ANALISIS SEMIOTIK DALAM PUISI HATIKU SELEMBAR DAUN KARYA SAPARDI DJOKO DARMONO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PUISI TONTONAN LAN TUNTUNAN, ADEP KANAN LAN ADEP KIRI, DAN KALIYUGA LAN KILAYUGA KARYA I MADE SUARSA: ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

MEMAHAMI IMAJI SAPARDI DJOKO DAMONO *) Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

STRUKTUR PUISI PADA KORAN SINGGALANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

Kritik Politik Dalam Antologi Puisi Manusia Istana Karya Radhar Panca Dahana: Analisis Dan Bentuk Isi. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan

ANALISIS SEMIOTIK DALAM KUMPULAN PUISI LOVE POEMS AKU DAN KAMU SADURAN SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL FEBRINA AMELIA NIM

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

Tugas Kecepatan Baca 3 Gambaran umum Berdasarkan pada tugas kecepatan baca 1 dan 2, kira-kira mana yang bisa dijadikan bahan analisis lebih lanjut?

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv. KATA PENGANTAR...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

NYANYIAN DALAM TRADISI MAANTA ANAK DARO DI KELURAHAN UJUANG BATUANG PARIAMAN TENGAH ANALISIS STRUKTURAL. Yunita Nopianti. Abstrak

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

MAKNA KEMATIAN DALAM PUISI-PUISI JOKO PINURBO MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

PENGARUH TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMPN 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAHASA BERMAJAS DALAM KUMPULAN PUISI BAROMBAN KARYA IYUT FITRA ABSTRACT

MENGUNGKAP MAKNA KECINTAAN PADA TANAH AIR DAN BUDAYA LEWAT PUISI TERKENANG TOPENG CIREBON KARYA AJIP ROSIDI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

JURNAL STRUKTUR FISK DAN BATIN KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI SEPILIHAN SAJAK SAPARDI DJOKO DAMONO

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

ANALISIS STRUKTUR DALAM KUMPULAN PUISI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Transkripsi:

P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i3p%25p.659 ANALISIS SEMIOTIK DALAM PUISI HATIKU SELEMBAR DAUN KARYA SAPARDI DJOKO DARMONO Pipin Pirmansyah 1, Citra Anjani 2, Dida Firmansyah 3 1-3 IKIP Siliwangi 1 pipinpirmansyah69@gmail.com, 2 citraanjani@gmail.com, 3 dfirmansyah86@gmail.com Abstract The purpose of this research is to (1) analyze the poem in semiotics (2) to describe the result of poetry analysis entitled Hatiku Selembar Daun by Sapardi Djoko Damono, (3) to define the outline of the theme of the poem. After going through the process of discussion of poetry and semiotic attention, will know tetang meaning and signs of language contained in the poem My Heart One Leaf so conveyed to the reader. Keywords: Semiotik, Poetry, Hatiku Selembar Daun Abstrak Tujuan dari penelitian ini ialah untuk (1) menganalisis puisi tersebut secara semiotik (2) mendeskripsikan hasil analisis puisi berjudul Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono, (3) mendefinisikan secara garis besar tema dari puisi tersebut. Setelah melalui proses pembahasan puisi dan memerhatikan secara semiotik, akan menetahui tetang makna dan tanda tanda kebahasaan yang terdapat pada puisi Hatiku Selembar Daun sehingga tersampaikan pada pembaca. Kata kunci: Semiotik, Puisi, Hatiku Selembar Daun PENDAHULUAN Secara visual, puisi dibentuk dengan tipografi berbait-bait. Orang sering mendefiniskan puisi sebagai karangan terikat. (Pradopo, 2012)menjelaskan bahwa puisi itu merupakan karangan yang terikat oleh; banyaknya baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, serta memiliki rima dan irama. Sedangkan penyair romantik seperti Samuel Taylor Coleriedge mendefinisikan puisi yang kemudian dijabarkan (Pradopo, 2012) sebagai kata-kata yang terindah dalam susunan terindah, penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun dengan baik. (Pradopo, 2012) lantas mengungkapkan puisi sebagai sesuatu yang puitis. Puitis berarti mengandung keindahan dalam puisi tersebut. Keindahan dalam puisi tidak bisa didefinisikan secara pasti. Puisi dapat dikatakan puitis bila mampu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, ataupun memberi keharuan (Pradopo, 2012). Kepuitisan itu sendiri dapat timbul dengan berbagai cara, diantaranya dengan bentuk visual: tipografi, penyusunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi (Pradopo, 2012). Selain itu bisa juga dengan pemilihan kata Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono 315

(diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa, dan sebagainya (Pradopo, 2012). Kepuitisan, sebagaimana diuraikan di atas salah satunya dengan pemilihan kata (diksi). Melalui pemilihan diksi, pembaca kemudian dapat bangkit perasaannya, tertarik perhatiannya, atau bahkan timbul rasa harunya. Diksi bisa menggambarkan sebuah makna yang menyiratkan sesuatu (tanda). (Isnaini, 2017) menjelaskan bahwa tanda akan merepresentasikan sesuatu yang lain, kita dapat melihatnya dengan memperhatikan hubungan yang ada di dalamnya, seperti relasi antara sesuatu yang konkret dan yang abstrak. Sistem ketandaan ini dijelaskan (Pradopo, 2012) sebagai semiotik, yaitu lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Semiotik ini juga menjadi salah satu cara menganalisis sajak, agar memahami makna sajak itu sendiri. Dengan memahami sajak, tentu saja kepuitisan baru dapat dirasakan oleh pembacanya. Puisi Sapardi Djoko Damono, berjudul Hatiku Selembar Daun, adalah satu sajak yang dapat dianalisis secara semiotik. Sajak ini sendiri pernah dianalisis strukturnya oleh peneliti sebelumnya. (Yanti, Beding, & Susanti, 2016) dalam jurnalnya, menganalisis bahwa secara struktur batin, puisi tersebut mengangkat tema ketuhanan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti akan menganalisis puisi Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono secara semiotik. Melalui penelitian ini, diharapkan akan menambah pengetahuan mengenai analisis semiotik pada sebuah puisi. Selain itu, peneliti juga berharap dapat mempermudah segala hal mengenai analisis sebuah puisi dalam menemukan kepuitisan serta keindahan puisi itu sendiri. METODE Kajian yang dipakai untuk menganalisis cerpen Sapardi Djoko Damono berjudul Hatiku Selembar Daun adalah analisis semiotik. Garis besar dalam analisis semiotik, diungkapkan (Pradopo, 2012) berhubungan dengan lapangan tanda, yaitu pengertian tanda itu sendiri. Dalam pengertian tanda, ada dua prinsip, yaitu penanda (signifier) atau yang menandai, yang merupakan bentuk tanda, dan petanda (signified) atau yang ditandai, yang merupakan arti 316 Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono

tanda(pradopo, 2012). Berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda, ada tiga jenis tanda yang pokok, yaitu, ikon, indeks, dan symbol (Pradopo, 2012). Lebih lanjut lagi, (Pradopo, 2012) mendefinisikan ikon sebagai tanda hubungan antara penanda dan petandanya bersifat persamaan bentuk alamiah, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat. Sementara itu, symbol menurut (Pradopo, 2012) adalah tanda yang tidak menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. (Sapdiani, Maesaroh, Pirmansyah, & Firmansyah, 2018) menyatakan bahwa seperti halnya kajian struktural yang menitikberatkan pada unsur instrinsik. Sastra merupakan karya imajinatif, dan bahasa merupakan medium dalam sastra itu sendiri. Peneliti melakukan langkah-langkah pengumpulan data, demi memastikan ketepatan analisis bahasa dalam sastra yang dianalisis secara semiotik. Adapun langkah-langkah tersebut daiwali dengan (1) membaca puisi berjudul Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono, kemudian (2) menganalisis puisi tersebut secara semiotik (3) mendefinisikan secara garis besar tema dari puisi tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian analisis semiotik pada puisi Hatiku Selembar Daun menyimpulkan bahwa puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema ketuhanan. Sapardi membuat hubungan antara petanda dan penanda dengan cara,menggambarkan manusia yang akan menemui ajalnya sebagai petanda (signified), dengan selembar daun sebagai penandanya (signifier). Pembahasan HATIKU SELEMBAR DAUN hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput; nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini; ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi. Hati, bisa diartikan sebagai anggota tubuh yang diyakini sebagai tempat menyimpan perasaan. Hatiku divisualisasikan Sapardi sebagai selembar daun yang melayang jatuh ke Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono 317

rumput. Selembar daun yang melayang ke rumput, dapat menjadi signifier sebagai sesuatu yang sudah layu, atau mati. Sebagaimana konvensi dalam masyarakat kebanyakan, daun yang berguguran ke tanah adalah daun yang sudah layu, busuk, atau mati. Menurut KBBI, hati adalah sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya). Hati di awal puisi ini lalu seolah-olah merupakan selembar daun yang jatuh di rumput. Daun yang jatuh di rumput, identik dengan daun yang yang sudah layu atau sudah mati. Sudah menjadi konvensi di tengah masyarakat, bahwa daun yang jatuh ke tanah memang daun yang layu atau mati. Hatiku selembar daun menjadi signifier (penanda) bagi seseorang yang hendak mati (signified/ petanda). Seseorang yang mencoba Sapardi gambarkan, menyimpan perasaan tertentu, yang diwakili oleh kata hati (signifier). Perasaan seperti apakah itu? Sebelum berlanjut pada baris sesudahnya, mari cermati tanda baca yang ada di akhir baris pertama, yaitu tanda baca titik koma (;). (Safitri, 2016) menjelasakan salah satu fungsi penggunaan tanda titik koma (;) adalah sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat. Puisi memang tidak terbentuk dari unsurunsur kalimat, namun penggunaan titik koma (;) berpengaruh pada baris kedua yang seolaholah menjadi symbol akan kalimat majemuk. Sapardi seakan membuat konjungsi pertentangan, seperti namun. Aku yang akan menuju kematian dan diberi penanda sebagai selembar daun, memiliki perasaan yang ingin disampaikan sebelum dia mati. hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput (namun) nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini. Begitulah konjungsi itu kurang lebih bila ditempatkan pada baris kedua. Konjungsi ini diganti keberadaannya dengan tanda titik koma (;) di akhir baris pertama. Aku, yang akan mati, meminta agar mati itu jangan dulu datang. Daun (signifier), seolah meminta; setelah jatuh ke tanah, jangan dulu mati, ia ingin terbaring dulu. Terbaring bisa dimaknai sesuai KBBI (Ebta, 2015), yaitu terletak membujur, tergeletak, tergelimpang. Oleh karenanya, terbaring merujuk pada keinginan perasaan selembar daun. Ia masih ingin terbaring di tanah. Dalam konvensi masyarakat, daun yang sudah jatuh akan disapu, dibersihkan, kemudian dibakar. Daun itu ingin di sini dulu, di atas rumput, jangan dulu dibersihkan dan dibakar. Manusia yang akan mati (signified) meminta agar ia tidak mati dulu. Ia ingin Tuhan jangan dulu mempertemukannya dengan kematian. Selembar daun ini, tidak semata-mata meminta untuk 318 Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono

diam di atas rumput dulu, melainkan ia meminta kepada Tuhan untuk menunda dulu kematiannya. Aku yang akan mati, menginginkan Tuhan menunda kematiannya. Baris kedua, sama halnya dengan baris sebelumnya, di ujung baris diakhiri tanda titik koma (;). Tanda ini juga menjadi symbol yang mewakili konjungsi penyebaban, seperti karena. hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput (namun) nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini (karena) ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput Karena ada sesuatu yang masih ingin ia saksikan. Sesuatu yang sebelumnya selalu luput. Aku sebentar lagi mati, tapi ada hal yang selama hidup terabaikan. Aku, selembar daun itu, kali ini meminta Tuhan memberinya kesempatan untuk tidak abai terhadap hal itu. Dalam konvensi masyarakat, orang-orang yang sudah memiliki firasat kematian, kebanyakan dari mereka yang memiliki firasat itu lantas melakukan hal-hal yang terabaikan selama hidupnya. Mereka ingin menuntaskan hal-hal itu sebelum kematian benar-benar mendatanginya. Petanda-petanda yang ditampilkan Sapardi dalam puisi Hatiku Selembar Daun, sejauh proses analisis sampai baris ketiga masih memiliki keterkaitan antara petanda dan penanda. Lantas mari berlanjut pada baris yang berbunyi: sesaat adalah abadi sebelum kusapu tamanmu setiap pagi. Sebelum bait, ada pula tanda baca titik koma (;) yang disimpan di akhir baris. Bila titik koma (;) ini masih memberikan symbol pemjemukan kalimat, maka baris yang sedang dianalisis ini akan bertambah dengan konjungsi karena. (karena) sesaat adalah abadi sebelum kusapu tamanmu setiap pagi. Selembar daun (signifier) dari orang yang akan mati (signified) meminta agar Tuhan tidak mencabut dulu nyawanya. Ada yang ingin dilakukan, dilihat, dikerjakan, karena sesaat kemudian berarti akan bertemu dengan kematian sebenar-benarnya. Bila kematian itu sudah tiba, maka daun tak bisa lagi diam di atas rumput. Ia akan disapu setiap pagi. Hal yang ingin disaksikan sebelum mati benar-benar tak bisa disaksikan bila telah mati. Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono 319

Begitulah Sapardi menggambarkan seseorang yang hendak menemui mati dalam puisi ini. Sapardi berusaha menggambarkan orang yang akan mati sebagai sesuatu petanda (signified), dengan perasaan selembar daun yang akan gugur ke rumput, kemudian mati. Orang yang akan mati, biasanya baru menyadari hal-hal yang seharusnya ia lakukan saat masih hidup. Sapardi kemudian membuat petanda permintaan itu kepada Tuhan, meminta agar Tuhan memberi kesempatan melakukan hal yang terlewatkan sebelum mati. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis semiotik puisi Hatiku Selembar Daun, dapat disimpulkan bahwa puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema ketuhanan. Pada pembahasan puisi Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono ini, mengisahkan tentang perjalanan hidup seseorang yang diibaratkan sebagai selembar daun. Sapardi membuat hubungan antara petanda dan penanda dengan cara menggambarkan manusia yang akan menemui ajalnya sebagai petanda (signified), dengan selembar daun sebagai penandanya (signifier). Selain semiotik penggunaan tanda baca dalam puisi Hatiku Selembar Daun ini merupakan symbol dari konjungsi. Daftar Pustaka Ebta, S. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia. In KBBI Offline. Isnaini, H. (2017). Analisis Semiotika Sajak Tuan Karya Sapardi Djoko Damono. Deiksis, 4(2), 1 7. Pradopo, R. D. (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Safitri, L. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pusat Kajian Bahasa. Sapdiani, R., Maesaroh, I., Pirmansyah, P., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Struktural dan Nilai Moral dalam Cerpen Kembang Gunung Kapur Karya Hasta Indriyana. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(2), 101 114. https://doi.org/10.22460/p.v1i2p101-114.79 Yanti, K. W., Beding, V. O., & Susanti, Y. (2016). Analisis Struktur dalam Kumpulan Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Kansasi, 1(1). 320 Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Darmono