FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP KUNJUNGAN DAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DESA SUA-SUA KECAMATAN TEUPAH TENGAH KABUPATEN SIMEULUE JURNAL ILMIAH Diajukan Oleh : SURYANI 121010210071 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2013
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan Kebidanan STIKes U BUDIYAH Banda Aceh Banda Aceh, 1 November 2013 Pembimbing, dr. IKHSAN, M.Kes MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH CUT ROSMAWAR, S.ST
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP KUNJUNGAN DAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DESA SUA-SUA KECAMATAN TEUPAH TENGAH KABUPATEN SIMEULUE Suryani Latar Belakang : Penanggulangan gizi kurang memerlukan upaya yang menyeluruh, meliputi upaya promotif, prenvetif dan rehabilitatif. Efektifitas penanggulangan gizi kurang ditentukan oleh dua hal. Pertama, ketetapan melakukan identifikasi dini gangguan pertumbuhan dan kedua, ketetapan dan kecepatan tindak lanjut setiap gangguan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi yang terdiri dari penimbangan balita setiap bulan, pencatatan dan pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan. Tujuan Penelitian : mengetahui karakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu Desa Sua-Sua, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue. Metode Penelitian : Bersifat deskriptif dengan jenis penelitian crossectional yaitu pada tanggal 20-25 Juli 2013. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu sebanyak 62 ibu yang mempunyai balita. Hasil Penelitian : Responden yang pendidikannya menengah ternyata 30 orang (48.4%) yang melakukan penimbangan balita 14 orang (22.6%) dan yang tidak melakukan 16 orang (25.8%). Responden yang pengetahuannya sedang ternyata 28 orang (45.2%) yang melakukan penimbangan balita 13 orang (20.9%) dan yang tidak melakukan 15 orang (24.2%). Responden yang tidak bekerja ternyata 35 orang (56.5%) yang melakukan penimbangan balita 20 orang (32.3%) dan yang tidak melakukan 15 orang (24.2%). Responden yang memiliki lingkungan negatif ternyata 34 orang (54.8%) yang melakukan penimbangan balita 16 orang (25.8%) dan yang tidak melakukan 18 orang (29.0%). Kata Kunci : Penimbangan, Balita, Posyandu PENDAHULUAN Tingkat kematian bayi di Indonesia hingga saat ini masih memprihatinkan. Penyebab tingginya kematian bayi dan balita ini diantaranya karena penyakit yang diderita bayi dan balita tersebut. Adanya berbagai penyakit yang sering menjangkit bayi dan balita ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan bayi dan balita masih rendah yang disebabkan karena tingkat sosial ekonomi yang lemah, tingkat pengetahuan yang rendah, keluarga memiliki balita lebih dari satu, banyaknya penyakit menular di lingkungan sekitar. (Rita Juniriana, 2007) Penanggulangan gizi kurang memerlukan upaya yang menyeluruh, meliputi upaya promotif, prenvetif dan rehabilitatif. Efektifitas penanggulangan gizi kurang ditentukan oleh dua hal. Pertama, ketetapan melakukan identifikasi dini gangguan pertumbuhan dan kedua, ketetapan dan kecepatan tindak lanjut setiap gangguan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi yang terdiri dari penimbangan balita setiap bulan, pencatatan dan pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak lanjut
hasil pemantauan pertumbuhan. (Rachmi Untoro, 2005) AKB (Angka Kematian Bayi) dan AKBAL (Angka Kematian Balita) di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya sekitar 1,2 1,3 kali lipat. AKB di Indonesia tahun 2007 sebesar 52 per 1000 kelahiran hidup dan AKBAL sekitar 19 per 1000 kelahiran hidup. Hal tersebut berarti dari sekitar 4 juta bayi lahir pertahun 300.000 meninggal sebelum ulang tahunnya ke-5 atau sekitar 800 balita meninggal perhari atau satu balita Indonesia meninggal setiap 2 menit. (SDKI, 2007) Dari data Kabupaten Simeulue jumlah balita sebanyak 26.240 orang, terdapat balita yang ditimbang 15.545 (59,2%), balita yang tidak ditimbang 10.695 (40,7%), balita yang mempunyai KMS 15.663 (59,6%) dan balita yang berada dibawah garis merah 6.68 (25,4%). (Dinkes Simeulue 2013) Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue masih memiliki Masalah penimbangan Balita khususnya di Desa Sua-sua. Jumlah ibu yang mempunyai balita sebanyak 62, ibu yang membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan penimbangan berjumlah 28, sedangkan ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu berjumlah 34 ibu. Selanjutnya permasalahan ini menurut pengamatan penulis di desa Sua- Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue yang menjadi faktor penyebab adalah pengetahuan ibu tentang penimbangan Balita. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis ingin mengadakan suatu penelitian tentang penimbangan Balita, dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap kunjungan dan penimbangan balita di posyandu Desa Sua- Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013. Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana Faktorfaktor yang mempengaruhi ibu terhadap kunjungan dan penimbangan balita di posyandu Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari segi pendidikan. b. Untuk mengetahui katakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari segi pengetahuan. c. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari segi pekerjaan. d. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melakukan penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari segi lingkungan. KERANGKA KONSEP Variabel Independent Pendidikan Pengetahuan Pekerjaan Lingkungan Variabel Dependent Penimbangan Balita di Posyandu Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi dan Sampel Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai anak balita di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue yang berjumlah 62 ibu. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue dan waktu penelitian data dilaksanakan pada Bulan Agustus 2013. Cara Pengumpulan Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengolah Data Penelitian Pengolahan data menggunakan langkah editing, coding, trasnfering dan tabulating. Analisis Data Data yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian dianalisissecara deskriptif dengan menghitung persentase setiapvariabel dependen dan independen dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus (Machfoedz, 2009) F P x100 N P = Persentase F = Frekuensi yang diamati N = Jumlah seluruh observasi (responden yang menjadi sampel). N o 1 2 HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Tabel 5.1 Penimbangan Balita Tidak dilakukan Frekuensi 28 34 Persentase 45,2 54,8 Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 62 responden umumnya penimbangan balita di posyandu tidak dilakukan sebanyak 34 orang (54,8%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu tentang Penimbangan Balita No Pendidikan Frekuensi Persentase 1 2 3 Tinggi Menengah Dasar 13 30 19 20,9 48,4 30,6 Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden umumnya pendidikan ibu berada pada kategori menengah yaitu sebanyak 30 orang (48,4%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Penimbangan Balita No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 2 3 Tinggi Sedang Rendah 13 28 21 20,9 45,2 33,9 Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden umumnya memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang penimbangan balita yaitu sebanyak 28 orang (45,2%). Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu terhadap Penimbangan Balita No Pekerjaan Frekuensi 1 Bekerja 27 2 Tidak 35 Bekerja Persentase 43,5 56,5 Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 62 responden umumnya tidak bekerja yaitu sebanyak 35 orang (56,5%).
N o 1 2 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Lingkungan Ibu terhadap Penimbangan Balita Lingkungan Positif Negatif Frekuensi Presentasi 28 45,2 34 54,8 Berdasarkan Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 62 responden umumnya memiliki lingkungan negatif terhadap Penimbangan Balita di Posyandu yaitu sebanyak 34 orang (54,8%). Analisa Bivariat Tabel 5.6 Ditinjau dari Pendidikan Pendidi kan Penimbangan Balita Tidak Total F % F % F % Tinggi 4 6.5 9 14.5 13 20.9 Menengah 14 22.6 16 25.8 30 48.4 Dasar 10 16.1 9 14.8 19 30.6 Jumlah 28 45.2 34 54.8 Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu tidak melakukan tingkat pendidikan menengah yaitu 16 orang (25.8%). Tabel 5.7 Ditinjau dari Pengetahuan Penimbangan Balita Pengetahuan Tidak N F % F % F % Tinggi Sedang Rendah 4 13 11 6.4 20.9 17.8 9 15 10 14.5 24.2 16.1 13 28 21 20.9 45.2 33.9 Jumlah 28 45.2 34 54.8 Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu tidak melakukan tingkat pengetahuan sedang yaitu 15 orang (24.2%). Tabel 5.8 Ditinjau dari Pekerjaan Penimbangan Balita Total Pekerjaan Tidak F % F % F % Bekerja Tidak 8 20 12.9 32.3 19 15 30.6 24.2 27 35 43.5 56.5 Bekerja Jumlah 28 45.2 34 54.8 Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu melakukan tingkat tidak bekerja yaitu 20 orang (32.3%) Tabel 5.9 Ditinjau dari Lingkungan Penimbangan Balita Total Lingkungan Tidak F % F % F % Positif Negatif 12 16 19.4 25.8 16 18 25.8 29,0 28 34 45.2 54.8 Jumlah 28 45.2 34 54.8 Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu tidak melakukan penimbangan balita di posyandu terhadap lingkungan negatif yaitu 18 orang (29.0%). PEMBAHASAN 1. Penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari Pendidikan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013 dari 62 responden, ternyata ada 30 responden yang
berpendidikan menengah, sementara yang melakukan penimbangan balita di posyandu sebanyak 14 orang (22.6%) dan yang tidak melakukan sebanyak 16 orang (25.8%). Hasil penlitian ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan prilaku. Pengetahuan ini salah satunya diperoleh dari pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal sehingga dari pengetahuan tersebut akan menimbulkan seseorang berperan serta. Hal ini dikarenakan pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah Menengah (SMA / SLTP). Asumsi peneliti dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah secara umum tingkat pendidikan responden di Desa Sua- Sua mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah. hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dan sangat menentukan adanya penimbangan balita di Posyandu, namun dari hasil penelitian ibu yang berpendidikan menengah pengetahuannya kurang memadai tentang arti kesehatan. Dapat di simpulkan juga tinggi rendahnya penimbangan balita di posyandu bukan hanya dilihat dari pendidikan terakhir, tetapi juga dapat dilihat dari proses penerimaan ibu terhadap suatu objek tertentu. 2. Penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari Pengetahuan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013 dari 62 responden, ternyata ada 28 responden yang berpengetahuan sedang, sementara yang melakukan penimbangan balita di posyandu sebanyak 13 orang (20.9%) dan yang tidak melakukan sebanyak 15 orang (24.2%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan prilaku. Jika dihubungkan dengan ketidak hadiran ibu untuk menimbangkan balitanya maka hal itu sedikit sesuai dengan tingkat pengetahuan ibu yang sedang tentang posyandu, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu merupakan faktor utama penyebab ketidak hadiran ibu untuk menimbangkan balitanya. Asumsi peneliti dari hasil penelitian ini adalah bahwa pengetahuan ibu tentang penimbangan balita sedang, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan yang diperoleh responden tentang penimbangan balita, pengetahuan merupakan faktor yang berpengaruh dalam kelengkapan ibu dalam melakukan penimbangan balita di posyandu. Ibu yang berpengetahuan sedang dalam melakukan penimbangan balita di posyandu akan sedikit menghambat terbentuknya kesadaran ibu dalam melakukan penimbangan kepada balita. 3. Penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari Pekerjaan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013 dari 62 responden, ternyata ada 35 responden yang tidak bekerja, sementara yang melakukan penimbangan balita di posyandu sebanyak 20 orang (32.3%) dan yang tidak melakukan sebanyak 15 orang (24.2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Poerdji Hastoety (2002) yang menyatakan bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan balita di posyandu. Hal ini dimungkinkan karena posyandu diselenggarkan pada hari kerja dan jam kerja pada pukul 09.00 12.00 Wib, sehingga pada waktu tersebut kebanyakan dari ibu pergi bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya (Widiastuti, 2006). Asumsi peneliti dari hasil penelitian ini adalah bahwa secara umum ibu-ibu yang tidak bekerja lebih banyak melakukan penimbangan balita di posyandu dari pada ibu-ibu yang bekerja, hal ini dikarenakan ibu yang bekerja tidak sempat membawa anaknya keposyandu untuk melakukan penimbangan. Sedangkan bagi ibu balita dari keluarga yang mampu merasa sudah membawa anaknya ke dokter, sehingga menganggap tidak perlu dibawa ke posyandu untuk penimbangan.
4. Penimbangan Balita di Posyandu ditinjau dari Lingkungan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue Tahun 2013 dari 62 responden, ternyata ada 34 responden yang memiliki lingkungan negatif, sementara yang melakukan penimbangan balita si posyandu sebanyak 16 orang (25.8%) dan yang tidak melakukan sebanyak 18 orang (29%). Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. (Anonymous, 2006). Asumsi peneliti dari hasil penelitian ini adalah bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka semakin positif lingkungan di sekitar ibu untuk melakukan penimbangan balita di posyandu, namun dari hasil penelitian, lingkungan di sekitar ibu yang negatif lebih banyak dari pada lingkungan di sekitar ibu yang positif. PENUTUP Kesimpulan a. Mayoritas ibu yang tidak melakukan tingkat pendidikan menengah yaitu 16 orang (25,8%) b. Mayoritas ibu yang tidak melakukan tingkat pengetahuan sedang yaitu 15 orang (24,2%) c. Mayoritas ibu yang melakukan tingkat tidak bekerja yaitu 20 orang (32,3%) d. Mayoritas ibu yang tidak melakukan penimbangan balita di posyandu terhadap lingkungan negatif yaitu 18 orang (29,0%) DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2000. Kecakapan. EGC, Jakarta Budiarto. 2002. Biostatistika. EGC, Bandung Data Dinas Kesehatan. Gizi Balita 2010. Dikutip tanggal 25 Juli 2011 Data di Desa Sua-sua. Dikutip tanggal 20 Juli 2013 Depkes RI. 2012. Bahan Penelitian Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta Dinkes NAD. 2007. Profil Pusat Kesehatan Masyarakat. Banda Aceh Dinkes Simeulue. 2013. Data Balita. Sinabang Depdiknas. 2005. Proses Pengubahan Sikap Pada Pendidikan. Jakarta Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. EGC, Jakarta Juniriana, Rita. 2007. Mengenal Penyakit- Penyakit Balita dan Anak. Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya, Yogyakarta Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta Muslihatun, Nur. 2010. Asuhan Kebidanan pada Neonatus dan Balita. Fitramaya, Yogyakarta Notoatmodjo,S. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo,S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta Pengertian Lingkungan. www.ubb.ac.id. Diunduh 17 juni 2011 SDKI. 2007. Cakupan Kehidupan Balita. Jakarta Rachman. 2009. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan. Fitramaya, Yogyakarta Ningsi, Soetjiningsih. 2000. Periode Tumbuh Kembang Anak. Rineka Cipta, Jakarta Untoro, Rachmi. 2005. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta Utami, Miranti. 2003. Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC, Jakarta