BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jalan Wates-Yogya KM 02, Kecamatan Pengasih,

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN. narkoba oleh mahasiswa di Kota Yogyakarta dilakukan di Kepolisian Resort

BAB III METODE PENELITIAN. a. Pasar Niten yang beralamat di Jalan Raya Bantul Km 5 Kabupaten Bantul.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Agustus 2013 sampai dengan bulan November kenyataan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variable yang

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta yang terletak di Jalan Tegal Lempuyangan DN III/95 Yogyakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kulon Progo dikarenakan badan ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research)

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 3 Depok, yang lokasinya berada di Dusun Sopalan, Desa atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ada masyarakat yang menggunakan lahan aset PT.Kereta Api Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. (LKY). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 28 Oktober 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud penelitian kualitatif adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Kapas No.10 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mampu memberikan data yang relevan dan dapat dipercaya. memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:6)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif. Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai dunia alam ataupun dunia sosial. memprioritaskan pada gambaran kejadian-kejadian yang berlangsung pada

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. jelas tentang cara, proses dan level partisipasi masyarakat dalam pengawasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan ilmiah. Adapun dalam penelitian ini digunakan beberapa tehnik atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini berusaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. berhubungan dengan yang terjadi sekarang, dimana tujuan dari penelitian ini

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tentang penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul dilaksanakan di kantor Polair yang beralamat di Jl. Parangtritis, Pantai Depok, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Adapun pertimbangan dipilihnya tempat tersebut dengan alasan bahwa yang memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sandranan Gunungkidul adalah Polair DIY yang mempunyai tugas dan wewenang dalam menegakkan hukum di wilayah perairan DIY. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013 sampai bulan Juli 2013. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Nurul Zuriah, 2006: 47). 31

32 Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan keyataan yang berdimensi ganda, selain itu lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. (Nurul Zuriah, 2006:94-95). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004: 6). Berdasarkan jenis dan metode pendekatan penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. C. Penentuan Subjek Penelitian Dalam penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive atau pengambilan subjek penelitian berdasarkan tujuan. Pemilihan subjek penelitian dalam purposive didasarkan atas ciri-ciri tertentu atau berdasarkan tujuan

33 penelitian (Nurul Zuriah, 2006: 124). Pada cara ini siapa yang akan diambil sebagai subjek penelitian diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang berdasarkan atas pertimbangan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Polisi yang bertugas di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Polisi yang bertugas di bidang perairan dan telah memiliki pengalaman kerja selama kurang lebih 5 (lima) tahun. 3. Polisi yang mempunyai pengalaman dan terlibat langsung dalam menangani tindak pidana kerusakan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kasi Tindak Polair DIY dan 3 (tiga) penyidik Polair yang terlibat langsung dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dan suaranya (Sukandarrumidi,

34 2006: 88). Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing. Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber infomasi (interviewee) (Nurul Zuriah, 2006: 179). Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan perkecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Wawancara ini sangat berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Subjek Penelitian biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaannya biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari subjek penelitian. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari (Lexy J. Moleng, 2004: 190-191).

35 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, akan tetapi pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan ( Sugiyono, 2010: 140). Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 2. Dokumentasi Menurut Irawan (2000) yang dikutip oleh Sukandarrumidi, 2006: 100-101, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2006: 100-101). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dokumen adalah data serta catatan yang berkaitan dengan penyidikan oleh Polair DIY terhadap

36 kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Data ini berupa berkas perkara penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Data dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka perlu dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik cross check. Menurut Tadjoer Ridjal yang dikutip oleh Burhan Bungin, cross check data dilakukan dengan mengecek data hasil wawancara dengan data dokumentasi (Burhan Bungin, 2001: 95-96). Penelitian tentang Penyidikan oleh Polair DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul harus dilakukan teknik cross check. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan dokumentasi dilakukan pengecekan supaya data yang didapat relevan. Cross chek juga dilakukan terhadap hasil wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan subjek penelitian yang lain.

37 Dilakukan Cross chek bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induktif. Analisis induktif diterapkan untuk membantu tentang pemahaman, tentang pemaknaan, dalam data yang rumit melalui pengembangan tema-tema yang diikhstiarkan dari data kasar (Lexy J. Moleong, 2007: 209). Teknik analisis induktif merupakan penarikan kesimpulan yang berangkat dari faktafakta khusus, peristiwa-peristiwa konkret, kemudian fakta dan peristiwa tersebut ditarik kesimpulan yang umum yaitu dengan cara menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk data diskriptif (Sutrisno Hadi, 1997: 42). Langkah-langkah analisis data tersebut sebagai berikut: 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

38 lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mengecek kembali bila diperlukan (Sugiyono, 2010: 247). Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang belum beraturan. Untuk itu peneliti perlu melakukan pemilihan data yang relevan untuk disajikan dengan memilih data yang dapat menjawab permasalahan tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 2. Unitisasi dan Kategorisasi Data Data yang sudah disederhanakan dan dipilih, kemudian disusun secara sistematis ke dalam unit-unit sesuai dengan sifat dari data itu. Masingmasing data tersebut yang dikategorikan bersifat pokok dan penting, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY

39 dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 3. Display Data Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2010: 249). Data yang diperoleh dikategorikan kemudian penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa penyajian naratif atau deskriptif tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 4. Kesimpulan / Verifikasi Data yang telah difokuskan tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang masih bersifat kaku dan sangat tentative kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung, sehingga diperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti yakni bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai

40 Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul.