BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tentang penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul dilaksanakan di kantor Polair yang beralamat di Jl. Parangtritis, Pantai Depok, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Adapun pertimbangan dipilihnya tempat tersebut dengan alasan bahwa yang memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sandranan Gunungkidul adalah Polair DIY yang mempunyai tugas dan wewenang dalam menegakkan hukum di wilayah perairan DIY. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2013 sampai bulan Juli 2013. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis (Nurul Zuriah, 2006: 47). 31
32 Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan keyataan yang berdimensi ganda, selain itu lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. (Nurul Zuriah, 2006:94-95). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004: 6). Berdasarkan jenis dan metode pendekatan penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. C. Penentuan Subjek Penelitian Dalam penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive atau pengambilan subjek penelitian berdasarkan tujuan. Pemilihan subjek penelitian dalam purposive didasarkan atas ciri-ciri tertentu atau berdasarkan tujuan
33 penelitian (Nurul Zuriah, 2006: 124). Pada cara ini siapa yang akan diambil sebagai subjek penelitian diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang berdasarkan atas pertimbangan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Polisi yang bertugas di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Polisi yang bertugas di bidang perairan dan telah memiliki pengalaman kerja selama kurang lebih 5 (lima) tahun. 3. Polisi yang mempunyai pengalaman dan terlibat langsung dalam menangani tindak pidana kerusakan lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kasi Tindak Polair DIY dan 3 (tiga) penyidik Polair yang terlibat langsung dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dan suaranya (Sukandarrumidi,
34 2006: 88). Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing. Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber infomasi (interviewee) (Nurul Zuriah, 2006: 179). Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan perkecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Wawancara ini sangat berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Subjek Penelitian biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaannya biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari subjek penelitian. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari (Lexy J. Moleng, 2004: 190-191).
35 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, akan tetapi pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan ( Sugiyono, 2010: 140). Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 2. Dokumentasi Menurut Irawan (2000) yang dikutip oleh Sukandarrumidi, 2006: 100-101, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2006: 100-101). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dokumen adalah data serta catatan yang berkaitan dengan penyidikan oleh Polair DIY terhadap
36 kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Data ini berupa berkas perkara penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Data dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka perlu dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik cross check. Menurut Tadjoer Ridjal yang dikutip oleh Burhan Bungin, cross check data dilakukan dengan mengecek data hasil wawancara dengan data dokumentasi (Burhan Bungin, 2001: 95-96). Penelitian tentang Penyidikan oleh Polair DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul harus dilakukan teknik cross check. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan dokumentasi dilakukan pengecekan supaya data yang didapat relevan. Cross chek juga dilakukan terhadap hasil wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan subjek penelitian yang lain.
37 Dilakukan Cross chek bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induktif. Analisis induktif diterapkan untuk membantu tentang pemahaman, tentang pemaknaan, dalam data yang rumit melalui pengembangan tema-tema yang diikhstiarkan dari data kasar (Lexy J. Moleong, 2007: 209). Teknik analisis induktif merupakan penarikan kesimpulan yang berangkat dari faktafakta khusus, peristiwa-peristiwa konkret, kemudian fakta dan peristiwa tersebut ditarik kesimpulan yang umum yaitu dengan cara menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk data diskriptif (Sutrisno Hadi, 1997: 42). Langkah-langkah analisis data tersebut sebagai berikut: 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
38 lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mengecek kembali bila diperlukan (Sugiyono, 2010: 247). Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang belum beraturan. Untuk itu peneliti perlu melakukan pemilihan data yang relevan untuk disajikan dengan memilih data yang dapat menjawab permasalahan tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 2. Unitisasi dan Kategorisasi Data Data yang sudah disederhanakan dan dipilih, kemudian disusun secara sistematis ke dalam unit-unit sesuai dengan sifat dari data itu. Masingmasing data tersebut yang dikategorikan bersifat pokok dan penting, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY
39 dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 3. Display Data Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2010: 249). Data yang diperoleh dikategorikan kemudian penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa penyajian naratif atau deskriptif tentang bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. 4. Kesimpulan / Verifikasi Data yang telah difokuskan tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang masih bersifat kaku dan sangat tentative kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung, sehingga diperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti yakni bagaimana penyidikan oleh Polisi Air DIY terhadap kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul. Disamping itu bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hambatan/ kendala yang dihadapi penyidik Polisi Air DIY dalam melakukan penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai
40 Sadranan Gunungkidul, dan upaya yang dilakukan penyidik Polisi Air DIY dalam mengatasi hambatan/ kendala dalam penyidikan kasus penambangan pasir putih di Pantai Sadranan Gunungkidul.