BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan merupakan proses kumulatif atau fondasi. dasar karena dalam setiap aspek baru perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. (Ariwibowo, 2012) atau sekitar 13% dari seluruh penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

1

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). SDM yang baik dapat diperoleh dengan mengoptimalkan. <3 tahun atau 0-35 bulan atau belum mengalami ulang tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah salah satu ciri khas pada. anak yang pasti terjadi, dimulai dari masa konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang akhir-akhir ini muncul di dunia. Di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi pada anak pra sekolah akan menimbulkan. perbaikan status gizi (Santoso dan Lies, 2004: 88).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perancangan sistem..., Septiawati, FKM UI, Univerasitas Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan merupakan proses kumulatif atau fondasi dasar karena dalam setiap aspek baru perkembangan melibatkan dan dibangun atas perubahan sebelumnya, setiap pencapaian diperlukan untuk mencapai rangkaian keterampilan berikutnya (Allen & Marotz, 2010). Pada dasarnya, urutan perkembangan sama untuk semua anak. Namun, kecepatan perkembangan sangat beragam dan bergantung pada masingmasing anak. Perkembangan anak menurut Allen & Marotz (2010) meliputi: perkembangan fisik, kognitif, personal-sosial, bahasa, dan motorik (kasar dan halus). Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor keturunan, faktor lingkungan (keluarga dalam pola asuh dan pemberian makanan, sekolah, dan masyarakat), dan faktor umum lainnya seperti: jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kesehatan serta budaya (Hildayani, 2007). Anak adalah generasi penerus bangsa dan negara, yang harus diperhatikan sedini mungkin mengenai perkembangan dan pertumbuhannya. Sejak dari dalam kandungan sampai anak lahir dan sepanjang hidupnya proses perkembangan akan terus berlanjut. Dalam proses perkembangan sudah menjadi

2 kewajiban orang tua untuk melindungi dan menjamin kesehatan anak, baik dari segi jasmani dengan memberikan makanan yang bergizi maupun rohani (Wiyani, 2014). Menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 2005 diperoleh data bahwa angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia di bawah lima tahun (balita) masih tinggi, khususnya gangguan perkembangan motorik sebesar 23,5% dari (27,5%) atau 5 juta anak mengalami gangguan (UNICEF, 2005). Pada tahun 2005, Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) melakukan skrining perkembangan di 30 provinsi di Indonesia dan dilaporkan bahwa terdapat 45,12% anak mengalami gangguan perkembangan. Pada tahun 2007 sekitar 35,4% anak dengan usia balita di Indonesia mengalami penyimpangan perkembangan. Penyimpangan perkembangan yang terjadi adalah penyimpangan dalam motorik kasar, motorik halus, dan mental emosional. Hal ini diperkirakan karena kurangnya pemahaman orang tua atau keluarga dalam menstimulasi, pola asuh dan pemberian nutrisi serta faktor lingkungan (Depkes RI, 2005). Menurut data Badan Pusat Statistik Kesehatan Balita di Jawa Tengah (2007) menunjukkan bahwa gangguan motorik

3 halus atau kasar menempati prevalensi tertinggi kedua setelah masalah gizi pada balita (lebih dari 35%). Data tersebut menggambarkan bahwa balita berisiko tinggi terjadi masalah kesehatan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) pada tahun 2008 ditemukan bahwa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan Denver Development Screening Test (DDST) untuk Provinsi Jawa Tengah terdapat 27,2% yang tidak melakukan pemantauan dalam 6 bulan terakhir dan pada tahun 2010 terdapat 34,8%. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amera (2008), didapatkan hasil bahwa sekitar 16% dari anak balita Indonesia mengalami 3 gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat. Hal ini juga didukung oleh Pusponegoro (2006) mengenai stimulasi penting untuk perkembangan anak menunjukkan bahwa setiap 2 dari 1.000 anak mengalami gangguan perkembangan motorik, karena itu perlu kecepatan menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses penyembuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Oddy, dkk (2011) tentang hubungan antara menyusui 4 bulan atau lebih dan perkembangan anak pada usia 1, 2 dan 3 tahun menggunakan sebuah alat ukur yaitu Child Monitoring Questionnaires (IMQ). Hasil dari penelitian tersebut

4 menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) selama empat bulan atau lebih memiliki skor lebih tinggi sedangkan bayi yang disusui selama kurang dari empat bulan memiliki kemungkinan untuk mendapatkan satu skor abnormal di lima domain perkembangan. Lima domain perkembangan yaitu motorik halus, motorik kasar, sosial, bahasa dan kemandirian. Penelitian ini menggambarkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah ASI. Faktor-faktor lain yang ditemukan dalam beberapa penelitian adalah faktor pengetahuan keluarga dan lingkungan. Faktor keluarga dengan pengetahuan yang lebih akurat akan berpengaruh pada perkembangan anak berdasarkan hasil penelitian dari Jahromi, dkk (2014). Selain itu, faktor lingkungan menurut Hwang, dkk (2014) akan mempengaruhi perkembangan motorik anak. Pada penelitian-penelitian di atas, partisipan yang menjadi sasaran adalah anak-anak balita. Masa anak-anak pada lima tahun pertama (termasuk usia toddler atau usia 1 3 tahun) merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan, dan sering dikenal dengan masa Golden Period, Window of Opportunity, dan Critical Period (Depkes RI, 2005). Pendeteksian dini tentang perkembangan anak perlu dilakukan supaya jika terjadi penyimpangan dapat diintervensi

5 untuk mengarahkan dan membantu anak mencapai tugas perkembangannya (Wiyani, 2014). Berbagai penelitian di atas menggambarkan bahwa masalah gangguan perkembangan anak merupakan masalah kesehatan yang terjadi di dunia maupun di Indonesia karena kurang adanya pelaksanaan deteksi dini perkembangan anak. Selain itu, juga dikarenakan penanganan yang terlambat dan kurangnya pemahaman dari orang tua serta keluarga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak mereka. Hal ini terlihat dari studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Februari 2016 di Taman Kanak-kanak (TK) Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dimana kasus keterlambatan anak terbukti melalui studi tersebut. Terdapat 32 anak yang berusia 1 3 tahun dan pekerjaan ibu yang mayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 17 orang. Menurut salah satu Guru TK dari 32 anak ada sekitar 5 anak diantaranya belum bisa mengikuti perintah, belum dapat menyebutkan warna dengan benar, dan kadang bicaranya masih kurang jelas serta belum dapat mengungkapkan keinginannya dengan bahasa dan hanya menangis atau berteriak saja. Selain itu, peneliti juga telah melakukan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berdasarkan penelitian di Bandung yang dilakukan oleh Kadi, dkk (2008)

6 bahwa KPSP setara dengan Denver II dan lebih sederhana serta mudah dipahami. KPSP juga merupakan pedoman standar yang dibuat oleh Direktorat Bina Kesehatan Anak Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2006. Peneliti telah menerapkan KPSP kepada 32 anak usia 1 3 tahun di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dan didapatkan hasil bahwa ada 4 anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar, 3 anak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa, 3 anak mengalami keterlambatan perkembangan sosial (Lampiran 4). Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak. Data akan diambil dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus dipilih karena mampu mengambil informasi dari segala pandangan dan selain itu penelitian terkait belum pernah dilakukan disana. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

7 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan oleh peneliti di atas, maka fokus penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan faktor internal yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 2. Mendeskripsikan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan

8 keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ini dapat menambah ilmu dalam keperawatan pediatrik dalam lingkup komunitas. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti dapat memperoleh wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan awal atau bagian dari latar belakang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

9 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi pendidik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Pendidik diharapkan dapat lebih memperhatikan anak didiknya dan jika didapati perkembangan anak tidak sesuai usianya segera ditangani sedini mungkin. 3. Penelitian ini juga memberikan gambaran kepada orang tua tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia 1 3 tahun dengan keterlambatan perkembangan di TK Harapan Getasan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Hasil ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan kesehatan anak dengan memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan sehingga menekan tingkat terjadinya penyimpangan perkembangan di masa mendatang.

10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari 2016, dimulai dari studi pendahuluan, penyusunan proposal, seminar poster dan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2016. 1.5.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di TK Harapan Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan menggunakan teknik wawancara (interview) kepada ibu dan guru, observasi langsung terhadap anak di kelas, dan studi dokumen terkait perkembangan kognitif anak berupa hasil pembelajaran anak selama bersekolah, kemudian dianalisis dan dituliskan dengan seksama serta disimpulkan secara kualitatif. 1.5.3 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup tata keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu keperawatan anak yang dikaji pada lingkup komunitas.