerima hasil LAB, karena tahu suaminya mantan IDU (MR) Anger - Subyek tidak terima cara dokter menyampaikan menggunakan katakata keras (IN) - Subyek tidak marah kepada wanita-wanita yang diajak berhubungan.(jl) - Subyek tidak marah, namun merasa bersalah dengan diri sendiri (BE) - Menyalahkan Tuhan, merasa tidak adil karena subyek harus meminum obat ARV seumur hidup (MR) Depresi - Subyek memilih untuk menyendiri selama 1-2 tahun, tidak mau dijenguk siapapun (IN) - Subyek sering mengurung diri di kamar dan ingin meningglkan shelter (JL) - Subyek merasa stres dan jenuh saat berada dalam penjara (BE) - subyek mendiskriminasi diri sendiri, membatasi diri, dan hanya mengurus suami serta anaknya di rumah. (MR) 5. Penerimaan dan partisipasi (1,2,3,4) 2. Kemarahan (1,2,3,4) 3. Depresi (2,3,4) 4. Sikap tawar menawar (4) Tekanan Emosi - Ketiga subyek tidak memiliki tekanan emosi dalam diri. (IN,JL,BE) - Subyek merasa stres harus meminum obat ARV setiap hari (MR) Tahapan Penerimaan Diri 1. Penyangkalan () Bargaining - Kalau subyek diberi hidup panjang, subyek ingin membantu teman sebaya (IN) - Subyek berdoa untuk meringankan beban dalam dirinya. (JL) - Subyek merasa yakin akan kesehatannya dan mengendalikan penyakit HIV dengan rutin minum ARV. (BE) - subyek menjaga pola hidup, dengan tidak keluar malam hari agar tidak terserang bronkitis. (MR) Penerimaan dan Partisipasi - Sudah menerima diri, tapi subyek masih memiliki kekhawatiran kalau orang lain tahu status HIV yang dideritanya. (IN) - Subyek menjalani kehidupan dengan pola hidup yang baik meski masih melakukan beberapa kali free sex (JL) - Sejak tahun 1998, subyek aktif melakukan kunjungan rumah sakit pada pasien HIV (BE) -- Merasa tidak ada bedanya dengan orang lain, dan merasa bahwa dirinya orang pilihan Tuhan (MR) Hambatan dalam lingkungan: - terdapat stigma, diskriminasi dari orang - sosial dan pekerjaan (IN, BE,MR) - Subyek jarang mengalami stigma dan diskriminasi (JL) Pemahaman diri: -Mensyukuri peristiwa yang dilalui -mengenali kelebihan dan kekurangan (IN,JL,BE,MR) Konsep diri - mengembangkan potensi di bidang masing-masing (IN,BE,MR) - masih melakukan beberapa kali free sex (JL) Faktor-Faktor Penerimaan Diri Tahapan Penerimaan Diri Bagan Penerimaan Diri Pada ODHA (Subyek IN,JL, BE (dan MR)