BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA BINAAN PEMULUTAN ULU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tahun Bawang

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

PENDAHULUAN Latar Belakang

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Cara Menanam Cabe di Polybag

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nilai ekonomis tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional dan sumber

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENDAHULUAN Latar Belakang

BALITSA & WUR the Netherlands,

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

Transkripsi:

BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA BINAAN PEMULUTAN ULU Yulia pujiastuti, Suwandi, Bambang gunawan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Pemulutan Ulu Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir yang merupakan desa Binaan fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Desa tersbeut berjarak sekitar terletak sekitar 16 km dari pusat Kota Palembang atau sekitar 20 km dari kampus Unsri Inderalaya kearah kota Palembang. Judul yang diberikan pada kegiatan tersebut adalah Budidaya Tanaman Bawang Merah Di Desa Binaan Pemulutan Ulu. Sebagai khalayak sasaran adalah masyarakat petani terutama yang tergabung dalam kelompok tani Harapan Tani. Selama ini para petani belum pernah melakukan penanaman tanaman bawang merah. Oleh karena itu tim pengabdian FP Unsri memberikan cara dan teknologi penanaman bawang merah dalam polibag dilanjutkan dengan pengenalan jenis hama yang menyerang serta pengendaliannya. Hasil kegiatan menunjukkan respons yang sangat baik dari peserta, terbukti dnegan adanya banyak pertanyaan maupun masukan dari petani berkaitan dengan adanya hama-hama yang menyerang tanaman bawang merah tersebut. Ketika disampaikan beberapa jensi hama yang menyerang tanaman bawang merah, muncul komentar petani bahwa mereka juga perah meliha hama tersbeut. Oleh karena itu selanjutnya dijelaskna bahwa sebagian hama dapat hidup secara polifagus yaitu dengan memakan berbagai jenis tanaman. Tindak lanjut drai kegiatan ini sangat diharapkan oleh petani. Mereka mengharapkan kemungkinan untuk menanam tanaman bawang merah di lahan biasa (buka dalam polibag) sehingga mereka dapat merasakan manfaat yang lebih besar dari budidaya usaha penanaman tanaman bawang merah tersebut dan mendapatkan tingkat produksi yang tinggi. Kata kunci: Bawang merah I. PENDAHULUAN Desa Pemulutan Ulu merupakan salah satu desa di Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir yang terletak sekitar 16 km dari pusat Kota Palembang atau sekitar 20 km dari kampus Unsri Inderalaya kearah kota Palembang. Secara geografis, di sebelah utara Kecamatan Pemulutan berbatasan dengan Kecamatan Kertapati Kota Palembang dan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pemulutan Barat dan Pemulutan Selatan, sebelah barat dengan Kecamatan Inderalaya Utara dan sebelah timur dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Desa Pemulutan Ulu merupakan desa dengan luas area terbesar kedua di Kecamatan Pemulutan dan berfungsi sebagai ibukota kecamatan. Desa Pemulutan Ulu memiliki batas wilayah pemukiman dan batas wilayah desa. Adapun batas wilayah pemukiman adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Sungai Ogan 446

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Persawahan Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Pemulutan Ilir jarak 0 Km Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Pelabuhan Dalam 0 Km Daerah ini terletak pada ketinggian 3 meter di atas permukaan laut, dengan wilayah daratan sekitar 30 persen dan sisanya sebesar 70 persen berupa perairan dan rawa. Desa Pemulutan Ulu sudah memiliki infrastruktur yang memadai seperti jaringan listrik PLN, jalan beraspal, sekolah dasar, posyandu dan tempat ibadah. Desa Pemulutan Ulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 2228 jiwa (yang terdiri dari 558 kepala keluarga), dengan sebagian besar penduduk berpendidikan sekolah dasar dan menengah. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani (dari catatan profil desa jumlah petani dan peternak sebanyak 653 orang). Pada umumnya petani di Pemulutan Ulu merupakan petani tradisional dengan modal kecil dan luas lahan yang sempit. Dari segi kesejahteraan, sebagian besar merupakan keluarga pra sejahtera. Sebagian besar penduduk adalah warga asli derah Pemulutan Ulu, namun sebagian kecil merupakan pendatang dari Pulau Jawa yang mengusahakan pertanian tanaman sayuran. Mereka termasuk petani yang mengandalkan usaha tani sebagai sumber penghasilan untuk kehidupannya. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, baik petani tanaman pangan maupun tanaman sayuran. Namun demikian seringkali terkendala dengan adanya kekeringan sebagai dampak dari surutnya air sungai dan tidak ada hujan. Pada umumnya petani hanya menanam di sawah ketika air surut namun kebutuhan tanaman akan air tetap tercukupi. Masyarakat desa Pemulutan Ulu diketahui berprofesi sebagai petani. Namun dari pengamatan sejak 3 tahun terakhir ini, kebutuhan akan sayuran untuk masyarakat di desa tersebut masih dipasok atau didatangkan dari luar desa. Hal tersebut terlihat ketika ada pasar kalangan yang diadakan seminggu sekali setiap hari Minggu. Pada umumnya sayuran-sayuran tersebut dibawa oleh pedagang dari luar desa. Mereka harus membeli sayuran tersebut,terutama sayur yang berwujud bumbu yaitu bawang merah. Selama ini petani atau masyarakat belum mengenal tanaman sayuran bawang merah karena biasanya pada musim tanam pertama mereka menanam padi dan baru pada musim tanam kedua mereka akan menanam sayuran atau palawija lainnya. Usaha penanaman bawang merah belum dikenal oleh masysrakat desa Pemulutan Ulu. Oleh karena itu, dengan melihat permasalahan tentang rendahnya pendapatan petani, maka diusulkan usaha penanaman bawang merah yang mempunyai peospek harga jual yang tinggi. Namun demikian, hal ini terkendala dengan terbatasnya ketersediaan air. Selain itu, dari pengamatan situasi dan kondisi di desa Pemulutan Ulu, terdapat pekarangan rumah pada hampir seluruh rumah penduduk. Sebagian dari pekarangan tersebut ditanami dengan tanaman tahunan namun produktivitasnya sangat rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa pekarangan penduduk tidak produktif. Oleh karena itu, muncul ide untuk membuat pekarangan penduduk tersebut berfungsi dan bermanfaat. Kebanyakan pekarangan rumah tersebut sempit namun dapat diusahakan untuk menanam tanaman sayuran, terutama bawang merah. Tanaman sayuran yang dikonsumsi sehari-hari dapat dipenuhi dengan cara menanam bawang merah sendiri di pekaranagn rumah. Apabila berhasil, para ibu rumah tangga tidak hanya berhemat untuk pengeluaran rumah tangga, tetapi juga dapat meningkatkan penghasilan bagi rumah tangga. Seperti telah diketahui, bawang merah merupakan salah satu komoditas yang berniali ekonomi tinggi. Kebutuhan masayarakat terhadap bawang merah sangat tinggi karena pada setiap masakan bawang merah selalu digunakan. Dengan memproduksi bawang merah sendiri, kebutuhan akan bawang merah akan terpenuhi. Produksi yang tinggi, mungki tidak terserap oleh 447

kebuthan masyarakat di desa Pemulutan Ulu. Oleh karena itu, produksi bawang merah di Pemulutan Ulu dapat dijual di pasar baik pasar desa maupun keluar desa Pemulutan Ulu. Masyarakat desa Pemulutan Ulu diketahui berprofesi sebagai petani. Namun dari pengamatan sejak 3 tahun terakhir ini, kebutuhan akan sayuran untuk masyarakat di desa tersebut masih dipasok atau didatangkan dari luar desa. Hal tersebut terlihat ketika ada pasar kalangan yang diadakan seminggu sekali setiap hari Minggu. Pada umumnya sayuran-sayuran tersebut dibawa oleh pedagang dari luar desa. Mereka harus membeli sayuran tersebut,terutama sayur yang berwujud bumbu yaitu bawang merah. Selama ini petani atau masyarakat belum mengenal tanaman sayuran bawang merah karena biasanya pada musim tanam pertama mereka menanam padi dan baru pada musim tanam kedua mereka akan menanam sayuran atau palawija lainnya. Usaha penanaman bawang merah belum dikenal oleh masyarakat desa Pemulutan Ulu. Oleh karena itu, dengan melihat permaslaahan tentang rendahnya pendapatan petani, maka diusulkan usaha penanaman bawang merah yang mempunyai peospek harga jual yang tinggi. Namun demikian, hal ini terkendala dengan terbatasnya ketersediaan air. Selain itu, dari pengamatan situasi dan kondisi di desa Pemulutan Ulu, terdapat pekarangan rumah pada hampir seluruh rumah penduduk. Sebagian dari pekarangan tersebut ditanami dengan tanaman tahunan namun produktivitasnya sangat rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa pekarangan penduduk tidak produktif. Oleh karena itu, muncul ide untuk membuat pekarangan penduduk tersebut berfungsi dan bermanfaat. Kebanyakan pekarangan rumah tersebut sempit namun dapat diusahakan untuk menanam tanaman sayuran, terutama bawang merah. Tanaman sayuran yang dikonsumsi sehari-hari dapat dipenuhi dengan cara menanam bawang merah sendiri di pekaranagn rumah. Apabila berhasil, para ibu rumah tangga tidak hanya berhemat untuk pengeluaran rumah tangga, tetapi juga dapat meningkatkan penghasilan bagi rumah tangga. Seperti telah diketahui, bawang merah merupakan salah satu komoditas yang berniali ekonomi tinggi. Kebutuhan masayarakat terhadap bawang merah sangat tinggi karena pada setiap masakan bawang merah selalu digunakan. Dengan memproduksi bawang merah sendiri, kebutuhan akan bawang merah akan terpenuhi. Produksi yang tinggi, mungki tidak terserap oleh kebuthan masyarakat di desa Pemulutan Ulu. Oleh karena itu, produksi bawang merah di Pemulutan Ulu dapat dijual di pasar baik pasar desa maupun keluar desa Pemulutan Ulu. Untuk mengatasi adanya kebutuhan akan bawang merah yang dikonsumsi sehari-hari, perlu dilakukan usaha pertanian yang bersifat mudah dan murah serta berada di sekitar rumah. Diusulkan adanya penanaman bawang merah di sekitar rumah dengan mengandalkan lahan sempit namun dapat dikelola sumber airnya. Tanaman bawang merah yang akan diusahakan ditanam pada polibag atau pot atau wadah bekas. Tanah diambil di sekitar pekarangan rumah, untuk pupuk dapat dibuat sendiri atau memanfaatkan kotoran ayam. Kebutuhan air lebih dapat dikelola mengingat tanaman dalam polibag dan dalam pot. Diharapkan setiap rumah tangga nantinya akan bersedia untuk mengusahakan penanaman bawang merah tersebut. Sebagai pelaksanaannya, akan dibuat contoh 5 orang ibu dari setiap dusun, sehingga terdapat 20 orang ibu yang akan berperan dalam kegiatan ini. Mereka akan menjadi contoh bagi lingkungan dusun dan diharapkan dapat memberikan contoh kepada lingkungan di sekitarnya. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan cara budidaya bawang merah di lahan sempit dengan menggunakan pot dan polibag di lahan pekarangan. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan jenis-jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah dan usaha untuk mengendalikannya. 448

Manfaat dari kegiatan ini masyarakat dapat mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk menanam tanaman bawang merah di pot yang diletakkan di pekarangan rumah. Selain untuk mencukupi kebutuhan akan bawang merah, masyarakat dapat menjualnya apabila dapat dipanen dalam jumlah banyak. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan berkurangnya pengeluaran belanja sehari hari dan bahkan dapat membuat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. II. MATERI DAN METODA PELAKSANAAN Khalayak sasaran adalah anggota kelompok tani Harapan Tani di desa Desa Pemulutan Ulu. dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang (daftar hadir pada lampiran). Kegiatan dibagi dalam 2 tahap : a. Persiapan: meliputi pertemuan untuk memberikan arahan tentang arti penting penanaman bawang merah dalam polibag/pot di pekarangan, cara penyiapan pot atau wadah penanaman yang lain, persiapan media tanam, persiapan benih dan bibit. Juga diperkenalkan adanya hama berupa serangga dan non serangga yang menyerang tanaman bawang merah dan usaha untuk mengendalikannya. b. Pelaksanaan; meliputi praktek penanaman yang dipusatkan di satu rumah penduduk. Dilakukan demonstrasi penanaman, pemupukan, perawatan, penyiraman dll. Penanaman dimulai dari persiapan media tanam di polibag, persiapan benih, penanaman, perawatan, dan terakhir pemanenan. Pada hari panen, akan diadakan pertemuan dengan seluruh anggota keompok tani. Bawang merah yang dipanen boleh dimanfaatkan bagi keluarga masing-masing ataupun dijual apabila memang kebutuhan sendiri sudah terpenuhi Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi: - Evaluasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan. Evaluasi terhadap output kegiatan menjadi point penting, sehingga ditentukan kriteria dan indikator keberhasilan kegiatan pengabdian ini adalah: No. Variabel yang diamati/kegiatan yang dilakukan 1 Survei terhadap lokasi kegiatan, analisis situasi dan khalayak sasaran 2. Sosialisasi dan penyuluhan penanaman tanaman bawang merah dalam polibag 3. Aplikasi penanaman tanaman bawang merah dan teknik Indikator pencapaian/keberhasilan Informasi tentang lokasi, potensi wilayah dan jumlah penduduk, pekerjaan, pendidikan dan kondisi sosial budaya Adanya respon positif dari para anggota kelompok tani untuk menghadiri acara sosialisasi, target 20 rang anggota kelompok tani melaksanakan penanaman bawang merah dan berhasil Tolok Ukur Terkumpulnya data tentang lokasi, potensi wilayah dan jumlah penduduk, pekerjaan, pendidikan dan kondisi socsal budaya 80 persen peserta sosialisasi melaksanakan penanaman bawang merah dalam polibag dan mengenali jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah dan usaha untuk mengendalikannya. 60% anggota kelompok tani berhasil panen tanaman bawang merah dari 449

pengendalian terpadu panen pekarangannya 4. Evaluasi keberhasilan Kelompok tani diajak Sedikitnya 50 persen anggota penanaman tanaman berdiskusi tentang kelompok tani yang menjadi bawang merah dalam pengendalian hama terpadu peserta melaksanakan pot penanaman bawang merah secara berkelanjutan Tabel 1. Evaluasi kegiatan pengabdian Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pemulutan Ulu Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Waktu kegiatan sekitar 6 bulan, dengan jadwal kerja sebagai berikut: No Uraian bulan ke 1 2 3 4 5 6 1 Persiapan (survey lokasi dan kondisi masyarakat) 2 Persiapan bahan (media tanam, pupuk, pot dan benih) 3 Penyuluhan dan demonstrasi cara menanam 4 Pelaksanaan penanaman oleh masyarakat dan teknik pengendalian terpadu hama tanaman sayuran didamping tim pelaksana 5 Evaluasi pelaksanaan 6 Pembuatan laporan 7 Diseminasi hasil pengabdian masyarakat Tabel 2. Waktu dan pelaksanaan kegiatan pengabdian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, 4 November 2017 bertempat di kediaman ketua kelompok tani yaitu di rumah Bapak H. Nujaba. Pada saat dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, peserta yang hadir adalah para anggota kelompok tani Harapan Tani yang berjumlah sekitar 25 orang. Sebagian besar adalah para ibu rumah tangga dan sebagian lainnya adalah para bapak. Sesuai dengan undangan yang disampaikan, para anggota berkumpul di rumah ketua kelompok tani Harapan Tani.maka Materi Materi yang diberikan adalah mulai dari persiapan tanam bawang merah (pemilihan benih dan persiapan media tanam berupa tanah), penanaman, perawatan, pengendalian hama tanaman, dan pemanenan. Anggota Tim Pengabdian kepada masyarakat melakukan paparan tentang memilih benih bawang merah. Para peserta diberi kesempatan untuk melihat dan selanjutnya memilih sendiri benih bawang merah yang baik, bernas dan ukurannya tidak terlalu besar, yaitu umbi bibit besar dengan ukuran diameter > 1,8 cm; ukuran sedang diameter 1,5-1,8 cm dan ukuran kecil dengan diameter 1,5 cm. Ukuran benih besar mempunyai kelebihan ketersediaan 450

cadangan makanan lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan, memiliki ukuran daun lebih panjang, dan tentu saja untuk memenuhi kebutuhan per luasan lahan akan menjadi lebih mahal. Untuk benih berukuran sedang, memiliki jenis umbi ganda dengan rata-rata terdiri dari 2 siung, dan secara ekonomis, harganya lebih murah. Oleh karena itu kepada kelompok tani Harapan tani disarankan untuk memilih umbi berukuran sedang. Setelah penanaman, maka diperkenalkan beberapa jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah. Hama hama penting tersebut meliputi ulat tanah (Agrotis ipsilon), ulat grayak (Spodoptera litura), lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis), dan tungau. Pada dasarnya, para petani sangat memperhatikan keberadaan hama-hama tersebut. Penjelsan dari tim pengabdian tentang hama-hama penting tersbeut meliputi bentuk atau ciri khas morfologis hama, nama lokal dan nama ilmiah, cara hidup atau siklus hidup, cara menyerang atau merusak tanaman bawang merah, gejala kerusakan, musuh alami hama tersebut dan terakhir adalah cara pengendalian. Beberapa peserta mengomentari penjelasan yang disampiakan oleh tim pengabdian, bahwa mereka juga pernah melihat hama-hama tersebut pada pertanaman padi, seperti yang disebut dengan ulat grayak. Selain itu mereka juga menyampaikan bahwa mereka sedikit memahami tentang musuh alami yang merupakan serangga berguna dan berperan sebagai sahabat petani. Beberapa contoh dari musush alami adalah yang disebut dengan predator/pemangsa, parasitoid dan mikrobia yang menyebabkan penyakit pada serangga hama tersebut. Selain itu juga disampaiakan kepada para peserta bahwa penggunaan insektisida kimia bukanlah hal yang dilarang. Penggunaan bahan kimia tersebut dianjurkan dipakai apabila tidak ada lagi cara pengendalian yang dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama. Cara penggunaan insektisidapun harus benar, yaitu tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat dosis. Realisasi pemecahan masalah Ketika ditanyakan kepada para peserta tentang kesannya pada kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, para peserta mengatakan bahwa mereka sangat antusias dan merasa mendapat pelajaran baru. Selama ini mereka belum pernah mengusahakan tanaman bawang merah, sehingga mereka juga belum pernah mengetahui hama apa saja yang menyerang tanaman bawang merah. Dari segi sekonomi, mereka tahu bahwa menanam bawang merah sangat menguntungkan mengingat harga bawang merah yang cukup mahal di pasar, sehingga mereka menyampaikan apabila mereka dapat menanam bawang merah sendiri, mereka tentunya akan dapat memanen tanamn tersebut dan dimanfaatkan bagi kepentingan rumah tangga. Ataupun ketika mereka dapat memanen lebih, maka sisa hasil panen dapat dijual dan menjadi penghasilan bagi mereka. Tindak lanjut Dalam diskusi dengan tim pengbadian, para petani mengharapkan adanya kegiatan tindak lanjut dalam mengusahakan bawang merah tersebut. Kalau yang dijelaskan dan disampaikan oleh tim adalah penanaman bawang merah didalam polibag, maka ke depan diharapkan dapat dilakukan penanaman di lahan yang luas dimana jumlah tanaman yang diusahakan lebih banyak, sehingga dapat diperoleh produksi yang lebih meningkat pula. Dokumentasi kegiatan 451

Gambar 1. Penanaman bawang merah (2 minggu setelah tanam) Gambar 2. Penanaman bawang merah 5 minggu setelah tanam Gambar 3. Penanaman bawang merah dalam polibag Gambar 4. Penanaman bawang merah dalam polibag di halaman rumah 452

Gambar 5.Bibit bawang merah tumbuh dengan subur Gambar 6. Penjelasan tentang materi penanaman bawang merah dalam polibag Gambar 7. Diskusi dengan peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat 453

Gambar 8. Penyerahan bibit bawang merah dari tim FP Unsri kepada kelompok tani Harapan Tani IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat disimpulkan bahwa kegiatan dengan topik penanaman bawang merah dan pengendalian hama penyakitnya mendapat perhatian yang sangat baik dari peserta yaitu para anggota kelompok tani Harapan tani. Topik tersebut sangat menarik karena para anggota kelompok tani belum pernah melakukan usaha budidaya tanaman bawang merah. Masalah hama tanaman merupakan masalah yang tidak ada habisnya dan selalu muncul dalam berbagai spesies. Dari hasil kegiatan ini, mereka menyampaikan bahwa mendapat pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali hama tanaman bawang merah dan cara pengendaliannya. Saran Untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya, disarankan untuk mengambil topik yang sama yaitu penanaman bawang merah, namun diikuti dengan pendampingan yang lebih intensif. DAFTAR PUSTAKA [1] Alek. 2014. Budidaya tanaman dalam pot. Penerbit Tanipedia. Pasuruan Anonim. 2017. Panduan praktis budidaya bawang merah. http://alamtani.com/budidayabawang- merah.html. diakses juni 2017 [2] Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru-van Hoeve. Jakarta. [3] Sumarni, N dan A. Hidayat. 2005. Budidaya bawang merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang Hortikultura.Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. [4] Setyoadji. D. 2016. Asyiknya bercocok tanam sayuran polibag dalam pot dan tabulampot. Araska Publisher. Jakarta. 454