TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYAN OBAT DI PUSKESMAS BARAKA KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian harus mempergunakan metode yang tepat dan sesuai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci : Persepsi, pasien, pelayanan, kesehatan

PERSEPSI KONSUMEN APOTEK TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI TIGA KOTA DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

Analisis kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kamar obat di puskesmas surabaya utara

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Submited : 6 Maret 2018, Accepted : 31 Maret 2018)

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Pelayanan Pendidikan. kecenderungan jawaban responden sebagian besar pada kategori baik

1. Pendahuluan.

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

ABSTRAK. Maranatha Christian University

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. obat (Drug Oriented) ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care.

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA LAUNDRY PLACE LAUNDRA PUTRI SEKAR GERDANIA

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap konsumen apotek di wilayah kecamatanbanjarnegara.data

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

Transkripsi:

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYAN OBAT DI PUSKESMAS BARAKA KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG Santi Sinala *), Hiany Salim *), Nindia Reski Ardilla *) *) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian di Kabupaten Enrekang yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Kabupaten Enrekang dalam kategori puas (68,6%). Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu untuk jawaban sangat puas diberi nilai 4, puas diberi nilai 3, cukup puas diberi nilai 2, tidak puas diberi nilai 1. Hasil penelitian pada lima dimensi kualitas pelayanan diperoleh presentase skoryaitu kehandalan = 66,4% (puas),daya tanggap = 67,7% (puas), jaminan = 69,2 % (puas), kepedulian = 66,7% (puas), bukti fisik =72,9% (puas). Kata kunci : Pelayanan Obat, Kepuasan Pasien. PENDAHULUAN Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat bertujuan membentuk masyarakat yang sehat, maka diperlukan upaya-upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut (Siregar, 2003). Pada pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit, serta dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat, dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari pelayanan obat(drug oriented) menjadi pelayanan pasien (patient oriented) yang mengacu padaasuhan kefarmasian (pharmaceuticalcare). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semulahanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sebagai tenaga kefarmasian dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, prilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Tenaga kefarmasian harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan (Depkes,2006). Puskesmas merupakan lembaga kesehatan yang pertama berhadapan langsung dengan pasien. Puskesmas memiliki tanggung jawab terhadap wilayah kerja yaitu suatu kecamatan. Puskesmas memiliki visi yaitu tercapainya kecamatan yang sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikatorutama, yaitu hubungan yang sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk. Untuk mencapai visi tersebut Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 45

puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang dirasakan. Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh sama atau melebihi harapan (Pohan, 2006). Puskesmas Barakamerupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berada di wilayah Kecamatan Baraka yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal tersebut secara implisit tidaklah dapat dilepaskan dengan pelayanan kesehatan obat-obatanyang merupakan inti sari dari suatu proses pelayanan kesehatan. Berdasarkan observasi dengan beberapa pasien yang menebus obat di Apotek Puskesmas Baraka, ada beberapa pasien yang tidak mendapatkan kebenaran informasi yang lengkap mengenai obat yang di peroleh, dikarenakan pasien di Puskesmas dengan jumlah yang tidak sedikit terutama pada hari saat masyarakat melakukan kegiatan secara bersama-sama seperti pada saat hari pasar, sehingga hal tersebut berdampak pada daya tanggap yang kurang maksimal dari pemberi layanan kepada pasien yang datang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian terhadap kepuasan pelayanan obat di Kabupaten Enrekang perlu dilakukan, agar pelayanan yang kurang optimal dapat diperbaiki dan pelayanan dengan nilai mutu terbaik dapat dipertahankan. Maka untuk menyikapi hal tersebut, peneliti tertarik mengangkat permasalahan ini ke dalam penelitan ilmiah. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut bagaimanakah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka? Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu : 1. Sebagai salah satu bahan masukan bagi Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kefarmasian. 2. Sebagai bahan referensi bagi tenaga farmasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kefarmasian serta untuk penelitian selanjutnya. METODE DAN BAHAN Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, dan waktu pengumpulan data dari responden dilakukan pada bulan April-Juni 2017. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang berobat sebanyak 770 pasien dalam waktu 1 bulan di Kabupaten Enrekang. 2. Sampel Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling berdasarkan kriteria : a. Berumur 17 tahun keatas b. Pernah berobat di Puskesmas Baraka minimal 2 kali c. Bisa berkomunikasi d. Bersedia mengisi kuesioner e. Sudah menikah Sampel dihitung berdasarkan Nomogram Herry King dengan tingkat kesalahan 10% (Sugiyono, 2005). Sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 77 sampel di. Teknik Pengumpulan dan Pengelolahan Data Data primer berupa kuesioner dalam bentuk checklist yang berisikan pertanyaan dengan empat opsi jawaban dimana responden diminta untuk memilih atau menchecklist salah satu jawaban dimana setiap pertanyaan disediakan empat Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 46

alternatife jawaban. Data diolah menggunakan skala Likert untuk jawaban sangat puas diberi skor 4, puas diberi skor skor 3, tidak puas diberi skor 2, dan sangat tidak puas diberi skor 1. skor rata-rata = jumlah skor rata rata skor ideal nilai skor responden = jumlah butir soal X100% ideal = jumlah responden 4 Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dipersentasikan berdasarkan perolahan persentase, dibagi atas 4 kategori, yaitu : Sangat puas : > 81,25 % - 100% Puas : > 62,75 % - 81,25 % Tidak puas : > 43,75 % - 62,75 % Sangat tidak puas : > 25% - 43,75% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang pada bulan April Mei 2017, diperoleh data mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Data diperoleh dari jawaban 77 orang responden yang telah berobat minimal dua kali di Apotik Kabupaten Enrekang. Data yang diperoleh selama penelitian diuraikan berdasarkan pada setiap subvariabel yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : 1. Reability ( Kehandalan ) Proses Pelayanan Tabel 1. Frekuensi jawaban responden terhadap kehandalan petugas Nomor Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Soal Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 3 12 46 138 28 56 0 0 77 206 2 2 8 44 132 30 60 1 1 77 201 3 7 28 41 123 27 54 2 2 77 207 Jumlah 12 48 131 393 85 170 3 3 231 614 Rata-Rata 4 16 43.6 131 28.3 56.6 1 1 77 204.6 5,1 % 42,5 % 18,3 % 0,3 % 66,4 % Tabel 1 diatas diperoleh persentase skor sebesar 66,4 % berarti kepuasan responden terhadap kehandalan atau proses pelayanan dalam kategori puas. 2. Responsiveness ( Daya Tanggap ) Tabel 2. Frekuensi jawaban responden terhadap daya tanggap petugas Nomor Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Soal Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 6 24 46 138 22 44 3 3 77 209 2 6 24 46 138 23 46 2 2 77 210 3 7 28 43 129 24 48 3 3 77 208 Jumlah 19 76 135 405 69 138 8 8 231 627 Rata-Rata 6.3 25.3 45 135 23 46 2.6 2.6 77 209 8,2 % 43,8 % 14,9 % 0,8 % 67,8 % Sumber : data Primer 2017 Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 47

Tabel 2 diatas diperoleh persentase skor sebesar 67,8 % berarti kepuasan responden terhadap daya tanggap atau propses pelayanan petugas terhadap daya tanggap petugas dalam kategori puas. 3. Assurance ( Jaminan ) Tabel 3. Frekuensi jawaban responden terhadap jaminan petugas Nomor Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Soal Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 4 16 48 144 24 48 1 1 77 209 2 8 32 47 141 21 42 1 1 77 216 3 6 24 51 153 18 36 2 2 77 215 Jumlah 18 72 146 438 63 126 4 4 231 640 Rata-Rata 6 24 48.6 146 21 42 1.3 1.3 77 213.3 7,7 % 47,4 % 13,6 % 0,4 % 69,2 % Tabel 3 diatas diperoleh persentase skor sebesar 69,2 % berarti kepuasan responden terhadap jaminan petugas atau pelayanan terhadap jaminan petugas dalam kategori puas. 4. Empathy ( Kepedulian ) Tabel 4. Frekuensi jawaban responden terhadap empati pasien Nomor Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Soal Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 6 24 39 117 31 62 1 1 77 204 2 7 28 44 132 26 52 1 1 77 213 3 6 24 39 117 27 54 5 5 77 200 Jumlah 19 76 122 366 84 168 7 7 231 617 Rata-Rata 6.3 25.3 40.6 122 28 56 2.3 2.3 77 205.6 8,2 % 39,6 % 18,1 % 0,7 % 66,7 % Tabel 4 diatas diperoleh persentase skor sebesar 66,7 % berarti kepuasan responden terhadap empati atau proses pelayanan terhadap empati dalam kategori puas. 5. Tangible ( Jaminan ) Tabel 5. Frekuensi jawaban responden terhadap jaminan pasien Nomor Soal Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 4 16 58 174 12 24 3 3 77 217 2 8 32 58 174 10 20 1 1 77 227 3 9 36 58 174 10 20 0 0 77 230 Jumlah 21 84 174 522 32 64 4 4 231 674 Rata-Rata 7 28 58 174 10.6 21.3 1.3 1.3 77 224.6 9% 56,4 % 6,9 % 0,4 % 72,9 % Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 48

Tabel 5 diatas diperoleh persentase skor sebesar 72,9 % berarti kepuasan responden terhadap jaminan pasien atau proses pelayanan terhadap jaminan pasien dalam kategori puas. Butir Soal Tabel 6. Frekuensi keseluruhan jawaban mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Kabupaten Enrekang Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Jumlah Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban 1 3 12 46 138 28 56 0 0 77 206 2 2 8 44 132 30 60 1 1 77 201 3 7 28 41 123 27 54 2 2 77 207 4 6 24 46 138 22 44 3 3 77 209 5 6 24 46 138 23 46 2 2 77 210 6 7 28 43 129 24 48 3 3 77 208 7 4 16 48 144 24 48 1 1 77 209 8 8 32 47 141 21 42 1 1 77 216 9 6 24 51 153 18 36 2 2 77 215 10 6 24 39 117 31 62 1 1 77 204 11 7 28 44 132 26 52 1 1 77 213 12 6 24 39 117 27 54 5 5 77 200 13 4 16 58 174 12 24 3 3 77 217 14 8 32 58 174 10 20 1 1 77 227 15 9 36 58 174 10 20 0 0 77 230 Jumlah 89 356 708 2124 333 666 26 26 1155 3172 Rata- Rata 5.93 23.73 47.2 141.6 22.2 44.4 1.73 1.73 77 211.46 % 7,7 % 45,9 % 14,4 % 0,5 % 68,6 % Tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Kabupaten Enrekang termasuk dalam kategori puas dengan persentase skor sebesar 68,6 %. Pembahasan Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat ditentukan oleh beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas pelayanan obat antara lain Reability (kehandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Empathy (empati), Tangibles (bukti fisik). 1. Reability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali ( Jasfar, F., 2005 ) Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap pelayanan obat di Kabupaten Enrekang sudah merasa puas dengan jumlah persentase skor sebanyak 66,4 %. Hal ini dapat dilihat dari 77 responden dengan jawaban sangat puas (5,1 %), puas (42,5 %), cukup puas (18,3 %), dan tidak puas (0,3 %). Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 49

Responden merasa sangat puas, puas, dan cukup puas karena petugas sudah memberikan informasi obat dengan baik, puas dengan kecepatan farmasis dalam menyiapkan obat (obat jadi : ± 15 menit, puyer : ± 20 menit, dan capsul : ± 30 menit) dan merasa puas dengan kesiapsiagaan farmasis dalam memberikan pelayanan obat di Kabupaten Enrekang. Tetapi masih ada beberapa pasien yang merasa tidak puas, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang dilayani pada hari-hari tertentu sehingga tidak semua pasien dilayani dengan baik. 2. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan pasien ( Jasfar, F., 2005 ) Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap petugas dalam memberikan pelayanan obat di Kabupaten Enrekang sudah merasa puas dengan jumlah persentase skor 67,8 %. Hal ini dapat dilihat dari 77 responden diperoleh jawaban sangat puas (8,2%), puas (43,8%), cukup puas (14,9%), dan tidak puas (0,8%). Responden merasa sangat puas, puas, dan cukup puas karena farmasis yang bertugas dapat dengan tanggap menerima resep yang pasien serahkan, puas dengan kecepatan petugas farmasis dalam bertindak bila pasien membutuhkan sesuatu, dan dalam pelayanan obat di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Tetapi masih ada beberapa pasien yang merasa tidak puas, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang dilayani pada hari-hari tertentu sehingga tidak semua pasien dilayani dengan baik. 3. Assurance (Jaminan), meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personal untuk menhilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko pasien ( Jasfar, F., 2005 ). Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa pasien merasa puas terhadap ketersediaan obat di Apotek Puskesmas Baraka, merasa puas dengan bahasa yang digunakan farmasis, dan merasa puas dengan pelayanan farmasis dalam hal kerapihan dan kebersihannya. Hal ini dapat dilihat dari 77 responden dengan jumlah persentase skor 69,2 %, dimana diperoleh jawaban sangat puas (7,7 %), puas (47,4%), cukup puas (13,6%), dan tidak puas (0,45%). Tetapi masih ada beberapa pasien yang merasa tidak puas, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang dilayani pada hari-hari tertentu sehingga tidak semua pasien dilayani dengan baik. 4. Empaty (Kepedulian), yang meliputi sikap kontak pesonel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudian dalam melakukan komunikasi atau hubungan (Jasfar,F., 2005). Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap sikap petugas dalam menanggapi pertanyaanpertanyaan dari pasien di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari 77 responden dengan jumlah persentase skor 66,7 % dimana jawaban sangat puas (8,2%), puas 39,6%), cukup puas (18,1%), dan tidak puas (0,7%). Responden merasa sangat puas, puas, dan cukup puas dalam hal menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pasien, mengenai kesetiaan farmasis mendengarkan keluhan pasien, dan merasa puas terhadap kesopanan farmasis selama melayani pasie. Tetapi masih ada beberapa pasien yang merasa tidak puas, hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang dilayani pada hari-hari tertentu sehingga tidak semua pasien dilayani dengan baik. 5. Tangibles ( Bukti Fisik ), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa. Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 50

Penilaian terhadap dimensi ini dapat diperluas dalam bentuk hubungan dengan konsumen lain pengguna jasa (Jasfar,F., 2005). Hasil penelitian pada tabel 5 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap kenyamanan dalam ruang tunggu Apotek di Kabupaten Enrekang termasuk kategori puas. Hal ini dapat dilihat dari 77 responden dengan jumlah persentase skor 72,9 % dimana diperoleh jawaban sangat puas (9 %), puas (56,4%), cukup puas (6,9%), dan tidak puas (0,4%). Responden merasa sangat puas, puas, dan cukup puas karena kenyamanan dalam ruang tunggu, baik dalam kebersihan Apotek, kenyamanan ruang tunggu, sertatersedianya tempat duduk untuk semua pasien-pasien sangatlah baik, namun masih ada pasien merasa tidak puas, dikarenakan pada saat itu pasien banyak sehingga tidak mendapatkan tempat duduk. Keseluruhan hasil penelitian tentang Tingkat Kepuasan Pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang diperoleh persentase skor 68,6 % (Lihat tabel 6) berarti tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang termasuk kategori puas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Kabupaten Enrekang tahun 2017 termasuk kategori puas (68,6 %). Adapun tingkat kepuasan pasien ini yaitu sebagai berikut : Reability (Kehandalan) 66,4 % = puas, Responsiveness (Daya Tanggap) 67,7 % = puas, Assurance (Jaminan) 69,2 % = puas, Emphaty (Kepedulian) 66,7 % = puas, Tangible (Bukti Fisik) 72,9 % = puas. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian diatas dapat disarankan bahwa sebaiknya pelaksanaan pelayanan obat di Kabupaten Enrekang pada semua dimensi (Reability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, Tangible) perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan serta penambahan SDM yang terlatih sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan serta mewujudkan pelayanan yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Anief, M., 2004, Manajemen Farmasi, : Yogyakarta : Gadjah Mada University Anonim.,2011,Pelayanan Informasi Obat,http://tyutmahiwa.blogspot. com/2011/04/pelayanan - informasi-obat-pio.html diakses tanggal 3 Januari 2016 Batubara, P.L., 2008, Farmakologi Dasar, edisi II : Jakarta : Lembaga Studi dan Konsultasui Farmakologi Depkes RI., 2006, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, Depkes RI : Jakarta Ditjen Binfar & Alkes., 2006, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan.: Jakarta Effendi, F & Makhfudli., 2013, Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan : Jakarta Eka, A., 2014, Hubungan Pelayanan Kefarmasian Dengan Kepuasan Pasien Menggunakan Jasa Apotek Di Kota Denpasar, Denpasar : Universitas Udayana Denpasar Jasfar, F., 2005, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu, Bogor : Ghalia Indonesia Katzung, B. G., 2007, Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition, United States : Lange Medical Publications Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 51

Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 193/Kab/B.VII/71. Tentang Pengertian Obat, Jakarta : Menkes RI Kotler, 2005, Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Greamedia Parasuraman, dkk., 2003, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan. Journal Of Retailing, Vol.64, No.1 Pohan, I.S., 2006, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta : EGC Siregar, C.J.P, 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan, Jakarta : EGC Sugiyono., 2005., Metode Penelitian Admninistrasi, Bandung : Alfabeta Trihono., 2005, Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, : Jakarta: Sagung Seto. Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Jakarta : Ghalia Indonesia. Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 52