IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

3. HASIL PENYELIDIKAN

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

BAB III METODE PENELITIAN

INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

3. HASIL PENYELIDIKAN

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Physics Communication

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI PANASBUMI GEDONG SONGO GUNUNG UNGARAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

Pengolahan awal metode magnetik

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Journal of Creativity Students

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Unnes Physics Journal

PEMODELAN 3D MAGNETIK MENGGUNAKAN MAG3D UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DAERAH RAM-UNILA

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wahana Fisika, 1(2), 2016

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE MAGNETIK UNTUK MELOKALISASI TARGET ZONA MINERALISASI EMAS DI DAERAH X

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Identifikasi Lapisan Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Data Geomagnetik di Sungai Logawa Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

Unnes Physics Journal

STUDI ANOMALI MAGNETIK TOTAL UNTUK PENCARIAN DAERAH PROSPEK HIDROKARBON DAERAH PULAU BURU PROVINSI MALUKU

Abstrak

Model 3D Mineral Hematite Berdasarkan Data Geomagnet di Desa Uekuli Kabupaten Tojo Una-Una

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

INTERPRETASI DATA ANOMALI MEDAN MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENINGGALAN KADIPATEN PASIR LUHUR DESA TAMANSARI KARANGLEWAS

Transkripsi:

ISSN: 2579-5821 (Cetak) ISSN: 2579-5546 (Online) Alamat URL: http://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes Jurnal Geocelebes Vol. 2 No. 1, April 2018, 36-41 IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE Muh. Zulfitrah 1, Lantu 1*, Syamsuddin 1 1 Program Studi Geofisika, FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia *Penulis koresponden. Alamat email: geolantu@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan metode geomagnet di daerah Libureng kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ada 65 titik pengukuran dengan luas 120 m untuk mengidentifikasi sebaran mineral sulfida. Panjang lintasan 100 m dengan spasi 20 m menggunakan satu alat magnetometer. Koreksi data dengan filter upward continuation serta metode foward modeling menggunakan perangkat lunak Mag2dc. Dari hasil analisis data diperoleh nilai anomali berkisar antara -1700 sampai 8000 nt. Interpretasi menujukkan Batuan beku andesit (1.6801 x 10-3 SI) yang mengintrusi batuan sedimen batugamping (0.3554 x 10-3 SI). Mineral sulfida disseminated dan berasosiasi dengan batulempung (0.2 x 10-3 SI), dolomit (0.0815 x 10-3 ), dan breksi (0.7802 x 10-3 SI). Kata kunci: Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Forward Modelling, Disseminated Abstract The method used in this study is geomagnetic method in which is conducted at Libureng, district of Bone, South Sulawesi. The measurement points in this study are 65 points and 120 m 2 wide to identify the distribution of sulphide minerals. A length on each line is 100 meters with interval 20 meters using a magnetometer tool. Data are corrected using upward continuation and modelled with forward modelling method using Mag2dc software. Value of anomaly from data analysis ranges from -1700 to 8000 nt. Interpretation shows that andesite igneous rocks (1.6801 x 10-3 ) intruded the limestone (0.3554 x 10-3 ). Distribution of sulphide minerals is disseminated and associated with claystone (0.2 x 10-3 ), dolomite (0.0815 x 10-3 ), and breccia (0.9079 x 10-3 ). Key words: Geomagnetic Methods, Sulphide Minerals, Forward Modelling, Disseminated. Pendahuluan Mineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam dijumpai tersebar di alam dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar. Pemanfaatan cebakan mineral sulfida dengan mengekstrak bijih menjadi komponen bernilai ekonomi yang dapat terdiri dari logam, bahan kimia dan bahan baku untuk industri lain. (Suprapto, 2012) Pirit terbentuk di sekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasi terjadi pada tempat - tempat keluarnya atau sumber sulfur. (Danisworo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan (Latuconsina, 2015) ditemukan beberapa daerah yang memiliki prospek mineral Sulfida di Libureng, 36

Identifikasi Sebaran Mineral Sulfida (Pirit) Menggunakan Metode Geomagnet di Daerah. Bone. Keberadaan mineral tersebut ditunjukkan oleh kenampakan zona alterasi dan singkapan sekunder di daerah sungai Walanae dijumpai bentuk endapan mineral secara disseminated. Berbagai macam metode geofisika yang dapat digunakan untuk menggambarkan model bawah permukaan, salah satunya adalah metode geomagnet. oleh medan magnet luar memiliki suseptibilitas magnet tinggi (Abdullah, dkk 2014) Dengan 1 + 4π k sama dengan permeabilitas magnetik (μ) yang juga merupakan perbandingan antara B dan H. Atau ditulis sebagai persamaan: B = μ H (6) Metode Penelitian Landasan Teori Gaya magnet yang ditimbulkan oleh dua kutub yang terpisah dengan jarak r dan muatannya masing-masing m1 dan m2 diberikan oleh: F = 1 μ m₁m₂ r² ȓ (1) Kuat medan magnet didefinisikan sebagai gaya per kutub, yaitu: H = F m₂ = 1 μ m₁ r² ȓ (2) Bila benda magnetik diletakkan dalam medan magnet luar (H'), kutub-kutub internalnya akan menyearahkan diri dengan M dan terbentuk suatu medan magnet baru, yaitu: H = 4π M (3) Medan magnet totalnya disebut dengan induksi magnet B (Induksi Magnet) dan dituliskan sebagai: B = H +H (4) Dalam kemagnetan dikenal suatu sifat dasar yaitu kerentanan magnet (suseptibilitas magnet, k) dalam ruang hampa k = 0. Magnitudo suatu medan magnet bergantung pada kerentanan medan magnet tersebut. Intensitas magnetisasinya dapat ditulis sebagai berikut (Telford and Sheriff, 1990): M = kh (5) jadi, kerentanan magnet adalah suatu ukuran besar kecilnya suatu intensitas magnet. Suatu benda yang mudah terimbas Hasil Dan Pembahasan Pengukuran dilakukan dari titik base dan dilanjutkan ke titik pengukuran dengan jumlah titik pengukuran sebanyak 65 titik pengukuran di lapangan terdiri dari 6 Lintasan yang panjang masing-masing lintasan 100 m dengan spasi 20 m. Koreksi diurnal change rate dilakukan untuk menghitung nilai laju perubahan di base. Koreksi harian digunakan untuk mengurangi pengaruh harian dari efek gaya magnet oleh matahari. Koreksi IGRF digunakan utuk menghilangkan efek gaya 37

Muh. Zulfitrah/ Jurnal Geocelebes Vol. 2 No. 1, April 2018, 36-41 magnet dari internal bumi, berdasarkan IGRF yang di sediakan oleh NOAA (National Oceanic Atmospheric Administration) Geophysical data center diperoleh nilai intensitas magnetik sebesar 42.848,20 nt dengan sudut inklinasi - 25.7801 o dan deklinasi 0,9562 o. Gambar 1. Peta kontur anomali total medan magnet daerah penelitian. Kontinuasi yang dilakukan adalah Upward Continuation, dimana kontinuasi upward ini berfungsi menaikan bidang pengamat ke atas dari body anomali untuk mendominankan body anomali yang terbaca pada peta anomali magnetik total, selain dilakukan filter Upward Continuation, dilakukan pula reduksi ke kutub. Proses reduksi ke kutub untuk mendapatkan peta kontur anomali magnetik yang melemahkan pengaruh sudut inklinasi magnetik. Data yang dibutuhkan dalam membuat model adalah data anomali magnetik residual. Hal tersebut dilakukan karena anomali magnetik residual merupakan magnetik material yang berada pada permukaan bumi. Data penampang yang dipilih untuk diinterpretasikan sebanyak 2 irisan penampang seperti yang terlihat pada Gambar 2. Interpretasi kuantitatif dilakukan Pemodelan pada Mag2dc dilakukan dengan mencocokkan antara kurva anomali model dengan kurva anomali observasi Berikut parameter model yang digunakan adalah: Profil bearing : 0 Referensi ketinggian : 1,0 m Kedalaman maksimum : 100 m Geometric field parameters, Intensitas medan : 42.834,9 nt magnet bumi Inklinasi medan : -25,7801 magnet bumi Deklinasi medan : 0.9562 magnet bumi Kontras suseptibilitas : 0,01 Panjang strike : 100 m Pemodelan dilakukan dengan mencocokkan antara kurva anomali model terhadap kurva anomali observasi. Setelah diperoleh kecocokan antara dua kurva ini, maka diperoleh lima benda anomali yang dapat diasumsikan sebagai batuan bawah 38

Identifikasi Sebaran Mineral Sulfida (Pirit) Menggunakan Metode Geomagnet di Daerah. permukaan lintasan B - B di daerah penelitian, seperti terlihat pada Gambar 2. Slice B B Gambar 2 Peta anomali residual yang telah dislice Gambar 3 Profil anomali model slice A A Model penampang slice B - B terdapat 5 model blok batuan (pada gambar 3) yang mana dapat diinterpretasikan sebaran endapan pirit berada pada 3 model blok 39

Muh. Zulfitrah/ Jurnal Geocelebes Vol. 2 No. 1, April 2018, 36-41 batuan yang pertama pada jarak 7 m - 18 m, 58 m -80 m dan 117 m - 125 m. Berada pada kedalaman 4-8 m yang berasosiasi dengan batulempung dengan nilai suseptibiltas 0.2 x 10-3 SI yang mana ketiganya berada di sekitar area sungai. Kedua pada jarak 18 m 58 m pada kedalaman 52 m dimana sama seperti Slice1 breksi (piroklastik) bersisipan dengan batugamping (Model 1) nilai suseptibiltasnya 0.7802 x 10-3 SI. Ketiga pada jarak 80 m - 117 m pada kedalaman 2m - 25m yang merupakan batugamping pasir nilai suseptibiltasnya 0.1235-0.2654 x 10-3 SI yang mana pada tebing sungai di sekitar area penelitian didapatkan pecahan batugamping pasir. Pirit yang terdapat pada model 1, 3, dan 4 berasal dari intrusi batuan beku andesit (model 5) yang kaya akan mineral pirit menerobos formasi Salo Kaluppang (Teol) yang dominan batugamping. Penampang resistivitas Lintasan 3 pada penelitian sebelumnya yang berpotongan dengan lintasan Slice 2 menyatakan terdapat andesit seperti pada gambar (model 5). Dari hasil uji sampel sulfur sulfida yang mengandung pirit dengan menggunakan pengujian XRF analyzer unsur-unsur yang terkandung yaitu : SO3 72.13%, Fe2O3 27.16%, P2O5 0.51%, MnO 0.043%, ZnO 0.0014% yang mana unsur pembentuk utama pirit yaitu Fe. Gambar 4 Profil batuan bawah permukaan slice B -B Kesimpulan 1. Nilai suseptibilitas batuan di lokasi penelitian 0.2 x 10-3 SI untuk batulempung, 0.9079 x 10-3 SI untuk breksi, 1.6801 x 10-3 SI untuk andesit, 0.3554-0.4096 x 10-3 SI untuk batugamping, 0.0815 x 10-3 SI dolomit dan 0.4803 x 10-3 SI untuk batugamping pasir. 2. Profil bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari struktur geologi batuan sedimen gamping formasi Salo Kaluppang (Teos) yang di intrusi oleh batuan beku andesit pada penampang anomali magnetik di temukan batuan yang dominan adalah batuan sedimen gamping dengan nilai suseptibilitas 0.3554-0.4096 x 10-3 SI dan terintrusi oleh oleh batuan beku andesit 1.6801 x 40

Identifikasi Sebaran Mineral Sulfida (Pirit) Menggunakan Metode Geomagnet di Daerah. 10-3 SI sehingga mengakibat berasosiasinya mineral pirit dalam tubuh andesit ke batuan sedimen yang terdapat di daerah penelitian. 3. Mineral pirit tersebar secara disasminated di daerah penelitian berasosiasi dengan batulempung, dolomit dan breksi. Daftar Pustaka Abdullah, F.M., Sunaryo, dan Susilo, A., 2014. Pendugaan Jenis Batuan Bawah permukaan Daerah Bendungan Karangkates Menggunakan Metode Geomagnetik. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya.Malang. Danisworo, A. 2010. Mineralogi dan Batuan. Gramed. Yogyakarta. Latuconsina, H. (2015). Identifikasi Sebaran Mineral sulfida (pirit) Menggunakan Metode Induksi Polarisasi di Daerah Libureng. Prodi Geofisika, FMIPA UNHAS. Makassar. Singarimbun, A., Bujung, C.A.N., dan Fatihin, R.C., 2011. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Area Panas Bumi Patuha dengan Menggunakan Metode Magnetik.Jurnal Matematika dan Sains. Bandung. Sukamto, R. 1982. Geologi Regional Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat. PPPG. Bandung. Suprapto, S. J. 2012. Pemanfaatan dan Permasalahan Endapan Mineral Sulfida Pada Kegiatan Pertambangan. Kelompok Kerja Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi. Telford and Sheriff. 1990. Applied Geophysics. Cambridge University. Yudianto, Harri dan Setyawan, Agus. 2014. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panasbumi Gedong Songo Gunung Ungaran Menggunakan Metode Magnetik. Jurusan Fisika, Universesitas Diponegoro. Semarang. 41