PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN SISWA KELAS III SDN KECAMATAN BANYAKAN

Oleh : Iin Sunarti M.Pd. dan Lufti Rohmawati

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

EFFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

Pengaruh Penerapan Metode Guided Inquiry terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Banguntapan

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH :

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Problem Based Learning, kemampuan berfikir kreatif.

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : ALPRIDA MEIDAYANTI NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Oleh: Rosyadi FKIP Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

KECERDASAN LINGUISTIK

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

Indah Nursuprianah, Aan Ani

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang termasuk dalam Quasi eksperimen, penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB III METODE PENELITIAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Negeri 1 Bandar Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Tingkat II Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan) Oleh : Yeyen Suryani dan Cucu Suhartini Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah pengantar ilmu ekonomitingkat II di program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas kuningan. Kemampuan berfikir kreatif mahasiswa masih rendah karena jarang sekali mahasiswa menjawab pertanyaan dengan pemikiran yang kreatif.kebanyakan mahasiswa mengisi jawaban hanya terpaku pada materi di buku saja yang telah mereka hafalkan di rumah. Pembelajaran yang baik itu bukan hafalan tetapi pemahaman, pemahaman itu lebih menekankan pada proses mengerti bagaimana materi tersebut dipelajari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tidak terdapat perbedaan motivasi belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada pengukuran awal, untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan model discovery learning, untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kreatif dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan modeldiscovery learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan padapretestantara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum pembelajaran. Sedangkan setelah pembelajaran terdapat perbedaan hasil posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Adapun peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat dari nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,50 dan kelas kontrol sebesar 0,21. Hal tersebut berarti terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari bukti diatas, dapat disimpulkan bahwa modelproblem Based Learning(PBL) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi dosen untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Motivasi Belajar, Berfikir Kreatif 1. Pendahuluan Salah satu lembaga pendidikan yang merupakan sentra pembangunan SDM adalah perguruan tinggi.perguruan tinggi harus mampu membentuk lulusan yang siap, sigap, dan memiliki kualifikasi pendidikan, keterampilan dan kemandirian yang sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.selanjutnya perguruan tinggi harus lebih fokus mengembangkan kegiatan Tri Dharma yang memacu kreativitas mahasiswa.kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena dapat menjadi bekal untuk menghadapi persoalan dalam kehidupan. Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 88

Ada tiga aspek penting dalam hasil belajar mahasiswa yang harus diperhatikan yaitu, afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan kognitif (pengetahuan). Ranah afektif, didalamnya mencakup sikap, semangat, toleransi, tanggung jawab, dan lainlain. Ranah psikomotor, mencakup keterampilan siswa, misalnya keterampilan berbicara, mengutarakan pendapat, dan menyajikan laporan. Sedangkan ranah kognitif didalamnya mencakup kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hasil observasi pada mahasiswa tingkat II Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan pada mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi pada tahun akademik 2013/2014 mahasiswa masih kesulitan dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan yang dibahas dalam mata kuliah tersebut. Kemampuan berpikir kreatif mahasiswa masih rendah karena jarang sekali mahasiswa menjawab pertanyaan dengan pemikiran yang kreatif. Kebanyakan mahasiswa mengisi jawaban hanya terpaku pada materi di buku saja yang telah mereka hafalkan dirumah. Hal ini digambarkan dalam tabel 1 sebagai berikut: Tabel.1 Data Nilai Ujian Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mahasiswa Tingkat II Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan Tahun Akademik 2013/2014 Kelas Jumlah Keaktifan Rata-Rata Ujian Quis UTS UAS A 33 40% 65 63 67 B 33 43% 69 65 68 Sumber : Dosen Pengantar ilmu Ekonomi Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa membutuhkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat mendukung pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, dosen perlu memperbaiki pola pembelajaran dan mengupayakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dimana siswa dituntut untuk berpikir tingkat tinggi. Disamping model pembelajaran berbasis masalah, menurunnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa tingkat II program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan juga dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. 2. Rumusan Masalah Beranjak dari latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut 1) Apakah tidak terdapat perbedaan motivasi belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada pengukuran awal? 2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah? 3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 89

menggunakan Model Discovery Learning? 4) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Problem based learning dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Discovery Learning? 3. Hipotesis Hipotesis merupakan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010: 110). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) Terdapat perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berfikir kreatif baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada pengukuran awal. 2) Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning. 3) Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan Model Discovery Learning. 4) Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas kontrol yang menggunakan Model Discovery Learning. 4. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2002 : 1) mengungkapkan bahwa metode merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dimana sampel penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya (Ruseffendi, 2006 : 2). Adapun desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent group pretes-posttest designt atau kontrol group tidak menerima perlakuan. 5. Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan mengungkap tentangperbandingan antara penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Discovery Learning terhadap motivasi belajar dan kemampuan berfikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah pengantar ilmu ekonomi.dengan demikian yang menjadi fokus penelitian adalah motivasi belajar dan kemampuan berfikir kreatif mahasiswa khususnya mahasiswa semester III (Tingkat II) Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNIKU pada tahun akademik 2013/2014. 6. Hasil Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari hasil angket, skor yang diperoleh dari pretest dan postest kemampuan berfikir kreatif. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan disajikan berikut ini : 1) Deskripsi Kemampuan berfikir kreatif Siswa Kelas Kontrol (Pre Test) Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, skor pre test kemampuan berfikir kreatif siswa kelas Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 90

kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Kategori Data Pre Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 1 5 6-10 11 15 Rendah Sedang Tinggi 14 16 3 42,42 48,48 9,09 Jumlah 33 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa skor jawaban pretest kelas kontrol sebagian besar berada pada kriteria 6-10 dan berada pada kategori sedang yaitu sebesar 48,48%. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan berfikir kreatif siswa kelas kontrol sebelum dilakukan treatment (model pembelajaran discovery learning) termasuk dalam kategori sedang. 2) Deskripsi Kemampuan berfikir kreatif Siswa Kelas Kontrol (Post Test) Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, skor post test kemampuan berfikir kreatif siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Kategori Data Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 1 5 6-10 11 15 Rendah Sedang Tinggi 15 7 11 45,45 21,21 33,33 Jumlah 33 100 (lampiran) Berdasarkan tabel di atas hasil penelitianmenunjukkan posttest kemampuan berfikir kreatif siswa kelas kontrol untuk kriteria 1-5 dengan kategori rendah sebesar 45,45%, untuk kriteria 6-10 dengan kategori sedang sebesar 21,21% dan kriteria 11-15 dengan kategori tinggi sebesar 33,33%.Meskipun kecenderungan berada pada kategori rendah, namun jika diakumulasikan kategori sedang dan tinggi masih lebih besar dibandingkan dengan kategori rendah yaitu sebesar 54,64%. 3) Deskripsi Kemampuan berfikir kreatif Siswa Kelas Eksperimen (Pre Test) Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, skor pretest kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 91

Tabel 4 Kategori Data Pretest Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 1 5 6-10 11 15 Rendah Sedang Tinggi 15 4 14 45,45 12,12 42,42 Jumlah 33 100 Berdasarkan tabel di atas hasil penelitianmenunjukkan pre test kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen untuk kriteria 1-5 dengan kategori sedang sebesar 45,45%, kriteria 6-10 kategori sedang sebesar 12,12% dan kriteria 11-15 dengan kategori tinggi sebesar 42,42%. Meskipun kecenderungan berada pada kategori rendah namun jika diakumulasikan kategori sedang dan tinggi masih lebih besar dibandingkan dengan kategori rendah yaitu sebesar 54,54%. 4) Deskripsi Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen (Post Test) Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5 Kategori Data Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 0 5 6-11 12 17 Rendah Sedang Tinggi 15 13 5 45,45 39,40 15,15 Jumlah 33 100 (lampiran) Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5 menunjukkan posttest kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen 45,45% berada pada termasuk dalam kategori rendah dan 39,40% termasuk kategori sedang, sisanya hanya sebesar 15,15% termasuk dalam kategori tinggi. Meskipun kecenderungan skor termasuk dalam kategori rendah namun jika diakumulasikan kategori sedang dan tinggi masih lebih besar dibandingkan dengan kategori rendah yaitu sebesar 54,54 %. 5) Deskripsi N-Gain Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen dan penggunaan model discovery learning pada kelas kontrol digunakan perhitungan gain ternormalisasi dengan rumus Hoke. Dari hasil analisis data N-gain dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 92

Tabel 6 Hasil Analisis Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Pretest Posttest N-gain Kriteria Eksperimen 7,90 6,57-0,19 rendah Kontrol 6,42 7,48 0,12 rendah Dari tabel di atas, data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai gain pada kelas eksperimen sebesar -0,19 dengan kriteria rendah dan pada kelas kontrol sebesar 0,12 dengan kriteria rendah. Jika dibandingkan nilai N-gain antara kelas eksperimen dengan menggunakan modelproblem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol dengan menggunakan modeldiscovery learning hasilnya sama-sama rendah. 6) Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, skor motivasi belajar siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Kategori Data Pretest Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 42 63 64 85 86 107 Rendah Sedang Tinggi 1 10 22 3,03 30,30 66,67 Jumlah 33 100 Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 7 menunjukkan motivasi belajar siswa kelas kontrol 66,67% termasuk dalam kategori tinggi dan 30,30% termasuk dalam kategori sedang, hanya sebesar 3,03% sebanyak 1 orang yang termasuk dalam kategori rendah. 7) Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, motivasi belajar siswa kelas Eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8 Kategori Data Posttest Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Kriteria Kategori Frekuensi Persentase 56 74 75 93 94 112 Rendah Sedang Tinggi 1 19 13 3,03 57,58 39,39 Jumlah 33 100 Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 93

Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 8. menunjukkan posttest motivasi belajar siswa kelas eksperimen 57,58% termasuk dalam kategori sedang, 39,39% termasuk dalam kategori tinggi, dan sebesar 3,03% termasuk dalam kategori rendah. 8) Analisis Data Hasil Penelitian Data yang telah diperoleh melalui pretes dan postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian diolah.pengolahan data yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.hasil pengolahan data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Kriteria sampel berdistribusi normal apabila hitung < tabel. Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji normalitas yaitu : H o : galat taksiran populasi tidak berdistribusi normal H I : galat taksiran data populasi berdistribusi normal Data hasil analisis uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Analisis Pengujian Normalitas Setiap Variabel Kelompok Data Kls hitung tabel Keterangan Pre Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol Pre Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen 5 13,569 Normal 6 16,786 Normal 6 17,045 Normal 46,194 6 11,06 Normal Motivasi Belajar Kelas Kontrol 7 8,54 Normal Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 7 2,53 Normal Berdasarkan hasil uji analisis normalitas diketahui bahwa hitung < tabel pada α = 0,05. Hal ini berarti H o ditolak b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet. Syarat ini berkenaan dengan kesamaan varians gabungan kemampuan berfikir kreatif dan H i diterima dengan kata lain Keenam kelompok data tersebut berdistribusi normal. siswa kelas kontrol, dan kelas eksperimen serta varians gabungan motivasi belajar siswa. Kriteria uji homogenitas terpenuhi apabila nilai 2 hitung < 2 tabel. Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 94

Varian Kemampuan berfikir kreatif siswa kelas kontrol Kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen Tabel 10 Uji Kesamaan Varians Gabungan / Homogenitas Dk (k-1) 2 hitung 2 tabel = 0,05 Kesimpulan 8 2,29 15,507 Homogen 6 4,05 12,592 Homogen Motivasi belajar siswa 8-9,81 15,507 Homogen Berdasarkan hasil uji kesamaan varians gabungan/homogenitas data diketahui bahwa 2 hitung < 2 tabel pada α = 0,05. Hal ini berarti H o ditolak dan H i diterima dengan kata lain varians gabungan kemampuan berfikir kreatif dan motivasi belajar bersifat homogen. c. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data yang merupakan persyaratan analisis data,ternyata hasilnya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. (1) Perbedaan Motivasi Belajar Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Pada bagian ini diuji hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara motivasi belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol melawan hipotesis alternatif (H i ), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara motivasi belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan teknik uji t. Analisis Uji t ini dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini : Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Analisis Perbedaan Uji T Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol N t hitung df t tabel Sig (2 Tailed) Motivasi Belajar Kelas Eksperimen - Motivasi Belajar Kelas Kontrol 33 3,005 32 1,6939 0,005 Uji t menunjukkan bahwa harga t hitung sebesar 3,005 dan t tabel sebesar 1,6939. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis lebih besar daripada nilai t yang terdapat pada tabel sebesar 1,6939 pada taraf signifikansi 0,05. Artinya hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan antara motivasi belajar pada kelas eksperimen dengan motivasi belajar pada kelas kontrol. (2) Perbedaan Pretest Dan Posttest Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen Yang Menggunakan Model PBL Pada bagian ini diuji hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara pretest kemampuan berfikir kreatif dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 95

eksperimen melawan hipotesis alternatif (H i ), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pretest kemampuan berfikir kreatif dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen. Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Analisis Perbedaan Uji T Pretest Kemampuan Berfikir Kreatif Kelas Eksperimen Posttest Kemampuan Berfikir Kreatif Kelas Eksperimen N t hitung df t tabel Sig (2 Tailed) Pretest Kemampuan berfikir kreatif Kls Eksperimen Posttest Kemampuan berfikir kreatif Kls Eksperimen 33 4,636 32 1,6939 0,000 Uji t menunjukkan bahwa harga t hitung sebesar 4,636 dan t tabel sebesar 1,6939. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis lebih besar daripada nilai t yang terdapat pada tabel sebesar 1,6939 pada taraf signifikansi 0,05. Artinya hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan antara pretest kemampuan berfikir kreatif dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen. (3) Perbedaan Pretest Dan Posttest Kemampuan Berfikir Kreatif Pada Kelas Kontrol Yang Menggunakan Model Discovery Learning Pada bagian ini diuji hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pretest dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas kontrol, melawan hipotesis alternatif (H i ), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pretest dengan post test kemampuan berfikir kreatif kelas kontrol. Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Analisis Perbedaan Uji T Pre Test Dengan Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol N t hitung df t tabel Sig (2 Tailed) Perbedaan Pre Test Dengan Post Test Kemampuan berfikir kreatif Siswa Kelas Kontrol 33-2,314 32 1,6939 0,0027 Uji t menunjukkan bahwa harga t hitung sebesar -2,314 dan t tabel sebesar 1,6839. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis lebih kecil daripada nilai t yang terdapat pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Artinya hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas diterima, sebaliknya hipotesis alternatif ditolak. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan antara pre test dengan post test kemampuan berfikir kreatif siswa kelas kontrol (4) Perbedaan Posttest Kemampuan Berfikir Kreatif Kelas Eksperimen Yang Menggunakan Model PBL (Problem Based learning) Dengan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Model Discovery Learning Pada bagian ini diuji hipotesis nol (H 0 ) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan posttest Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 96

kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, melawan hipotesis alternatif (H i ), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan posttest kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan teknik uji t. Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Analisis Perbedaan Uji T Post Test Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol N t hitung Df t tabel Sig (2 Tailed) Perbedaan Posttest Kemampuan berfikir kreatif Siswa Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol 33-1,61 32 1,6939 0,117 Uji t menunjukkan bahwa harga t hitung sebesar -1,61 dan t tabel sebesar 1,6839. Tampak bahwa nilai t yang diperoleh dari analisis lebih daripada nilai t yang terdapat pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Begitupula dengan membandingkan nilai P-Value sebesar 0,117 lebih besar dari 0,05. Artinya hipotesis nol sebagaimana dinyatakan di atas diterima, sebaliknya hipotesis alternatif ditolak. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan antara post test kemampuan berfikir kreatif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 9) Pembahasan Berdasarkan hasil uji perbedaan menggunakan uji t disimpulkan terdapat adanya perbedaaan motivasi belajar kelas eksperimen dengan motivasi belajar pada kelas kontrol. Motivasi belajar pada kelas kontrol 66,67% termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan motivasi belajar pada kelas eksperimen 57,58% termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil uji perbedaan menggunakan uji t disimpulkan terdapat perbedaan antara pretest kemampuan berfikir kreatif dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen. Posttest kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan pretest kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mata kuliah pengantar ilmu ekonomi mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based learning (PBL). Berdasarkan hasil uji perbedaan menggunakan uji t disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara pretest kemampuan berfikir kreatif dengan posttest kemampuan berfikir kreatif kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning tidak memberikan perubahan yang lebih baik pada peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mempelajari mata kuliah pengantar ilmu ekonomi. Kemampuan berpikir kreatif merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini sehingga mahasiswa menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 97

berargumentasi, bisa menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, serta bersifat resposif terhadap pandangan yang berbeda. Menurut pengamatan peneliti, hal lain yang menyebabkan perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kedua kelas tersebut adalah kurang efektifnya pembelajaran yang didapat mahasiswa yang diberikan pembelajaran discovery learning. Pada kelas yang diberikan model PBL, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dengan masalah yang disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru. Selanjutnya siswa terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Analisis dan penyelesaian terhadap suatu masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah. Berbeda dengan model discovery learning yang menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan artinya model ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri, selain itu tujuan dari penggunaan model ini adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Wina Sanjaya, 2011 : 196) Kendala utama dalam menerapkan model PBL ini adalah pengalokasian waktu, karena model ini menuntut dan melibatkan mahasiswa sejak perencanaan hingga akhir perkuliahan sehingga membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak, apalagi mengingat model PBL ini baru pertama kali dilakukan oleh dosen pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang cenderung merupakan mata kuliah yang memuat materi-materi yang membutuhkan pemahaman dan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga diperlukan waktu yang lebih banyak untuk adaptasi terutama untuk mensosialisasikan prosedur dan teknik pelaksanaannya. Terlepas dari semua kendala dan kelemahan di atas, pada dasarnya model PBL merupakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki perolehan hasil belajar, retensi, keterampilan-keterampilan interpersonal, dan kemampuan berpikir yang lebih baik. Oleh karena itu, model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. 10) Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, penulis dapat simpulkan beberapa hal sebagai berikut : (1) Berdasarkan hasil uji perbedaan menggunakan uji t disimpulkan adanya perbedaan antara motivasi belajar siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada pengukuran awal (2) Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) (3) Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan Model discovery learning Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 98

(4) Tidak terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan kelas kontrol yang menggunakan model discovery learning. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Sani, Ridwan.2013. Inovasi Pembelajaran.Jakarta : BumiAksara Abin Syamsudin Makmun. (2000). Psikologi Kependidikan.Bandung. FIP-IKIP Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : ALFABETA. Faizi, Mastur.2013.Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Jogjakarta: DIVA Press. H. Hamzah B. Uno. (2003). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim.2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan mutu pendidikan. Bandung :Remaja Rosda Karya. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung: Gaung Persada (GP) Press. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan PSDMPK-PMP Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. RefikaAditama. Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Nugraha, Endi. 1993. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: C.V. Permadi. Ramdhy, Sufyan Dan Dadi Permadi. 2012. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan (Metode Baru untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia). Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Ruseffendi. 2006. Dasar-dasar penelitian dan bidang Non-eksakta lainnya. Bandung : Tarsito. Rusman.2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor : Ghalia Indonesia. Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 99

Sanjaya, Wina. 2011 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sugiyono. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dantindakan. Bandung : PT. RefikaAditama. Sujana. 2005. Metode Statistika. Bandung : CV Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Turyanto, Ragil. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Bandung : CV Permadi. Jurnal Equilibrium Vol.15, Januari - Juni 2018 Hal : 88-100 100