Lampiran 1 Jenis investasi dalam permainan Landscape Game (Purnomo 2008). Tipe Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
Petunjuk Pemakaian Permainan Bentang Alam

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

West Kalimantan Community Carbon Pools

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menhut-II/2011 TENTANG

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

sumber pembangunan ekonomi dan sumber kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai pemelihara lingkungan global.

PEMANFAATAN JASA KARBON HUTAN DI KAWASAN HUTAN KONSERVASI Operasionalisasi Peran Konservasi kedalam REDD+ di Indonesia

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hutan. Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan hutan terluas di dunia

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini?

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Hutan di Indonesia memiliki peran terhadap aspek ekonomi, sosial maupun. (Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro 2000).

Avoided Deforestation & Resource Based Community Development Program

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

Perlindungan Hutan Tropis Berbasis Kearifan Lokal. Inisiatif Hutan Desa di Kabupaten Merangin

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU

TAMBANG DI KAWASAN HUTAN LINDUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. pihak-pihak terkait seperti PT Austindo Aufwind New Energy, PT PLN (Persero)

Mei NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

BAB IV RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.8/Menhut-II/2014

MEKANISME DISTRIBUSI PEMBAYARAN REDD : Studi Kasus Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan PUSLITSOSEK 2009

APLIKASI GAME THEORY DALAM PENGELOLAAN HUTAN LESTARI MENGGUNAKAN LANDSCAPE GAME

PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

MODUL 1 MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

HARAPAN RAINFOREST RESTORASI EKOSISTEM DI HARAPAN RAINFOREST SEBUAH MODEL DALAM UPAYA PENGURANGAN LAJU DEFORESTASI DI INDONESIA

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

BAB I PENDAHULUAN. yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi suatu kesatuan

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

Rehabilitasi dan Reklamasi Pasca Tambang

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

GLOBAL. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Asti Istiqomah, SP, M.Si EKONOMI KEHUTANAN ESL 325 (3-0)

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Transkripsi:

LAMPIRAN 59

60 Lampiran 1 investasi dalam permainan Landscape Game (Purnomo 2008). Tipe Wilayah Peluang Biaya Hasil Hipotek Nilai Aset Periode Waktu Catatan Inti/Tepi Lahan Mosaik Sel-sel khusus Ekowisata 10 2 5 7 Ekowisata di hutan bernilai konservasi tinggi (HCVF) 20 3 10 15 Setiap ada pemain yang singgah atau melewati lahan tersebut Setiap ada pemain yang singgah atau melewati lahan tersebut Pembalakan 13 50 6 7 Satu putaran Karbon untuk menghindari deforestasi dan degradasi (REDD) Tanaman Akasia Perkebunan Kelapa Sawit 2 8 5 5 Satu putaran 22 40 11 17 Satu putaran 21 59 10 16 Satu putaran Perkebunan Biodisel 6 8 3 5 Satu putaran Kemasyarakatan Sengon 30 74 15 25 Satu putaran tanaman jati 60 150 30 50 Dua putaran Karbon untuk reforestasi Dana Kelestarian 6 6 3 5 Satu putaran Ambil kartu Kebakaran 25 - - - Longsor 15 - - - Ancaman - Pertambangan batu bara Pengusahaan air minum Ambil Kartu - - 50 75 20 30 Satu putaran 50 5 30 40 Areal di hutan bernilai konservasi tinggi Bukan areal HCVF; perlu investasi ulang setelah dua putaran Kartu akan menentukan berapa banyak anda mendapatkan poin Jika ada total empat sel yang berisi hutan tanaman cepat (akasia dan sengon) dan kelapa sawit Jika total lima sel yang berisi pembalakan hutan dan pertambangan batu bara Kartu akan menunjukan resiko yang harus anda bayarkan setelah dua putaran Mendapatkan Þ5 untuk setiap investasi pemain

61 Lampiran 2 Ringkasan secara umum motivasi stakeholder mahasiswa dalam memilih jenis investasi Latar Belakang Pemilihan 1. Pembalakan a. Mendapatkan hasil yang banyak dan pajak yang kecil b. Membuka aksesbilitas jalan 2. Ekowisata a. Mendapat insentif dari pemerintah b. Setiap pemain yang melewati harus membayar c. Melestarikan lingkungan d. Memberdayakan masyarakat desa hutan 3. Jati a. Aset dan hasil yang besar b. Sebagai hutan tanaman dan reboisasi 4. Karbon a. Melestarikan lingkungan 5. Tidak Berinvestasi b. Insentif dari pemerintah c. Menyerap karbon a. Tidak sesuai dengan aturan pemerintah b. Topografi tidak mendukung c. Lahan sudah menjadi millik pemain lain d. Mendapatkan punishment e. Tidak memiliki modal 6. Sengon a. Sebagai tanggung jawab sosial 7. Kelapa Sawit b. Mengurangai erosi di sempadan sungai c. Taman wisata dan Agroforestri d. jangka panjang a. Harga investasi yang murah b. Pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan c. Dekat dengan jalan sehingga aksesbilitas mudah d. Untuk kegiatan penanaman lahan kosong 8. Akasia a. Kegitan penghijauan b. Pembuatan HTI untuk mendapatkan keuntungan besar Agroferestri 9. Biofuel a. Pemerintah memberikan insentif b. Alternatif lain untuk bahan bakar ramah lingkungan

62 Lampiran 3 Ringkasan secara umum motivasi stakeholder perusahaan kehutanan dalam memilih jenis investasi Latar Belakang Pemilihan 1. Bioefuel a. Mencari alternatif bahan baku bahan bakar ramah lingkungan 2. Akasia a. Untuk persediaan kayu bakar bagi masyarakat 3. Karbon a. Mengurangi emisi karbon b. Mengurangi deforestasi dan degradasi lahan hutan c. Mendapatkan insentif dari pemerintan 4. Pembalakan a. Memenuhi permintaan pasar b. Peremajaan tanaman c. Meningkatkan nilai tambah hutan d. Kebutuhan masyarakat akan kayu 5. Sengon a. Mendapatkan keuntungan yang besar b. Memberikan mata pencaharian baru untuk masyarakat Menerapkan pola agroforestri 6. Kelapa sawit a. Melakukan inovasi produk kehutanan b. Meningkatkan prosuksi minyak dan mengurangi impor minyak jangka panjang 7. Tidak berinvestasi a. Mendapatkan hukuman b. Kembali ke investasi milik sendiri c. Lahan milik investor lain d. Modal tidak mencukupi 8. Jati a. Percobaan varietas baru JPP 9. Ekowisata a. Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat b. Melestariakn alam sambil mendapatkan pemasukan.

63 Lampiran 4 Ringkasan secara umum motivasi stakeholder praktisi kehutanan internasional dalam memilih jenis investasi Latar Belakang Pemilihan 1. Karbon a. Mencegah pemanasan global b. Mengurangi emisi karbon c. Mendapat insentif dari pemerintah 2. Biofuel a. Menigkatan produksi minyak alternatif 3. Air a. Setiap orang yang akan berinvestasi harus membayar kepada pemilik air 4. Akasia a. Untuk kegiatan penghijauan dan mendapatkan keuntungan yang besar 5. Tidak berinvestasi a. Lahan telah menjadi milik pemain lain b. Terdapat enclave c. Tidak memiliki modal 6. Pembalakan a. Mendapatkan keuntungan yang besar b. Mendapat izin dari pemerintah 7. Ekowisata a. Mendapatkan keuntungan dari setiap orang yang lewat b. Melestarikan Flora dan Fauna 8. Sengon a. Memenuhi permintaan bahan baku industri b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan 9. Jati a. Keuntungan dan aset yang besar

64 Lampiran 5 Ringkasan secara umum motivasi stakeholder kehutanan di Bogor dalam memilih jenis investasi Latar Belakang Pemilihan 1. Karbon a. Mencegah pemanasan global b. Mengurangi emisi karbon c. Mendapat insentif dari pemerintah 2. Biofuel a. Menigkatan produksi minyak alternatif 3. Air a. Setiap orang yang akan berinvestasi harus membayar kepada pemilik air 4. Akasia a. Untuk kegiatan penghijauan dan mendapatkan keuntungan yang besar. b. Bahan baku pulp 5. Tidak berinvestasi a. Lahan telah menjadi milik pemain lain b. Tidak memiliki modal 6. Pembalakan a. Mendapatkan keuntungan yang besar 7. Ekowisata a. Mendapatkan keuntungan dari setiap orang yang lewat b. Melestarikan Flora dan Fauna 8. Sengon a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan 9. Jati a. Keuntungan dan aset yang besar